Nilai :
1
FAKULTAS TEKNIK UNNES SEMARANG
Labolatorium Elektro Smt : 6 No : 1
Generator AC Tiga Fasa
Jurusan : Teknik Elektro Waktu : 2 SKS
A. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum saya dapat :
1. Menganalisis perubahan arus dan beban tiba-tiba
2. Menganalisis perubahan arus penguat magnit secara tiba-tiba
B. Teori Dasar
Pengertian
Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga sebagai alternator atau
generator AC (alternating current) atau juga generator singkron. Alat ini sering
dimanfaatkan di industri untuk mengerakkan beberapa mesin yang menggunakan
arus listrik sebagai sumber penggerak. Generator arus bolak-balik berfungsi
mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-balik.
Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Generator arus bolak-balik 1 fasa
b. Generator arus bolak-balik 3 fasa
Prinsip Kerja
Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang
menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubah-
ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik.
Besar tegangan generator bergantung pada :
1. Kecepatan putaran (N)
2. Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluk (Z)
3. Banyaknya fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet (f)
4. Konstruksi Generator
Generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu
1. Stator, merupakan bagian diam dari generator yang mengeluarkan tegangan
bolak-balik. Stator terdiri dari badan generator yang terbuat dari baja yang
berfungsi melindungi bagian dalam generator, kotak terminal dan name plate
2
pada generator. Inti Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang berlapis-
lapis dan terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator yang
merupakan tempat untuk menghasilkan tegangan. Sedangkan, rotor berbentuk
kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder).
Konstruksi dari generator sinkron dapat dilihat pada gambar berikut ini.
2. Rotor, merupakan bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang
menginduksikan ke stator.
D. Gambar Rangkaian
RANGKAIAN UJI
A. Diagram Tunggal
V A F
So S V S1 S2 (beban tak seimbang)
M G
= Beban 3 Fasa
3
1. Perubahan arus beban berubah tiba-tiba dengan beban seimbang
So S1
V
V
M G
2. Perubahan arus beban berubah tiba-tiba dengan beban tidak seimbang seimbang
Gambar rangkaian
So S01 S1
A
1
1
V S2
M G A
S3
E. Langkah Kerja
1. Menyalakan Motor bantu
2. Menghidupkan generator
3. Mengatur Rpm pada putaran generator
4. Mengatur AVR / Regulator agar tegangan 220 V
a. Pengujian akslerasi beban R (lampu)
1. Menghidupkan lampu 3 rangkaian secara satu per satu.
4
2. Menghidupkan 3 lampu pertama dan ukur tegangan dan arus yang dibutuhkan
dari I start ke I run .
3. Menghidupkan 3 lampu kedua dan ukur tegangan dan arus yang dibutuhkan
untuk kenaikan arus pada I startnya dan penurunan arus kettika sudah normal.
4. Menghidupkan 3 lampu kedua dan ukur tegangan dan arus yang dibutuhkan
untuk kenaikan arus pada I startnya dan penurunan arus kettika sudah normal.
- Melakukan hal yang sama pada beban C (kapasitor) dan beban L (motor).
F. Data Pengukuran
1. Data Akselerasi pada beban R
No. V0 Vn I0 Ist In
1 220 200 0 1.5 0.5
2 220 195 0.5 2 1.3
3 220 180 1.3 3 1.75
Grafik data akslerasi pada R yang ada :
7
6 tegangan (V)
5 R3 210
4
200
3 R2 tegangan V
190
2
1 180
R1
0 170
I0 Ist In R1 R2 R3
5
2. Data Deslerasi pada beban R
No. V0 Vn I0 Ist In
1 220 180 1.3 3 1.75
2 220 195 1.75 0 1.25
3 220 205 1.25 0 0.5
4 220 220 0.5 0 0
Grafik data deslerasi pada R yang ada :
3.5
3
tegangan V
2.5 250
R awal
2 200
R1 150
1.5 tegangan V
R2 100
1 50
R3
0.5 0
0 R R1 R2 R3
I0 Ist In awal
No. V0 Vn I0 Ist In
1 220 212 0 7 1.2
2 220 205 1.2 4 1.75
3 220 200 1.75 3.75 2.1
Grafik data akslerasi pada L yang ada :
8
7 tegangan V
6 215
5 L1 210
4
L2 205 tegangan V
3
L3 200
2
195
1
0 190
I0 Ist In L1 L2 L3
6
4. Data Deslerasi pada beban L
No. V0 Vn I0 Ist In
1 220 200 1.75 3.75 2.1
2 220 205 2.1 1.5 1.75
3 220 213 1.75 0 1
4 220 220 1 0 0
Grafik data deslerasi pada L yang ada :
4
3.5 tegangan V
3 230
2.5 L awal
220
2 L1
tegangan V
1.5 210
L2
1 L3 200
0.5
190
0 L awal L1 L2 L3
I0 Ist In
No. V0 Vn I0 Ist In
1 180 186 0 1.4 1.1
2 180 196 1.1 3 1.9
3 180 200 1.9 4 3.1
Grafik data akslerasi pada C yang ada :
5
tegangan V
4
250
3 C1 200
150
C2 tegangan V
2 100
C3 50
1
0
0 C C1 C2 C3
I0 Ist In awal
7
6. Data Deslerasi pada beban C
No. V0 Vn I0 Ist In
1 180 205 3.1 4 1.9
2 180 197 1.9 0 2
3 180 191 2 0 1
4 180 180 1 0 0
Grafik data deslerasi pada C yang ada :
5
tegangan V
4
210
C awal
3 200
C1 190
tegangan V
2 C2 180
170
1 C3
160
0 C C1 C2 C3
I0 Ist In awal
8
4. Pada saat generator beban deselerasi untuk beban C maka terjadi penurunan
teganan dan arus setiap beban dikurangi ini karena kapasitor tidak memperbaiki
cos Q lagi dan tidak memperbiki daya yang ada.
H. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa saat generator diberi
beban tipe R dan L akan terjadi kenaikan dan penurunan tegangan sesuai dengan
banyaknya pembebanan, namun ketika generator mensuplay beban tipe C daya
suplay generator yang dibutuhkan lebih sedikit karena sifat Capasitor yang dapat
memperbaiki faktor daya.