Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI

(MP ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOMPE

Correlation Of Extra Food administered Of breast Feeding With diarrhea Toward babies
in Tompe public Health centre (PHC).

Rafika1, Pesta corry S.2, Maharani Farah Dhifa3


1
Program Studi IlmuKeperawatan STIKesWidya Nusantara Palu
2
STIKesWidya Nusantara Palu
*email : Rafikaika51@gmail.com

ABSTRAK
Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung 5-10 juta
kematian/tahun World Health Organization (WHO). Berdasarkan data dari Puskesmas Tompe, penderita diare
Tahun 2016 sebanyak 311 kasus, 87 kasus terjadi pada bayi dan balita, 39 kasus terjadi pada bayi usia 0-6
bulan. sementara pada Tahun 2017 terjadi peningkatan sebanyak 385 kasus. 95 kasus terjadi pada bayi dan
balita, 41 kasus terjadi pada bayi usia 0-6 bulan. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis Hubungan
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan Kejadian Diare pada Bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Tompe. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan
case control. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juli 2018. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak
214 bayi. Besar sampel dihitung berdasarkan rumus Dahlan 2017 dengan jumlah sampel kelompok kasus
sebanyak 31 responden dan kelompok kontrol 31 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive
sampling pada kelompok kasus dan pada kelompok kontrol menggunakan teknik Random Sampling. Analisis
data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji person chi-square dengan tingkat kemaknaan
95% (α ≤ 0,05). Hasil Uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara Frekuensi pemberian MP-ASI (p
value=0.038), Porsi pemberian MP-ASI (p value=0.003) dan jenis pemberian MP-ASI (p value=0.007)
terhadap kejadian diare pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Tompe. dari hasil penelitian dapat di simpulkan
bahwa secara umum terdapat hubungan antara pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan
kejadian diare pada bayi di wilayah kerja puskesmas tompe.

Kata kunci : MP-ASI , Kejadian diare.

ABSTRACT
According To WHO until now the diarrhea become one of death causing in the world. About 5-10 millions
die every year. Based in tompe PHC data. In 2016 about 311 cases of diarrhea, with 87 cases among the
infant and under five year old, 39 cases of infant in 0-6 months. In 2017 have increasing of the case, about
385 cases, for infant and baby under five years old about 95 cases, and 41 cases among infant in 0-6 months.
The aim oh this research to always the correlation of extra food administered of breast feeding toward baby
in Tompe PHC. This is quantitative research with survey analyses design and case control approaching. This
research done on july 2018 with the number of population about 2014 baby. Sampling accounted by dahlan
2017 formula with a number of sampling was 31 respondents and it taken by purposive sampling technique
foward control grup and case grup by random sampling technique data analysed by univariat and bivariat
with person chi-square test and P value 95% ((α ≤ 0,05). Statistic test shown that having correlation between
frequency of extrafood administered of breast feeding (P value = 0.038), extra food portion administered (P
value = 0.003), the type administered (P value =0.007) foward diarrhea among of babies in tompe PHC. By
this research, could be concluded that having correlation between extrafood administered of breast feeding.
And diarrhea toward babies in tompe PHC teritority.

Keywords : Extra Food Of breast feeding, diarrhea.

1
PENDAHULUAN METODE

WHO (2009) Penyakit diare sampai saat Desain penelitian yang di gunakan dalam
ini masih merupakan penyebab kematian utama di penelitian ini adalah kuantitatif survei analitik
dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. yaitu melakukan analisis korelasi antara faktor
Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya pemberian MP-ASI dengan kejadian diare pada
angka kesakitan dan kematian akibat diare. World bayi. Jenis penelitian ini yaitu penelitian
Health Organization (WHO) memperkirakan 4 observasional dengan menggunakan rancangan
milyar kasus terjadi di dunia dan 2,2 juta kasus pembanding (case control ). Metode
diantaranya meninggal, dan sebagian besar anak- penelitian yang digunakan adalah pendekatan
anak di bawah umur 5 tahun1. Data profil retrospektif yaitu penelitian dengan melihat
kesehatan Indonesia menyebutkan tahun 2012 paparan pada waktu yang lampau (backward
jumlah kasus diare yang ditemukan sekitar looking) dimana pengumpulan data dimulai dari
213.435 penderita dengan jumlah kematian 1.289, paparan yang telah terjadi, kemudian dari paparan
dan sebagaian besar (70-80%) terjadi pada anak- tersebut akan ditelusuri ke belakang untuk melihat
anak dibawah 5 tahun, Penyakit diare merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare
penyakit endemis di Indonesia dan juga pada bayi.
merupakan penyakit pontensial Kejadian Luar Instrumen yang digunakan adalah kuesioner
Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian, yaitu alat pengumpul data yang berupa pertanyaan-
pada tahun 2015 terjadi 18 kali Diare yang terbesar pertanyaan tertulis. Kuesioner adalah daftar
di 11 provinsi, 18 kabupaten/kota dengan jumlah pertanyaan yang telah disusun dengan baik,
penderita 1.213 orang dan kematian 30 orang Case dimana responden tinggal dengan memberikan
Fatality Rate (CFR) 2,47% (Depkes 2015)2. jawaban atau dengan memberikan tanda tertentu.
(Dinkes Sulteng 2016).Data di Sulawesi Setelah kuesioner sebagai alat pengumpul selesai
Tengah, kasus diare berdasarkan laporan bulanan disusun, belum berarti kuesioner tersebut dapat
program diare menurutkabupaten/kota tahun 2014 langsung digunakan untuk mengumpulkan data.
jumlah kasus diare yang di tangani di sarana Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur
kesehatan adalah sebanyak 62.252 kasus dengan penelitian (Notoatmodjo 2005).
prsentase yaitu 102,7%, pada tahun 2015 sebanyak Instrumen dalam penelitian menggunakan
55.715 kasus dengan presentase 90,5%, sedangkan lembar kuesioner dengan menggunakan teknik
untuk tahun 2016 sebanyak 62.161 kasus dengan wawancara. Pada bagian pertama dalam kuesioner
presentase 78,8% kasus. berisi tentang data responden berupa nama, usia,
Kabupaten Donggala terbagi menjadi 16 alamat, pekerjaan, pendidikan terakhir dan
kecamatan dan salah satunya adalah kecamatan menanyakan apakah responden pernah mengalami
Sirenja. Berdasarkan data dari Puskesmas Tompe, diare atau tidak mengalami diare.
penderita diare Tahun 2016 sebanyak 311 kasus,
87 kasus terjadi pada bayi dan balita, 39 kasus HASIL
terjadi pada bayi usia 0-6 bulan. sementara pada
Tahun 2017 terjadi peningkatan sebanyak 385 Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden
kasus. 95 kasus terjadi pada bayi dan balita, 41 Berdasarkan Usia
kasus terjadi pada bayi usia 0-6 bulan.
Kasus Kontrol
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas)
tahun 2008, menunjukkan bahwa bayi yang Usia Ibu Tidak Diare
mendapatkan MP ASI sebelum berusia enam Diare (%)
bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, (%)
batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yang 17-20 18 (58.06) 14 (45.16)
hanya mendapat ASI eksklusif dan mendapatkan
MP ASI dengan tepat waktu (usia pemberian MP 21-25 13 (41.94) 17 (54.84)
ASI setelah enam bulan).
Total 31 (100%) 31 (100%)
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan frekuensi MP-ASI dengan terjadinya
diare, mengetahui hubungan porsi MP-ASI dengan
terjadinya diare, mengetahui hubungan jenis MP-
ASI dengan terjadinya diare pada bayi di wilayah
kerja puskesmas Tompe.

2
Kasus Kontrol Tabel 2 Distribusi karakterstik responden
Usia Bayi berdasarkan pendidikan terakhir
Diare (%) Tidak Diare (%) Kasus Kontrol

6 2 (6.45) 4 (12.90) Pendidikan Tidak diare


Diare (%)
7 4 (12.90) 8 (25.80) (%)
8 7 (22.58) 5 (16.12) SD
9 (29.03) 5 (16.12)
9 6 (19.35) 6 (19.35) SMP
15 (48.38) 9 (29.03)
10 2 (6.45) 3 (9,67) SMA
5 (16.12) 15 (48.38)
11 1 (3.22) 2 (6.45) PERGURUAN
2 (6.45) 2 (6.45)
12 9 (29.03) 3 (9.67) TINGGI
Total 31 (100 %) 31 (100 %) Total 31 (100 %) 31 (100 %)
Sumber: peneliti, 2018 Sumber: peneliti, 2018

Bersarkan Tabel 1 Distribusi Karakteristik Tabel 3 Distribusi karakterstik responden


Responden Berdasarkan Usia menunjukkan dari 31 berdasarkan pekerjaan
responden ibu yg berusia 17-20 tahun pada Kasus Kontrol
kelompok kasus sebesar 18 orang (58.06%), dan
ibu yang berusia 21-25 tahun sebesar 13 orang Pekerjaan Tidak diare
atau sebanyak (41.94%). Sedangkan pada Diare (%)
kelompok kontrol ibu bayi yang berusia 17-20 (%)
tahun adalah 14 orang (45.16%), dan yang berusia URT 27 (87.09) 26 (83.87)
21-25 tahun sebesar 17 orang atau (54.84%).
Dalam tabel 4.1 juga menunjukkan dari 31 PEDAGANG 1 (3.22) 1 (3.22)
bayi yang menjadi responden pada kelompok PETANI 2 (6.45) 2 (6.45)
kasus, yang berusia 6 bulan sebanyak 2 bayi
(6.45%), 7 bulan 4 bayi (12.90%), 8 bulan 7 bayi PNS 1 (3.22) 2 (6.45)
(22.58%), 9 bulan 6 bayi (19.35%), 10 bulan 2 Total 31 (100 %) 31 (100 %)
bayi (6.45%), 11 bulan 1 bayi (3.22%), dan 12
bulan sebanyak 9 bayi (29.03%). Sedangkan pada Sumber: peneliti, 2018
kelompok kontrol bayi yang berusia 6 bulan
sebanyak 4 bayi (12.90%), 7 bulan 8 bayi Berdasarkan Tabel 3 Distribusi
(28.80%), 8 bulan 5 bayi (15.12%), 9 bulan 6 bayi karakterstik responden berdasarkan pekerjaan
(19.35%), 10 bulan 3 bayi (9.67%), 11 bulan 2 menunjukkan dari 31 responden pada kelompok
bayi (6.45%), dan 12 bulan sebanyak 3 bayi kasus 27 responden (87.09%) berprofesi sebagai
(9.67%). pada tabel dalam kelompok kasus URT, 1 responden (3.22%) sebagai pedagang, 2
menunjukkan usia bayi yang mengalami diare responden (6.45%) petani, dan 1 responden
terbanyak adalah usia 12 bulan (29.03%). (3.22%) berprofesi sebagai PNS.
Berdasarkan Tabel 2 Distribusi Sedangkan pada kelompok kontrol yang
karakterstik responden berdasarkan pendidikan berprofesi sebagai URT sebanyak 26 responden
terakhir menunjukkan bahwa dari 31 responden (83.87%), pedagang sebanyak 1 responden
pada kelompok kasus 9 responden (29.03%) (3.22%), 2 responden (6.45%)sebagai petani, dan 2
berpendidikan terakhir SD, 15 responden (48.38%) responden (6.45%) berprofesi sebagai PNS.
SMP, 5 responden (16.12%) SMA, dan 2
responden (6.45%) berpendidikan terakhir Analisis Bivariat
perguruan tinggi atau akademik. Sedangkan pada Berdasarkan Hasil Analisis pada Tabel 4
kelompok kontrol 5 responden (16.12%) Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping ASI
berpendidikan terakhir SD, 9 responden (29.03%) (MP-ASI) dengan Kejadian Diare pada Bayi di
SMP, 15 responden (48.38%) SMA, dan 2 Wilayah Kerja Puskesmas Tompe, di dapatkan
responden (6.45%) berpendidikan terakhir bahwa nilai p value = 0.038 di mana p hitung
perguruan tinggi atau akademik. lebih kecil dari p tabel (p value ≤ 0,05) hal ini

3
menunjukkan bahwa terdapat hubungan frekuensi Tabel 6 Hasil Analisis Jenis Pemberian
pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan
dengan kejadian diare pada bayi di wilayah kerja Kejadian Diare pada Bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Tompe. Puskesmas Tompe
Tabel 4 Hasil Analisis Frekuensi Jenis Kasus Kontrol
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP- pemberi
ASI) dengan Kejadian Diare pada Bayi di p value
an Tidak
Wilayah Kerja Puskesmas Tompe. Diare (%)
MP-ASI Diare (%)
Kasus Kontrol
Frekuensi Tidak
pemberian Diare Tidak Diare p value
MP-ASI Tepat
(%) (%) 22 (70.96) 9 (29.03)
Tepat 0.007
Tidak Tepat 9 (29.03) 22 (70.96)
(menurut
( > / < ) 8 (25.80) 2 (6.45)
0.038 Depkes)
Tepat ( 3 x23 (74.19) 29 (93.54)
Total 31 (100%) 31 (100%)
sehari )
Sumber: peneliti, 2018
Total 31 (100%) 31 (100%)

Sumber: peneliti, 2018


PEMBAHASAN
Tabel 5 Hasil Analisis Porsi Pemberian Hubungan Pemberian Makanan Pendamping
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan ASI (MP-ASI) dengan Kejadian Diare pada
Kejadian Diare pada Bayi di Wilayah Kerja Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Tompe
Puskesmas Tompe
Berdasarkan hasil analisis uji statistik chi-
Kasus Kontrol
Porsi square hubungan frekuensi pemberian makanan
pemberian Tidak Diare p value pendamping ASI (MP-ASI) dengan kejadian diare
MP-ASI Diare (%) pada bayi dalam tabel analisis bivariat 4 di
(%)
dapatkan nilai p value = 0.038 yang artinya
Tidak Tepat 26 (83.87) 23 (74.19) terdapat hubungan antara frekuensi pemberian
0.003
Tepat 5 (16.12) 8 (25.80) makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan
kejadian diare pada bayi. Hal ini menunjukkan
Total 31 (100%) 31 (100%) bahwa bayi yang diberi makanan pendamping ASI
Sumber: peneliti, 2018 dengan frekuensi yang tidak tepat, kemungkinan
Berdasarkan Hasil Analisis pada Tabel 5 tidak mempunyai risiko lebih besar untuk
Porsi Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP- mengalami diare dibanding dengan bayi yang
ASI) dengan Kejadian Diare pada Bayi di Wilayah diberi makanan pendamping ASI dengan frekuensi
Kerja Puskesmas Tompe, di dapatkan bahwa nilai yang tepat.
p value = 0.003 hal ini menunjukkan bahwa Saat memberikan makanan pendamping
terdapat hubungan porsi pemberian makanan ASI pada bayi, penting bagi ibu untuk selalu
pendamping ASI (MP-ASI) dengan kejadian diare memperhatikan jumlah porsi atau takaran makanan
pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Tompe. pendamping ASI yang akan di berikan pada bayi,
Berdasarkan Hasil Analisis pada Tabel 4.9 dari hasil uji statistik pada tabel 5 analisis bivariat
jenis Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP- di dapatkan nilai p value sebesar 0.003 yang
ASI) dengan Kejadian Diare pada Bayi di Wilayah berarti terdapat hubungan antara porsi pemberian
Kerja Puskesmas Tompe, di dapatkan bahwa nilai makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan
p value = 0.007 di mana p hitung lebih kecil dari p kejadian diare pada bayi di wilayah kerja
tabel (p value ≤ 0,05) hal ini menunjukkan bahwa puskesmas tompe.
terdapat hubungan jenis pemberian makanan Hasil uji statistik pada tabel 6 analisis
pendamping ASI (MP-ASI) dengan kejadian diare hubungan jenis pemberian makanan pendamping
pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Tompe. ASI (MP-ASI) dengan kejadian diare pada bayi di
wilayah kerja puskesmas Tompe di dapatkan nila p
value = 0.007 yang bermakna adanya hubungan

4
antara jenis pemberian makanan pendamping ASI Frekuensi pemberian MP-ASI yang tepat, Porsi
(MP-ASI) dengan kejadian diare pada bayi. Pemberian MP-ASI, dan jenis Pemberian MP-ASI,
Hasil penelitian ini sejalan dengan serta memberi pemahaman agar selalu menimbang
penelitian yang di lakukan oleh Halimah (2016) dan memeriksakan bayi di puskesmas atau
yaitu tentang hubungan makanan pendamping air posyandu setiap bulannya, yang ditujukan pada ibu
susu ibu (MP-ASI) dengan kejadian diare pada yang memiliki bayi dan ibu menyusui sehingga
bayi di wilayah kerja puskesmas paduan rajawali memiliki pengetahuan yang baik mengenai ASI
kecamatan meraksa aji kabupaten tulang bawang maka pemberian minuman maupun makanan
yang di dapatkan nilai p value = 0.030 dan berarti tambahan (MPASI) tidak akan diberikan kepada
terdapat hubungan yang signifikan antara bayi sebelum bayi berusia lebih dari 6 bulan.
pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI)
dengan kejadian diare pada bayi. DAFTAR PUSTAKA
Penelitian yang sama juga di lakukan oleh Azrul, A. (2003). Peningkatan Gizi Balita melalui
Maharani (2016) yaitu tentang Pemberian Mutu MP ASI,
Makanan Pendamping ASI Dini Berhubungan http://www.bsn.or.id/berita/news
dengan Kejadian Diare pada Bayi umur 0 – 12
bulan di Kecamatan Dampal Utara, Tolitoli, Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan. Bandung:
Sulawesi Tengah menunjukkan hasil Berdasarkan PT Refika Aditama
hasil uji chi-square didapatkan nilai p-value <0,05 Dina. (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi
yaitu sebesar 0,014 yang artinya ada hubungan Ibu dalam Pemberian Makanan
pemberian MP ASI dini dengan kejadian diare Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI)
pada bayi umur 0-12 bulan di Kecamatan Dampal Pada Bayi Usia 0-6 Bulan (Karya
Utara, Tolitoli, Sulawesi Tengah. Sedangkan hasil Ilmiah).Fakultas Ilmu Kesehatan.
analisis nilai OR 7,8 artinya bayi yang Universitas Diponegoro Semarang.
mendapatkan MP ASI dini mempunyai peluang
7,8 kali megalami diare. Depkes RI. 2007. Buku Pedoman Pemberian
Makanan Pendamping ASI. Jakarta:
SIMPULAN DAN SARAN Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat dan
SIMPULAN Direktorat Bina Gizi Masyarakat
1. Sebagian besar bayi yang mengalami diare di
wilayah kerja puskesmas tompe di akibatkan [DINKES SULTENG] Dinas Kesehatan Sulawesi
karena masih banyak ibu yang keliru dalam Tengah. (2016). Profil Kesehatan
pola pemberian MP-ASI, baik dari frekuensi Provinsi Sulawesi Tengah. Palu:
pemberian, porsi pemberian, hingga jenis DINKES SULTENG.
pemberian MP-ASI yang belum tepat terhadap Halimah, (2016). Hubungan makanan pendamping
bayinya. air susu ibu (MP-ASI) dengan kejadian
2. Terdapat hubungan Antara Frekuensi diare pada bayi di wilayah kerja
Pemberian MP-ASI dengan kejadian diare pada puskesmas paduan rajawali kecamatan
di wilayah kerja puskesmas tompe dengan nilai meraksa aji kabupaten tulang bawang.
p value sebesar 0.038. Program Studi Keperawatan, Sekolah
3. Terdapat hubungan Antara Porsi Pemberian Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung.
MP-ASI dengan kejadian diare pada di wilayah
kerja puskesmas tompe dengan nilai p value Maharani, (2016). Pemberian Makanan
sebesar 0.003. Pendamping ASI Dini Berhubungan
4. Terdapat hubungan Antara Jenis Pemberian dengan Kejadian Diare pada Bayi
MP-ASI dengan kejadian diare pada di wilayah umur 0 – 12 bulan di Kecamatan
kerja puskesmas tompe dengan nilai p value Dampal Utara, Tolitoli, Sulawesi
sebesar 0.007. Tengah. Universitas Alma Ata
Yogyakarta.
SARAN
M. Sopiyudin D. (MSD). 2017. Pintu gerbang
Bagi petugas kesehatan perlu memahami epidemiologi, biostatistik,
meningkatkan promosi kesehatan mengenai dan metode penelitian.
dampak atau akibat dari pemberian MP-ASI dini
kepada bayi, cara pemberian MP-ASI yang benar,

Anda mungkin juga menyukai