Oleh :
:
Upaya Memotivasi Siswa Dalam Pembelajaran Mengelola Pertemuan/Rapat Melalui
Pemberian Penguatan Verbal dan Non Verbal
Menyetujui,
Kepala Sekolah Peneliti
Puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah S.W.T karena berkat rakhmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan kelas ini.
Dengan rasa penuh tanggung jawab maka maka penulis menyusun laporan ini
berdasarkan observasi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Banjar tahun pelajaran
2011/2012. Penulisan laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syara dalam pengajuan
kenaikan pangkat.
Dalam penulisan laporan ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik aspek kualitas
maupun aspek kuantitas dari materi penelitian yang disajikan. Semua ini didasarkan dari
keterbatasan yang dimiliki penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan pendidikan dimasa
yang akan datang. selanjutnya dalam penulisan laporan ini penulis banyak diberi bantuan oleh
berbagai pihak.
Teriring doa semoga segala bantuan yang telah diberikan, sebagai amal shaleh senantiasa
mendapat Ridha Alloh Swt. Sehingga pada akhirnya laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembangunan pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu serta kemampuan professional
tenaga kependidikan guru sekolah dasar pada khususnya.
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR Ii
……………………………..……………………
DAFTAR ISI Iii
……………………………………………….…………... v
DAFTAR TABEL
………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
…………………………………………
B. Rumusan Masalah 5
………………………………………………..
C. Tujuan Penelitian 5
………………………………………………...
D. Manfaat Penelitian 5
……………………………………………….
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Pelajaran Mengelola 7
Pertemuan/Rapat......………………
B. Konsep Belajar 8
……………………………………………...……
C. Strategi Belajar Mengajar 9
………………………………………..
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian 14
………………………………………………...
B. Deskripsi Per Siklus 14
……………………………………………...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 21
…………………………………………………..
B. Temuan dan Refleksi 24
…………………….………………………
C. Pembahasan 26
…………………………………………….………..
BAB V KESIMPULAN , SARAN DAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan 29
……………………………………………………….
B. Saran 29
……………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA 30
………………………………………………...
DAFTAR TABEL
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara memotivasi siswa dalam standar kompetensi mengelola pertemuan/rapat agar
pembelajaran bisa dipahami secara merata ?
2. Bagaimana cara meningkatkan proses pembelajaran dalam standar kompetensi mengelola
pertemuan/rapat ?
3. Apakah pemberian penguatan verbal dan non verbal dapat meningkatkan pemahaman siswa
dalam standar kompetensi mengelola pertemuan/rapat ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan motivasi siswa dalam standar kompetensi mengelola pertemuan/rapat agar
pembelajaran bisa dipahami secara merata.
2. Meningkatkan proses belajar mengajar standar kompetensi mengelola pertemuan/rapat.
3. Meningkatkan pemahaman siswa dalam standar kompetensi mengelola pertemuan/rapat dengan
metode pemberian penguatan verbal dan non verbal.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat memberikan pengalaman baru bagi penulis,
serta dapat meningkatkan pengetahuan dalam mengatasi masalah pembelajaran khususnya
mengelola pertemuan/rapat, sehingga pengalaman ini dapat didesain sedemikian rupa sehingga
dapat diterapkan pada standar kompetensi lain.
b. Bagi Kepala Sekolah dan Guru, dapat dijadikan media motivasi untuk dapat dilaksanakan di
sekolah di tempat bekerja yaitu di SMK Negeri 1 Banjar, dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran.
c. Bagi siswa, dapat memberikan kesan bahwa belajar mengelola pertemuan/rapat itu mudah dan
menyenangkan serta dapat memberikan wawasan materi pembelajaran.
d. Bagi pembaca, dapat dijadikan rujukan atau bahan pembelajaran dalam upaya melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dengan melihat paparan tersebut di atas maka penulis dapat memberikan penjelasan yaitu
untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, maka siswa dalam proses pembelajaran
tidak hanya mendengarkan, tetapi harus terjun dalam aktivitas pembelajaran yang disampaikan.
Maka dari itu proses pembelajaran harus didesain sedemikian rupa agar supaya proses
pembelajaran dapat diterima dengan cepat oleh siswa.
Pembelajaran suatu pelajaran akan bermakna bagi siswa apabila guru mengetahui
tentang objek yang diajarkannya sehingga dapat mengajarkan materi tersebut dengan penuh
dinamika dan inovasi dalam proses pembelajarannya.
Berbagai cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk memungkinkan konsep-konsep abstrak
itu dipahami anak. Bruner (1978) memberikan
pemecahan berbentuk jembatan bailey untuk mengkongkritkan yang abstrak itu dengan enactive,
iconic, dan symbolic melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik,
lambang, keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata yang dapat dipahami siswa.
1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama
dari guru yang sama pula.
Dari ketiga kata di atas dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari
guru yang dilakukan oleh siswa.
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam
peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru
dengan siswa yang sedang belajar.
Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan
pendidikan di dalam dan luar kelas
3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan
4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap
proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.
Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang penelitian
tindakan, perlu kiranya dipahami bersama prinsip-prinsip yang harus dipenuhi. Prinsip-prinsip
yang dimaksud adalah :
1. Kegiatan nyata dalam situasi rutin
Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin, karena jika penelitian
dilakukan dalam kondisi lain, hasilnya tidak dijamin dapat dilaksanakan lagi dalam situasi
aslinya, atau dengan kata lain penelitiannya tidak dalam situasi wajar. Oleh karena itu, penelitian
tindakan tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah ada.
Diantara unsur dalam SMART, unsur ketiga acceptable adalah yang paling terkait dengan
subyek yang akan dikenai tindakan. Oleh karena itu, sebelum guru menentukan lebih lanjut
tindakan yang akan diberikan, mereka harus diajak bicara. Tindakan yang akan diberikan oleh
guru dan akan mereka lakukan harus disepakati dengan suka rela. Dengan demikian, guru dapat
mengharapkan tindakan yang dilakukan oleh siswa dilandasi atas kesadaran dan kemauan penuh.
Dampaknya adalah akan menghasilkan semangat atau kegairahan yang tinggi.
1. Harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran dan diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Menuntut dilakukannya pencermatan secara terus menerus, ohjektif, dan sistematis. Hasil
pencermatan ini digunakan sebagai bahan untuk menentukan tindak lanjut yang harus diambil
segera oleh peneliti
3. Dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan.
4. Terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah
jadwal yang berlaku.
5. Harus betul-betul disadari oleh pemberi maupun pelakunya, sehingga pihak-pihak yang
bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang dilakukan dibandingkan dengan rencana
yang sudah dibuat sebelumnya.
6. Harus benar-benar menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan, yaitu
siswa yang sedang belajar.
Objek PTK harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan objek
yang sedang diam dan tanpa gerak. Unsur-unsur yang dapat dijadikan sasaran/objek PTK
tersebut adalah : (1) siswa, (2) guru, (3) materi pelajaran, (4) peralatan atau sarana pendidikan,
meliputi peralatan, baik yang dimiliki oleh siswa secara perseorangan, peralatan yang disediakan
oleh sekolah, ataupun peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas dan di laboratorium, (5)
hasil pembelajaran, (6) lingkungan, dan (7) pengelolaan, hal yang termasuk dalam kegiatan
pengelolaan misalnya cara dan waktu mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas,
pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan
milik siswa, dan lain-lain.
Bagaikan mata uang yang memiliki dua sisi, begitu juga dengan penelitian tindakan
kelas. Ada dua keuntungan nyata yang menjadi efek apabila seorang guru melaksanakan
penelitian tindakan kelas. Pertama adalah dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dan
yang kedua, adalah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalitas guru.
Dengan catatan, bila penelitian tindakan kelas dilakukan secara baik dan benar. PTK akan
berhasil baik dan signifikan apabila sebelum melaksanakannya seorang guru harus sudah
mengetahui konsep dasar tentang bagaimana melaksanakan PTK. Mulai dari pengertian PTK,
tujuan, prinsip, model, persayaratan, dan sasaran/objek yang bisa dikenai tindakan.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Adapun kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas XII AP 2 SMK Negeri
1 Banjar, mulai tanggal 6 Agustus sampai dengan tanggal 21 Agustus 2010. Jadwal pelaksanaan
perbaikan untuk setiap pelajaran adalah sebagai berikut :
1. Siklus I, Tanggal 8 Agustus 2010
2. Siklus II, Tanggal 15 Agustus 2010
Adapun karakteristik siswa kelas XII AP 2 SMK Negeri 1 Banjar diantaranya adalah
jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 8 orang perempuan usia siswa
rata-rata 17-19 tahun dengan keadaan ekonomi siswa sebagian besar tergolong ekonomi
menengah kebawah dengan pekerjaan orang tuanya kebanyakan petani dan tempat tinggal tidak
jauh dari sekolah.
2. Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaan Penelitian ini masing-masing dilaksanakan sebanyak dua siklus, dimana
sekenario pembelajaran antara siklus I dan II terdapat kesinambungan yang baik. Adapun
sekenario perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
Adapun saran yang diberikan adalah harus mampu menguasai materi serta memberikan
penjelasan yang simple terhadap siswa siswa agar supaya proses pembelajaran berjalan dengan
kondusif.
Selanjutnya lembar observasi yang digunakan teman sejawat untuk mengamati proses
perbaikan pembelajaran pada siklus II pada mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Lembar Observasi Siklus II Mata SK Mengelola pertemuan/rapat
Adapun saran-saran yang diberikan adalah guru harus mampu memberikan berbagai media,
hal ini dengan pemberian teknik berbagai media yang didesain guru, maka siswa akan mudah
meningat apa yang sudah diberikan dalam proses pembelajaran.
3. Refleksi
a. Standar kompetensi Mengelola pertemuan/rapat
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat setelah proses perbaikan
pembelajaran siklus I mata pelajaran Mengelola pertemuan/rapat selesai. Sesuai dengan hasil
yang diperoleh siswa ternyata masih ada sebagian siswa yang belum mampu mamahami materi
sehingga dalam menjawab soal masih ada yang salah dengan kualifikasi dibawah rata-rata, hal
ini disebabkan oleh penyampaian materi guru yang terlalu cepat dan kurangnya situasi tanya
jawab yang diberikan guru. Dengan demikian pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran akan
dilakukan pada siklus II.
Pada siklus II guru memberikan materi yang efisien serta pemberian diskusi tanya jawab
antara siswa dengan guru yang dilengkapi dengan metode penguatan verbal dan non verbal
sehingga terjadi komunikasi yang baik antara siswa dan guru. Dengan demikian pada siklus II
terdapat hasil yang konsisten yaitu dilihat dari hasil evaluasi tidak terdapat nilai yang kurang.
Dengan demikian siklus ke II dinyatakan berhasil membangkitkan semangat siswa sehingga
tidak diperlukan tahapan siklus selanjutnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Standar Kompetensi Mengelola pertemuan/rapat
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 1 Banjar, maka diperoleh data
yang menunjukan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Selain dari itu terdapat beberapa
hasil pembelajaran yang diperoleh setelah penulis melakukan penelitian. Adapun hasil dari
penelitian mata pelajaran Mengelola pertemuan/rapat di SMK Negeri 1 banjar dapat dilihat pada
tebel berikut :
Tabel 4.1
Rekapitulasi Nilai Perbaikan Siklus I
No. Nama Siswa Nilai Sebelum Perbaikan
1. AAM MARYANI 7
2. AJAT DARMAWAN 5
3. APRILIA ARYATI 5
4. BAMBANG HERMAWAN 5
5. DETI KOMALASARI 5
6. DINI TRIANJANI 5
7. ENI HAYATI 5
8. ERIK HIDAYAT 5
9. ERNI RAHMAWATI 6
10. EULIS LISNAWATI 5
11. FEBRI GILANG PERMATASARI 7
12. FEBRINA ROUFULIA RAMDHANI 5
13. FERDERIKA WILA 5
14. HASNA LUTHFI AISYAH 5
15. IDA DAMAYANTI 5
16. INA DESTIANA 5
17. IRMA RISMAYANTI 7
18. IWAN SURYANTO 7
19. KOMALASARI 5
20. LISNA PRIHANDINI 5
21. LISTIA HAFIVAH ADAWIYAH 5
22. MEGAWATI S. 5
23. MEINASARI 6
24. NENG ELA LAELASARI 5
Jumlah 130
Rata-rata 5,42
Tabel 4.2
Analisi Kategori Evaluasi Siklus I
Pada Mata Pelajaran Mengelola pertemuan/rapat
Tampak pada ananalisis kategori di atas bahwa nilai yang berkategori baik baru mencapai
16,67 %. Itu artinya sebagian kecil pada siklus ke I sudah lebih meningkat dari pada sebelum
adanya perbaikan pembelajaran.
Meskipun demikian, siswa yang berkategori kurang masih dalam poses terbanyak yaitu
sebesar 75 % dan yang berkategori sedang sebanyak 8,33 %. Itu akhirnya pada siklus ke II
jumlah siswa yang berkategori sedang dan kurang harus mengalami penurunan.
Setelah permasalahan utama yang menjadi fokus perbaikan dalam mata pelajaran
Mengelola pertemuan/rapat, penulis mencoba memperbaiki terhadap proses pembelajaran serta
meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengidentifikasi faktor penyebab rendahnya
tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Dan akhirnya dari hasil refleksi
dan diskusi dengan teman sejawat ditemukan beberapa penyebab, antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Guru terlalu cepat dalam mencapaikan pembelajaran.
2. Guru kurang menguasai dalam penggunaan alat pera.ga.
3. Guru kurang menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru kurang memberikan penguatan kepada siswa.
5. Tidak adanya diskusi antara siswa dan guru.
Tabel 4.3
Rekapitulasi Nilai Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Mata Pelajaran Mengelola pertemuan/rapat
Tabel 4.4
Analisi Kategori Evaluasi Siklus II Pada
Mata Pelajaran Mengelola pertemuan/rapat
Tampak jelas pada analisis kategori diatas bahwa nilai yang berkategori baik jauh sangat
lebih banyak dan mengalami kenaikan prestasi yang sangat signifikan yaitu mencapai 91,67%.
Itu artinya pada siklus ke II sudah menunjukan tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang
sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan hal ini maka cukup hanya sampai siklus II karena
sampai tahap ini tingkat keberhasilan belajar sudah tercapai. Selanjutnya siswa yang
mendapatkan kategori sedang terdapat 8,33%, dengan tidak terdapatnya siswa yang termasuk
dalam klasifikasi nilai yang kurang. Hal ini jelas terliha bahwa prestasi siswa mengalami
kenaikan yang cukup pesat.
Setelah permasalahan utama pada perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II
dilaksanakan, penulis merasa puas dengan meningkatnya nilai siswa pada pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus ke II dilihat dari kategori sedang yang mengalami penurunan serta
tidak terdapatnya siswa yang mendapat nilai kurang.
Pelaksanaan proses perbaikan yang telah dilaksanakan pada Mata Pelajaran Mengelola
pertemuan/rapat tentang metode penguatan verbal dan non verbal untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa terhadap penguasaan materi.
Pada tahapan pertama terdapat sedikit kenaikan hasil pembelajaran, hal ini didasarkan oleh
penyampaian guru yang terlalu cepat dan kurang adanya system diskusi antara siswa dengan
guru. Oleh sebab itu tahapan pertama yaitu pada siklus I hanya sedikit mengalami kenaikan serta
belum begitui signifikan.
Setelah melakukan berbagai diskusi dengan teman sejawat, maka penulis mencoba
mendesain pola pembelajaran yang lebih kreatif yaitu disamping menerapkan pola penguatan
sistem verbal dan non verbal, penulis juga menyampaikan pembelajaran dengan sistem diskusi
dan tanya jawab antara guru dan siswa. Dengan demikian penulis mendapatkan hasil temuan
yaitu meningkatnya tingkat hasil belajar siswa, maka dari itu proses penelitian penulis cukupkan
pada siklus II karena pada siklus ini hasil belajar siswa sudah didapatkan dengan hasil yang baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan dan analisis data, maka dari hasil perbaikan pembelajaran telah
dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai pada proses belajar mengajar seorang guru
harus bisa menyampaikan pembelajaran dengan menarik. Hal ini didasarkan pada siswa yang
cenderung malas dan bosan terhadap mata pelajaran mengelola pertemuan/rapat dengan
demikian pola diskusi dan penyampaian dengan pola penguatan verbal dan non verbal dapat
disampaikan dengan baik, sehingga hasil pembelajaran yang diperoleh akan menjadi lebih baik.
B. Saran
Dengan mengacu terhadap kesimpulan, maka dari itu penulis dapat memberikan saran yaitu
sebagai berikut :
1. Dalam menyampaikan proses pembelajaran guru sebaiknya tidak terlalu cepat dalam
menjelaskan materi pembelajaran. Selanjutnya harus memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya. Dengan demikian siswa bisa lebih berani dan mampu untuk menerima materi
yang disajikan.
2. Untuk menjadikan pembelajaran Mengelola pertemuan/rapat bisa lebih baik disarankan seorang
guru bisa melakukan pola pembelajaran yang didesain sedemikian rupa yang mengacu terhadap
situasi siswa. Dengan demikian upaya perbaikan pembelajaran akan dapat dilakukan dengan
perolehan hasil yang baik dan signifikan.
DAFTAR PUSTAKA