Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan


Pengertian pendidikan secara etimologis :
Pendidikan berasal dari kata dasar didik, mendapat imbuhan pe-an, menjadi kata
benda ‘pendidikan’ dan kerja ‘mendidik’
1. ‘Pendidikan,’pembinaan, pengasuhan, bantuan untuk tumbuh.
2. Yunani Kuno dengan istilah : paedagogiek’: seni menuntun anak.
‘paedagogia’: pergaulan dengan anak-anak.
orang yang menuntun anak adalah ‘paedagog’.
1. Romawi, dengan istilah educare : mengeluarkan dan menuntun, tindakan
merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu lahir.
2. Jerman, dengan istilah Erziehung, setara denganeducare : membangkitkan
kekuatan terpendam, atau mengaktifkan potensi anak.
3. Inggris dengan istilah education (kata benda) dan educate (kata kerja) :
mendidik.
4. Oxford Learner’s Pocket Dictionary, pendidikan : pelatihan dan pengajaran.
Education is training and instruction.
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan: proses perubahan sikap dan
tingkah laku individu/ kelompok dalam usaha mendewasakan manusia
melalui proses pengajaran dan pelatihan.
6. Jawa dikenal istilah ‘panggulawentah’ : pengolahan, penjagaan, dan
pengasuhan baik fisik maupun kejiwaan anak.

Pengertian pendidikan secara terminologis :


 Crow and Crow
Pendidikan adalah proses yang berisi aneka macam kegiatan yang cocok bagi
individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya
serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi.

 Carter V. Good
Pendidikan adalah keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap, dan bentuk tingkah laku lainnya yg bernilai di dalam
masyarakat dimana ia hidup.

 John Dewey
Pendidikan adalah suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental
baik secara intelektual maupun emosional ke arah alam dan sesama manusia.

1
 Jean Jaques Rousseau
Pendidikan adalah usaha memberi bekal yg tidak ada pada masa kanak-kanak
tetapi dibutuhkannya pada masa dewasa.
 J. Gielen and S. Strasser
Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-
anak untuk memimpin perkembangan jasamani dan rokhaninya ke arah
kedewasaan.
 John S. Brubacher
Pendidikan adalah proses di mana potensi, kemampuan, dan kapasitas yang
mudah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan
yang baik dengan alat disusun sedemikian rupa dan digunakan manusia untuk
menolong orang lain atau diri sendiri dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
 GT. Page, JB. Thomas, & AR. Marshall
Pendidikan adalah proses pengembangan kemampuan dan perilaku manusia
secara keseluruhan.
 Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah usaha menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada masa
anak baik sebagai individu manusia maupun sebagai anggota masyarakat agar
dapat mencapai kesempurnaan hidup.
 Driyarkara
Pendidikan adalah proses pemanusiaan manusia muda.
 Paulo Freire
Pendidikan adalah usaha penyadaran manusia.
 Redja Mudyahardjo

Makna pendidikan bisa dibagi 3: luas, sempit, dan luas terbatas.


1.Makna Luas,
pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan hidup dan sepanjang hidup.
2.Makna Sempit,
pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah tehadap anak.
3.Makna Luas Terbatas,
pendidikanadalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang
berlangsung di sekolah dan luar sekolah.
1. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, ketrampilan, yg diperlukan bagi dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara

2.2 Pengertian Pendidikan Sepanjang Hayat


Dalam arti luas pendidikan sepanjang hayat (Lifelong Education) adalah bahwa
pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut
sepanjang hidupnya. Pendidikan sepanjang hayat menjadi lebih tinggi urgensinya
pada saat ini karena manusia perlu terus menerus menyesuaikan diri supaya dapat
tetap hidup secara wajar dalam lingkungan masyarakatnya yang selalu berubah.
Pengertian pendidikan sepanjang hayat menurut beberapa pakar pendidikan antara
lain:
1. Delker (1974) mengemukakan bahwa pendidikan sepanjang hayat adalah
perbuatan manusia secara wajar dan alamiah yang prosesnya tidak selalu
memerlukan kehadiran guru, pamong, atau pendidik. Proses belajar tersebut
mungkin tidak didasari oleh seseorang atau kelompok bahwa ia atau mereka
telah atau sedang terlibat di dalamnya. Kegiatan belajar sepanjang hayat
terwujud apabila terdapat dorongan pada diri seseorang atau kelompok untuk
memenuhi kebutuhan belajar dan kepuasan, serta apabila ada kesadaran dan
semangat untuk belajar selama hayat masih di kandung badan.
2. Gestrelius (1977) mengemukakan bahwa pendidikan sepanjang hayat
mencakup interaksi belajar (pembelajaran), penentuan bahan belajar dan
metode belajar, lembaga penyelenggara, fasilitas, administrasi, dan kondisi
lingkungan yang mendukung kegiatan belajar berkelanjutan. Ke dalam
pendidikaan ini termasuk pula peranan pendidik dan peserta didik yang
harus dan saling belajar, pengelolaan kegiatan belajar, dan faktor-faktor
lainnya yang mendukung terjadinya proses belajar.Di sisilain dari
pendidikan sepanjang hayat adalah peluang yang luas bagi seseorang untuk
terus belajar agar dapat meraih keadaan kehidupan yang lebih baik.Adapun
hal-hal yang menyebabkan dan memungkinkan hal-hal yang demikian itu
adalah :
3. Majunya ilmu dan teknologi
4. Produk-produk teknologi yang perlu dipelajari karena terkait dengan alat-
alat kerja
5. Bagi mereka yang menggunakan alat kerja berbasis teknologi
6. Perubahan sosial sebagai dampak majunya ilmu dan teknologi [1]
Pendidikan sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap kritik-kritik yang
dilontarkan pada sekolah. Sistem sekolah secara tradisional mengalami kesukaran
dalam menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam
abad terakhir ini dan tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau tuntutan-
tuntutan manusia yang semakin meningkat. Pendidikan di sekolah hanya terbatas
pada tingkat pendidikan sejak kanak-kanak sampai dewasa, tidak akan memenuhi

3
persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang berkembang sangat pesat.
Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem yang fleksibel.
Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus-menerus.
Melalui proses belajar sepanjang hayat inilah manusia mampu meningkatkan
kualitas kehidupannya secara terus-menerus, mampu mengikuti perkembangan
ilmu dan teknologi serta perkembangan masyarakat yang diakibatkannya dan
budaya untuk menghadapi tantangan masa depan, serta mau dan mampu
mengubah tantangan menjadi peluang.

2.3 Asal Mula Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan sepanjang hayat mulai menjadi aktual saat topik itudilontarkan


oleh UNESCO sebagai pandangan tentang pendidikan yangmengantisipasi
perubahan-perubahan yang ada di masyarakat seluruh duniadan negara
berkembang pada khususnya. UNESCO dan lembaga internasionallainnya mulai
melihat problem-problem tertinggalan dan kemiskinan hanyadapat diatasi dengan
pendidikan dalam format yang menyesuaikan kebutuhandan dikenakan pada
berbagai kelompok umur termasuk orang dewasa.Saat negara-negara berkembang
mulai menerapkan pendidikan dasar
yang perwujudannya adalah wajib belajar, maka mulai terasa bahwa untukkelomp
ok masyarakat yang kurang beruntung perlu dibantu dengan format pendidikan
sepanjang hayat. Hal ini penting dilakukan karena sampai saat inimasih banyak
kelompok usia diatas 15 tahun yang buta aksara. Hal ini terjadikarena dalam
fikiran kelompok masyarakat tersebut pendidikan kalah pentingdengan mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup sehari-hari.Dengan demikian,
anak lebih penting mencari nafkah daripada bersekolah.Permasalahan tidak
berhenti pada buta aksara saja. Kemajuan teknologi juga menantang mereka yang
secara ekonomis tidak bermasalah. Kemampuanmenggunakan komputer yang
perangkat lunaknya selalu berkembang denganhadirnya perangkat lunak yang
baru, maka pengguna komputer harus selalumenyesuaikan agar kemudahan-
kemudahan yang ditawarkan software barudapat dimanfaatkan dengan baik.Para
ilmuan ilmu pendidikan yang semula mengatakan bahwa pendidikan berakhir
pada saat individu telah tumbuh menjadi dewasa. Kemudian, merekamelakukan
peninjauan kembali terhadap konsep pemikiran sebelumnyasehingga tercetuslah
pemikiran atau gagasan tentang pendidikan sepanjanghayat ini.

2.4 Dasar Pikiran Pendidikan Sepanjang Hayat

Ada beberapa cara untuk meninjau dasar pikiran mengenai pendidikan


sepanjang hayat, di antaranya yaitu:

1. Tinjauan Ideologis

4
Semua manusia dilahirkan sama dan mempunyai hak yang sama,
khususnya hak untuk memperoleh pendidikan dan meningkatkan
pengetahuan
2. Tinjauan Ekonomis
Salah satu cara keluar dari lingkaran antara kebodohan
3. Tinjauan Sosiologis
Salah satu masalah pendidikan di negara berkembang adalah pemborosan
pendidikan yang disebabkan oleh sebagian orang tua kurang menyadari
pentingnya pendidikan, putus sekolah. bahkan tidak sekolah sama sekali.
Hal itu dapat mengakibatkan tambahnya jumlah buta huruf, terutama
orang tua yang lahir pada zaman yang belum berkembang pesat seperti
sekarang ini.
4. Tinjauan Politis
Negara kita adalah negara demokrasi di mana seluruh warga negara wajib
menyadari hak dan kewajibannya di samping memahami fungsi
pemerintah. Agar politik dan demokrasi pada suatu negara dapat
berkembang dengan baik dan tidak ketinggalan oleh zaman.
5. Tinjauan Teknologis
Dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, para pemimpin, teknisi,
guru, dan sarjana dari berbagai disiplin ilmu harus senantiasa menyusaikan
perkembangan ilmu dan teknologi untuk menambah cakrawala pngetahuan
di samping keterampilan.
6. Tinjauan Psikologis dan Pedagogis
Tidak ayal lagi bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berpengaruh besar terhadap pendidikan khususnya konsep dan teknik
penyampaiannya. Oleh karena perkembangan ilmu dan teknologi semakin
luas dan komplek maka tidak mungkin segalanya itu dapat diajarkan
kepada anak di sekolah. Maka dewasa ini, tugas pendidikan formal yang
utama adalah bagaimana mengajarkan cara belajar, menanamkan motivasi
yang kuat kepada anak untuk belajar sepanjang hayatnya, memberi
keterampilan kepada anak untuk secara lincah menyesuaikan diri kepada
lingkungan masyarakat yang dengan cepatnya berubah-ubah.

2.5 Ciri-Ciri Manusia Yang Menjadi Pelajar Sepanjang Hayat

1. Memliki kesadaran bahwa dirinya harus belajar sepanjang hayat.


2. Memiliki pandangan bahwa belajar hal-hal yang baru merupakan cara
logis untuk mengatasi masalah.
3. Bersemangat tinggi untuk belajar pada semua level.
4. Menyambut baik perubahan.
5. Percaya bahwa tantangan sepanjang hidup adalah peluang untuk belajar
hal baru.
6. Memiliki sifat kepercayaan diri atau optimisme yang tinggi.

5
7. Memiliki sifat ikhlas dan kesabaran dalam mencari ilmu pengetahuan
sebanyak-banyaknya.
8. .Memiliki sifat konsistensi yang tinggi dan tidak putus asa untuk terus
belajar. Memiliki visi dan misi yang jelas dalam hidupnya.
9. Tuntutan pekerjaan.

2.6 Karakteristik Pendidikan Sepanjang Hayat

Adapun karakteristik pendidikan sepanjang hayat yaitu:

1. Hidup, seumur hidup, dan pendidikan merupakan tiga istilah pokok yang
menentukan lingkup dan makna pendidikan seumur hidup.
2. Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi
merupakan sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup.
3. Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan orang dewasa,
tetapi pendidikan seumur hidup mencakup dan memadukan semua tahap
pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan sebagainya).
4. Pendidikan seumur hidup mencakup pola-pola pendidikan formal maupun
pola-pola pendidikan non-formal.
5. Pendidikan sepanjang hayat mampu menghilangkan tembok pemisah
antara sekolah dengan lingkungan kehidupan nyata di luar sekolah.
6. Pendidikan sepanjang hayat mampu menempatkan kegiatan belajar
sebagai bagian dari proses hidup yang berkesinambungan.
7. Pendidikan sepanjang hayat lebih mengutamakan pembekalan sikap dan
metode dari pada isi pendidikan.
8. Pendidikan sepanjang hayat mampu menempatkan peserta didik sebagai
individu yang menjadi pelaku utama dalam proses pendidikan
9. Pendidikan seumur hidup memiliki dua macam komponen besar yaitu
pendidikan umum dan pendidikan professional. Komponen tersebut
tidaklah berpisah sama sekali antara yang satu dengan yang lainnya.
Tetapi, saling berhubungan dan dengan sendirinya bersifat interaktif.
10. Tujuan akhir pendidikan seumur hidup adalah mempertahankan dan
meningkatkan mutu hidup

2.7 Tujuan Pendidikan Sepanjang Hayat


Adapun tujuan pendidikan sepanjang hayat ialah sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan
hakikatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan
demikian, secara potensial keseluruhan potensi manusia diisi sesuai
kebutuhannya agar dapat berkembang secara wajar.
2. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian
manusia bersifat hidup dan dinamis maka pendidikan wajar berlangsung
selama manusia hidup.

6
3. Menciptakan belajar untuk hidup ( Learning to be) dan membentuk
masyarakat belajar (Learning society)
4. Sebagai pembelajaran mandiri (Self Learning) yaitu menyesuaikan diri
dengan perubahan positif yang terus menerus dan berkembang dalam
sepanjang kehidupan manusia dan masyarakat serta menyiapkan diri guna
mencapai kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
5. Membangun seseorang untuk meningkatkan produktifitas individu,
organisasi, tempat kerja, dan negara.
6. Mampu mengembangkan potensi, pengetahuan dan ketrampilan yang
dimilikinya.
2.8 Peran Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan sepanjang hayat diperlukan supaya meningkatkan persamaan
distribusi pelayanan pendidikan, memiliki implikasi ekonomi yang menyenangkan,
dan esensial dalam menghadapi struktur sosial yang berubah terdapat alasan-
alasan kejuruan untuk menetapkannya akan menghantarkan peningkatan kualitas
hidup. Gagasan dasarnya bahwa pendidikan harus dikonsepkan secara formal
sebagai proses yang terus-menerus dalam kehidupan individu, mulai dari anak-
anak sampai dewasa.
Peranan pendidikan sepanjang hayat sangatlah mempengaruhi didalam kehidupan
ini, dimulai dari yang terkecil maupun yang terbesar pengaruhnya. Pengaruh
pendidikan sepanjang hidup tidak hanya dibidang pendidikan akan tetapi di segala
bidang. Karena demikian pendidikan sepanjang hayat sangat penting dan akan
terbawa selama perjalanan kehidupan.
Peranan pendidikan sepanjang hayat :
1. Pendidikan sepanjang hayat atau life long education memungkingkan
seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan
hidupnya, sebab pada dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia
mempunyai hak sama, khususnya untuk mendapatkan pendidikan dan
peningkatan pengetahuan dan keterampilannya (skill). Dengan potensi,
pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki tersebut kemudian
dikembangkan seiring berjalannya kehidupan. Dan dengan potensi tersebut
dapat mendorong manusia untuk lebih bekerja keras dalam menjalani hidup,
dengan pengetahuan tersebut manusia tidak mudah dibohongi dengan mudah,
dengan ketrampilan tersebut manusia dapat membuat hal yang baru dan
berguna.
2. Melalui pendidikan sepanjang hayat, merupakan cara paling efektif untuk
keluar dari suatu lingkaran kebodohan dan kemiskinan. Pendidikan
sepanjang hayat memungkinkan seseorang untuk :
3. Meningkatkan produktifitas yang dimilikinya sehingga mampu
memaksimalkan kemampuan yang dimiliki.
4. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber daya yang dimilikinya
untuk pengembangan dirinya sendiri maupun orang lain yang berada
disekitarnya.

7
5. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan
menyenangkan karena pendidikan yang telah diajarkan kepada kita semasa
muda.
6. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat,
sehingga pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.
7. Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih
banyaknya para orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya
pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, banyak anak-anak
mereka yang kurang mendapatkan pendidikan formal, putus sekolah atau
tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian pendidikan sepanjang hayat
merupakan solusi dari masalah orang tua karena mengubah pandangan
mereka yang semula bersikap acuh tak acuh kepada pendidikan menjadi
berpikiran positif yaitu dengan pendidikan mampu mengubah sikap, lebih
terampil dan lebih berguna bagi keluarga.
8. Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh
eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk
yang dihasilkannya. Semua orang, tak terkecuali para pendidik, sarjana,
pemimpin dan sebagainya dituntut selalu memperbaharui pengetahuan dan
keterampilannya seperti apa yang terjadi di negara maju. Maka dari itu
pendidikan sepanjang hayat memberikan pengetahuan yang belum dimiliki
maupun yang belum diketahui.
9. Perkembangan IPTEK sangat pesat mempunyai dampak dan pengaruh besar
terhadap berbagai konsep, teknik dan metode pendidikan. Disamping itu,
perkembangan tersebut juga makin luas, dalam dan kompleks, yang
menyebabkan ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya
kepada anak didik di sekolah.Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur sekolah
yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar,
menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus
sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar
dia mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara
cepat. Berkenaan dengan itulah, perlu diciptakan suatu kondisi yang
merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hidup atau lifelong education.
2.9 Wadah Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan sepanjang hayat berwadahkan di semua lembaga pendidikan, sumber-
sumber informasi, sesuai dengan kepentingan perseorangan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, lembaga dari pendidikan sepanjang hayat
adalah lembaga pendidikan yang selama ini kita kenal, yaitu meliputi :
1. Pendidikan Persekolahan
2. Pendidikan Luar Sekolah
3. Sumber informasi baik berupa terbitan buku, majalah atau media massa baik
cetak atau elektronik ataupun sajian dalam internet.
Berikut contoh penerapannya
Contoh 1

8
Seorang dosen yang telah memiliki gelar sarjana telah memtuskan untuk
bersekolah lagi agar setidaknya ia akan mendapatkan salah satu gelar strata dua
atau yang lazim disebut S2. Gelar S2 yang akan diambilnya adalah Magister
Pendidikan yang biasanya disingkat M.Pd. beberapa temannya telah terlebih
dahulu memperoleh gelar M.A. atau Master of Arts, ada pula yang menyandang
gelar M.Sc. singkatan dari Master of Science bahkan ada pula yang telah bergelar
Doktor. Keadaan ini yang menyebabkan ia terdorong untuk meningkatkan diri
agar secara formal, resmi tidak ketinggalan dari teman-temannya. Tempat ia
meneruskan belajar tentu saja di suatu perguruan tinggi, dengan demikian untuk
kasus dosen yang menjadi tokoh dalam uraian ini ia meneruskan belajar di
perguruan tinggi.
Contoh 2
Seorang buruh pabrik tekstil mengikuti latihan untuk dapat menangani alat baru
yang belum lama ini dibeli oleh pabrik itu. Tanpa latihan tersebut ia tidak lagi
dapat bekerja di pabrik itu, karena alat lama seluruhnya telah diganti dengan alat
baru yang lebih mampu menghasilkan tekstil yang mutunya lebih bagus dalam
waktu yang lebih cepat. Pada kasus ini tempat tokoh belajar dalam uraian diatas
adalah lembaga pendidikan yang apabila kita terapkan pada peristilahan dari UU
No. 2 Th. 1989 atau UU Sisdiknas 2003 disebut sebagai pendidikan luar

2.10 Tahap Proses Belajar Pendidikan Sepanjang Hayat


Konsep belajar sepanjang hayat sering pula dikatakan sebagai belajar
berkesinambungan (continuing learning ). Dengan terus menerus belajar,
seseorang tidak akan ketinggalan zaman dan dapat memperbarui pengetahuannya,
terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut. Dengan pengetahuan yang selalu
diperbaharui ini, mereka tidak akan terasing dan generasi muda. Tahapan belajar
manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian. Bagian yang pertama ialah proses
belajar yang tidak dapat dilihat oleh panca indera, karena proses belajar terjadi
dalam pikiran seseorang yang sedang melakukan kegiatan belajar. Proses ini
sering disebut dengan proses internal. Bagian yang kedua disebut proses belajar
eksternal, proses ini dapat menunjukkan apakah dalam diri seseorang telah terjadi
proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan ke arah yang lebih baik.
Menurut Suprijanto (2007) proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang yang
sedang belajar berlangsung melalui enam tahapan yaitu :
1. Motivasi Yang dimaksud motivasi di sini adalah keinginan untuk
mencapai suatu hal. Apabila dalam diri peserta didik tidak ada minat untuk
belajar, tentu saja proses belajar tidak akan berjalan dengan baik. Jika
demikian halnya, pendidik harus menumbuhkan minat belajar tersebut
dengan berbagai cara, yaitu dengan menjelaskan pentingnya pelajaran dan
mengapa materi itu perlu dipelajari.
2. Perhatian pada Pelajaran Peserta didik harus dapat memusatkan
perhatiannya pada pelajaran. Apabila hal itu tidak terjadi maka proses
belajar akan mengalami hambatan. Perhatian peserta ini sangat tergantung
pada pembimbing.

9
3. Menerima dan Mengingat Setelah memperhatikan pelajaran, seorang
peserta didik akan mengerti dan menerima serta menyimpan dalam
pikirannya. Tahap menerima dan mengingat ini harus terjadi pada diri
orang yang sedang belajar. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi penerimaan dan pengingatan ini, seperti struktur, makna,
pengulangan pelajaran, dan interverensi.
4. Reproduksi Dalam proses belajar, seseorang tidak hanya harus menerima
dan mengingat informasi baru saja, tetapi ia juga harus dapat menemukan

10

Anda mungkin juga menyukai