Anda di halaman 1dari 20

PANDUAN

MANAJEMEN RESIKO K3 LABORATORIUM


RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA

Jl.Lintas Timur Unit II No. 1147 Tunggal warga


Banjar Agung, Tulang Bawang
MANAJEMEN RESIKO K3
LABORATORIUM MUTIARA BUNDA

Pendahuluan
Negara-negara pengimpor suatu produk strategis terutama negara
maju baik belahan dunia barat maupun timur telah mensyaratkan
penerapan sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen
Lingkungan, Social Accountabillity ( Social Clause ), Sertifikasi
Produk, dan Sitem menajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Persyaratan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi standar baik
internasional, regional maupun badan sertifikasi.

Untuk membuktikan bahwa persyaratan tersebut telah dipenuhi


oleh suatu perusahaan, maka harus dibuktikan dengan cara
pengukuran kinerja keselamatan dan kesehatan kerja yang
merupakan bagian dari proses akrediritas maupun sertifikasi.
pengukuran kinerja tersebut merupakan salah satu aspek penting
dalam sistem manjemen keselamatan dan kesehatan kerja. Sejalan
dengan konsep menajemen modem, maka aspek pengukuran
kinerja tersebut dilaksanakan dalam berbagai kegiatan perusahaan
yang dimulai sejak tahap perencanaan, konstruksi sampai tahap
operasi.

Sesuai dengan ISO 14000 bahwa Sistem Manajemen Keselamatan


dan kesehatan kerja merupakan siklus yang berkelanjutan, dimana
salah satu tahapan penting yakni melaksanakan monitoring atau
pengukuran kinerja penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Pengukuran kinerja tersebut bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan, kelemahan atau kekurangan
pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah
diterapkan oleh perusahaan.

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pengukuran kinerja


penerapan keselamatan dan kesehatan kerja tersebut maka dapat
digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan upaya perbaikan
atau penyempurnaan secara terus menerus.

Setiap kegiatan selalu diikuti dengan resiko bahaya yang dapat


berakibat terjadinya kecelakaan, kecelakaan yang terjadi pada
suatu kegiatan industri merupakan hasil akhir dari suatu aturan
yang ada dan kondisi kerja yang tidak nyaman.Walaupan demikian
terjadinya kecelakaan seharusnya dapat di cegah dan
diminimalisasikan, karena kecelakaan tidak dapat terjadi dengan
sendirinya.Terjadinya kecelakaan pada umumnyaditimbulkan oleh
beberapa faktor penyebab, oleh karena itu terjadinya kecelakaan
harus diteliti faktor-faktor penyebabnya denga tujuan untuk
menentukan usaha-usaha pembinaan dan pengawasan keselamatan
kerja yang tepat secara efektif dan efisian sehingga terjadinya
kecelakaan dapat dicegah.

Sebagai faktor penyebab terjadinya kecelakaan pada umumnya


bersumber pada faktor lingkungan kerja dan faktor manusia,
berdasarkan statistik kecelakaan, kejadian kecelakaan kerja lebih
dari 85% disebabkan oleh faktor manusia sehingga perhatian
ditekankan kepada aspek manusia.
Perilaku pekerja yang tidak aman yang dapat membahayakan,
kondisi yang berbahaya, kondisi hampir celaka dan penyakit akibat
kerja adalah gejala dari kurang berfungsinya
manjemen.Permasalahan keselamayan dan kesehatan kerja harus
dicari penyebab dasar masalah hingga ditemukan tugas dan fungsi
yang tidak dilaksanakan denganbaik yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi.

Bahaya – bahaya yang ada di tempat kerja pada dasarnya


berpotensi dapat menimbulakn terjadinya kecelakaan, maka harus
diidentifikasi dan dikelola dengan baik sejak mulai dari
perencanaan, konstruksi, operasi sampai dengan pasca operasi.
Secara umum resiko bahaya kebakaran dan kecelkaan sudah
disadari oleh perusahaan-perusahaan dilingkungan kegiatan usaha
apapun, oleh karena itu setiap perusahaan yang bergerak
melakukan kegiatan usaha pada umumnya telah melakukan upaya-
upaya pencegahan dan penanggulangannya antara lain telah
menyediakan fasilitas keselamatan kerja perorangan (Personal
Protection Equipment) dan sarana pencegahan dan penanggulangan
kebakaran baik secara permanen maupun yang portable.

Dalam melakukan kegiatan didalam laboratorium, kita harus


menyadari bahwa dalam setiap kegiatan tersebut berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan dan kebakaran sehingga penting
sekali aspek keselamatan dan kesehatan kerja disini.
Merupakan kebijakan manajemen untuk mencegah terjadinya
kecelakaan pada laboratorium, melindungi harta milik perusahaan
dari kerusakan dan memberikan keamanan kepada karyawan
sehubungan dengan pengoperasian dan penggunaan fasilitas
laboratorium di perusahaan.

Setiap pengguna laboratorium harus mempunyai rasa tanggung


jawab yang penuh akan keselamatan dan kesehatan kerja didalam
laboratorium. Untuk itu perlu di buat peraturan-peraturan dan
prosedur-prosedur yang di tetapkan dan harus ditaati selalu pada
setiap kegiatan yang dilakukan didalam laboratorium. Penyelenggra
terhadap peraturan-peraturan dan prosedur kerja dapat dikenakan
sanksi

Manajemen tidak menginginkan program keselamatan dan


kesehatan kerja dalam laboratorium hanya merupakan fungsi
pelengkap, tetapi harus dilaksanakan .setiap orang yang akan
melakukan pekerjaan di dalam laboratorium harus membaca
peraturan yang ada serta memahami buku petunjuk di dalam
laboratorium.
Dalam laboratorium diperlukan suatu panduan untuk keselamatan
kerja dan keselamatan laboratorium harus ditempatkan di tingkatan
prioritas yang paling tinggi dan ANDA adalah bertanggung jawab
untuk suatu laboratorium yang aman.

Dalam laboratorium pada tahap awal kita harus mengetahui :


1. Kegiatan yang akan dilakukan
2. Bahan-bahan kimia yang tersedia
3. Fasilitas peralatan proses yang tersedian
4. Peralatan K3 yang tersedia
Untuk melakukan kegiatan di dalam llaboratorium diperluakan
aturan tersendiri dalam melakukan K3
Peraturan dalam Laboratorium
1.Melaksanakan pekerjaan laboratorium hanya ketika ada guru atau
pengawas dan tidak diijinkan mengadakan percobaan laboratorium
yang tidak diijinkan
2.Perhatian untuk keselamatan perlu dimulai bahakan sebeleum
melakukan aktivitas yang pertama.Selalu membaca dan
memikirkan masing-masing tugas laboratorium sebelum dimulai
3. Mengetahui letak penempatan dan penggunaan dari semua
peralatan keselamatan di dalam laboratorium ini meliputi
keselamatan shower, pencuci mata, kotam PPPK, pemadam api dan
selimut (blanket) dan lihat suatu tata ruang yang menyangkut dan
mempertunjukkan penempatan dari peralatan keselamatan.
4. pakailah celemek atau mantel laboratorium dan kacamata
pelindung atau kacamata bersifat melindungi untuk semua
pekerjaan laboratorium memakai sepatu lebih baik dibandingkan
dengan sandal dan gunakan pengikat rambut.
5. Bersihkanlah bangku dari semua material tak perlu seperti
pakaian dan buku sebelum pekerjaan di mulai
6. Periksalah label bahan kimia dua kali untuk meyakinkan
mempunyai unsur yang benar. Beberapa bahan kimia rumusan dan
nama berbeda dengan hanya suatu nama dan nomor.
Memperhatikan dan menghiraukan penggolongan resiko yang ada
label dan lihatlah suatu diagram resiko dan maksud angka-angka
yang digunakan pada tabek diagram resiko.
7. Jika mungkin diminta untuk memindahakan beberapa bahan
kimia laboratorium dari suatu botol umum ke botol piala besar atau
tabung test milik mu. JANGAN KEMBALIKAN kelebihan materiall
apapun kedalam kemasan yang aslinya kecuali jika diberi ijin oleh
guru/pengawas.
8. Hindarilah pergerakan dan pembicaraan yang tak perlu di dalam
laboratorium
9. Jangan pernah mencicipi material.Tidak boleh mmbawa makanan
atau minuman ke dalam laboratorium.Jika di perintahkan untuk
membaui sesuatu, lakukan dengan penghembusan sebagian dari
uap air ke arah hidung.Tidak menempatkan hidung dekat
pembukaan kontainer/kemasan.
10. Jangan pernah melihat secara langsung ke dalam suatu tabung
test, pandang dari sisi samping. Jangan pernah menunjuk suatu
test yang terbuka dari kearah diri anda atau tetangga
11. Apapun kecelakaan dalam lboratorium, bagaimanapun kecilnya,
harus dilaporkan dengan seketika kepada pengawas.
12. Jika membuang bahan kimia setelah digunakan harus mengikuti
perintah dan harus secara hati-hati
13. Kembalikan peralatan kimia, bahan k imia, celemek dan
kacamata pelindung kepada penempatan awal.
14. Sebelum minggalkan laboratorium, pastikan bahwa kran air dan
gas sudah tutup.
15. Jika ragu-ragu silahkan bertanya.
Manajemen resiko laboratorium

Menurut G. Terry pelaksanaan manajemen dikelompokkan menjadi


• Perencanaan (Planning )
• Organisasi ( Organizing )
• Pelaksaan ( Actuating )
• Pengawasan ( Controlling )

A.Perencanaan (Planning)

Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang


akan dilakukan di masa mendatang guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam hal ini adalah keselamatan dan kesehatan
kerja di laboratorium. Dalam perencanaan, kegiatan yang
ditentukan meliputi :
a. apa yang dikerjakan
b. bagaimana mengerjakannya
c. mengapa mengerjakan
d. siapa yang mengerjakan
e. kapan harus dikerjakan
f. di mana kegiatan itu harus dikerjakan

Kegiatan laboratorium sekarang tidak lagi hanya di bidang


pelayanan, tetapi sudah mencakup kegiatan-kegiatan di bidang
pendidikan dan penelitian, juga metoda-metoda yang dipakai makin
banyak ragamnya; semuanya menyebabkan resiko bahaya yang
dapat terjadi dalam laboratorium makin besar. Oleh karena itu
usaha-usaha pengamanan kerja di laboratorium harus ditangani
secara serius oleh organisasi keselamatan kerja laboratorium

B.Organisasi (Organizing )

Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium dapat


dibentuk dalam beberapa jenjang, mulai dari tingkat laboratorium
daerah (wilayah) sampai ke tingkat pusat atau nasional.Keterlibatan
pemerintah dalam organisasi ini baik secara langsung atau tidak
langsung sangat diperlukan. Pemerintah dapat menempatkan
pejabat yang terkait dalam organisasi ini di tingkat pusat (nasional)
dan tingkat daerah (wilayah),
disamping memberlakukan Undang- Undang Keselamatan Kerja.

C.Pelaksanaan (Actuating)

Fungsi pelaksanaan atau penggerakan adalah kegiatan mendorong


semangat
kerja bawahan, mengerahkan aktivitas bawahan,
mengkoordinasikan berbagai aktivitas bawahan menjadi aktivitas
yang kompak (sinkron), sehingga semua aktivitas bawahan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja


laboratorium sasarannya ialah tempat kerja yang aman dan sehat.
Untuk itu setiap individu yang bekerja dalam laboratorium wajib
mengetahui dan memahami semua hal yang diperkirakan akan
dapat menjadi sumber kecelakaan kerja dalam laboratorium, serta
memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk
melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja
tersebut. Kemudian mematuhi berbagai peraturan atau ketentuan
dalam menangani berbagai spesimen reagensia dan alat-alat.Jika
dalam pelaksanaan fungsi penggerakan ini timbul permasalahan,
keragu-raguan atau pertentangan, maka menjadi tugas manajer
untuk mengambil keputusan penyelesaiannya.

D.Pengawasan (Controlling)

Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar


pekerjaan-
• pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau
hasil yang
dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu
diperhatikan 2 prinsip pokok, yaitu :
a. adanya rencana
b. adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada
bawahan.

Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi


tentang
perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan
kerja bersama dilaboratorium. Sosialisasi perlu dilakukan terus
menerus, karena usaha pencegahan bahaya yang bagaimanapun
baiknya akan sia-sia bila peraturan diabaikan. Dalam laboratorium
perlu dibentuk pengawasan laboratorium yang tugasnya antara lain
:
memantau dan mengarahkan secara berkala praktek-praktek
laboratorium yang baik, benar dan aman.
memastikan semua petugas laboratorium memahami cara-cara
menghindari risiko bahaya dalam laboratorium.
melakukan penyelidikan / pengusutan segala peristiwa berbahaya
atau kecelakaan.
mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang
keamanan kerja laboratorium.
melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya
dan mencegah meluasnya bahaya tersebut

Dalam mengelola laboratorium yang baik, harus dikenal perangkat-


perangkat yang harus dikelola yaitu :
1 .Tata ruang
Untuk tata ruang, dapat dilakukan sedemikian sehingga dapat
berfungsi dengan baik. Tata ruang yang baik harus mempunyai
antara lain :
a. Pintu masuk
b. Pintu keluar
c. Pintu darurat
d. Ruang persiapan
e. Ruang peralatan
f. Ruang penyimpanan
g. Ruang staf/dosen
h. Ruang teknisi/laboran/tenaga administrasi
i. Ruang seminar/diskusi
j. Ruang bekerja (praktikum dan penelitian)
k. Ruang istirahat/ibadah
l. Ruang prasarana alat laboratorium
m. Ruang prasarana kebersihan
n. Ruang keselamatan kerja
o. Lemari praktikan
p. Lemari gelas
q. Lemari alat optik
r. Pintu dan jendela diberi kawat kassa untuk menjaga tidak
masuknya hewan
s.F an ( Kipas angin )
t. Ruang AC untuk alat tertentu yang memerlukan persyaratan
tertentu.

2.Alat yang baik dan terkalibrasi


Petugas laboratorium wajib mengenal dan mampu mengoprasikan
peralatan laboratorium. Alat-alat yang dioperasikan harus benar-
benar dalam kondisi :
a. Siap untuk pakai
b. Bersih
c. Terkalibrasi
d. Beroperasi dengan baik
Peralatan yang ada mestinya disertai dengan buku petunjuk
pengoprasian. Hal ini mengantisipasi agar tidak terjadi kerusakan
dan petunjuk tersebut dapat digunakan oleh teknisi dalam
memperbaiki alat yang mengalami kerusakan kecil. Teknisi
laboratorium sangat diharapkan selalu berada
aditempat,ketikaberlangsung praktikum/penelitian, yang jika
sewaktu-waktu alat mengalami kerusakan maka dengan cepat
dapat diperbaiki.
Peralatan laboratorium sebaiknya disusun secara teratur pada
tempat tertentu berupa rak atau meja menurut kelompok pengguna
dan jika alat selesai dipakai segera dibersihkan dan kembali
disususn seperti semula. Pemeliharaaan alat dan bahan yang perlu
mendapat perhatian seperti :
a. Alat gelas
Alat ini harus selalu bersih dan ditempatkan pada tempat yang
khusus jika gelas tersebut harus steril.
b. Bahan ± bahan kimia
Untuk bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis ditempatkan
pada ruang yang dapat mengeluarkan gas, demikian juga bahan
kimia yang mudah menguap dan terbakar ditempatkan ditempat
penyimpanan khusus. Penyimpanan bahan kimia sebaiknya
ditempatkan pada tempat tersendiri.
c. Alat ± alat optik
Alat-alat optik sebaiknya disimpan pada tempat yang kering dan
tidak lembab. Kelembapan yang tinggi akan menyebabkan lensa ±
lensa berjamur dan mengakibatkan kerusakan. Alat optik seperti
mikroskop, lensa, kamera ditempatkan dalam lemari khusus yang
kelembabannya dapat dikendalikan dan biasanya dilakukan dengan
menggunakan lampu pijar 15 ± 20 watt.

3.Infra Struktur Laboratorium

Infra struktur laboratorium terdiri dari :

a. Laboratory assessment
Hal ini mencakup tentang lokasi, konstruksi laboratorium dan
fasilitas lain
termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja, jenis atap, jenis
dinding, jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, jenis
ventilasi, jenis AC, jenis tempat penyimpanan, jenis lemari bahan
kimia, optic, timbangan, instrument lain, kondisi laboratorium,
pembuangan limbah dan sebagainya

b. Fasilitas Umum
Fasilitas ini mencakup bahasan tentang kebutuhan listrik, sumber
listrik,
stabilitas tegangan, distribusi arus, jenis panel listrik, jenis soket,
sumber air, jenis keran yang dipakai, jenis pembuangan air,
instalasi air, instalasi listrik, keadaan toilet, jenis rung persiapan,
ruang perbaikan/workshop, penyediaan
teknisi, penyediaan dana dan sebagainya.

4.Administrasi Laboratorium
Tujuan administrasi laboratorium adalah untuk memperoleh
informasi tentang keadaan laboratorium denga cepat dan mudah.
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi
yang ada dilaboratorium antara lain:
a.I nventarisasi peralatan laboratorium yang ada
b. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat – alat yang
rusak , alat-alat yang dipinjam dan alat ± alat yang dikembalikan.
c. Keluar masuk surat menyurat
d. Daftar pemakaian laboratorium, sesuai jadwal kegiatan
praktikum dan penelitian
e. Daftar inventaris bahan ± bahan kimia dan non kimia, bahan ±
bahan gelas
f. Daftar inventaris alat ± alat mebel lain
g. Sistem evaluasi dan pelapora
Kegiatan administrasi ini adalah kegiatan rutin dan kesinambungan
karena itu perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara teratur dan
baik.

5.Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium


Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi
a. Semua kegiatan inventarisasi
b. Keamanan yang dimaksud disini adalah apakah peralatan
laboratorium
tersebut tetap ada di laboratorium atau ada yang meminjamnya,
apakah ada
yang hilang, pindah tempat namun tidak dilaporkan keadaan
sebenarnya.

Tujuan yang ingin dicapai dalam inventarisasi dan keamanan


adalah:
1). Mencegah kehilangan dan penyalah gunaan
2). Mengurangi biaya operasiona
3). Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
4). Meningkatkan kualitas kerja
5).Mengurangi resiko kehilangan
6).Mencegah pemakaian yang berlebih
7). Meningkatkan kerja sama
6.Pengamanan Laboratorium

Pengamanan laboratorium meliputi antara lain :

a. Tanggung Jawab
Kepala laboratorium bertanggung jawab penuh terhadap segala
kecelakaan yang mungkin timbul di laboratorium.

b. Kerapian
Letak alat pemadam harus diletakkan sedemikian sehingga bebas
dari hambatan, demikian juga lantai harus bersih dan bebas
minyak, air dan material lain yang mungkin menyebabkan lantai
licin.

c. Pertolongan Pertama
Semua kecelakaan bagaimanapun ringannnya harus ditangani
ditempat pertolongan pertama. Sehingga setiap laboratorium harus
memiliki kotak P3 K yang isinya selalu dikontrol.

d. Pakaian
Setiap bekerja di laboratorium harus memperhatikan pakain,
misalnya jangan memakai baju ketat, berlengan panjang dan
kancing terbuka ketika bekerja dengan mesin ± mesin yang
bergerak.
e. Pintu ± pintu laboratorium
Pintu ± pintu laboratorium sebaiknya dilengkapi dengan jendela
pengintip untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

f. Alat ± alat
Alat ± alat disimpan sesuai dengan kelompok atau jenis, misalnya
peralatan yang menggunakan listrik seharusnya diletakkan dekat
dengan sumber listrik. Alat yang terbuat dari kaca perlu mendapat
perhatian khusus.

g. Tabung gas
Tabung ± tabung gas harus mendapat perhatian yang khusus.
Penyimpanannya ditempatkan ditempat yang sejuk dan terhindar
dari tempayang panas.Kran gas harus selalu tertutup jika tidak
dipakai demikian juga dengan kran pengaturan.Alat ± alat yang
berhubungan dengan tabung gas harus memakai pengaman
terhadap tekanan.

h. Pemadam kebakaran (F ire Extinguiser )


Dalam laboratorium harus tersedia alat pemadam kebakaran yang
berguna untuk mencegah kebakaran yang mungkin terjadi. Secara
umum bahan yang mudah terbakar dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Bahan ± bahan yang lain, jika terbakar sulit untuk diklasifikasikan,
karena berubah dari padat menjadi cair atau cair menjadi gas pada
temperature yang tinggi. Peralatan pemadam kebakaran yang
sesuai dengan tipe atau kelas kebakaran harus tersedia di
laboratorium, seperti yang disebut berikut ini :
yang panas. Kran gas harus selalu tertutup jika tidak dipakai
demikian juga dengan kran pengaturan.Alat ± alat yang
berhubungan dengan tabung gas harus memakai pengaman
terhadap tekanan.

h. Pemadam kebakaran (F ire Extinguiser )


Dalam laboratorium harus tersedia alat pemadam kebakaran yang
berguna untuk mencegah kebakaran yang mungkin terjadi. Secara
umum bahan yang mudah terbakar dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Bahan ± bahan yang lain, jika terbakar sulit untuk diklasifikasikan,
karena berubah dari padat menjadi cair atau cair menjadi gas pada
temperature yang tinggi. Peralatan pemadam kebakaran yang
sesuai dengan tipe atau kelas kebakaran harus tersedia di
laboratorium, seperti yang disebut berikut ini :

7.Organisasi Laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi
pekerjaan, serta susunan personalia yang mengelola laboratorium
tersebut. Penanggung jawab tertinggi organisasi di laboratorium
adalah Kepala Laboratorium.Anggota Laboratorium yang berada di
bawah Kepala Laboratorium harus sepenuhnya bertanggung jawab
terhadap semua pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Setiap kegiatan kerja selalu diikuti dengan resiko bahaya yang


dapat berakibat terjadinya kecelakaan.Kecelakaan yang terjadi
pada suatu kegiatan industri merupakan hasil akhir dari suatu
aturan yang ada kondisi kerja yang tidak aman.Walaupun demikian
terjadinya kecelakaan seharusnya dapat dicegah dan
diminimalisasikan, karena kecelakaan tidak dapt terjadi dengan
sendirinya.Terjadinya kecelakaan pada umumnya ditimbulkan oleh
beberapa faktor penyebab, oleh karena itu terjadinya kecelakaan
harus diteliti faktor-faktor penyebabnya denggan tujuan untuk
menetukan usaha-usaha pembinaan dan pengawasan keselatan
kerja yang tepat secara efektif dan efisien sehingga terjadinya
kecelakaan dapat di cegah.

Penutup
Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa tujuan utama
dari program keselamatan dan kesehatan kerja adalah memberikan
perlindungan kepada pekerja dari bahaya kesehatan dan
keselamatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja..Upaya
tersebut bisa dilakukan dengan mengelola risiko yang teridentifikasi
di lingkungan kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Chapman, Christy. Bringing ERM into Focus.Internal Auditor, June


2003
Committee of Sponsoring Organization (COSO) of the Treadway
Commission. What is COSO: Background and Events Leading to
Internal Control-Integrated Framework. 1992
Darmawi, Herman. Manajemen Risiko. Bumi Aksara, 2005.
Simmons, Mark. COSO Based Auditing. The Internal Auditor,
December 1997
The Institute of Internal Auditors. Internal C
Vaughan, Emmet. Fundamentals of Risk and Insurance. 2nd, John
Willey, 1978

Anda mungkin juga menyukai