Anda di halaman 1dari 10

MOL

Oleh :
ZUNI FITRIYANTINI, S.TP.
PENYULUH PERTANIAN DI BPP TERSONO
TAHUN 2018

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan buklet yang berjudul :

” MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL), KOKI KECIL UNTUK


TANAMAN KITA “

Dalam pembuatan buklet ini mulai dari perancangan, pencarian


bahan, sampai penulisan, penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk,
dan bimbingan dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan
kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan
buklet ini.

Penulis menyadari bahwa buklet ini memiliki banyak


kekurangan dan jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di masa
yang akan datang, dan penulis juga berharap semoga buklet ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Tersono , 13 April 2018

2
PENDAHULUAN

Kondisi lahan pertanian setiap tahunnya mengalami penurunan


kesuburan yang signifikan. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia
menjadi salah satu sebab utama kondisi tersebut. Ditambah dengan
semakin banyaknya kerusakan alam yang terjadi dengan banyaknya
perambahan hutan dan pemanasan global memperparah kondisi
lahan.

Usaha pengembalian kesuburan lahan telah mulai dilakukan


oleh beberapa kelompok masyarakat yang peduli pada lingkungan.
Beberapa cara yang dilakukan adalah dengan penanaman pohon
secara besar – besaran, pengenalan pertanian yang ramah
lingkungan, pertanian yang terintegrasi, permakultur dan pertanian
organik.

Kunci dari pengembalian kesuburan tanah adalah pemberian


bahan organik ke dalam tanah. Dengan adanya peningkatan
kandungan bahan organik di dalam tanah, sifat fisik, kimia dan biologi
tanah akan mengalami perbaikan sedikit demi sedikit sehingga tanah
dapat menjadi sehat dan subur kembali.

Salah satu cara untuk meningkatkan kandungan bahan organik


yang ada di dalam tanah adalah penggunaan Mikro Organisme Lokal
(MOL). Akan tetapi belum banyak petani yang belum mengetahui
tentang MOL. Oleh karena itu diperlukan pembahasan tentang MOL
sebagai koki kecil untuk tanaman agar petani tertarik membuat dan
memanfaatkan MOL untuk menyehatkan tanah.
3
MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL), KOKI KECIL UNTUK
TANAMAN KITA

Mikro Organisme Lokal (MOL) merupakan salah satu ramuan


jitu yang sering digunakan oleh petani organik di lahan pertaniannya.
Sesuai dengan namanya, MOL terdiri atas mikro organisme lokal yang
ada di sekitar kita.

Larutan Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah larutan hasil


fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang
tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan
makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi merombak
bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan sebagai agen
pengendali hama dan penyakit tanaman, tergantung bahan
penyusunnya. Dengan demikian MOL dapat berfungsi sebagai :

 Dekomposer
 Pupuk hayati
 Pestisida organik terutama sebagai fungisida
 Zat perangsang tumbuh

Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama adalah


mudah dan murah bahkan tanpa biaya. Dengan memanfaatkan bahan-
bahan yang ada di sekitar, petani dapat kreatif membuat MOL dari
bahan-bahan seperti buah-buahan busuk (pisang, papaya, mangga
dan lain-lain), rebung bambu, pucuk tanaman merambat, tulang ikan,

4
keong, urine sapi, bahkan sampai urin manusia, darah hewan, bangkai
hewan, air cucian beras, dan sisa makanan.

Bahan utama dalam membuat MOL terdiri dari 3 jenis /


komponen antara lain :

1. Karbohidrat
Bahan ini dibutuhkan mikroorganisme sebagai sumber energi.
Beberapa bahan yang dapat digunakan yaitu : air cucian beras
(tajin), nasi bekas, singkong, kentang. Gandum, tetapi yang paling
sering digunakan adalah air cucian beras.
2. Glukosa
Bahan ini merupakan sumber energi instan untuk mikroorganisme
sebelum mengurai karbohidrat. Ia dapat diperoleh dari gula merah,
ula pasir, gula batu, air gula, molases, air nira, dan air kelapa.
3. Sumber bakteri
Bahan ini merupakan sumber utama dari mikroorganisme yang akan
dikembangkan. Ia dapat diperoleh dari keong mas, buah – buahan
busuk, sayuran sisa, bonggol pisang, rebung bambu, urine hewan,
nasi basi, tape dan masih banyak lagi.

Cara membuat MOL itu mudah, semua yang ada di sekitar kita
dapat dipakai, semua bahan dicampur dengan larutan yang
mengandung glukosa seperti air nira, air gula atau air kelapa. Lalu
ditutup dengan kertas, dibiarkan sampai 7 hari. Setelah itu larutan
MOL sudah bisa dipakai.

5
Beberapa resep MOL yang sering diaplikasikan oleh petani
antara lain :

1. MOL Keong Mas


Bahan :
- 1 Kg keong mas - 1 liter air kelapa
- 8 liter air cucian beras - 0,4 kg gula pasir cair
Cara Membuat :
Campur semua bahan dan tambahkan 12 liter air dalam drum.
Tutup drum menggunakan saringan kertas selama 7-14 hari. Tiap 2
hari sekali cek larutan mol. Jika fermentasi kurang berhasil
tambahkan 0,1 kg gula. Jika tercium aroma menyengat seperti tapai,
pertanda fermentasi berhasil. Saring larutan. MOL keong mas jadi.
Fungsi :
memacu pertumbuhan tanaman, merangsang pembungaan, dan
dekomposer.
Cara pengggunaan :
- Pengomposan : larutkan 1 liter MOL dalam 5 liter air bersih.
Tambahkan 1 ons gula merah. Aduk rata dan semprotkan pada
bahan kompos
- Tanaman : larutkan 1 liter MOL dalam 15 liter air bersih.
semprotkan pada tanaman di pagi atau sore hari.

2. MOL Bonggol Pisang


Bahan :
- 5 Kg bonggol pisang - 10 liter air cucian beras
- 1 kg gula merah

6
Cara membuat :
Potong bonggol pisang hingga berukuran 5-7 cm lalu tumbuk.
Masukkan gula merah yang sudah diiris ke dalam air cucian beras.
Campurkan bonggol pisang ke dalam dan aduk hingga merata.
Biarkan fermentasi selama 14 -21 hari.
Fungsi :
Sumber nitrogen dan fosfor bagi tanaman dan kaya akan senyawa
giberelin untuk pertumbuhan vegetatif.
Cara penggunaaan :
Larutkan 4 liter MOL bonggol pisang yang sudah disaring dalam 17
liter air bersih. Aduk rata dan semprotkan pada tanaman.

3. MOL Daun Gamal


Bahan :
- 5 kg daun gamal - 10 liter air cucian beras
- 1 kg gula merah
Cara Membuat :
Rajang dan tumbuk daun gamal hingga halus. Sementara itu
masukkan gula merah ke dalam air cucian beras. Masukkan
tumbukan daun gamal ke dalamnya lalu aduk hingga merata.
Fermentasikan selama 21 hari.
Fungsi :
Sumber nitrogen bagi tanaman untuk memacu pertumbuhan.
Cara Penggunaan :
Larutkan 4 liter MOL daun gamal yang sudah disaring dalam 17 liter
air bersih, auk rata lalu semprotkan ke tanaman.
4. MOL Urine
Bahan :
- 10 liter urine sapi /kelinci - 1 kg gula merah
Cara Membuat :
Iris halus gula merah lalu masukkan ke dalam urine. Aduk hingga
merata lalu biarkan terfermentasi selama 14-21 hari.
Fungsi :
Memacu pertumbuhan tanaman.
Cara Penggunaan :
Saring dan larutkan 4 liter MOL urine dalam 17 liter air bersih. Aduk
rata dan semprotkan pada tanaman.

5. MOL Sayur
Bahan :
1. 10 kg limbah sayuran hijauan (sawi, bayam, kol, brokoli,
kangkung, caisim dll)
2. Garam 5 % dari berat bahan
3. Air cucian beras 10 liter
4. Gula merah/ gula jawa 2 % dari cairan yang peroleh setelah 3
minggu
Cara membuat :
Bahan sayuran dipotong kecil-kecil / tipis-tipis lalu dimasukkan ke
ember/ drum, setiap ketebalan 5 cm ditaburi garam secukupnya.
Tambahkan air cucian beras hingga 10 liter. Tutup drum/ ember
dengan plastik lalu ikat dengan rafia atau karet. Tuangkan air diatas
plastik tersebut agar wadah bisa tertutup rapat. Setelah 3-4 minggu

8
ember/ drum dibuka, dan cairan yang diperoleh diambil (biasanya
berwarna kuning kecoklatan atau sesuai bahan sayurnya).
Tambahkan gula jawa/ gula merah sebanyak 2 % dari cairan
tersebut. Kalau cairannya 20 liter berarti butuh 4 ons gula.
Fungsi :
Dekomposer, pembentukan malai padi
Cara Penggunaan :
Saring dan larutkan 4 liter MOL urine dalam 17 liter air bersih. Aduk
rata dan semprotkan pada tanaman.

6. Mol Limbah Buah-buahan


Bahan :
- 10 Kg limbah buah- - 1 Kg gula merah
buahan - 10 liter air kelapa
Cara Membuat :
Buah-buahan dihaluskan dan masukkan drum plastik. Campurkan
10 liter air kelapa. Tambahkan gula merah yang telah dicairkan.
Tutup rapat drum plastik. Masukkan slang plastik, sambungkan ke
dalam botol yang telah berisi air.
Fungsi :
Dekomposer, penghambat pertumbuhan vegetatif, pemicu
pertumbuhan generatif.
Cara Penggunaan :
- Pengomposan 1:5 tambah 1 ons gula merah
- Penyemprotan tanaman : 400 cc mol : 14 liter air pada akhir
pertumbuhan vegetatif, pada tanaman padi umur 55-60 hst

9
PENUTUP

Demikian buklet Mikro Organisme Lokal (MOL) Koki Kecil untuk


Tanaman Kita ini kami susun untuk di jadikan sebagai bukti
terlaksananya kegiatan persiapan penyuluhan. Kami menyadari dalam
penyusunan buklet ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam penyajiannya. Kritik
dan saran demi lebih sempurnanya buklet ini sangat kami harapkan.
Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Redaksi Trubus. 2012. Mikroba, Juru Masak Tanaman Dongkrak Hasil


Panen 3 Kali Lipat. Trubus : Jakarta.

Suwarso, D dan G. Nuryatno. 2013. Teknologi Pembuatan MOL dan


Probiotik. Disampaikan pada Diklat Pengembangan Pupuk
Organik Bagi Penyuluh Pertanian . BADAN DIKLAT PROVINSI
JAWA TENGAH.

10

Anda mungkin juga menyukai