Anda di halaman 1dari 33

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
M A H K A M A HA G U N G
memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada tingkat kasasi

do
gumemutus sebagai berikut dalam perkara antara:
SUHENDRIK, bertempat tinggal Desa Huta I Perlanaan,
Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera

In
A
Utara;
Pemohon Kasasi dahulu Termohon Keberatan/Tergugat;
ah

lik
Lawan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL, TBK. KANTOR
am

ub
UMK CABANG INDRAPURA (“BANK BTPN”), yang diwakili oleh
Wakil Direktur Utama PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional,
Tbk., Ongki Wanadjati Dana, dan kawan, berkedudukan di Jalan
ep
k

Jendral Sudirman Nomor 288 C, Kelurahan Indrasakti, Kecamatan


ah

Air Putih, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara, dalam


R
hal ini memberi kuasa kepada Sentot Ahmadi, S.H., Karyawan PT

si
Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk., dan kawan-kawan,

ne
ng

berkantor di Jalan Jendral Sudirman Nomor 288 C, Kelurahan


Indrasakti, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara, Provinsi
Sumatera Utara, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 18

do
gu

November 2016;
Termohon Kasasi dahulu Pemohon Keberatan/Penggugat;
In
A

Mahkamah Agung tersebut;


Membaca surat-surat yang bersangkutan;
ah

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang


lik

Termohon Kasasi dahulu Pemohon Keberatan/Penggugat telah mengajukan


keberatan terhadap Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Nomor
m

ub

113/Pts/P3k-Js/III/2016 tanggal 27 Juli 2016 yang amarnya sebagai berikut:


1. Mengabulkan gugatan konsumen untuk seluruhnya dengan tidak hadirnya
ka

ep

pelaku usaha (verstek);


2. Menyatakan konsumen adalah beritikad baik dan ada kerugian dipihak
ah

konsumen;
R

3. Menyatakan batal demi hukum Perjanjian Kredit Nomor 0002154-SPK-7343-


es
M

0414 tertanggal 30 April 2014 beserta syarat dan ketentuan umum pemberian
ng

on
gu

Halaman 1 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
fasilitas kredit yang sarat dengan daftar negatif klausula baku yang dilarang

si
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999;
4. Menyatakan tidak sah dan batal demi hukum:

ne
ng
a) Permintaan lelang oleh pelaku usaha kepada KPKNL Pematang Siantar
terhadap Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 130 tertanggal 28 Oktober
2005 atas nama Suhendrik yang menjadi agunan hutang konsumen

do
gu kepada pelaku usaha;
b) Lelang yang telah/akan dilakukan oleh KPKNL Pematang Siantar atas

In
A
permintaan pelaku usaha sebagaimana pengumuman lelang pertama
eksekusi hak tanggungan tertanggal 30 Juni 2016 terhadap Sertifikat Hak
ah

lik
Milik (SHM) Nomor 130 tertanggal 28 Oktober 2005 atas nama Suhendrik
yang menjadi agunan hutang konsumen kepada pelaku usaha;
c) Akibat hukum yang timbul karena lelang tersebut, seperti/antara lain:
am

ub
I. Membalik namakan ketas nama orang lain atau menerbitkan
surat/sertifikat keatas nama orang lain;
ep
II. Apabila tanah/rumah yang menjadi sengketa perkara a quo
k

dikuasai/dimiliki oleh orang lain;


ah

5. Menghukum pelaku usaha untuk mengembalikan Sertifikat Hak Milik (SHM)


R

si
Nomor 130 tertanggal 28 Oktober 2005 atas nama Suhendrik kepada
konsumen;

ne
ng

6. Menghukum pelaku usaha untuk memberikan penangguhan pembayaran


cicilan (suresurent) kepada Konsumen selama lima tahun;

do
gu

7. Menghukum pelaku usaha dengan denda sebesar Rp500.000,00 (lima ratus


ribu rupiah) setiap harinya apabila lalai/tidak mau menjalani putusan Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara pada butir
In
A

lima dan enam tersebut di atas, setelah keputusan ini berkekuatan hukum
tetap (inkracht);
ah

lik

Bahwa, terhadap amar Putusan Badan Penyelesaian Sengketa


Konsumen tersebut, Pemohon Keberatan telah mengajukan keberatan di depan
m

ub

persidangan Pengadilan Negeri Simalungun yang pada pokoknya sebagai


berikut:
ka

I. Alasan-Alasan Dan Dasar Hukum Permohonan Keberatan Dari Pemohon


ep

Keberatan Atas Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor


ah

113/PTS/P3K-JS/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 Tanggal 27 Juli 2016


R

A. BPSK Kabupaten Batu Bara Tidak Berwenang Memeriksa Dan Mengadili


es

Perkara/Sengketa Antara Pemohon Keberatan Dengan Termohon Keberatan


M

ng

 Kompetensi Absolute:
on
gu

Halaman 2 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Bahwa, hubungan hukum antara Pemohon Keberatan dengan Termohon

si
Keberatan diawali dari Perjanjian Kredit Nomor 0002154-SPK-7343-0414
tertanggal 30 April 2014 beserta syarat dan ketentuan umum pemberian

ne
ng
fasilitas kredit (“SKUPK”) yang juga ditandatangani oleh Termohon Keberatan
beserta dengan isteri Termohon Keberatan (Sri Mukti);
Bahwa, berdasarkan Pasal 5 Perjanjian Kredit Nomor 0002154-SPK-7343-

do
gu 0414 tertanggal 30 April 2014 yang ditandatangani serta disepakati oleh dan
antara Termohon Keberatan dengan Pemohon Keberatan menyatakan

In
A
sebagai berikut:
“......Perjanjian ini tunduk pada dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
ah

lik
dari syarat dan ketentuan umum pemberian fasilitas kredit ...... (selanjutnya
berikut segala perubahan–perubahannya dan penambahan–penambahannya
disebut “SKUPK”);
am

ub
Bahwa, Pasal 11 ayat (16) (ketentuan penutup) SKUPK menyatakan sebagai
berikut:
ep
“Kecuali ditetapkan lain dalam perjanjian kredit, maka kedua belah pihak
k

memilih tempat kedudukan hukum yang tetap dan seumumnya di Kantor


ah

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ......”;


R

si
Bahwa, merujuk Pasal 1338 Kitab Undang Undang Hukum Perdata
(“KUHPer”) yang menyatakan sebagai berikut:

ne
ng

“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang


bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali

do
gu

selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang
oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus
dilaksanakan dengan itikad baik”;
In
A

Selanjutnya, Pasal 1338 KUHPer tersebut menyatakan dan mengatur bagi


pihak-pihak yang membuat dan mengikatkan dalam perjanjian, maka segala
ah

lik

isi yang disepakati dalam perjanjian tersebut berlaku sebagai undang-undang


bagi mereka yang membuatnya. Dengan demikian, segala perjanjian yang
m

ub

disepakati antara Termohon Keberatan dengan Pemohon Keberatan berlaku


sebagai undang-undang yang tidak dapat ditarik kembali serta harus
ka

dilaksanakan dengan itikad baik;


ep

Bahwa, sesuai dengan Pasal 118 ayat (4) HIR juncto Pasal 142 ayat (4)
ah

RBg., bahwa apabila sudah diperjanjikan dalam suatu akta tentang domisili
R

hukum, maka gugatan diajukan pada Pengadilan Negeri yang ditunjuk dalam
es

perjanjian tersebut, ketentuan tersebut juga telah diatur dalam Buku II


M

ng

Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan Dalam Empat


on
gu

Halaman 3 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Lingkungan Peradilan, Edisi 2007 terbitan Mahkamah Agung RI 2009,

si
halaman 50–51 tentang wewenang relatif, yang menyatakan sebagai berikut
g. Jika ada pilihan domisili yang tertulis dalam akta, maka gugatan diajukan

ne
ng
di tempat domisili yang dipilih itu”;
Bahwa, berdasarkan fakta–fakta hukum tersebut diatas, memberikan kaidah
hukum bahwa demi hukum, Termohon Keberatan telah salah dalam

do
gu mengajukan gugatan/permohonan sengketa konsumen melalui BPSK
Kabupaten Batu Bara dikarenakan tidak memiliki kewenangan mengadili. Hal

In
A
ini juga telah beritahukan secara langsung oleh Pemohon Keberatan
dihadapan Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara pada saat menghadiri
ah

lik
panggilan pra sidang, sebagaimana yang termuat dalam surat Nomor
S.6002569/7343-MUR/02/2016, tertanggal 8 Maret 2016, Perihal
Penyelesaian Sengketa di BPSK Kabupaten Batu Bara melalui proses
am

ub
mediasi, dan dilampiri dengan Surat dari Direktorat Jenderal Standardisasi
dan Perlindungan Konsumen kepada Ketua Badan Penyelesaian Sengketa
ep
Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara, Perihal Penyelesaian Sengketa
k

Konsumen Nomor 688/SPK.3.2/SD/12/2015 tertanggal 31 Desember 2015,


ah

yang ditandatangani oleh Direktur Pemberdayaan Konsumen, dimana BPSK


R

si
tidak memiliki wewenang (Kompetensi Absolut) untuk memeriksa dan
memutus sengketa antara Pemohon Keberatan dengan Termohon

ne
ng

Keberatan, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 point a, yang


menerangkan bahwa: berdasarkan Pasal 1338 KUH.Perdata yang

do
gu

menyatakan bahwa perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai


undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. Oleh karena itu, jika di
dalam perjanjian terdapat klausula yang menyatakan secara tegas bahwa
In
A

apabila terjadi sengketa akan diselesaikan di Pengadilan Negeri maka para


pihak dalam perjanjian harus menaati ketentuan tersebut seperti menaati
ah

lik

undang-undang. Dengan demikian BPSK secara absolut tidak memiliki


wewenang (kompetensi absolut) untuk menyelesaikan sengketa atas
m

ub

perjanjian tersebut;
Serta diperkuat juga dengan surat dari Badan Perlindungan Konsumen
ka

Nasional Republik Indonesia Nomor 06/BPKN/K.3/1/2016, tertanggal 19


ep

Januari 2016, Perihal Tanggapan Penganduan Bank BTPN tentang


ah

Penyelesaian Sengketa di BPSK Kabupaten Batu Bara, yang pada intinya isi
R

surat tersebut adalah Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik


es

Indonesia telah menegur/mengingatkan kepada Ketua BPSK Kabupaten Batu


M

ng

Bara yang pada pokoknya mengenai dalam melaksanakan penanganan


on
gu

Halaman 4 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sengketa konsumen agar berpedoman kepada peraturan perundang-

si
undangan;
Dengan demikian, berdasarkan fakta-fakta dan dasar hukum tersebut di atas,

ne
ng
mohon yang mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Simalungun yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan membatalkan
Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-

do
gu Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016;
 BPSK Kabupaten Batu Bara Tidak Berwenang Memeriksa Perkara A Quo

In
A
Karena Tidak Ada Sengketa Konsumen
4. Bahwa, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik
ah

lik
Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001, Pasal 1 poin 8, menyatakan
sebagai berikut “sengketa konsumen adalah sengketa antara pelaku usaha
dengan konsumen yang menuntut ganti rugi atas kerusakan, pencemaran
am

ub
dan/atau yang menderita kerugian akibat mengkonsumsi barang atau
memanfaatkan jasa”;
ep
Dalam perkara a quo Termohon Keberatan (debitur) harus diuji terlebih
k

dahulu, yaitu:
ah

a. Apakah ada tuntutan ganti rugi atas pencemaran barang yang


R

si
dikonsumsi?
Dalam hubungan hukum antara Termohon Keberatan (debitur) dengan

ne
ng

Pemohon Keberatan (kreditur) adalah hubungan hukum pinjam meminjam


uang dengan jaminan yang disepakati dalam perjanjian kredit dan

do
gu

pemberian hak tanggungan sehingga jelas tidak ada kerusakan atau


pencemaran dari pemanfaatan uang pinjaman;
b. Apakah Termohon Keberatan (debitur) menderita kerugian akibat
In
A

mengkonsumsi barang atau memanfaatkan jasa?


Dalam memanfaatkan dana pinjaman jelas tidak mengakibatkan kerugian
ah

lik

pada Termohon Keberatan (debitur) karena dana yang ada sudah


digunakan oleh Termohon Keberatan dan tidak ada kerugian sama sekali,
m

ub

untuk lebih jelas kriteria “menderita kerugian akibat mengkonsumsi


barang” akan diberikan contoh sebagai berikut:
ka

- Konsumen membeli produk kosmetik dan menggunakan kosmetik


ep

tersebut. Setelah kosmetik digunakan pada wajahnya menimbulkan


ah

bengkak dan melepuh seluruh wajahnya dan hasil uji klinis dan ahli
R

medis menyatakan bahwa bengkak dan melepuh tersebut disebabkan


es

oleh kandungan kosmetik yang digunakannya mengandung bahan


M

ng

berbahaya; dan
on
gu

Halaman 5 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Konsumen memanfaatkan pengiriman uang melalui jasa transfer Bank

si
dan uang yang dikirim tersebut tidak diterima oleh rekening yang dituju,
namun dalam rekening pengirim sudah berkurang atau terdebet, hal ini

ne
ng
dikarenakan adanya kesalahan dalam system Bank sehingga kiriman
tidak sampai, dan konsumen menderita kerugian karena uangnya
berkurang sebesar jumlah kiriman;

do
gu Bahwa, dari kedua contoh di atas sangat jelas kerugian yang diakibatkan
mengkonsumsi barang atau memanfaatkan jasa, sedangkan dalam

In
A
hubungan hubungan hukum pinjam meminjam uang yang secara nyata
sudah digunakan oleh debitur tidak ada kerugian setelah digunakannya uang
ah

lik
pinjaman tersebut, sehingga jelas karena tidak memenuhi kriteria sebagai
sengketa konsumen, maka BPSK harus menolak gugatan debitur tersebut.
Dengan demikian, berdasarkan fakta-fakta dan dasar hukum tersebut di atas,
am

ub
mohon yang mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Simalungun yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan membatalkan
ep
Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-
k

Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016;


ah

 Gugatan Termohon Keberatan Yang Diajukan Kepada BPSK Kabupaten


R

si
Batu Bara Merupakan Kewenangan Lembaga Alternatif Penyelesaian
Sengketa Sektor Jasa Keuangan

ne
ng

5. Bahwa, Peraturan Otoritas Jasa keuangan (POJK) Nomor 1/POJK.07/2014


tentang Alternatif Penyelesaian Sengketa di Sektor Jasa Keuangan, jelas

do
gu

merupakan ketentuan khusus (lex spesialis) apabila terjadi perselisihan


antara konsumen sektor jasa keuangan dengan kreditur, dikarenakan kriteria
In
sengketa yang dimaksud jelas berada dalam ruang lingkup sektor jasa
A

keuangan, sedangkan BPSK lebih tepat untuk sengketa konsumen dalam


ruang lingkup perindustrian dan perdagangan. Oleh karenanya, ketentuan
ah

lik

teknis sengketa konsumen di BPSK diatur oleh Kementerian Perindustrian


dan perdagangan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri
m

ub

Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor


350/MPP/Kep/12/2001;
ka

Bahwa, Pasal 1 poin 13 Peraturan Otoritas Jasa keuangan (POJK) Nomor


ep

1/POJK.07/2014 tentang Alternatif Penyelesaian Sengketa di Sektor Jasa


ah

Keuangan, dinyatakan sebagai berikut “sengketa adalah perselisihan antara


R

konsumen dengan Lembaga Jasa Keuangan dalam kegiatan penempatan


es

dana oleh konsumen pada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pemanfaatan


M

ng

on
gu

Halaman 6 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pelayanan dan/atau produk lembaga jasa keuangan setelah melalui proses

si
penyelesaian pengaduan pada Lembaga Jasa Keuangan”;
Bahwa, seharusnya Termohon Keberatan mengajukan pengaduan melalui

ne
ng
proses pengaduan kepada Pemohon Keberatan terlebih dahulu dan apabila
tidak terselesaikan, jika hendak dilanjutkan melalui proses diluar Pengadilan,
maka diselesaikanlah melalui proses Alternatif Penyelesaian Sengketa di

do
gu sektor jasa keuangan bukan kepada BPSK;
Bahwa, pengertian konsumen dalam POJK nomor 1/POJK.07/2013 juncto

In
A
Nomor 1/POJK.07/ 2014 khusus untuk konsumen pada sektor jasa
keuangan, dikarenakan lebih spesifik dan memang sudah seharusnya
ah

lik
peraturan yang lebih spesifik (lex spesialis) inilah yang seharusnya digunakan
dan bukan menggunakan dasar Undang Undang Perlindungan Konsumen,
sehingga secara sadar dan mengetahui seharusnya Majelis BPSK Kabupaten
am

ub
Batu Bara menolak dan tidak berwenang memeriksa Pengaduan atau
gugatan dari Termohon Keberatan (debitur) yang nyata-nyata adalah
ep
hubungan konsumen dengan lembaga jasa keuangan sesuai dengan azas
k

hukum lex spesialis derogat lex generalis. Dengan demikian, berdasarkan


ah

fakta-fakta dan dasar hukum tersebut diatas, mohon yang mulia Majelis
R

si
Hakim Pengadilan Negeri Simalungun yang memeriksa dan mengadili
perkara a quo untuk menyatakan membatalkan Putusan Arbitrase BPSK

ne
ng

Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016


tanggal 27 Juli 2016;

do
gu

B. Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-


Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 Tanggal 27 Juli 2016 Cacat Hukum
6. Bahwa, Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara telah membuat kesalahan
In
A

didalam diktum Putusannya Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-


BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016 mengenai pemilihan penyelesaian
ah

lik

permasalahan/perselisihan secara arbitrase hanya disepakati dan


ditandatangani oleh Termohon Keberatan saja tanpa ada persetujuan terlebih
m

ub

dahulu dari Pemohon Keberatan dan juga Majelis BPSK Kabupaten Batu
Bara hanya dapat menyelesaikan sengketa yang memang menjadi
ka

wewenangnya berdasarkan kesepakatan para pihak yang bersengketa,


ep

karena telah melanggar ketentuan yang diatur dalam Pasal 4 ayat (1)
ah

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor


R

350/MPP/KEP/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan


es

Penyelesaian Sengketa Konsumen, yang mengatur sebagai berikut


M

ng

“penyelesaian sengketa konsumen oleh BPSK dengan cara mediasi atau,


on
gu

Halaman 7 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
konsiliasi atau arbitarse sebagaimana dimaksud Pasal 3 huruf a dilakukan

si
atas dasar pilihan dan persetujuan para pihak yang bersangkutan”;
Bahwa, Ketentuan Pasal 4 ayat (1) Keputusan Menteri Perindustrian dan

ne
ng
Perdagangan RI Nomor 350/MPP/KEP/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas
dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen tersebut sejalan
dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2006 tentang Tata Cara

do
gu Pengajuan Keberatan Atas Putusan BPSK, dimana dalam kosideran
“mengingat” poin 4 mendasarkan pada Undang Undang Nomor 30 Tahun

In
A
1999 tentang Arbitrase dan Alternative Penyelesaian Sengketa, artinya
Arbitrase yang dimaksud dalam pandangan Perma tersebut maupun
ah

lik
Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan nomor
350/MPP/KEP/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen tersebut adalah sama, adapun yang
am

ub
dimaksud Arbitrase dalam Undang Undang Nomor 30 tahun 1999, sebagai
berikut:
ep
Pasal 1 poin 1:
k

“Arbitrase adalah cara penyelesaian sengketa perdata diluar peradilan umum


ah

yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh
R

si
para pihak yang bersengketa”;
Pasal 1 poin 3 :

ne
ng

“Perjanjian Arbitrase adalah suatu kesepakatan klausula arbitrase yang


tercantum dalam perjanjian tertulis yang dibuat para pihak sebelum terjadi

do
gu

sengketa atau perjanjian arbitrase tersendiiri yang dibuat para pihak setelah
terjadi sengketa”;
Bahwa, pada faktanya, proses penyelesaian arbitrase sebagaimana telah
In
A

diputus melalui Putusan BPSK Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-


BB/II/2016 Tanggal 27 Juli 2016 tidak didasarkan adanya persetujuan para
ah

lik

pihak yang bersengketa (Pemohon Keberatan tidak pernah memberikan


persetujuan baik secara lisan maupun tertulis kepada BPSK Kabupaten Batu
m

ub

Bara untuk menyelesaikan permasalahan/perselisihan dengan Termohon


Keberatan secara Arbitrase), sehingga putusan arbitrase tersebut tidak
ka

sah/cacat hukum. Dengan demikian, mohon yang mulia Majelis Hakim


ep

Pengadilan Negeri Simalungun yang memeriksa dan mengadili perkara a quo


ah

untuk mengenyampingkan pertimbangan hukum tersebut di atas dan


R

selanjutnya menyatakan membatalkan Putusan BPSK Nomor 113/Pts/P3k-


es

Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016;


M

ng

on
gu

Halaman 8 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
C. Pemohon Keberatan Tidak Pernah Menerima Copy Permohonan

si
Penyelesaian Sengketa Termohon Keberatan Sebagai Lampiran Dalam
Semua Surat Panggilannya

ne
ng
7. Bahwa, Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-
Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016 lahir/terbit dari proses
yang tidak benar dan tidak berdasarkan hukum, karena pada faktanya

do
gu Pemohon Keberatan tidak pernah sama sekali menerima copy permohonan
penyelesaian sengketa konsumen sebagai lampiran dalam semua surat

In
A
panggilannya, sehingga proses pemeriksaan perkara yang dilakukan oleh
BPSK Kabupaten Batu Bara telah melanggar ketentuan Pasal 26 ayat (1)
ah

lik
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor
350/MPP/KEP/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen yaitu:
am

ub
“Ketua BPSK memanggil pelaku usaha secara tertulis disertai dengan copy
permohonan penyelesaian sengketa konsumen, selambat-lambatnya dalam
ep
waktu tiga hari kerja sejak permohonan penyelesaian sengketa diterima
k

secara benar dan lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16”;


ah

Hal ini sangat jelas menunjukkan dan memperlihatkan bahwa, Majelis BPSK
R

si
Kabupaten Batu Bara tidak serius dalam menangani perkara sengketa dan
patut diduga seakan-akan terdapat suatu konspirasi yang menghendaki untuk

ne
ng

menguntungkan pihak-pihak tertentu;


Dengan demikian, berdasarkan fakta-fakta dan dasar hukum tersebut diatas,

do
gu

mohon yang mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Simalungun yang


memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan membatalkan
Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-
In
A

Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016;


D. Tentang Duduk Perkara Dalam Putusan BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor
ah

lik

113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 Tanggal 27 Juli 2016 Tidak


Benar Dan Tidak Berdasarkan Hukum
m

ub

8. Bahwa, tentang duduk perkara dalam Putusan BPSK Kabupaten Batu Bara
Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016,
ka

Pemohon Keberatan menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil yang


ep

disampaikan dalam gugatan Termohon Keberatan tertanggal 8 Maret 2016,


ah

terkecuali yang secara tegas dan nyata telah diakui dan dibahas
R

kebenarannya oleh Pemohon Keberatan;


es

9. Bahwa, di dalam Putusan BPSK Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-


M

ng

BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016, tentang duduk perkara pada paragraf ke 3,


on
gu

Halaman 9 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
halaman 2, yang menyatakan “bahwa konsumen sudah membayar cicilan

si
selama lebih kurang 18 bulan dan mulai macet membayar pada bulan
Desember 2015 hingga sekarang ..............” adalah secara nyata dan jelas

ne
ng
Termohon Keberatan telah melakukan perbuatan ingkar janji (“wanprestasi”)
yaitu tidak membayar angsuran kepada Pemohon Keberatan sesuai
kesepakatan yang sudah tertuang dalam perjanjian kredit dan syarat dan

do
gu ketentuan umum pemberian fasilitas kredit;
10. Bahwa, perbuatan ingkar janji (wanprestasi) tersebut telah ditegaskan dalam

In
A
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 42K/Pdt.Sus/2013, Putusan
Mahkamah Agung Nomor 94K/Pdt.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung
ah

lik
Nomor 208K/Pdt.Sus/2012, yang menyatakan sebagai berikut ”bahwa BPSK
tidak berwenang untuk mengadili sengketa perdata tentang wanprestasi
(ingkar janji) karena terhadap sengketa perdata yang berkaitan dengan
am

ub
wanprestasi bukan termasuk dalam ruang lingkup tugas dan kewenangan
BPSK untuk menyelesaikannya sebagaimana termuat dalam ketentuan Pasal
ep
52 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
k

juncto Pasal 3 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik


ah

Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001”. Dengan demikian beradasarkan


R

si
uraian tersebut semakin memperjelas bahwa BPSK Kabupaten Batu Bara
tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara/sengketa a quo;

ne
ng

11. Bahwa, tidak benar dan tidak berdasarkan hukum sama sekali dalil dalam
Putusan BPSK Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal

do
gu

27 Juli 2016, tentang duduk perkara pada paragraf ke 8, halaman 2 yang


menyatakan “bahwa pelaku usaha tidak pernah memberikan penjelasan
kepada konsumen tentang isi perjanjian serta apa yang menjadi hak dan
In
A

kewajiban konsumen”, karena pada faktanya Pemohon Keberatan telah


memberikan semua penjelasan mengenai isi dari perjanjian kredit beserta
ah

lik

syarat dan ketentuan umum pemberian fasilitas kredit (“SKUPK”) termasuk


hak dan kewajiban masing-masing pihak. Dimana, penjelasan tersebut
m

ub

diberikan sebelum Termohon Keberatan menandatangani perjanjian kredit,


bahkan sebelum menandatangani perjanjian kredit Termohon Keberatan
ka

telah membaca kembali perjanjian kredit dimaksud dan setelah membaca


ep

barulah Termohon Keberatan menandatangani perjanjian kredit dan SKUPK


ah

tersebut tanpa ada paksaan dari pihak manapun sebagai tanda persetujuan
R

dan kesepakatannya dengan Pemohon Keberatan. Setelah perjanjian kredit


es

ditanda tangani oleh para pihak (kreditur dan debitur), Pemohon Keberatan
M

ng

memberikan kepada Termohon Keberatan berupa perjanjian kredit, daftar


on
gu

Halaman 10 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
angsuran yang menjadi kewajiban Termohon Keberatan, dan syarat dan

si
ketentuan umum pemberian fasilitas kredit (“SKUPK”) yang kesemuanya
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perjanjian kredit;

ne
ng
12. Bahwa, tidak benar dan tidak berdasarkan hukum sama sekali dalil dalam
Putusan BPSK Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal
27 Juli 2016, tentang duduk perkara pada paragraf ke 9, halaman 2 yang

do
gu menyatakan “bahwa perjanjian kredit yang ditandatangani konsumen diduga
sangat sarat dengan klausula baku yang sangat bertentangan dengan Pasal

In
A
18 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen”,
karena pada kenyataannya tidak ada ketentuan/klausula baku yang terdapat
ah

lik
dalam perjanjian kredit terlebih klausul baku yang dilarang oleh Undang
Undang Perlindungan Konsumen, yang dimana perjanjian kredit tersebut
ditanda tangani berdasarkan kesepakatan dan persetujuan bersama antara
am

ub
Pemohon Keberatan dengan Termohon Keberatan (para pihak). Seharusnya
Termohon Keberatan membuktikan dan menjelaskan isi/syarat-syarat mana
ep
dari perjanjian kredit yang bertentangan dengan ketentuan Undang Undang
k

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tersebut;


ah

Bahwa, perlu Pemohon Keberatan jelaskan, pada saat perjanjian kredit dan
R

si
SKUPK ditandatangani oleh Termohon Keberatan, ternyata Termohon
Keberatan tidak keberatan atas isi dari perjanjian kredit dan SKUPK tersebut

ne
ng

dan seharusnya apabila Termohon Keberatan tidak setuju dengan isi


perjanjian kredit & SKUPK yang telah dibuat, maka Termohon Keberatan

do
gu

pada waktu itu dapat menolak untuk tidak menandatangani perjanjian kredit
dan SKUPK tersebut sesuai dengan alasannya, jangan setelah Termohon
Keberatan menikmati fasilitas kredit dari Pemohon Keberatan dan kemudian
In
A

tidak dapat melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang telah


diperjanjikan (wanprestasi) Termohon Keberatan baru mempermasalahkan
ah

lik

hal tersebut, dengan demikian dapat dilihat dan diketahui bahwa semua dalil-
dalil yang diajukan oleh Termohon Keberatan dalam permohonan
m

ub

/pengaduannya kepada BPSK Kabupaten Batu Bara sangat mengada-ada


dan tidak berdasarkan hukum sama sekali;
ka

13. Bahwa, Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara yang memeriksa perkara a quo
ep

lagi-lagi telah membuat kesalahan didalam diktum Putusannya Nomor


ah

113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016, sebagai


R

berikut:
es

- Pada angka 2 halaman 3 yang menyatakan:


M

ng

on
gu

Halaman 11 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“......... tanggal 8 Maret 2016 Majelis BPSK kembali memanggil pelaku

si
usaha untuk melanjutkan pra-sidang untuk mempertemukan kedua belah
pihak agar dapat melakukan perdamaian dan berharap agar pelaku usaha

ne
ng
dapat memberikan keterangan tentang gugatan a quo, namun pelaku
usaha tidak hadir”;
- Pada angka 3 halaman 3 yang menyatakan:

do
gu “Bahwa, konsumen telah memilih penyelesaian sengketa dengan cara
arbitrase pada tanggal 8 Maret 2016 sekaligus memperbaiki gugatannya

In
A
.........”;
Karena hal ini sungguh sangat tidak sesuai dengan fakta dan kejadian
ah

lik
yang sebenarnya dan suatu kebohongan yang menyesatkan, yang dalam
hal ini dibuat-buat dengan rangkaian kalimat tuduhan yang tidak pernah
dilakukan oleh Pemohon Keberatan, dikarenakan pada faktanya Pemohon
am

ub
Keberatan telah menghadiri pra sidang tersebut;
Bahwa, dalam pra sidang tersebut Pemohon Keberatan telah mengajukan
ep
keberatan penyelesaian sengketa di BPSK Kabupaten Batu Bara secara
k

langsung dihadapan Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara baik secara lisan
ah

maupun tertulis melalui Surat Nomor S.6002569/7343-MUR//02/2016,


R

si
tertanggal 8 Maret 2016, Perihal Penyelesaian Sengketa di BPSK
Kabupaten Batu Bara Melalui Proses Mediasi;

ne
ng

Bahwa, di dalam pra sidang tersebut Pemohon Keberatan sama sekali


tidak melihat Termohon Keberatan memilih penyelesaian sengketa dengan

do
gu

cara arbitrase sekaligus memperbaiki gugatannya, sebagaimana yang


dicantumkan dalam diktum Putusannya Nomor 113/Pts/P3k-
Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli pada angka 2 halaman 3.
In
A

Hal ini patut diduga adanya rekayasa kasus yang merupakan suatu
kebohongan yang menyesatkan dan sesuatu penyesatan yang ada dalam
ah

lik

perkara a quo serta sangat jelas menunjukkan dan memperlihatkan bahwa


Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara tidak serius dalam menangani
m

ub

sengketa dan patut diduga seakan-akan terdapat suatu konspirasi yang


menghendaki untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu;
ka

Dengan demikian, berdasarkan fakta-fakta dan dasar hukum tersebut pada


ep

point 8 s.d 13 diatas, mohon yang mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri
ah

Simalungun yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk


R

menyatakan membatalkan Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara


es

Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016;


M

ng

on
gu

Halaman 12 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
E. Bukti-Bukti Tertulis yang diajukan oleh Termohon Keberatan Justru

si
Membuktikan Bahwa Termohon Keberatan Telah Melakukan Perbuatan
Ingkar Janji (Wanprestasi)

ne
ng
14. Bahwa, bukti-bukti yang diajukan oleh Termohon Keberatan ke Majelis BPSK
Kabupaten Batu Bara yang diberi tanda K 1, K 2, K 3 dan K 4 tidak ada
satupun bukti yang menguatkan mengenai Pemohon Keberatan tidak

do
gu memberi penjelasan kepada Termohon Keberatan tentang isi perjanjian kredit
dan terdapatnya klausula baku dalam perjanjian kredit yang sangat

In
A
bertentangan dengan Pasal 18 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen. Justru bukti-bukti yang diajukan oleh
ah

lik
Termohon Keberatan membuktikan bahwa Termohon Keberatan telah
melakukan perbuatan ingkar janji (wanprestasi) karena tidak melaksanakan
kewajibannya sebagaimana yang telah dijanjikan dan dituangkan dalam
am

ub
perjanjian kredit dan SKUPK antara Termohon Keberatan dengan Pemohon
Keberatan. Dengan demikian, berdasarkan fakta-fakta dan dasar hukum
ep
tersebut diatas, mohon yang mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri
k

Simalungun yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan


ah

membatalkan Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor


R

si
113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016;
F. Pertimbangan Hukum Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara Dalam Putusan

ne
ng

Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-


Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 Tanggal 27 Juli 2016 Tidak Cermat, Keliru

do
gu

Dan Bertentangan Dengan Hukum


15. Bahwa, tidak benar dan tidak berdasarkan hukum sama sekali pertimbangan
hukum Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara dalam Putusan Arbitrase BPSK
In
A

Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016,


sebagai berikut:
ah

lik

- Pada point 2 halaman 4 yang menyatakan:


“..... Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara berpendapat bahwa konsumen
m

ub

adalah pihak yang berkepentingan dan berhak untuk mendapatkan


advokasi perlindungan konsumen secara patut sebagaimana dimaksud
ka

pada Pasal 1 ayat (2) dan Pasal 4 huruf (e) dan begitu juga pelaku usaha
ep

tidak mematuhi kewajibannya sebagaimana dimaksud Pasal 7 huruf (c)


ah

Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,


R

sehingga majelis mempunyai kewenangan untuk memutus perkara ini”;


es

- Pada point 5 halaman 5 yang menyatakan:


M

ng

on
gu

Halaman 13 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Menimbang, bahwa berdasarkan bunyi Pasal 7 huruf (c) Undang Undang

si
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang berbunyi
“kewajiban pelaku usaha adalah memperlakukan atau melayani konsumen

ne
ng
secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif”;
Karena pada kenyataannya konsumen yang berhak untuk mendapatkan
advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan

do
gu konsumen secara patut adalah konsumen yang mempunyai itikad baik.
Dimana konsumen tersebut telah melaksanakan seluruh kewajibannya, tetapi

In
A
hak-haknya tidak diberikan oleh pelaku usaha;
Namun, dalam perkara ini, pada faktanya Termohon Keberatan (konsumen)
ah

lik
tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana telah diperjanjikan dalam
perjanjian kredit, sehingga tidak termasuk dalam konsumen yang beritikad
baik. Dengan demikian, sangat naif dan mengada-ada serta tidak
am

ub
berdasarkan hukum sama sekali apabila Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara
berpendapat Termohon Keberatan (konsumen) tersebut perlu mendapatkan
ep
advokasi dan perlindungan, padahal Pasal 6 huruf b Undang Undang Nomor
k

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, memberikan perlindungan


ah

hukum kepada pelaku usaha (Pemohon Keberatan) dari tindakan konsumen


R

si
(Termohon Keberatan) yang beritikad tidak baik;
Selanjutnya, Pemohon Keberatan telah memperlakukan/melayani Termohon

ne
ng

Keberatan secara benar dan jujur dimana pada saat pengajuan permohonan
kredit, perubahan terhadap perjanjian kredit (top up) telah dipelajari, diteliti

do
gu

terlebih dahulu dan telah disepakati serta ditandatangani oleh Termohon


Keberatan (tidak ada catatan dari Termohon Keberatan);
Selain itu, Pemohon Keberatan juga tidak pernah membeda-bedakan
In
A

(diskriminatif) terhadap semua konsumen/debiturnya termasuk kepada


Termohon Keberatan, hal ini dapat dilihat dari tindakan Pemohon Keberatan
ah

lik

terhadap seluruh debitur/konsumennya yang telah wanprestasi, maka


Pemohon Keberatan akan melakukan pelelangan terhadap objek jaminan
m

ub

kredit sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Pasal 6 Undang Undang


Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun 1996;
ka

16. Bahwa, tidak benar dan tidak berdasarkan hukum sama sekali pertimbangan
ep

hukum Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara dalam Putusan Arbitrase BPSK
ah

Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016,


R

sebagai berikut:
es

- Pada point 3 halaman 4 yang menyatakan:


M

ng

on
gu

Halaman 14 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Bahwa pelaku usaha menolak menghadiri persidangan arbitrase walaupun

si
telah dipanggil dengan patut berdasarkan Pasal 52 Huruf (g) Undang
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, sehingga

ne
ng
Majelis berpendapat bahwa pelaku usaha telah melepaskan haknya untuk
membela kepentingannya dalam persidangan di BPSK Kabupaten Batu
Bara dalam perkara a quo”;

do
gu - Pada point 4 halaman 4 dan 5, yang menyatakan:
“Menimbang, bahwa tugas dan wewenang BPSK adalah melaksanakan

In
A
penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen dengan cara mediasi
atau arbitrase atau konsiliasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 huruf
ah

lik
(a) dan huruf (c) Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen serta dihubungkankan dengan Pasal 54 ayat (4)
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 juncto Pasal 36 ayat 3
am

ub
Kepmenperindag Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan
Tugas dan Wewenang BPSK, “maka Majelis BPSK berkesimpulan
ep
berwenang menyelesaikan sengketa ini walaupun tanpa kehadiran pelaku
k

usaha dan menolak arbitrase serta tidak menandatangani formulir arbitrase


ah

tersebut”;
R

si
- Pada point 6, huruf (a) halaman 5, yang menyatakan:
“Menimbang, bahwa tugas dan wewenang BPSK adalah:

ne
ng

a) Melaksanakan penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen


dengan cara mediasi atau arbitrase atau konsiliasi sebagaimana

do
gu

dimaksud dalam Pasal 52 huruf (a) dan huruf (c) Undang Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
- Pada point 8 halaman 5, yang menyatakan:
In
A

“..........Harus ada penyelesaian atau keputusan oleh BPSK, apalagi


konsumen telah memilih penyelesaian sengketa a quo melalui jalur
ah

lik

arbitrase berdasarkan surat pernyataan memilih penyelesaian sengketa


melalui arbitrase pada tanggal 8 Maret 2016”;
m

ub

- Pada point 20 halaman 5, yang menyatakan:


“Menimbang, bahwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf g Undang
ka

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang


ep

berbunyi “pelaku usaha wajib memberikan informasi yang benar, jelas dan
ah

jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/jasa serta memberikan


R

penjelasan, penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan” dan serta apabila


es

dihubungkan dengan bunyi Pasal 54 ayat (4) Undang Undang Nomor 8


M

ng

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen juncto Pasal 36 ayat (3)


on
gu

Halaman 15 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kepmenperindag Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 yang berbunyi “bilamana

si
pada persidangan ke II (dua) konsumen tidak hadir maka gugatannya gugur
demi hukum, sebaliknya jika pelaku usaha yang tidak hadir, maka gugatan

ne
ng
konsumen wajib dikabulkan seluruhnya oleh Majelis tanpa kehadiran pelaku
usaha” sehingga majelis berpendapat bahwa gugatan konsumen patut
dikabulkan untuk seluruhnya”;

do
gu Karena pada faktanya Pemohon Keberatan telah memberikan
semua penjelasan mengenai isi dari perjanjian kredit beserta syarat dan

In
A
ketentuan umum pemberian fasilitas kredit (“SKUPK”) termasuk hak dan
kewajiban masing-masing pihak. Dimana penjelasan tersebut diberikan
ah

lik
sebelum Termohon Keberatan menandatangani perjanjian kredit dan
SKUPK, bahkan sebelum menandatangani perjanjian kredit dan SKUPK
tersebut Termohon Keberatan telah membaca kembali perjanjian kredit
am

ub
dimaksud dan setelah membaca barulah Termohon Keberatan
menandatangani perjanjian kredit dan SKUPK tersebut tanpa ada paksaan
ep
dari pihak manapun sebagai tanda persetujuan dan kesepakatannya
k

dengan Pemohon Keberatan. Setelah perjanjian kredit ditanda tangani oleh


ah

Para Pihak (Pemohon Keberatan/Kreditur dan Termohon


R

si
Keberatan/Debitur), Pemohon Keberatan memberikan kepada Termohon
Keberatan berupa perjanjian kredit, SKUPK dan daftar angsuran yang

ne
ng

menjadi kewajiban debitur atau Termohon Keberatan, yang kesemuanya


merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perjanjian kredit;

do
gu

Bahwa, pada saat Perjanjian Kredit dan SKUPK ditandatangani


oleh Termohon Keberatan, ternyata Termohon Keberatan tidak keberatan
atas perjanjian kredit dan SKUPK tersebut dan seharusnya apabila
In
A

Termohon Keberatan tidak setuju dengan isi perjanjian kredit dan SKUPK
yang telah dibuat, maka Termohon Keberatan pada waktu itu dapat
ah

lik

menolak untuk tidak menandatangani perjanjian kredit dan SKUPK tersebut


sesuai dengan alasannya, jangan setelah Termohon Keberatan menikmati
m

ub

fasilitas kredit dari Pemohon Keberatan dan kemudian tidak dapat


melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang telah diperjanjikan
ka

(wanprestasi) barulah Termohon Keberatan mempermasalahkan hal


ep

tersebut;
ah

Bahwa, disisi lain Pemohon Keberatan telah mengajukan


R

keberatan penyelesaian sengketa di BPSK Kabupaten Batu Bara secara


es

langsung dihadapan Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara baik secara lisan
M

ng

maupun tertulis melalui Surat Nomor S.6002569/7343-MUR//02/2016,


on
gu

Halaman 16 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tertanggal 8 Maret 2016, Perihal Penyelesaian Sengketa di BPSK

si
Kabupaten Batu Bara melalui proses mediasi, dan dilampiri dengan Surat
dari Direktorat Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen kepada

ne
ng
Ketua Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu
Bara, Perihal Penyelesaian Sengketa Konsumen Nomor
688/SPK.3.2/SD/12/2015 tertanggal 31 Desember 2015, yang

do
gu ditandatangani oleh Direktur Pemberdayaan Konsumen, dimana BPSK
tidak memiliki wewenang (kompetensi absolut) untuk memeriksa dan

In
A
memutus sengketa antara Pemohon Keberatan dengan Termohon
Keberatan, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 point a, yang
ah

lik
menerangkan bahwa: berdasarkan Pasal 1338 KUH.Perdata yang
menyatakan bahwa perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. Oleh karena itu, jika di
am

ub
dalam perjanjian terdapat klausula yang menyatakan secara tegas bahwa
apabila terjadi sengketa akan diselesaikan di Pengadilan Negeri, maka para
ep
pihak dalam perjanjian harus menaati ketentuan tersebut seperti menaati
k

undang-undang. Dengan demikian BPSK secara absolut tidak memiliki


ah

wewenang (kompetensi absolut) untuk menyelesaikan sengketa atas


R

si
perjanjian tersebut, serta diperkuat juga dengan Surat dari Badan
Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia Nomor

ne
ng

06/BPKN/K.3/1/2016, tertanggal 19 Januari 2016, Perihal Tanggapan


Penganduan Bank BTPN tentang Penyelesaian Sengketa di BPSK

do
gu

Kabupaten Batu Bara, yang pada intinya isi surat tersebut adalah Badan
Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia telah
menegur/mengingatkan kepada Ketua BPSK Kabupaten Batu Bara yang
In
A

pada pokoknya mengenai dalam melaksanakan penanganan sengketa


konsumen agar berpedoman kepada peraturan perundang-undangan;
ah

lik

Bahwa, dengan dilaksanakannya sidang arbitrase tersebut,


menunjukkan bahwa Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara telah melanggar
m

ub

ketentuan yang diatur dalam Pasal 4 ayat (1) Keputusan Menteri


Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor 350/MPP/KEP/12/2001 tentang
ka

Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa


ep

Konsumen, sehingga pilihan Termohon Keberatan untuk menyelesaikan


ah

sengketa melalui arbitrase di BPSK Kabupaten Batu Bara adalah cacat


R

hukum karena tidak ada persetujuan terlebih dahulu dari Pemohon


es

Keberatan dan juga Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara hanya dapat
M

ng

menyelesaikan sengketa yang memang menjadi wewenangnya


on
gu

Halaman 17 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berdasarkan pilihan penyelesaian sengketa yang disetujui atau disepakati

si
oleh para pihak yang bersengketa;
Bahwa, patut diduga penanganan perkara a quo seakan-akan

ne
ng
terdapat suatu konspirasi yang menghendaki untuk menguntungkan pihak-
pihak tertentu, sehingga Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara melanjutkan
pemeriksaan perkara ini secara arbitrase padahal syarat penyelesaian

do
gu melalui arbitrase harus disetujui oleh kedua belah pihak yang bersengketa
yang dalam hal ini tidak mendapatkan persetujuan dari Pemohon

In
A
Keberatan;
Bahwa, selanjutnya Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara tidak
ah

lik
mempertimbangkan bahwa permasalahan sengketa antara Termohon
Keberatan dengan Pemohon Keberatan merupakan sengketa keperdataan
yang terdapat adanya peristiwa dan perbuatan hukum pemberian kredit
am

ub
dengan jaminan yang ternyata telah terdapat kualifikasi debitur
”wanprestasi”;
ep
Bahwa, berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor
k

42K/Pdt.Sus/2013, Putusan Mahkamah Agung Nomor 94K/Pdt.Sus/2012


ah

dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 208K/Pdt.Sus/2012 yang


R

si
mengandung kaidah hukum ”bahwa BPSK tidak berwenang untuk mengadili
sengketa perdata tentang wanprestasi (ingkar janji) karena terhadap

ne
ng

sengketa perdata yang berkaitan dengan wanprestasi bukan termasuk


dalam ruang lingkup tugas dan kewenangan BPSK untuk

do
gu

menyelesaikannya sebagaimana termuat dalam ketentuan Pasal 52


Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
juncto Pasal 3 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik
In
A

Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001”, sehingga semakin memperjelas


bahwa BPSK Kabupaten Batu Bara tidak berwenang untuk memeriksa dan
ah

lik

mengadili perkara/sengketa a quo, maka ketentuan penjualan atas barang


jaminan menjadi melekat, di samping itu juga tidak dipertimbangan nilai
m

ub

suatu azas hukum dari perikatan yang timbul karena perjanjian memiliki
konsekuensi hukum adanya azas konsensualisme bagi yang membuatnya
ka

(Pemohon Keberatan dengan Termohon Keberatan);


ep

Bahwa, pertimbangan Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara dalam


ah

perkara a quo yang demikian nyata nyata bertentangan dengan azas


R

keabsahan suatu akta outentik (presumptio iustae causa–vermoeden van


es

rechtmatigheid). Nyata nyata perjanjian kredit beserta syarat dan ketentuan


M

ng

umum pemberian fasilitas kredit telah ditandatangani secara sadar dan


on
gu

Halaman 18 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
disepakati oleh para pihak, sehingga sah pula pernyataan kehendak

si
bersama tersebut dan perbuatan hukumnya telah berlangsung. Karenanya
Termohon Keberatan hanyalah mencari-cari alasan dan keuntungan

ne
ng
semata yang bertentangan dengan prinsip keadilan, kemanfaatan dan
kepastian hukum sehingga untuk dikategorikan sebagai pihak konsumen
yang dirugikan adalah tidak benar. Dalil pertimbangan hukum Majelis BPSK

do
gu Kabupaten Batu Bara tersebut tidak dapat dipergunakan untuk
membatalkan perjanjian kredit (vide Yurisprudensi Mahkamah Agung RI.

In
A
Nomor 702 K/Sip/1973 tanggal 5 September 1973);
17. Bahwa, tidak benar dan tidak berdasarkan hukum sama sekali pertimbangan
ah

lik
hukum Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara dalam Putusan Arbitrase BPSK
Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016,
sebagai berikut:
am

ub
- Pada point 6, huruf (b) halaman 5, yang menyatakan:
b) Berdasarkan Pasal 2 Keputusan Presiden RI Nomor 18 Tahun 2010
ep
tentang Pembentukan BPSK Kabupaten Batu Bara mengatakan “setiap
k

konsumen yang dirugikan atau ahli warisnya dapat menggugat pelaku


ah

usaha melalui BPSK ditempat domisili Konsumen atau pada BPSK yang
R

si
terdekat”;
- Pada point 7 halaman 5, yang menyatakan:

ne
ng

“Menimbang bahwa ditempat domisili konsumen yang terdekat adalah


BPSK Kabupaten Batu Bara, maka BPSK Kabupaten Batu Bara berwenang

do
gu

menangani a quo sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Keputusan


Presiden RI Nomor 18 Tahun 2010 tersebut di atas”;
In
Karena jika dilihat domisili Termohon Keberatan adalah di Desa Huta
A

I Perlanaan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, sedangkan di


Kabupaten Simalungun terdapat BPSK Kota Pematang Siantar. Hal ini patut
ah

lik

diduga seakan-akan terdapat suatu konspirasi yang menghendaki untuk


menguntungkan pihak-pihak tertentu;
m

ub

Bahwa, disisi lain Majelis BPSK tidak berwenang memeriksa dan


mengadili perkara a quo karena merupakan perkara perdata;
ka

18. Bahwa, tidak benar dan tidak berdasarkan hukum sama sekali pertimbangan
ep

hukum Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara dalam Putusan Arbitrase BPSK
ah

Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016,


R

pada point 9 halaman 5 s.d point 19 halaman 9, yang pada pokoknya


es

menyatakan “perjanjian kredit beserta syarat dan ketentuan umum pemberian


M

ng

fasilitas kredit isinya penuh dengan klausula baku sehingga patut untuk
on
gu

Halaman 19 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dinyatakan batal demi hukum” karena pada kenyataannya tidak ada

si
ketentuan/klausula baku yang terdapat dalam perjanjian kredit beserta syarat
dan ketentuan umum pemberian fasilitas kredit (“SKUPK”) terlebih klausula

ne
ng
baku yang dilarang oleh Undang undang Perlindungan Konsumen, karena
perjanjian kredit beserta SKUPK tersebut ditanda tangani berdasarkan
kesepakatan dan persetujuan bersama antara Pemohon Keberatan dengan

do
gu Termohon Keberatan (para pihak) secara sadar tanpa adanya paksaan dari
pihak manapun;

In
A
Bahwa, perjanjian kredit beserta SKUPK tersebut dibuat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip kehati-hatian Bank
ah

lik
karena telah menghimpun dana dari masyarakat dan mempertanggung
jawabkannya kepada masyarakat, disamping itu terdapat korelasi antara
pengaturan klausul perjanjian kredit dan SKUPK dengan bentuk perlindungan
am

ub
hukum kepada Termohon Keberatan dalam pemberian kredit oleh Pemohon
Keberatan, yaitu pelaku usaha sebagai institusi Bank telah tunduk dan patuh
ep
terhadap ketentuan Undang Undang Perbankan dan peraturan dari Bank
k

Indonesia, dimana ketentuan-ketentuan tersebut selain melindungi Termohon


ah

Keberatan juga melindungi Pemohon Keberatan dan ketentuan-ketentuan


R

si
tersebut menjadi dasar dalam pembuatan SKUPK;
Selanjutnya, dalam hubungan hukum yang seimbang dalam perjanjian kredit

ne
ng

perbankan, undang-undang bukan saja mengatur melindungi


nasabah/debitur/konsumen, akan tetapi juga mengatur, menjamin dan

do
gu

melindungi hak-hak kreditur/pelaku usaha yang dalam perkara ini adalah


Pemohon Keberatan, karena di samping terdapat hak-hak debitur dalam
pemberian kredit, juga menyangkut keselamatan dan kesehatan dunia
In
A

perbankan berikut asset masyarakat;


Bahwa, dengan dasar-dasar hukum yang diuraikan diatas sangat jelas tidak
ah

lik

ada klausula baku dilarang baik dalam perjanjian kredit maupun SKUPK.
Oleh karena tidak ada pelanggaran, maka tidak berdasar jika perjanjian kredit
m

ub

dan SKUPK dibatalkan;


Dengan demikian, berdasarkan fakta-fakta dan dasar hukum tersebut pada
ka

point 15 s.d 18 di atas, mohon yang mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri
ep

Simalungun yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan


ah

membatalkan Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor


R

113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016;


es
M

ng

on
gu

Halaman 20 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
G. Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-

si
Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 Tanggal 27 Juli 2016 Melebihi Wewenang
Yang Diperbolehkan Hukum (Ultra Vires)

ne
ng
19. Bahwa, Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-
Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016 telah mengadili dan
memutus dengan melebihi apa yang menjadi kewenangannya (ultra vires).

do
gu Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara hanyalah mengadili sengketa konsumen
termasuk di dalamnya berwenang menetapkan ganti rugi. Namun, ironisnya

In
A
putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara dalam perkara a quo telah
terlalu jauh memutuskannya yakni:
ah

- Membatalkan Perjanjian Kredit Nomor 0002154-SPK-7343-0414 tertanggal

lik
30 April 2014 beserta surat dan ketentuan umum pemberian fasilitas kredit
(“SKUPK”);
am

ub
- Permohonan lelang eksekusi hak tanggungan yang diminta oleh Pemohon
Keberatan melalui KPKNL Pematang Siantar tidak sah dan batal demi
ep
hukum;
k

- Menghukum Pemohon Keberatan untuk mengembalikan Sertifikat Hak Milik


ah

(SHM) Nomor 130 Atas Nama Suhendrik (Termohon Keberatan) kepada


R

si
Termohon Keberatan;
- Menghukum

ne
Pemohon Keberatan untuk memberikan penangguhan
ng

pembayaran cicilan kepada Termohon Keberatan selama lima tahun;


Bahwa, membatalkan produk hukum suatu perjanjian yang sudah disepakati

do
gu

dan ditandatangani oleh para pihak serta dianggap sebagai undang-undang


bagi yang membuatnya merupakan diluar kewenangan Majelis BPSK
In
Kabupaten Batu Bara dan pada kenyataannya tidak ada ketentuan/klausula
A

baku yang terdapat dalam perjanjian kredit beserta syarat dan ketentuan
umum pemberian fasilitas kredit (“SKUPK”) terlebih klausula baku yang
ah

lik

dilarang oleh Undang Undang Perlindungan Konsumen. Jikalau Majelis


BPSK Kabupaten Batu Bara menimbang terdapat adanya klausula baku di
m

ub

dalam suatu perjanjian atau akta, maka secara hukum hanya klausula baku
nya sajalah yang dinyatakan tidak boleh atau dirubah, bukan membatalkan
ka

secara keseluruhan (hanya yang dianggap klausula baku saja yang


ep

semestinya dibatalkan);
ah

Bahwa, disisi lain Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara tidak berwenang
R

memeriksa dan mengadili perkara a quo karena yang berwenang memeriksa


es
M

dan mengadili perkara a quo adalah Pengadilan Negeri, dimana Termohon


ng

Keberatan telah nyata melakukan perbuatan ingkar janji (wanprestasi) yaitu


on
gu

Halaman 21 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tidak membayar angsuran kepada Pemohon Keberatan sesuai kesepakatan

si
yang sudah tertuang dalam perjanjian kredit;
Dengan demikian, berdasarkan fakta-fakta dan dasar hukum tersebut di atas,

ne
ng
mohon yang mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Simalungun yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan membatalkan
Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-

do
gu Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016;
II. Fakta Hukumnya

In
A
A. Perjanjian Kredit Yang Disepakati Oleh Pemohon Keberatan dan Termohon
Keberatan Merupakan Perjanjian Yang Sah Sesuai Pasal 1320 Kitab
ah

lik
Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPER”) Dan Menjadi Undang-Undang
Yang Harus Ditaati Sebagaimana Pasal 1338 KUHPER (Pacta Sunt
Servanda)
am

ub
20. Bahwa, antara Pemohon Keberatan dengan Termohon Keberatan yang telah
disetujui dan diketahui oleh isterinya yang bernama Sri Mukti telah saling
ep
mengikatkan diri dalam Perjanjian Kredit Nomor 0002154-SPK-7343-0414
k

tanggal 30 April 2014 juncto Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit


ah

Nomor 7002124-ADDPK-7151-0713 tanggal 30 Juli 2013 juncto Perjanjian


R

si
Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit Nomor 6002569-ADDPK-7343-0715
tanggal 13 Juli 2015 (“perjanjian kredit”) beserta syarat dan ketentuan umum

ne
ng

pemberian fasilitas kredit (“SKUPK”);


21. Bahwa, dalam perjanjian kredit, Termohon Keberatan telah setuju dan

do
gu

sepakat untuk memberikan Jaminan atas fasilitas kredit yang telah diterima
oleh Pemohon Keberatan, berupa:
- Sebidang tanah dan bangunan seluas 560 m2 (lima ratus enam puluh meter
In
A

persegi) yang terletak di Huta I RT 00 RW 00, Kelurahan Bandar,


Kecamatan Simalungun, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara,
ah

lik

dengan bukti hak berupa SHM Nomor 130 atas nama Suhendrik
(selanjutnya disebut sebagai “jaminan”);
m

ub

22. Bahwa, atas jaminan dalam perjanjian kredit telah diikat dengan hak
tanggungan berdasarkan:
ka

- Akta Pemberian Hak Tanggungan (“APHT”) Nomor 542/2014, tanggal 3


ep

Oktober 2014 dan telah didaftarkan sesuai Sertifikat Hak Tanggungan


ah

(“SHT”) Nomor 1623/2014, dengan peringkat ke I (pertama), tanggal 22


R

Oktober 2014, yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten


es

Simalungun;
M

ng

on
gu

Halaman 22 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
23. Bahwa, perjanjian kredit tersebut merupakan kesepakatan dan perjanjian

si
yang sah serta mempunyai kekuatan hukum mengikat, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1320 Kitab Undang Undang Hukum Perdata

ne
ng
(“KUHPerdata”);
Pasal 1320 KUHPerdata:
Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat:

do
gu 1. Sepakat mereka yang mengikat dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

In
A
3. Suatu hal tertentu; dan
4. Suatu sebab yang halal;
ah

lik
24. Bahwa, dengan sahnya perjanjian kredit tersebut, maka segala isi yang
disepakati dalam perjanjian kredit tersebut mengikat sebagai undang-undang
bagi Pemohon Keberatan dan Termohon Keberatan sebagai pihak-pihak
am

ub
yang membuatnya, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1338
KUHPerdata sebagai berikut:
ep
“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku berlaku sebagai undang-
k

undang bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik
ah

kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan
R

si
yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus
dilaksanakan dengan itikad baik”;

ne
ng

Dengan demikian, segala perjanjian yang disepakati oleh Pemohon


Keberatan dengan Termohon Keberatan berlaku sebagai undang-undang

do
gu

yang tidak dapat ditarik kembali;


B. Termohon Keberatan Telah Melakukan Perbuatan Ingkar Janji (Wanprestasi)
25. Bahwa, sebagaimana yang telah diakui sendiri oleh Termohon Keberatan
In
A

dalam Putusan BPSK Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016


tanggal 27 Juli 2016 Tentang Duduk Perkara pada paragraf ke 3, halaman 2,
ah

lik

yang menyatakan “bahwa konsumen sudah membayar cicilan selama lebih


kurang 18 bulan dan mulai macet membayar pada bulan Desember 2015
m

ub

hingga sekarang ..............” telah membuktikan Termohon Keberatan telah


nyata-nyata melakukan perbuatan ingkar janji (wanprestasi) yaitu tidak
ka

membayar angsuran kepada Pemohon Keberatan sesuai kesepakatan yang


ep

sudah tertuang dalam Perjanjian Kredit;


ah

26. Bahwa, senyatanya Termohon Keberatan telah menerima jumlah/nilai


R

nominal fasilitas kredit, telah digunakan/dinikmati, telah setuju dan mengerti


es

tentang keberadaan runtutan perjanjian kredit beserta syarat dan ketentuan


M

ng

umum pemberian fasilitas kredit dari Pemohon Keberatan, maka perjanjian


on
gu

Halaman 23 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kredit antara Pemohon Keberatan dengan Termohon Keberatan sudah

si
merupakan perjanjian riil. Sehingga antara Pemohon Keberatan dan
Termohon Keberatan telah memenuhi Pasal 1233 KUHPer dan masing-

ne
ng
masing mempunyai kewajiban untuk memberikan sesuatu, berbuat sesuatu,
atau untuk tidak berbuat sesuatu sebagaimana diatur dalam Pasal 1234
KUHPer. Selengkapnya uraian Pasal 1233 KUHPer dan Pasal 1234 KUHPer

do
gu menyatakan sebagai berikut:
Pasal 1233 KUHPer:

In
A
”Perikatan, lahir karena suatu persetujuan atau karena undang-undang”;
Pasal 1234 KUHPer:
ah

lik
“Perikatan ditujukan untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau
untuk tidak berbuat sesuatu”;
27. Bahwa, seiring berjalannya waktu, Termohon Keberatan semakin tidak bisa
am

ub
memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran angsuran, sehingga
Termohon Keberatan telah tidak menjalankan Pasal 1234 KUHPer tersebut
ep
yang menyebabkan Pemohon Keberatan harus memperingatkan Termohon
k

Keberatan untuk segera memenuhi kewajibannya dengan jangka waktu


ah

tertentu;
R

si
28. Bahwa, terhadap janji-janji dalam perjanjian kredit yang tidak ditepati oleh
Termohon Keberatan tersebut, maka Pemohon Keberatan telah membuat

ne
ng

dan memberikan Surat Peringatan (“SP”) I, II dan III;


29. Bahwa, surat peringatan yang dibuat oleh Pemohon Keberatan dan telah

do
gu

serahkan kepada Termohon Keberatan tidak pernah dilaksanakan


kewajibannya oleh Termohon Keberatan, sehingga Termohon Keberatan
terbukti telah lalai sampai dengan lewatnya waktu yang ditentukan dalam
In
A

perjanjian kredit. Oleh karena itu, unsur-unsur dalam Pasal 1238 KUHPer
telah terpenuhi yang menyatakan sebagai berikut:
ah

lik

Debitur dinyatakan Ialai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis itu,
atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini
m

ub

mengakibatkan debitur harus dianggap Ialai dengan lewatnya waktu yang


ditentukan”;
ka

30. Bahwa, karena Termohon Keberatan tidak dapat memenuhi kewajibannya


ep

untuk melakukan pembayaran kepada Pemohon Keberatan, maka hal


ah

tersebut telah membuktikan Termohon Keberatan telah melakukan perbuatan


R

ingkar janji (wanprestasi). Berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung


es

Republik Indonesia Nomor 2123K/Pdt/1996, memberikan kaidah hukum yang


M

ng

berbunyi sebagai berikut:


on
gu

Halaman 24 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Agar dapat menilai ada atau tidaknya wanprestasi haruslah dilihat apakah

si
ada perjanjian yang dibuat dan salah satu pihak tidak melaksanakan
ketentuan yang telah disepakati dalam perjanjian”;

ne
ng
31. Bahwa menurut pendapat dari Prof. R. Subekti, S.H., dalam bukunya “Hukum
Perjanjian“, PT Intermasa, Jakarta, 2008, cetakan ke 22, halaman 45,
disebutkan bahwa yang dimaksud wanprestasi adalah:

do
gu “Apabila si berutang (debitur) tidak melakukan apa yang diperjanjikannya,
maka dikatakan ia melakukan wanprestasi, yang dapat berupa empat

In
A
macam:
a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya;
ah

lik
b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana
dijanjikan;
c. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat;
am

ub
d. Melakukan sesuai yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.”
32. Bahwa, pendapat dari Prof. R. Subekti tersebut sesuai dengan Yurisprudensi
ep
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 494 K/Pdt/1995, yang dengan
k

tegas menyatakan dengan tidak dilunasinya sisa hutang oleh debitur, maka
ah

debitur telah wanprestasi;


R

si
33. Bahwa, berdasarkan uraian peristiwa hukum, hubungan hukum, kepentingan
hukum dan dasar hukum sebagaimana tersebut di atas, Termohon Keberatan

ne
ng

secara nyata berdasarkan hukum telah terbukti melakukan ingkar janji


(wanprestasi). Oleh karena itu, Termohon Keberatan wajib untuk mengganti

do
gu

biaya, rugi, dan bunga sebagaimana diatur dalam Pasal 1243 KUHPer dan
Pemohon Keberatan berhak mengakhiri perjanjian kredit dan Termohon
Keberatan harus melakukan pembayaran dengan seketika dan sekaligus
In
A

lunas seluruh kewajibannya, sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 8


SKUPK. Selengkapnya uraian Pasal 1243 KUHPer dan Pasal 8 SKUPK
ah

lik

menyatakan sebagai berikut:


Pasal 1243 KUHPer:
m

ub

“Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu


perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan Ialai, tetap
ka

Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan
ep

atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu


ah

yang melampaui waktu yang telah ditentukan”;


R

Pasal 8 SKUPK:
es

“Bank berhak secara seketika tanpa somasi lagi mengakhiri perjanjian kredit
M

ng

dan menuntut pembayaran dengan seketika dan sekaligus lunas dari jumlah-
on
gu

Halaman 25 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
jumlah yang terhutang oleh debitur berdasarkan perjanjian kredit baik karena

si
hutang pokok, bunga, provisi, dan karenanya pemberitahuan dengan surat
juru sita atau surat-surat lain yang berkekuatan serupa itu tidak diperlukan

ne
ng
lagi, bilamana Debitur dan/atau Penjamin: i) oleh Pengadilan Negeri
dinyatakan pailit; ii) meminta penundaan pembayaran hutang-hutangnya
(surseance van betaling); iii) meninggal dunia; iv) tidak membayar bunga

do
gu pada waktu yang telah ditentukan atau lalai/tidak memenuhi kewajibanya
menurut perjanjian kredit atau perjanjian lainnya dengan Bank; v) dinyatakan

In
A
lalai/wanprestasi atau tidak memenuhi kewajibannya menurut perjanjian
lainnya dengan kreditur/pihak ketiga lainnya; vi) terlibat dalam suatu perkara
ah

lik
Pengadilan;
34. Bahwa, dikarenakan Termohon Keberatan tetap tidak peduli dan tetap tidak
melaksanakan kewajibannya untuk menunaikan prestasinya (lalai) dalam hal
am

ub
membayar sisa kewajiban kredit yang harus dilunasi, maka Pemohon
Keberatan mempunyai hak untuk menjual objek hak tanggungan atas
ep
kekuasaannya melalui pelelangan umum, sebagaimana ketentuan yang
k

diatur dalam Pasal 6 Undang Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun


ah

1996, yang menyatakan sebagai berikut:


R

si
“Apabila debitor cidera janji, pemegang hak tanggungan pertama mempunyai
hak untuk menjual objek hak tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui

ne
ng

pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil


penjualan tersebut”;

do
gu

Bahwa, berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Pemohon Keberatan


mohon kepada Pengadilan Negeri Simalungun agar memberikan putusan
sebagai berikut:
In
A

Membatalkan Putusan Arbitrase Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen


(BPSK) Pemerintah Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-
ah

lik

Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 Tanggal 27 Juli 2016.


MENGADILI SENDIRI
m

ub

Dalam pokok perkara:


Primair:
ka

1. Menerima dan mengabulkan permohonan keberatan atas Putusan BPSK


ep

Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016


ah

tanggal 27 Juli 2016 dari Pemohon Keberatan untuk seluruhnya;


R

2. Menolak Permohonan/gugatan Termohon Keberatan (konsumen) yang di


es

ajukan kepada BPSK Kabupaten Batu Bara untuk seluruhnya atau setidaknya
M

ng

dinyatakan tidak dapat diterima;


on
gu

Halaman 26 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Menyatakan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten

si
Batu Bara tidak berwenang mengadili perkara ini;
4. Menyatakan Pemohon Keberatan merupakan kreditur yang beritikad baik;

ne
ng
5. Menyatakan Termohon Keberatan telah melakukan perbuatan wanprestasi;
6. Menyatakan Pemohon Keberatan berhak untuk mengambil pelunasan atas
sisa hutang Termohon Keberatan melalui lelang eksekusi terhadap sisa

do
gu jaminan kredit yang dijaminkan oleh Termohon Keberatan;
7. Menghukum Termohon Keberatan untuk segera menyelesaikan seluruh

In
A
kewajibannya kepada Pemohon Keberatan;
8. Menghukum Termohon Keberatan untuk tunduk dan patuh terhadap isi
ah

lik
putusan dalam perkara ini;
9. Menghukum Termohon Keberatan untuk membayar seluruh biaya perkara
yang timbul;
am

ub
Subsidair:
Apabila berpendapat lain, maka mohon putusan yang seadil adilnya (ex aequo et
ep
bono);
k

Bahwa, terhadap keberatan tersebut, Pengadilan Negeri Simalungun telah


ah

memberikan putusan Nomor 68/Pdt.G-Sus/2016/PN Sim., tanggal 6 Oktober


R

si
2016 yang amarnya sebagai berikut:
- Membatalkan Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)

ne
ng

Kabupaten Batu Bara Nomor 113 /Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016


Tanggal 27 Juli 2016;

do
gu

MENGADILI SENDIRI:
- Mengabulkan Permohonan Keberatan dari Pemohon Keberatan PT Bank
In
Tabungan Pensiun Nasional Indrapura untuk sebahagian;
A

- Menyatakan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten


Batu Bara tidak berwenang mengadili perkara antara Pemohon Keberatan PT
ah

lik

Bank Tabungan Pensiun Nasional Indrapura dengan Termohon Keberatan


Suhendrik;
m

ub

- Menolak Permohonan Keberatan dari Pemohon Keberatan PT Bank


Tabungan Pensiun Nasional Indrapura selain dan selebihnya;
ka

- Menghukum Termohon Keberatan untuk membayar biaya perkara sejumlah


ep

Rp643.000,00 (enam ratus empat puluh tiga ribu rupiah);


ah

Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Negeri Simalungun tersebut


R

telah diberitahukan kepada Termohon Keberatan/Tergugat pada tanggal 13


es

Oktober 2016, terhadap putusan tersebut, Termohon Keberatan/Tergugat


M

ng

mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 18 Oktober 2016, sebagaimana


on
gu

Halaman 27 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 68/Pdt.G-Sus/2016/PN Sim., yang

si
dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Simalungun, permohonan tersebut diikuti
dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

ne
ng
Simalungun pada tanggal 28 Oktober 2016;
Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Pemohon Keberatan
/Penggugat pada tanggal 15 November 2016, kemudian Pemohon

do
guKeberatan/Penggugat mengajukan kontra memori kasasi yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun pada tanggal 24 November 2016;

In
A
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatan-
keberatannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama,
ah

lik
diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam
undang-undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut secara formal
dapat diterima;
am

ub
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh
Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya adalah:
ep
I. Tentang Keberatan Pertama
k

A. Tentang Tidak berwenang atau melampaui wewenang.


ah

Bahwa Judex Facti salah dalam pertimbangan hukumnya pada halaman


R

si
43 yang menyatakan bahwa Majelis Hakim BPSK Batu Bara tidak
berwenang mengadili perkara antara Pemohon Keberatan dengan

ne
ng

Termohon Keberatan dengan alasan bahwa dasar gugatan bukan


termasuk dalam pengertian sengketa konsumen sebagaimana dimaksud

do
gu

Pasal 1 butir 8 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan


Republik Indonesia Nomor 350/Mpp/Kep/2001 tentang Pelaksanaan
Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen;
In
A

Sedangkan menurut Pasal 52 Huruf (a), (c) dan (k) Undang Undang
Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 juncto Pasal 45 ayat (1)
ah

lik

menyatakan:
1. Pasal 52 Huruf (a) “tugas dan wewenang BPSK meliputi
m

ub

melaksanakan pengawasan dan penyelesaian sengketa konsumen


dengan cara melalui mediasi atau arbitrase atau konsiliasi”; huruf (c)“
ka

melakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula baku, huruf


ep

(k) memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian


ah

dipihak konsumen;
R

2. Pasal 45 ayat (1) “konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku


es

usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa


M

ng

on
gu

Halaman 28 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
antara konsumen dengan pelaku usaha atau melalui peradilan yang

si
berada dilingkungan peradilan umum”;
Sehingga Judex Facti tidak berwenang atau melampaui kewenangannya

ne
ng
II. Tentang Keberatan Kedua
B. Tentang Salah Dalam Menerapkan Atau Melanggar Hukum Yang Berlaku
B.1 Bahwa menurut Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 tahun 2006

do
gu tentang Tata cara Mengajukan Keberatan Terhadap Keputusan
BPSK pada Pasal 6 ayat(3) menyatakan:

In
A
(3) “Keberatan terhadap putusan Arbitrase BPSK dapat diajukan
apabila memenuhi persyaratan pembatalan putusan arbitrase
ah

lik
sebagaimana diatur dalam Pasal 70 Undang Undang Nomor 30
Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,
yaitu:
am

ub
1. Surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah
putusan dijatuhkan, diakui palsu atau dinyatakan palsu;
ep
2. Setelah putusan arbitrase BPSK diambil ditemukan dokumen yang
k

bersifat menentukan yang disembunyikan oleh pihak lawan; atau


ah

3. Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah
R

si
satu pihak dalam pemeriksaan sengketa”;
4. “Dalam hal keberatan diajukan atas dasar sebagaimana dimaksud

ne
ng

ayat (3) Majelis Hakim dapat mengeluarkan pembatalan putusan


BPSK”;

do
gu

5. “Dalam hal keberatan diajukan atas dasar alasan lain diluar


ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (3), Majelis Hakim dapat
mengambil sendiri sengketa konsumen yang bersangkutan”;
In
A

6. “Dalam mengadili sendiri, Majelis Hakim wajib memperhatikan


ganti rugi sebagaimana diatur dalam Pasal 19 ayat (2) Undang
ah

lik

Undang Nomor 8 Tahun 1999;


B.2 Sedangkan menurut Pasal 18 ayat (3) UUPK Nomor 8 Tahun 1999
m

ub

menyatakan “setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku


usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan
ka

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal
ep

demi hukum” telah jelas dan nyata bahwa Termohon Kasasi telah
ah

menerapkan klausula baku dalam Perjanjian Kredit Nomor 0002154-


R

SPK-7343-0414 tertanggal 30 April 2014 serta syarat dan ketentuan


es

umum pemberian fasilitas kredit terhadap Pemohon Kasasi;


M

ng

on
gu

Halaman 29 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa menurut Pasal 1 ayat 10 Undang Undang Nomor 8 Tahun

si
1999 tentang Perlindungan Konsumen berbunyi “Klausula baku
adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah

ne
ng
dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh
pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu domumen dan/atau
perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh Konsumen”.

do
gu Sehingga syarat suatu sebab yang halal menurut Pasal 1320
KUHPerdata di dalam Perjanjian Kredit Nomor 0002154-SPK-

In
A
7343-0414 tertanggal 30 April 2014 tidak terpenuhi;
- Sedangkan menurut Pasal 18 ayat (3) UUPK Nomor 8 Tahun
ah

lik
1999 menyatakan “setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh
pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
am

ub
dinyatakan batal demi hukum” telah jelas dan nyata bahwa
Termohon Kasasi telah menerapkan klausula baku dalam syarat
ep
dan ketentuan umum pemberian fasilitas kredit terhadap Pemohon
k

Kasasi, sehingga, Judex Facti/PN Kisaran dalam mengadili


ah

perkara a quo telah lalai dan ceroboh dalam keputusannya


R

si
tersebut dan oleh karenanya patut untuk dibatalkan;
III. Tentang Keberatan Ketiga

ne
ng

C. Tentang lalai mematuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan


perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya

do
gu

peraturan yang bersangkutan:


- Bahwa segala sesuatu yang telah disebutkan pada keberatan pertama
maupun keberatan kedua secara mutatis mutandis termasuk kedalam
In
A

keberatan ketiga ini, sehingga tidak perlu untuk diulang kembali;


- Bahwa terdapat kekeliruan yang nyata pada keputusan Judex Facti
ah

lik

dimana Judex Facti tidak mempertimbangkan tentang Pasal 18 Undang


Undang Nomor 8 tentang Perlindungan Konsumen;
m

ub

- sedangkan menurut Pasal 18 ayat (3) UUPK Nomor 8 Tahun 1999


menyatakan “setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku
ka

usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan


ep

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal
ah

demi hukum” telah jelas dan nyata bahwa Termohon Kasasi telah
R

menerapkan klausula baku dalam Perjanjian Kredit Nomor 0002154-


es

SPK-7343-0414 tertanggal 30 April 2014 serta syarat dan ketentuan


M

ng

umum pemberian fasilitas kredit terhadap Pemohon Kasasi;


on
gu

Halaman 30 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa menurut Pasal 1 ayat 10 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999

si
tentang Perlindungan Konsumen berbunyi “klausula baku adalah setiap
aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan

ne
ng
ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang
dituangkan dalam suatu domumen dan/atau perjanjian yang mengikat
dan wajib dipenuhi oleh Konsumen”. sehingga syarat suatu sebab yang

do
gu halal menurut Pasal 1320 KUHPerdata di dalam Perjanjian Kredit
Nomor 0002154-SPK-7343-0414 tertanggal 30 April 2014 tidak

In
A
terpenuhi;
- Sedangkan menurut Pasal 18 ayat (3) UUPK Nomor 8 Tahun 1999
ah

lik
menyatakan “setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku
usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal
am

ub
demi hukum” telah jelas dan nyata bahwa Termohon Kasasi telah
menerapkan klausula baku dalam syarat dan ketentuan umum
ep
pemberian fasilitas kredit terhadap Pemohon Kasasi, sehingga, Judex
k

Facti/PN Kisaran dalam mengadili perkara a quo telah lalai dan ceroboh
ah

dalam keputusannya tersebut dan oleh karenanya patut untuk


R

si
dibatalkan;
Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah

ne
ng

Agung berpendapat:
Bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah

do
gu

meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 28 Oktober 2016 dan kontra
memori kasasi tanggal 24 November 2016 dihubungkan dengan pertimbangan
Judex Facti, dalam hal ini Pengadilan Negeri Simalungun, ternyata Judex Facti
In
A

tidak salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:


- Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 45 Undang Undang Perlindungan
ah

lik

Konsumen juncto Pasal 1 Butir 8 SK Memperindag Nomor


350/MPP/KEP/12/2001 tanggal 10 Desember 2001 Kewenangan BPSK
m

ub

adalah memeriksa dan memutus sengekta konsumen. Bahwa sesuai fakta


persidangan pokok perkara a quo dipicu oleh perbuatan Pemohon Kasasi
ka

yang tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian kredit yang


ep

ditanda tanganinya dengan Termohon Kasasi dengan persetujuan istrinya,


ah

sehingga pada dasarnya sengketa a quo adalah sengketa ingkar janji bukan
R

sengketa konsumen, karena itu telah benar sebagaimana dipertimbangkan


es

oleh Judex Facti bahwa perkara a quo bukan termasuk kewenangan BPSK
M

ng

untuk memeriksa dan memutus;


on
gu

Halaman 31 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata

si
bahwa Putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor 68/Pdt.G-Sus/2016/PN
Sim. tanggal 6 Oktober 2016 dalam perkara ini tidak bertentangan dengan

ne
ng
hukum dan/atau undang undang, oleh karena itu permohonan kasasi yang
diajukan oleh Pemohon Kasasi SUHENDRIK tersebut harus ditolak;
Menimbang, bahwa karena permohonan kasasi dari Termohon

do
guKeberatan/Tergugat ditolak, maka Termohon Keberatan/Tergugat harus
dihukum untuk membayar biaya perkara pada tingkat kasasi ini;

In
A
Memperhatikan, Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
ah

lik
Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang
Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3
am

ub
Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;
MENGADILI:
ep
1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi SUHENDRIK tersebut;
k

2. Menghukum Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan/Tergugat untuk


ah

membayar biaya perkara pada tingkat kasasi yang ditetapkan sebesar


R

si
Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada

ne
ng

Mahkamah Agung pada hari Selasa tanggal 28 Februari 2017 oleh Syamsul
Ma’arif, S.H., LL.M., Ph.D., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah

do
gu

Agung sebagai Ketua Majelis, I Gusti Agung Sumanatha, S.H., M.H., dan
Sudrajad Dimyati, S.H., M.H., Hakim-Hakim Agung, masing-masing sebagai
Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada
In
A

hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota
tersebut dan Ninil Eva Yustina, S.H., M.Hum, Panitera Pengganti tanpa dihadiri
ah

lik

oleh para Pihak.


Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis,
m

ub

ttd ttd
ka

ep

I Gusti Agung Sumanatha, S.H., M.H. Syamsul Ma’arif, S.H., LL.M., Ph.D.
ah

ttd
es
M

ng

Sudrajad Dimyati, S.H., M.H.


on
gu

Halaman 32 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Panitera Pengganti,

si
ttd

ne
ng
Ninil Eva Yustina, S.H., M.Hum.

do
Biaya-biaya:
gu1. Meterai
2.Redaksi
:Rp 6.000,00
:Rp 5.000,00
3.Administrasi Kasasi :Rp 489.000,00 +

In
A
Jumlah :Rp 500.000,00
ah

lik
Untuk Salinan
MAHKAMAH AGUNG RI
a.n. PANITERA
am

ub
PANITERA MUDA PERDATA KHUSUS
ep
k
ah

Rahmi Mulyati, S.H., M.H.


R
NIP. 19591207 1985 12 2002

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Halaman 33 dari 33 hal. Put. Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33

Anda mungkin juga menyukai