u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
PUTUSAN
Nomor 190 K/Pdt.Sus-BPSK/2017
si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
ne
ng
M A H K A M A HA G U N G
memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada tingkat kasasi
do
gumemutus sebagai berikut dalam perkara antara:
SUHENDRIK, bertempat tinggal Desa Huta I Perlanaan,
Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera
In
A
Utara;
Pemohon Kasasi dahulu Termohon Keberatan/Tergugat;
ah
lik
Lawan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL, TBK. KANTOR
am
ub
UMK CABANG INDRAPURA (“BANK BTPN”), yang diwakili oleh
Wakil Direktur Utama PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional,
Tbk., Ongki Wanadjati Dana, dan kawan, berkedudukan di Jalan
ep
k
si
Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk., dan kawan-kawan,
ne
ng
do
gu
November 2016;
Termohon Kasasi dahulu Pemohon Keberatan/Penggugat;
In
A
ub
ep
konsumen;
R
0414 tertanggal 30 April 2014 beserta syarat dan ketentuan umum pemberian
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
fasilitas kredit yang sarat dengan daftar negatif klausula baku yang dilarang
si
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999;
4. Menyatakan tidak sah dan batal demi hukum:
ne
ng
a) Permintaan lelang oleh pelaku usaha kepada KPKNL Pematang Siantar
terhadap Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 130 tertanggal 28 Oktober
2005 atas nama Suhendrik yang menjadi agunan hutang konsumen
do
gu kepada pelaku usaha;
b) Lelang yang telah/akan dilakukan oleh KPKNL Pematang Siantar atas
In
A
permintaan pelaku usaha sebagaimana pengumuman lelang pertama
eksekusi hak tanggungan tertanggal 30 Juni 2016 terhadap Sertifikat Hak
ah
lik
Milik (SHM) Nomor 130 tertanggal 28 Oktober 2005 atas nama Suhendrik
yang menjadi agunan hutang konsumen kepada pelaku usaha;
c) Akibat hukum yang timbul karena lelang tersebut, seperti/antara lain:
am
ub
I. Membalik namakan ketas nama orang lain atau menerbitkan
surat/sertifikat keatas nama orang lain;
ep
II. Apabila tanah/rumah yang menjadi sengketa perkara a quo
k
si
Nomor 130 tertanggal 28 Oktober 2005 atas nama Suhendrik kepada
konsumen;
ne
ng
do
gu
lima dan enam tersebut di atas, setelah keputusan ini berkekuatan hukum
tetap (inkracht);
ah
lik
ub
ng
Kompetensi Absolute:
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
3. Bahwa, hubungan hukum antara Pemohon Keberatan dengan Termohon
si
Keberatan diawali dari Perjanjian Kredit Nomor 0002154-SPK-7343-0414
tertanggal 30 April 2014 beserta syarat dan ketentuan umum pemberian
ne
ng
fasilitas kredit (“SKUPK”) yang juga ditandatangani oleh Termohon Keberatan
beserta dengan isteri Termohon Keberatan (Sri Mukti);
Bahwa, berdasarkan Pasal 5 Perjanjian Kredit Nomor 0002154-SPK-7343-
do
gu 0414 tertanggal 30 April 2014 yang ditandatangani serta disepakati oleh dan
antara Termohon Keberatan dengan Pemohon Keberatan menyatakan
In
A
sebagai berikut:
“......Perjanjian ini tunduk pada dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
ah
lik
dari syarat dan ketentuan umum pemberian fasilitas kredit ...... (selanjutnya
berikut segala perubahan–perubahannya dan penambahan–penambahannya
disebut “SKUPK”);
am
ub
Bahwa, Pasal 11 ayat (16) (ketentuan penutup) SKUPK menyatakan sebagai
berikut:
ep
“Kecuali ditetapkan lain dalam perjanjian kredit, maka kedua belah pihak
k
si
Bahwa, merujuk Pasal 1338 Kitab Undang Undang Hukum Perdata
(“KUHPer”) yang menyatakan sebagai berikut:
ne
ng
do
gu
selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang
oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus
dilaksanakan dengan itikad baik”;
In
A
lik
ub
Bahwa, sesuai dengan Pasal 118 ayat (4) HIR juncto Pasal 142 ayat (4)
ah
RBg., bahwa apabila sudah diperjanjikan dalam suatu akta tentang domisili
R
hukum, maka gugatan diajukan pada Pengadilan Negeri yang ditunjuk dalam
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Lingkungan Peradilan, Edisi 2007 terbitan Mahkamah Agung RI 2009,
si
halaman 50–51 tentang wewenang relatif, yang menyatakan sebagai berikut
g. Jika ada pilihan domisili yang tertulis dalam akta, maka gugatan diajukan
ne
ng
di tempat domisili yang dipilih itu”;
Bahwa, berdasarkan fakta–fakta hukum tersebut diatas, memberikan kaidah
hukum bahwa demi hukum, Termohon Keberatan telah salah dalam
do
gu mengajukan gugatan/permohonan sengketa konsumen melalui BPSK
Kabupaten Batu Bara dikarenakan tidak memiliki kewenangan mengadili. Hal
In
A
ini juga telah beritahukan secara langsung oleh Pemohon Keberatan
dihadapan Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara pada saat menghadiri
ah
lik
panggilan pra sidang, sebagaimana yang termuat dalam surat Nomor
S.6002569/7343-MUR/02/2016, tertanggal 8 Maret 2016, Perihal
Penyelesaian Sengketa di BPSK Kabupaten Batu Bara melalui proses
am
ub
mediasi, dan dilampiri dengan Surat dari Direktorat Jenderal Standardisasi
dan Perlindungan Konsumen kepada Ketua Badan Penyelesaian Sengketa
ep
Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu Bara, Perihal Penyelesaian Sengketa
k
si
tidak memiliki wewenang (Kompetensi Absolut) untuk memeriksa dan
memutus sengketa antara Pemohon Keberatan dengan Termohon
ne
ng
do
gu
lik
ub
perjanjian tersebut;
Serta diperkuat juga dengan surat dari Badan Perlindungan Konsumen
ka
Penyelesaian Sengketa di BPSK Kabupaten Batu Bara, yang pada intinya isi
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
sengketa konsumen agar berpedoman kepada peraturan perundang-
si
undangan;
Dengan demikian, berdasarkan fakta-fakta dan dasar hukum tersebut di atas,
ne
ng
mohon yang mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Simalungun yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan membatalkan
Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-
do
gu Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016;
BPSK Kabupaten Batu Bara Tidak Berwenang Memeriksa Perkara A Quo
In
A
Karena Tidak Ada Sengketa Konsumen
4. Bahwa, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik
ah
lik
Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001, Pasal 1 poin 8, menyatakan
sebagai berikut “sengketa konsumen adalah sengketa antara pelaku usaha
dengan konsumen yang menuntut ganti rugi atas kerusakan, pencemaran
am
ub
dan/atau yang menderita kerugian akibat mengkonsumsi barang atau
memanfaatkan jasa”;
ep
Dalam perkara a quo Termohon Keberatan (debitur) harus diuji terlebih
k
dahulu, yaitu:
ah
si
dikonsumsi?
Dalam hubungan hukum antara Termohon Keberatan (debitur) dengan
ne
ng
do
gu
lik
ub
bengkak dan melepuh seluruh wajahnya dan hasil uji klinis dan ahli
R
ng
berbahaya; dan
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Konsumen memanfaatkan pengiriman uang melalui jasa transfer Bank
si
dan uang yang dikirim tersebut tidak diterima oleh rekening yang dituju,
namun dalam rekening pengirim sudah berkurang atau terdebet, hal ini
ne
ng
dikarenakan adanya kesalahan dalam system Bank sehingga kiriman
tidak sampai, dan konsumen menderita kerugian karena uangnya
berkurang sebesar jumlah kiriman;
do
gu Bahwa, dari kedua contoh di atas sangat jelas kerugian yang diakibatkan
mengkonsumsi barang atau memanfaatkan jasa, sedangkan dalam
In
A
hubungan hubungan hukum pinjam meminjam uang yang secara nyata
sudah digunakan oleh debitur tidak ada kerugian setelah digunakannya uang
ah
lik
pinjaman tersebut, sehingga jelas karena tidak memenuhi kriteria sebagai
sengketa konsumen, maka BPSK harus menolak gugatan debitur tersebut.
Dengan demikian, berdasarkan fakta-fakta dan dasar hukum tersebut di atas,
am
ub
mohon yang mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Simalungun yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan membatalkan
ep
Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-
k
si
Batu Bara Merupakan Kewenangan Lembaga Alternatif Penyelesaian
Sengketa Sektor Jasa Keuangan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
pelayanan dan/atau produk lembaga jasa keuangan setelah melalui proses
si
penyelesaian pengaduan pada Lembaga Jasa Keuangan”;
Bahwa, seharusnya Termohon Keberatan mengajukan pengaduan melalui
ne
ng
proses pengaduan kepada Pemohon Keberatan terlebih dahulu dan apabila
tidak terselesaikan, jika hendak dilanjutkan melalui proses diluar Pengadilan,
maka diselesaikanlah melalui proses Alternatif Penyelesaian Sengketa di
do
gu sektor jasa keuangan bukan kepada BPSK;
Bahwa, pengertian konsumen dalam POJK nomor 1/POJK.07/2013 juncto
In
A
Nomor 1/POJK.07/ 2014 khusus untuk konsumen pada sektor jasa
keuangan, dikarenakan lebih spesifik dan memang sudah seharusnya
ah
lik
peraturan yang lebih spesifik (lex spesialis) inilah yang seharusnya digunakan
dan bukan menggunakan dasar Undang Undang Perlindungan Konsumen,
sehingga secara sadar dan mengetahui seharusnya Majelis BPSK Kabupaten
am
ub
Batu Bara menolak dan tidak berwenang memeriksa Pengaduan atau
gugatan dari Termohon Keberatan (debitur) yang nyata-nyata adalah
ep
hubungan konsumen dengan lembaga jasa keuangan sesuai dengan azas
k
fakta-fakta dan dasar hukum tersebut diatas, mohon yang mulia Majelis
R
si
Hakim Pengadilan Negeri Simalungun yang memeriksa dan mengadili
perkara a quo untuk menyatakan membatalkan Putusan Arbitrase BPSK
ne
ng
do
gu
lik
ub
dahulu dari Pemohon Keberatan dan juga Majelis BPSK Kabupaten Batu
Bara hanya dapat menyelesaikan sengketa yang memang menjadi
ka
karena telah melanggar ketentuan yang diatur dalam Pasal 4 ayat (1)
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
konsiliasi atau arbitarse sebagaimana dimaksud Pasal 3 huruf a dilakukan
si
atas dasar pilihan dan persetujuan para pihak yang bersangkutan”;
Bahwa, Ketentuan Pasal 4 ayat (1) Keputusan Menteri Perindustrian dan
ne
ng
Perdagangan RI Nomor 350/MPP/KEP/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas
dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen tersebut sejalan
dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2006 tentang Tata Cara
do
gu Pengajuan Keberatan Atas Putusan BPSK, dimana dalam kosideran
“mengingat” poin 4 mendasarkan pada Undang Undang Nomor 30 Tahun
In
A
1999 tentang Arbitrase dan Alternative Penyelesaian Sengketa, artinya
Arbitrase yang dimaksud dalam pandangan Perma tersebut maupun
ah
lik
Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan nomor
350/MPP/KEP/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen tersebut adalah sama, adapun yang
am
ub
dimaksud Arbitrase dalam Undang Undang Nomor 30 tahun 1999, sebagai
berikut:
ep
Pasal 1 poin 1:
k
yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh
R
si
para pihak yang bersengketa”;
Pasal 1 poin 3 :
ne
ng
do
gu
sengketa atau perjanjian arbitrase tersendiiri yang dibuat para pihak setelah
terjadi sengketa”;
Bahwa, pada faktanya, proses penyelesaian arbitrase sebagaimana telah
In
A
lik
ub
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
C. Pemohon Keberatan Tidak Pernah Menerima Copy Permohonan
si
Penyelesaian Sengketa Termohon Keberatan Sebagai Lampiran Dalam
Semua Surat Panggilannya
ne
ng
7. Bahwa, Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-
Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016 lahir/terbit dari proses
yang tidak benar dan tidak berdasarkan hukum, karena pada faktanya
do
gu Pemohon Keberatan tidak pernah sama sekali menerima copy permohonan
penyelesaian sengketa konsumen sebagai lampiran dalam semua surat
In
A
panggilannya, sehingga proses pemeriksaan perkara yang dilakukan oleh
BPSK Kabupaten Batu Bara telah melanggar ketentuan Pasal 26 ayat (1)
ah
lik
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor
350/MPP/KEP/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen yaitu:
am
ub
“Ketua BPSK memanggil pelaku usaha secara tertulis disertai dengan copy
permohonan penyelesaian sengketa konsumen, selambat-lambatnya dalam
ep
waktu tiga hari kerja sejak permohonan penyelesaian sengketa diterima
k
Hal ini sangat jelas menunjukkan dan memperlihatkan bahwa, Majelis BPSK
R
si
Kabupaten Batu Bara tidak serius dalam menangani perkara sengketa dan
patut diduga seakan-akan terdapat suatu konspirasi yang menghendaki untuk
ne
ng
do
gu
lik
ub
8. Bahwa, tentang duduk perkara dalam Putusan BPSK Kabupaten Batu Bara
Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016,
ka
terkecuali yang secara tegas dan nyata telah diakui dan dibahas
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
halaman 2, yang menyatakan “bahwa konsumen sudah membayar cicilan
si
selama lebih kurang 18 bulan dan mulai macet membayar pada bulan
Desember 2015 hingga sekarang ..............” adalah secara nyata dan jelas
ne
ng
Termohon Keberatan telah melakukan perbuatan ingkar janji (“wanprestasi”)
yaitu tidak membayar angsuran kepada Pemohon Keberatan sesuai
kesepakatan yang sudah tertuang dalam perjanjian kredit dan syarat dan
do
gu ketentuan umum pemberian fasilitas kredit;
10. Bahwa, perbuatan ingkar janji (wanprestasi) tersebut telah ditegaskan dalam
In
A
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 42K/Pdt.Sus/2013, Putusan
Mahkamah Agung Nomor 94K/Pdt.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung
ah
lik
Nomor 208K/Pdt.Sus/2012, yang menyatakan sebagai berikut ”bahwa BPSK
tidak berwenang untuk mengadili sengketa perdata tentang wanprestasi
(ingkar janji) karena terhadap sengketa perdata yang berkaitan dengan
am
ub
wanprestasi bukan termasuk dalam ruang lingkup tugas dan kewenangan
BPSK untuk menyelesaikannya sebagaimana termuat dalam ketentuan Pasal
ep
52 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
k
si
uraian tersebut semakin memperjelas bahwa BPSK Kabupaten Batu Bara
tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara/sengketa a quo;
ne
ng
11. Bahwa, tidak benar dan tidak berdasarkan hukum sama sekali dalil dalam
Putusan BPSK Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal
do
gu
lik
ub
tersebut tanpa ada paksaan dari pihak manapun sebagai tanda persetujuan
R
ditanda tangani oleh para pihak (kreditur dan debitur), Pemohon Keberatan
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
angsuran yang menjadi kewajiban Termohon Keberatan, dan syarat dan
si
ketentuan umum pemberian fasilitas kredit (“SKUPK”) yang kesemuanya
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perjanjian kredit;
ne
ng
12. Bahwa, tidak benar dan tidak berdasarkan hukum sama sekali dalil dalam
Putusan BPSK Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal
27 Juli 2016, tentang duduk perkara pada paragraf ke 9, halaman 2 yang
do
gu menyatakan “bahwa perjanjian kredit yang ditandatangani konsumen diduga
sangat sarat dengan klausula baku yang sangat bertentangan dengan Pasal
In
A
18 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen”,
karena pada kenyataannya tidak ada ketentuan/klausula baku yang terdapat
ah
lik
dalam perjanjian kredit terlebih klausul baku yang dilarang oleh Undang
Undang Perlindungan Konsumen, yang dimana perjanjian kredit tersebut
ditanda tangani berdasarkan kesepakatan dan persetujuan bersama antara
am
ub
Pemohon Keberatan dengan Termohon Keberatan (para pihak). Seharusnya
Termohon Keberatan membuktikan dan menjelaskan isi/syarat-syarat mana
ep
dari perjanjian kredit yang bertentangan dengan ketentuan Undang Undang
k
Bahwa, perlu Pemohon Keberatan jelaskan, pada saat perjanjian kredit dan
R
si
SKUPK ditandatangani oleh Termohon Keberatan, ternyata Termohon
Keberatan tidak keberatan atas isi dari perjanjian kredit dan SKUPK tersebut
ne
ng
do
gu
pada waktu itu dapat menolak untuk tidak menandatangani perjanjian kredit
dan SKUPK tersebut sesuai dengan alasannya, jangan setelah Termohon
Keberatan menikmati fasilitas kredit dari Pemohon Keberatan dan kemudian
In
A
lik
hal tersebut, dengan demikian dapat dilihat dan diketahui bahwa semua dalil-
dalil yang diajukan oleh Termohon Keberatan dalam permohonan
m
ub
13. Bahwa, Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara yang memeriksa perkara a quo
ep
berikut:
es
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
“......... tanggal 8 Maret 2016 Majelis BPSK kembali memanggil pelaku
si
usaha untuk melanjutkan pra-sidang untuk mempertemukan kedua belah
pihak agar dapat melakukan perdamaian dan berharap agar pelaku usaha
ne
ng
dapat memberikan keterangan tentang gugatan a quo, namun pelaku
usaha tidak hadir”;
- Pada angka 3 halaman 3 yang menyatakan:
do
gu “Bahwa, konsumen telah memilih penyelesaian sengketa dengan cara
arbitrase pada tanggal 8 Maret 2016 sekaligus memperbaiki gugatannya
In
A
.........”;
Karena hal ini sungguh sangat tidak sesuai dengan fakta dan kejadian
ah
lik
yang sebenarnya dan suatu kebohongan yang menyesatkan, yang dalam
hal ini dibuat-buat dengan rangkaian kalimat tuduhan yang tidak pernah
dilakukan oleh Pemohon Keberatan, dikarenakan pada faktanya Pemohon
am
ub
Keberatan telah menghadiri pra sidang tersebut;
Bahwa, dalam pra sidang tersebut Pemohon Keberatan telah mengajukan
ep
keberatan penyelesaian sengketa di BPSK Kabupaten Batu Bara secara
k
langsung dihadapan Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara baik secara lisan
ah
si
tertanggal 8 Maret 2016, Perihal Penyelesaian Sengketa di BPSK
Kabupaten Batu Bara Melalui Proses Mediasi;
ne
ng
do
gu
Hal ini patut diduga adanya rekayasa kasus yang merupakan suatu
kebohongan yang menyesatkan dan sesuatu penyesatan yang ada dalam
ah
lik
ub
point 8 s.d 13 diatas, mohon yang mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri
ah
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
E. Bukti-Bukti Tertulis yang diajukan oleh Termohon Keberatan Justru
si
Membuktikan Bahwa Termohon Keberatan Telah Melakukan Perbuatan
Ingkar Janji (Wanprestasi)
ne
ng
14. Bahwa, bukti-bukti yang diajukan oleh Termohon Keberatan ke Majelis BPSK
Kabupaten Batu Bara yang diberi tanda K 1, K 2, K 3 dan K 4 tidak ada
satupun bukti yang menguatkan mengenai Pemohon Keberatan tidak
do
gu memberi penjelasan kepada Termohon Keberatan tentang isi perjanjian kredit
dan terdapatnya klausula baku dalam perjanjian kredit yang sangat
In
A
bertentangan dengan Pasal 18 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen. Justru bukti-bukti yang diajukan oleh
ah
lik
Termohon Keberatan membuktikan bahwa Termohon Keberatan telah
melakukan perbuatan ingkar janji (wanprestasi) karena tidak melaksanakan
kewajibannya sebagaimana yang telah dijanjikan dan dituangkan dalam
am
ub
perjanjian kredit dan SKUPK antara Termohon Keberatan dengan Pemohon
Keberatan. Dengan demikian, berdasarkan fakta-fakta dan dasar hukum
ep
tersebut diatas, mohon yang mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri
k
si
113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016;
F. Pertimbangan Hukum Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara Dalam Putusan
ne
ng
do
gu
lik
ub
pada Pasal 1 ayat (2) dan Pasal 4 huruf (e) dan begitu juga pelaku usaha
ep
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
“Menimbang, bahwa berdasarkan bunyi Pasal 7 huruf (c) Undang Undang
si
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang berbunyi
“kewajiban pelaku usaha adalah memperlakukan atau melayani konsumen
ne
ng
secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif”;
Karena pada kenyataannya konsumen yang berhak untuk mendapatkan
advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan
do
gu konsumen secara patut adalah konsumen yang mempunyai itikad baik.
Dimana konsumen tersebut telah melaksanakan seluruh kewajibannya, tetapi
In
A
hak-haknya tidak diberikan oleh pelaku usaha;
Namun, dalam perkara ini, pada faktanya Termohon Keberatan (konsumen)
ah
lik
tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana telah diperjanjikan dalam
perjanjian kredit, sehingga tidak termasuk dalam konsumen yang beritikad
baik. Dengan demikian, sangat naif dan mengada-ada serta tidak
am
ub
berdasarkan hukum sama sekali apabila Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara
berpendapat Termohon Keberatan (konsumen) tersebut perlu mendapatkan
ep
advokasi dan perlindungan, padahal Pasal 6 huruf b Undang Undang Nomor
k
si
(Termohon Keberatan) yang beritikad tidak baik;
Selanjutnya, Pemohon Keberatan telah memperlakukan/melayani Termohon
ne
ng
Keberatan secara benar dan jujur dimana pada saat pengajuan permohonan
kredit, perubahan terhadap perjanjian kredit (top up) telah dipelajari, diteliti
do
gu
lik
ub
16. Bahwa, tidak benar dan tidak berdasarkan hukum sama sekali pertimbangan
ep
hukum Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara dalam Putusan Arbitrase BPSK
ah
sebagai berikut:
es
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
“Bahwa pelaku usaha menolak menghadiri persidangan arbitrase walaupun
si
telah dipanggil dengan patut berdasarkan Pasal 52 Huruf (g) Undang
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, sehingga
ne
ng
Majelis berpendapat bahwa pelaku usaha telah melepaskan haknya untuk
membela kepentingannya dalam persidangan di BPSK Kabupaten Batu
Bara dalam perkara a quo”;
do
gu - Pada point 4 halaman 4 dan 5, yang menyatakan:
“Menimbang, bahwa tugas dan wewenang BPSK adalah melaksanakan
In
A
penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen dengan cara mediasi
atau arbitrase atau konsiliasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 huruf
ah
lik
(a) dan huruf (c) Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen serta dihubungkankan dengan Pasal 54 ayat (4)
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 juncto Pasal 36 ayat 3
am
ub
Kepmenperindag Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan
Tugas dan Wewenang BPSK, “maka Majelis BPSK berkesimpulan
ep
berwenang menyelesaikan sengketa ini walaupun tanpa kehadiran pelaku
k
tersebut”;
R
si
- Pada point 6, huruf (a) halaman 5, yang menyatakan:
“Menimbang, bahwa tugas dan wewenang BPSK adalah:
ne
ng
do
gu
dimaksud dalam Pasal 52 huruf (a) dan huruf (c) Undang Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
- Pada point 8 halaman 5, yang menyatakan:
In
A
lik
ub
berbunyi “pelaku usaha wajib memberikan informasi yang benar, jelas dan
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Kepmenperindag Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 yang berbunyi “bilamana
si
pada persidangan ke II (dua) konsumen tidak hadir maka gugatannya gugur
demi hukum, sebaliknya jika pelaku usaha yang tidak hadir, maka gugatan
ne
ng
konsumen wajib dikabulkan seluruhnya oleh Majelis tanpa kehadiran pelaku
usaha” sehingga majelis berpendapat bahwa gugatan konsumen patut
dikabulkan untuk seluruhnya”;
do
gu Karena pada faktanya Pemohon Keberatan telah memberikan
semua penjelasan mengenai isi dari perjanjian kredit beserta syarat dan
In
A
ketentuan umum pemberian fasilitas kredit (“SKUPK”) termasuk hak dan
kewajiban masing-masing pihak. Dimana penjelasan tersebut diberikan
ah
lik
sebelum Termohon Keberatan menandatangani perjanjian kredit dan
SKUPK, bahkan sebelum menandatangani perjanjian kredit dan SKUPK
tersebut Termohon Keberatan telah membaca kembali perjanjian kredit
am
ub
dimaksud dan setelah membaca barulah Termohon Keberatan
menandatangani perjanjian kredit dan SKUPK tersebut tanpa ada paksaan
ep
dari pihak manapun sebagai tanda persetujuan dan kesepakatannya
k
si
Keberatan/Debitur), Pemohon Keberatan memberikan kepada Termohon
Keberatan berupa perjanjian kredit, SKUPK dan daftar angsuran yang
ne
ng
do
gu
Termohon Keberatan tidak setuju dengan isi perjanjian kredit dan SKUPK
yang telah dibuat, maka Termohon Keberatan pada waktu itu dapat
ah
lik
ub
tersebut;
ah
langsung dihadapan Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara baik secara lisan
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
tertanggal 8 Maret 2016, Perihal Penyelesaian Sengketa di BPSK
si
Kabupaten Batu Bara melalui proses mediasi, dan dilampiri dengan Surat
dari Direktorat Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen kepada
ne
ng
Ketua Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Batu
Bara, Perihal Penyelesaian Sengketa Konsumen Nomor
688/SPK.3.2/SD/12/2015 tertanggal 31 Desember 2015, yang
do
gu ditandatangani oleh Direktur Pemberdayaan Konsumen, dimana BPSK
tidak memiliki wewenang (kompetensi absolut) untuk memeriksa dan
In
A
memutus sengketa antara Pemohon Keberatan dengan Termohon
Keberatan, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 point a, yang
ah
lik
menerangkan bahwa: berdasarkan Pasal 1338 KUH.Perdata yang
menyatakan bahwa perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. Oleh karena itu, jika di
am
ub
dalam perjanjian terdapat klausula yang menyatakan secara tegas bahwa
apabila terjadi sengketa akan diselesaikan di Pengadilan Negeri, maka para
ep
pihak dalam perjanjian harus menaati ketentuan tersebut seperti menaati
k
si
perjanjian tersebut, serta diperkuat juga dengan Surat dari Badan
Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia Nomor
ne
ng
do
gu
Kabupaten Batu Bara, yang pada intinya isi surat tersebut adalah Badan
Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia telah
menegur/mengingatkan kepada Ketua BPSK Kabupaten Batu Bara yang
In
A
lik
ub
Keberatan dan juga Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara hanya dapat
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
berdasarkan pilihan penyelesaian sengketa yang disetujui atau disepakati
si
oleh para pihak yang bersengketa;
Bahwa, patut diduga penanganan perkara a quo seakan-akan
ne
ng
terdapat suatu konspirasi yang menghendaki untuk menguntungkan pihak-
pihak tertentu, sehingga Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara melanjutkan
pemeriksaan perkara ini secara arbitrase padahal syarat penyelesaian
do
gu melalui arbitrase harus disetujui oleh kedua belah pihak yang bersengketa
yang dalam hal ini tidak mendapatkan persetujuan dari Pemohon
In
A
Keberatan;
Bahwa, selanjutnya Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara tidak
ah
lik
mempertimbangkan bahwa permasalahan sengketa antara Termohon
Keberatan dengan Pemohon Keberatan merupakan sengketa keperdataan
yang terdapat adanya peristiwa dan perbuatan hukum pemberian kredit
am
ub
dengan jaminan yang ternyata telah terdapat kualifikasi debitur
”wanprestasi”;
ep
Bahwa, berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor
k
si
mengandung kaidah hukum ”bahwa BPSK tidak berwenang untuk mengadili
sengketa perdata tentang wanprestasi (ingkar janji) karena terhadap
ne
ng
do
gu
lik
ub
suatu azas hukum dari perikatan yang timbul karena perjanjian memiliki
konsekuensi hukum adanya azas konsensualisme bagi yang membuatnya
ka
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
disepakati oleh para pihak, sehingga sah pula pernyataan kehendak
si
bersama tersebut dan perbuatan hukumnya telah berlangsung. Karenanya
Termohon Keberatan hanyalah mencari-cari alasan dan keuntungan
ne
ng
semata yang bertentangan dengan prinsip keadilan, kemanfaatan dan
kepastian hukum sehingga untuk dikategorikan sebagai pihak konsumen
yang dirugikan adalah tidak benar. Dalil pertimbangan hukum Majelis BPSK
do
gu Kabupaten Batu Bara tersebut tidak dapat dipergunakan untuk
membatalkan perjanjian kredit (vide Yurisprudensi Mahkamah Agung RI.
In
A
Nomor 702 K/Sip/1973 tanggal 5 September 1973);
17. Bahwa, tidak benar dan tidak berdasarkan hukum sama sekali pertimbangan
ah
lik
hukum Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara dalam Putusan Arbitrase BPSK
Nomor 113/Pts/P3k-Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016,
sebagai berikut:
am
ub
- Pada point 6, huruf (b) halaman 5, yang menyatakan:
b) Berdasarkan Pasal 2 Keputusan Presiden RI Nomor 18 Tahun 2010
ep
tentang Pembentukan BPSK Kabupaten Batu Bara mengatakan “setiap
k
usaha melalui BPSK ditempat domisili Konsumen atau pada BPSK yang
R
si
terdekat”;
- Pada point 7 halaman 5, yang menyatakan:
ne
ng
do
gu
lik
ub
18. Bahwa, tidak benar dan tidak berdasarkan hukum sama sekali pertimbangan
ep
hukum Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara dalam Putusan Arbitrase BPSK
ah
ng
fasilitas kredit isinya penuh dengan klausula baku sehingga patut untuk
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dinyatakan batal demi hukum” karena pada kenyataannya tidak ada
si
ketentuan/klausula baku yang terdapat dalam perjanjian kredit beserta syarat
dan ketentuan umum pemberian fasilitas kredit (“SKUPK”) terlebih klausula
ne
ng
baku yang dilarang oleh Undang undang Perlindungan Konsumen, karena
perjanjian kredit beserta SKUPK tersebut ditanda tangani berdasarkan
kesepakatan dan persetujuan bersama antara Pemohon Keberatan dengan
do
gu Termohon Keberatan (para pihak) secara sadar tanpa adanya paksaan dari
pihak manapun;
In
A
Bahwa, perjanjian kredit beserta SKUPK tersebut dibuat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip kehati-hatian Bank
ah
lik
karena telah menghimpun dana dari masyarakat dan mempertanggung
jawabkannya kepada masyarakat, disamping itu terdapat korelasi antara
pengaturan klausul perjanjian kredit dan SKUPK dengan bentuk perlindungan
am
ub
hukum kepada Termohon Keberatan dalam pemberian kredit oleh Pemohon
Keberatan, yaitu pelaku usaha sebagai institusi Bank telah tunduk dan patuh
ep
terhadap ketentuan Undang Undang Perbankan dan peraturan dari Bank
k
si
tersebut menjadi dasar dalam pembuatan SKUPK;
Selanjutnya, dalam hubungan hukum yang seimbang dalam perjanjian kredit
ne
ng
do
gu
lik
ada klausula baku dilarang baik dalam perjanjian kredit maupun SKUPK.
Oleh karena tidak ada pelanggaran, maka tidak berdasar jika perjanjian kredit
m
ub
point 15 s.d 18 di atas, mohon yang mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri
ep
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
G. Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-
si
Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 Tanggal 27 Juli 2016 Melebihi Wewenang
Yang Diperbolehkan Hukum (Ultra Vires)
ne
ng
19. Bahwa, Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-
Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016 telah mengadili dan
memutus dengan melebihi apa yang menjadi kewenangannya (ultra vires).
do
gu Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara hanyalah mengadili sengketa konsumen
termasuk di dalamnya berwenang menetapkan ganti rugi. Namun, ironisnya
In
A
putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara dalam perkara a quo telah
terlalu jauh memutuskannya yakni:
ah
lik
30 April 2014 beserta surat dan ketentuan umum pemberian fasilitas kredit
(“SKUPK”);
am
ub
- Permohonan lelang eksekusi hak tanggungan yang diminta oleh Pemohon
Keberatan melalui KPKNL Pematang Siantar tidak sah dan batal demi
ep
hukum;
k
si
Termohon Keberatan;
- Menghukum
ne
Pemohon Keberatan untuk memberikan penangguhan
ng
do
gu
baku yang terdapat dalam perjanjian kredit beserta syarat dan ketentuan
umum pemberian fasilitas kredit (“SKUPK”) terlebih klausula baku yang
ah
lik
ub
dalam suatu perjanjian atau akta, maka secara hukum hanya klausula baku
nya sajalah yang dinyatakan tidak boleh atau dirubah, bukan membatalkan
ka
semestinya dibatalkan);
ah
Bahwa, disisi lain Majelis BPSK Kabupaten Batu Bara tidak berwenang
R
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
tidak membayar angsuran kepada Pemohon Keberatan sesuai kesepakatan
si
yang sudah tertuang dalam perjanjian kredit;
Dengan demikian, berdasarkan fakta-fakta dan dasar hukum tersebut di atas,
ne
ng
mohon yang mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Simalungun yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan membatalkan
Putusan Arbitrase BPSK Kabupaten Batu Bara Nomor 113/Pts/P3k-
do
gu Js/III/Arbitrase/BPSK-BB/II/2016 tanggal 27 Juli 2016;
II. Fakta Hukumnya
In
A
A. Perjanjian Kredit Yang Disepakati Oleh Pemohon Keberatan dan Termohon
Keberatan Merupakan Perjanjian Yang Sah Sesuai Pasal 1320 Kitab
ah
lik
Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPER”) Dan Menjadi Undang-Undang
Yang Harus Ditaati Sebagaimana Pasal 1338 KUHPER (Pacta Sunt
Servanda)
am
ub
20. Bahwa, antara Pemohon Keberatan dengan Termohon Keberatan yang telah
disetujui dan diketahui oleh isterinya yang bernama Sri Mukti telah saling
ep
mengikatkan diri dalam Perjanjian Kredit Nomor 0002154-SPK-7343-0414
k
si
Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit Nomor 6002569-ADDPK-7343-0715
tanggal 13 Juli 2015 (“perjanjian kredit”) beserta syarat dan ketentuan umum
ne
ng
do
gu
sepakat untuk memberikan Jaminan atas fasilitas kredit yang telah diterima
oleh Pemohon Keberatan, berupa:
- Sebidang tanah dan bangunan seluas 560 m2 (lima ratus enam puluh meter
In
A
lik
dengan bukti hak berupa SHM Nomor 130 atas nama Suhendrik
(selanjutnya disebut sebagai “jaminan”);
m
ub
22. Bahwa, atas jaminan dalam perjanjian kredit telah diikat dengan hak
tanggungan berdasarkan:
ka
Simalungun;
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
23. Bahwa, perjanjian kredit tersebut merupakan kesepakatan dan perjanjian
si
yang sah serta mempunyai kekuatan hukum mengikat, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1320 Kitab Undang Undang Hukum Perdata
ne
ng
(“KUHPerdata”);
Pasal 1320 KUHPerdata:
Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat:
do
gu 1. Sepakat mereka yang mengikat dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
In
A
3. Suatu hal tertentu; dan
4. Suatu sebab yang halal;
ah
lik
24. Bahwa, dengan sahnya perjanjian kredit tersebut, maka segala isi yang
disepakati dalam perjanjian kredit tersebut mengikat sebagai undang-undang
bagi Pemohon Keberatan dan Termohon Keberatan sebagai pihak-pihak
am
ub
yang membuatnya, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1338
KUHPerdata sebagai berikut:
ep
“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku berlaku sebagai undang-
k
undang bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik
ah
kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan
R
si
yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus
dilaksanakan dengan itikad baik”;
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
kredit antara Pemohon Keberatan dengan Termohon Keberatan sudah
si
merupakan perjanjian riil. Sehingga antara Pemohon Keberatan dan
Termohon Keberatan telah memenuhi Pasal 1233 KUHPer dan masing-
ne
ng
masing mempunyai kewajiban untuk memberikan sesuatu, berbuat sesuatu,
atau untuk tidak berbuat sesuatu sebagaimana diatur dalam Pasal 1234
KUHPer. Selengkapnya uraian Pasal 1233 KUHPer dan Pasal 1234 KUHPer
do
gu menyatakan sebagai berikut:
Pasal 1233 KUHPer:
In
A
”Perikatan, lahir karena suatu persetujuan atau karena undang-undang”;
Pasal 1234 KUHPer:
ah
lik
“Perikatan ditujukan untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau
untuk tidak berbuat sesuatu”;
27. Bahwa, seiring berjalannya waktu, Termohon Keberatan semakin tidak bisa
am
ub
memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran angsuran, sehingga
Termohon Keberatan telah tidak menjalankan Pasal 1234 KUHPer tersebut
ep
yang menyebabkan Pemohon Keberatan harus memperingatkan Termohon
k
tertentu;
R
si
28. Bahwa, terhadap janji-janji dalam perjanjian kredit yang tidak ditepati oleh
Termohon Keberatan tersebut, maka Pemohon Keberatan telah membuat
ne
ng
do
gu
perjanjian kredit. Oleh karena itu, unsur-unsur dalam Pasal 1238 KUHPer
telah terpenuhi yang menyatakan sebagai berikut:
ah
lik
Debitur dinyatakan Ialai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis itu,
atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini
m
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
“Agar dapat menilai ada atau tidaknya wanprestasi haruslah dilihat apakah
si
ada perjanjian yang dibuat dan salah satu pihak tidak melaksanakan
ketentuan yang telah disepakati dalam perjanjian”;
ne
ng
31. Bahwa menurut pendapat dari Prof. R. Subekti, S.H., dalam bukunya “Hukum
Perjanjian“, PT Intermasa, Jakarta, 2008, cetakan ke 22, halaman 45,
disebutkan bahwa yang dimaksud wanprestasi adalah:
do
gu “Apabila si berutang (debitur) tidak melakukan apa yang diperjanjikannya,
maka dikatakan ia melakukan wanprestasi, yang dapat berupa empat
In
A
macam:
a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya;
ah
lik
b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana
dijanjikan;
c. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat;
am
ub
d. Melakukan sesuai yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.”
32. Bahwa, pendapat dari Prof. R. Subekti tersebut sesuai dengan Yurisprudensi
ep
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 494 K/Pdt/1995, yang dengan
k
tegas menyatakan dengan tidak dilunasinya sisa hutang oleh debitur, maka
ah
si
33. Bahwa, berdasarkan uraian peristiwa hukum, hubungan hukum, kepentingan
hukum dan dasar hukum sebagaimana tersebut di atas, Termohon Keberatan
ne
ng
do
gu
biaya, rugi, dan bunga sebagaimana diatur dalam Pasal 1243 KUHPer dan
Pemohon Keberatan berhak mengakhiri perjanjian kredit dan Termohon
Keberatan harus melakukan pembayaran dengan seketika dan sekaligus
In
A
lik
ub
Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan
ep
Pasal 8 SKUPK:
es
“Bank berhak secara seketika tanpa somasi lagi mengakhiri perjanjian kredit
M
ng
dan menuntut pembayaran dengan seketika dan sekaligus lunas dari jumlah-
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
jumlah yang terhutang oleh debitur berdasarkan perjanjian kredit baik karena
si
hutang pokok, bunga, provisi, dan karenanya pemberitahuan dengan surat
juru sita atau surat-surat lain yang berkekuatan serupa itu tidak diperlukan
ne
ng
lagi, bilamana Debitur dan/atau Penjamin: i) oleh Pengadilan Negeri
dinyatakan pailit; ii) meminta penundaan pembayaran hutang-hutangnya
(surseance van betaling); iii) meninggal dunia; iv) tidak membayar bunga
do
gu pada waktu yang telah ditentukan atau lalai/tidak memenuhi kewajibanya
menurut perjanjian kredit atau perjanjian lainnya dengan Bank; v) dinyatakan
In
A
lalai/wanprestasi atau tidak memenuhi kewajibannya menurut perjanjian
lainnya dengan kreditur/pihak ketiga lainnya; vi) terlibat dalam suatu perkara
ah
lik
Pengadilan;
34. Bahwa, dikarenakan Termohon Keberatan tetap tidak peduli dan tetap tidak
melaksanakan kewajibannya untuk menunaikan prestasinya (lalai) dalam hal
am
ub
membayar sisa kewajiban kredit yang harus dilunasi, maka Pemohon
Keberatan mempunyai hak untuk menjual objek hak tanggungan atas
ep
kekuasaannya melalui pelelangan umum, sebagaimana ketentuan yang
k
si
“Apabila debitor cidera janji, pemegang hak tanggungan pertama mempunyai
hak untuk menjual objek hak tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui
ne
ng
do
gu
lik
ub
ajukan kepada BPSK Kabupaten Batu Bara untuk seluruhnya atau setidaknya
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
3. Menyatakan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten
si
Batu Bara tidak berwenang mengadili perkara ini;
4. Menyatakan Pemohon Keberatan merupakan kreditur yang beritikad baik;
ne
ng
5. Menyatakan Termohon Keberatan telah melakukan perbuatan wanprestasi;
6. Menyatakan Pemohon Keberatan berhak untuk mengambil pelunasan atas
sisa hutang Termohon Keberatan melalui lelang eksekusi terhadap sisa
do
gu jaminan kredit yang dijaminkan oleh Termohon Keberatan;
7. Menghukum Termohon Keberatan untuk segera menyelesaikan seluruh
In
A
kewajibannya kepada Pemohon Keberatan;
8. Menghukum Termohon Keberatan untuk tunduk dan patuh terhadap isi
ah
lik
putusan dalam perkara ini;
9. Menghukum Termohon Keberatan untuk membayar seluruh biaya perkara
yang timbul;
am
ub
Subsidair:
Apabila berpendapat lain, maka mohon putusan yang seadil adilnya (ex aequo et
ep
bono);
k
si
2016 yang amarnya sebagai berikut:
- Membatalkan Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
ne
ng
do
gu
MENGADILI SENDIRI:
- Mengabulkan Permohonan Keberatan dari Pemohon Keberatan PT Bank
In
Tabungan Pensiun Nasional Indrapura untuk sebahagian;
A
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 68/Pdt.G-Sus/2016/PN Sim., yang
si
dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Simalungun, permohonan tersebut diikuti
dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
ne
ng
Simalungun pada tanggal 28 Oktober 2016;
Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Pemohon Keberatan
/Penggugat pada tanggal 15 November 2016, kemudian Pemohon
do
guKeberatan/Penggugat mengajukan kontra memori kasasi yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun pada tanggal 24 November 2016;
In
A
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatan-
keberatannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama,
ah
lik
diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam
undang-undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut secara formal
dapat diterima;
am
ub
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh
Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya adalah:
ep
I. Tentang Keberatan Pertama
k
si
43 yang menyatakan bahwa Majelis Hakim BPSK Batu Bara tidak
berwenang mengadili perkara antara Pemohon Keberatan dengan
ne
ng
do
gu
Sedangkan menurut Pasal 52 Huruf (a), (c) dan (k) Undang Undang
Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 juncto Pasal 45 ayat (1)
ah
lik
menyatakan:
1. Pasal 52 Huruf (a) “tugas dan wewenang BPSK meliputi
m
ub
dipihak konsumen;
R
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
antara konsumen dengan pelaku usaha atau melalui peradilan yang
si
berada dilingkungan peradilan umum”;
Sehingga Judex Facti tidak berwenang atau melampaui kewenangannya
ne
ng
II. Tentang Keberatan Kedua
B. Tentang Salah Dalam Menerapkan Atau Melanggar Hukum Yang Berlaku
B.1 Bahwa menurut Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 tahun 2006
do
gu tentang Tata cara Mengajukan Keberatan Terhadap Keputusan
BPSK pada Pasal 6 ayat(3) menyatakan:
In
A
(3) “Keberatan terhadap putusan Arbitrase BPSK dapat diajukan
apabila memenuhi persyaratan pembatalan putusan arbitrase
ah
lik
sebagaimana diatur dalam Pasal 70 Undang Undang Nomor 30
Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,
yaitu:
am
ub
1. Surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah
putusan dijatuhkan, diakui palsu atau dinyatakan palsu;
ep
2. Setelah putusan arbitrase BPSK diambil ditemukan dokumen yang
k
3. Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah
R
si
satu pihak dalam pemeriksaan sengketa”;
4. “Dalam hal keberatan diajukan atas dasar sebagaimana dimaksud
ne
ng
do
gu
lik
ub
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal
ep
demi hukum” telah jelas dan nyata bahwa Termohon Kasasi telah
ah
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa menurut Pasal 1 ayat 10 Undang Undang Nomor 8 Tahun
si
1999 tentang Perlindungan Konsumen berbunyi “Klausula baku
adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah
ne
ng
dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh
pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu domumen dan/atau
perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh Konsumen”.
do
gu Sehingga syarat suatu sebab yang halal menurut Pasal 1320
KUHPerdata di dalam Perjanjian Kredit Nomor 0002154-SPK-
In
A
7343-0414 tertanggal 30 April 2014 tidak terpenuhi;
- Sedangkan menurut Pasal 18 ayat (3) UUPK Nomor 8 Tahun
ah
lik
1999 menyatakan “setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh
pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
am
ub
dinyatakan batal demi hukum” telah jelas dan nyata bahwa
Termohon Kasasi telah menerapkan klausula baku dalam syarat
ep
dan ketentuan umum pemberian fasilitas kredit terhadap Pemohon
k
si
tersebut dan oleh karenanya patut untuk dibatalkan;
III. Tentang Keberatan Ketiga
ne
ng
do
gu
lik
ub
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal
ah
demi hukum” telah jelas dan nyata bahwa Termohon Kasasi telah
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa menurut Pasal 1 ayat 10 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999
si
tentang Perlindungan Konsumen berbunyi “klausula baku adalah setiap
aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan
ne
ng
ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang
dituangkan dalam suatu domumen dan/atau perjanjian yang mengikat
dan wajib dipenuhi oleh Konsumen”. sehingga syarat suatu sebab yang
do
gu halal menurut Pasal 1320 KUHPerdata di dalam Perjanjian Kredit
Nomor 0002154-SPK-7343-0414 tertanggal 30 April 2014 tidak
In
A
terpenuhi;
- Sedangkan menurut Pasal 18 ayat (3) UUPK Nomor 8 Tahun 1999
ah
lik
menyatakan “setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku
usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal
am
ub
demi hukum” telah jelas dan nyata bahwa Termohon Kasasi telah
menerapkan klausula baku dalam syarat dan ketentuan umum
ep
pemberian fasilitas kredit terhadap Pemohon Kasasi, sehingga, Judex
k
Facti/PN Kisaran dalam mengadili perkara a quo telah lalai dan ceroboh
ah
si
dibatalkan;
Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah
ne
ng
Agung berpendapat:
Bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah
do
gu
meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 28 Oktober 2016 dan kontra
memori kasasi tanggal 24 November 2016 dihubungkan dengan pertimbangan
Judex Facti, dalam hal ini Pengadilan Negeri Simalungun, ternyata Judex Facti
In
A
lik
ub
sehingga pada dasarnya sengketa a quo adalah sengketa ingkar janji bukan
R
oleh Judex Facti bahwa perkara a quo bukan termasuk kewenangan BPSK
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata
si
bahwa Putusan Pengadilan Negeri Simalungun Nomor 68/Pdt.G-Sus/2016/PN
Sim. tanggal 6 Oktober 2016 dalam perkara ini tidak bertentangan dengan
ne
ng
hukum dan/atau undang undang, oleh karena itu permohonan kasasi yang
diajukan oleh Pemohon Kasasi SUHENDRIK tersebut harus ditolak;
Menimbang, bahwa karena permohonan kasasi dari Termohon
do
guKeberatan/Tergugat ditolak, maka Termohon Keberatan/Tergugat harus
dihukum untuk membayar biaya perkara pada tingkat kasasi ini;
In
A
Memperhatikan, Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
ah
lik
Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang
Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3
am
ub
Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;
MENGADILI:
ep
1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi SUHENDRIK tersebut;
k
si
Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada
ne
ng
Mahkamah Agung pada hari Selasa tanggal 28 Februari 2017 oleh Syamsul
Ma’arif, S.H., LL.M., Ph.D., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah
do
gu
Agung sebagai Ketua Majelis, I Gusti Agung Sumanatha, S.H., M.H., dan
Sudrajad Dimyati, S.H., M.H., Hakim-Hakim Agung, masing-masing sebagai
Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada
In
A
hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota
tersebut dan Ninil Eva Yustina, S.H., M.Hum, Panitera Pengganti tanpa dihadiri
ah
lik
ub
ttd ttd
ka
ep
I Gusti Agung Sumanatha, S.H., M.H. Syamsul Ma’arif, S.H., LL.M., Ph.D.
ah
ttd
es
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Panitera Pengganti,
si
ttd
ne
ng
Ninil Eva Yustina, S.H., M.Hum.
do
Biaya-biaya:
gu1. Meterai
2.Redaksi
:Rp 6.000,00
:Rp 5.000,00
3.Administrasi Kasasi :Rp 489.000,00 +
In
A
Jumlah :Rp 500.000,00
ah
lik
Untuk Salinan
MAHKAMAH AGUNG RI
a.n. PANITERA
am
ub
PANITERA MUDA PERDATA KHUSUS
ep
k
ah
si
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
m
ub
ka
ep
ah
es
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33