Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PANCASILA

“PERTUMBUHAN PAHAM KEBANGASAAN INDONESIA”

Dosen pengampu : Sehoni S.Hi.,MH

Disusun Oleh:

1. WELLA NOVIANTI

2. FITRIA DJAMHUR

3. MUHAMMAD RIZKY

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan karya makalah ini dengan judul:
“Pertumbuhan Paham Kebangsaan Indonesia”.
Sholawat sertasalam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing kita kejalan yang lurus dan terang benderang. Tersusunnya makalah ini tak
lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, baik berupa informasi, saran atau kritik,
terlebih bantuan bersifat moral. Untuk itu kami tim penulis menyampai kanterima kasih. Tak
ada gading yang tak retak, tak ada sesuatu yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah kami.Semoga makalah kami ini
bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

Pekanbaru,19 Mei 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………. 4
1. Rumusan Masalah……………………………………………………………… 4

2. Tujuan………………………………………………………………………….. 4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….. 5
A. PAHAM KEBANGSAAN DAN LAHIRNYA PANCASILA………………………. 5
1. Lahirnya Paham Kebangsaan Indonesia…………………………………………. 5
2. Asal Mula Pancasila……………………………………………………………….. 7

B.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUNCULNYA NASIONALISME


1. Faktor dari dalam (internal)…………………………………………………............... 8
2. Faktor dari luar (eksternal)…………………………………………………………… 9
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia.................................... 11
4. Perkembangan Nasionalisme di Indonesia………………………………………….. 12
5. Peranan Nasionalisme di Indonesia…………………………………………………. 12

C. LAHIRNYA NASIONALISME DI INDONESIA……………………………………… 14


1. Faktor pendorong lahirnya nasionalisme Indonesia………………………………… 14
2. Organisasi-organisasi pergerakan nasional Indonesia………………………………………... 16
3 Paham Nasionalisme Atau Paham Kebangsaan……………………………………. 19
4. Paham Kebangsaan, Rasa Kebangsaan, dan Semangat Kebangsaan…………….. 21

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………… 23


A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………… 23
B. SARAN……………………………………………………………………………………. 23
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….. 24

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Rumusan Masalah
1. Mengetahui paham kebangsaan dan lahirnya pancasila?
2. Mengtahui faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasioanalisme?
3. Mengetahui lahirnya nasionalisme di Indonesia?

2. Tujuan
1. Apa yang dimaksud dengan paham kebangsaan dan lahirnya pancasila?
2. Apa yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya
nasioanalisme?
3. Apa yang dimaksud dengan lahirnya nasionalisme di Indonesia?

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. PAHAM KEBANGSAAN DAN LAHIRNYA PANCASILA

A. Lahirnya Paham Kebangsaan Indonesia

1. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia


Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa asing sampai dengan tahun 1945. Bangsa-bangsa yang
pernah menjajah di wilayah nusantara adalah Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang.
Perjuangan Bangsa Indonesia melawan penjajah telah dimulai sejak wilayah nusantara masih
berupa kerajaan-kerajaan, namun perlawanan waktu itu masih bersifat kedaerahan.
Selama penjajahan peristiwa yang menonjol adalah tahun 1908 yang dikenal sebagai
Gerakan Kebangkitan Nasional Pertama, yaitu lahirnya organisasi pergerakan Budi Utomo
yang dipelopori oleh Dr. Sutomo Dan Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dan 20 tahun kemudian
pada tanggal 28 Oktober 1928 ditandai dengan lahirnya Sumpah Pemuda sebagai titik awal
dari kesadaran masyarakat untuk berbangsa Indonesia, dimana putra putri bangsa Indonesia
berikrar : “BERBANGSA SATU, BERTANAH AIR SATU, DAN BERBAHASA SATU :
INDONESIA”. Pernyataan ikrar ini mempunyai nilai dan tujuan yang sangat strategis di
masa depan yaitu persatuan dan kesatuan Indonesia. Niiai yang terkandung didalamnya
antara lain harga diri, solidaritas, persatuan dan kesatuan, serta jati diri bangsa.

2. Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908


Kebangkitan nasional Bangsa Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo
yaitu sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa
STOVIA seperti Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908.
Organisasi ini digagas oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi ini bersifat sosial,
ekonomi, dan kebudayaan tetapi tidak bersifat politik. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal
gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia walaupun pada saat itu organisasi

5
ini awalnya hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa. Saat ini tanggal berdirinya
Budi Utomo, 20 Mei, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Pada mulanya, Budi Utomo bukan organisasi politik, kegiatannya terpusat pada bidang sosial
budaya, namun sejak tahun 1915, Budi Utomo mulai bergerak di bidang politik. Pada tahun
1929, Budi Utomo masuk menjadi anggota PPPKI (Perhimpunan-Perhimpunan Politik
Kebangsaan Indonesia).Pada tahun 1935, Budi Utomo bergabung dengan PBI (Persatuan
Bangsa Indonesia) yang dipimpin oleh Soetomo. Penggabungan (Fusi) Itu membentuk
organisasi baru bernama Parindra (Partai Indonesia Raya).
Sepuluh tahun pertama Budi Utomo mengalami beberapa kali pergantian pemimpin
organisasi. Kebanyakan memang para pemimpin berasal kalangan "priyayi" atau para
bangsawan dari kalangan keraton, seperti Raden Adipati Tirtokoesoemo, bekas Bupati
Karanganyar (presiden pertama Budi Utomo), dan Pangeran Ario Noto Dirodjo dari Keraton
Pakualaman.

3. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

Sumpah Pemuda yang dicetuskan tanggal 28 Oktober 1928. Persatuan dan kesatuan
Sumpah Pemuda dapat memberikan ide/gagasan atau membimbing generasi yang akan
datang untuk tetap tegaknya negara kesatuan RI. Nilai-nilai Sumpah Pemuda perlu
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan memahami dan menyadari kemajemukan
(keanekaragaman) masyarakat Indonesia, misalnya tidak boleh membeda-bedakan teman
berdasarkan suku bangsa, Agama dan menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan
sehari-hari dengan baik dan benar.
Sumpah Pemuda sebagai tonggak Penegas Persatuan bangsa Indonesia dapat mencegah
perpecahan bangsa, sebab tanpa persatuan dan kesatuan, apapun yang dicita-citakan oleh
negara dan bangsa sulit untuk berhasil.
Kita ketahui bahwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah cerminan dari tekad dan ikrar
para Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa. Pada saat itu mereka tidak membeda-bedakan suku,
pulau, dan organisasi mana, karena tekad mereka ingin bersatu untuk merebut Kemerdekaan
dari para penjajah. Semangat persatuan pada waktu itu sangat menonjol, mereka bertekad
hidup atau mati dan tiada jalan lain untuk merebut kemerdekaan kecuali bersatu padu.

6
Hasil dari tekad dan ikrar para pemuda yaitu pernyataan Sumpah Pemuda yang menyatakan
bahwa :
1. Kami putra putri Indonesia mengaku, bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
2. Kami putra putri Indonesia mengaku, berbangsa satu bangsa Indonesia.
3. Kami putra putri Indonesia mengaku, menjunjung bahasa persatuan bahasa
Indonesia.
Ketiga keputusan tersebut dipatuhi oleh semua perkumpulan kebangsaan Indonesia.
Keyakinan persatuan Indonesia diperkuat dengan memperhatikan dasar persatuan, yaitu
Kemauan, Sejarah, Bahasa, Hukum adat dan Pendidikan.
Adapun makna Sumpah Pemuda menjadi tonggak penegas yang sangat penting dalam
sejarah atau lebih jelasnya, bahwa kita wajib menjujung tinggi persatuan Indonesia
berdasarkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Kita bangga bertanah air, berbangsa dan
berbahasa Indonesia; Karena itu kita wajib mencintai tanah air,bangsa dan bahasa Indonesia.

B. Asal Mula Pancasila

1. Asal Mula bahan (causa materialis)


Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali dari dari Bangsa Indonesia sendiri berupa nilai-
nilai adat istiadat, nilai tradisi, nilai kebudayaan, dan nilai-nilai religious yang sudah ada dari
sejak jaman dahulu kala.
2. Asal mula bentuk / bangun (causa formalis)
Bentuk dan bangun Pancasila sesuai dengan susunan sebagaimana yang termuat dalam
Pembukaan UUD RI 1945. Proses penyusunan Pancasila dilakukan dalam sidang-sidang
yang dilaksanakan oleh BPUPKI dalam beberapa tahap.
3. Asal Mula Tujuan (Causa Finalis)
Pancasila menjadi pedoman sekaligus tujuan hidup dalam mencapai cita-cita Bangsa
Indonesia.

7
4. Asal Mula Karya (Causa Effisiens)
Pancasila ditetapkan menjadi dasar Negara RI oleh para anggota PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945 setelah dilakukan pembahasan dalam sidang BPUPKI dan Panitia Sembilan.

Nasionalisme Indonesia adalah suatu gerakan kebangsaan yang timbul pada bangsa Indonesia
untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat. Sejak abad 19 dan abad 20
muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Asia Afrika khususnya Indonesia.

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUNCULNYA


NASIONALISME

1. Faktor dari dalam (internal)


• Kenangan kejayaan masa lampau
Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan
berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan
Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi
Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan
pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu
menguasai daerah seluruh Nusantara, sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan
karena maritimnya yang kuat.
• Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa
penjajahan
Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika
mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang
imperialisme barat.
• Munculnya golongan cendekiawan

8
Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari
pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak dan
pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang
untuk melawan penjajahan.
• Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan
kebudayaan
1. Dalam bidang politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi
masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi
manusia. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
2. Dalam bidang ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi
asing. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan
kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
3. Dalam bidang budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan
mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing
di Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta
menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.

2. Faktor dari luar (eksternal)

• Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)


Pada tahun 1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan
Rusia. Hal ini dikarenakan, modernisasi yang dilakukan Jepang yang telah membawa
kemajuan pesat dalam berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan
kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia
melanjutkan ke Manchuria dan beberapa daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang melawan
Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit
melawan bangsa asing di negerinya.

• Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara


1. Pergerakan Kebangsaan India

9
India untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All India
National Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G. Tilak, dsb.
Mahatma Gandhi memiliki dasar perjuangan :
1). Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan.
2). Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka
masuk kantor atau pabrik.
3). Satyagraha, merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan
pemerintah kolonial Inggris.
4). Swadesi, merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri
sendiri.

• Gerakan Kebangsaan Filipina


Digerakkan oleh Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol di
wilayah Filipina. Novel yang dikarangnya berupa Noli Me Tangere (Jangan Sentuh Aku).
Jose ditangkap tanggal 30 September 1896 dijatuhi hukuman mati. Akhirnya dilanjutkan
Emilio Aquinaldo yang berhasil memproklamasikan kemerdekaan Filipina tanggal 12 Juni
1898 tetapi Amerika Serikat berhasil menguasai Filipina dari kemerdekaan baru diberikan
Amerika Serikat pada 4 Juli 1946.
• Gerakan Nasionalis Rakyat Cina
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam segala
sektor kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar gerakan
San Min Chu I: 1. Republik Cina adalah suatu negara nasional Cina 2. Pemerintah Cina
disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di tanggan rakyat) 3. Pemerintah Cina
mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.
Apa yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan
rakyat Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik Nasionalis Cina (1911)
• Pergerakan Turki Muda (1908)
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di segala
sektor kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat menumbangkan Khilafah (Negeri

10
Islam)dengan faham racun (nasionalisme dan sekulerisme). Mustafa Kemal merupakan agen
Inggris (Negeri Penjajah). Gerakan Turki Muda ini banyak mempengaruhi munculnya
pergerakan nasional di Indonesia.
• Pergerakan Nasionalisme Mesir
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa
terutama Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir yang dikemukakan
oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-organisasi keagamaan di
Indonesia seperti Muhammaddiyah.
Intinya dengan gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara
lain termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan
kolonialisme di negaranya.

• Munculnya Paham-paham baru


Munculnya paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme,
demokrasi dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang serupa
di Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan ideologi-ideologi
(paham) pada organisasi pergerakan nasional yang ada di Indonesia.

3. Pertumbuhan dan Perkembangan Nasionalisme Di Indonesia


Tumbuhnya Nasionalisme di Indonesia Karena adanya faktor pendukung diatas maka di
Indonesiapun mulai muncul semangat nasionalisme. Semangat nasionalisme ini digunakan
sebagai ideologi/paham bagi organisasi pergerakan nasional yang ada. Ideologi Nasional di
Indonesia diperkenalkan oleh Partai Nasional Indonesia (PNI) yang diketuai oleh Ir.
Soekarno. PNI bertujuan untuk memperjuangkan kehidupan bangsa Indonesia yang bebas
dari penjajahan. Sedangkan cita-citanya adalah mencapai Indonesia merdeka dan berdaulat,
serta mengusir penjajahan pemerintahan Belanda di Indonesia. Dengan Nasionalisme
dijadikan sebagai ideologi maka akan menunjukkan bahwa suatu bangsa memiliki kesamaan
budaya, bahasa, wilayah serta tujuan dan cita-cita. Sehingga akan merasakan adanya sebuah
kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsa tersebut.

11
4. Perkembangan Nasionalisme di Indonesia
Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan
identitas nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut
negara kita ini. Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional,
lambang perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu
mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan penjajahan,
sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan Indonesia bukan atas nama
daerah lagi. Istilah Indonesia mulai digunakan sejak :

1. J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan
nusantara dalam tulisannya pada tahun 1850.
2. Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut
penduduk nusantara dengan Indonesia.
3. Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional.
4. Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang
awalnya bernama Indische Vereninging menjadi Perhimpunan Indonesia.
5. Nama majalah Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka
6. Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Melalui
Sumpah Pemuda kata Indonesia dijadikan sebagai identitas kebangsaan yang diakui oleh
setiap suku bangsa, organisasi-organisasi pergerakan yang ada di Indonesia maupun yang di
luar wilayah Indonesia.
7. Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17
Agustus 1945.

5. Peranan Nasionalisme di Indonesia


Kondisi umat Islam saat ini sangat memilukan. Mereka yang jumlahnya 1 milyar lebih
terpecah-belah menjadi 57 negara berdasarkan nasionalisme dalam format negara-bangsa
(nation-state). Bahkan mungkin jumlah ini akan bertambah, seiring dengan upaya dan
rekayasa licik dari penjajah Barat pimpinan AS untuk semakin mencerai-beraikan berbagai
negara di dunia, dengan gerakan separatisme dan prinsip “menentukan nasib sendiri―

12
(right of self determinism) melalui legitimasi PBB yang disetir AS. Kasus lepasnya Timor
Timur dari Indonesia adalah contoh yang amat telanjang di hadapan mata kita.
Kondisi cerai-berai ini dengan sendirinya membuat umat menjadi lemah dan ringkih
sehingga mudah untuk dikendalikan dan dijajah oleh negara-negara imperialis.Penjajahan
yang dulu dilakukan secara langsung dengan pendudukan militer, kini telah bersalin rupa
menjadi penjajahan gaya baru yang lebih halus dan canggih. Di bidang ekonomi, Barat
menerapkan pemberian utang luar negeri, privatisasi, globalisasi, pengembangan pasar
modal, dan sebagainya. Di bidang budaya, Barat mengekspor liberalisme melalui film, lagu,
novel, radio, musik, dan lain-lain. Di bidang politik, Barat memaksakan ide masyarakat
madani (civil society), demokrasi, hak asasi manusia (HAM), pluralisme, dan lain-lainnya.
Bentuk-bentuk penjajahan gaya baru ini dapat berlangsung, karena kondisi umat yang
terpecah-belah tadi.
Nasionalisme, dengan demikian, dapat ditunjuk sebagai salah satu biang keladi atau biang
kerok perpecahan dan keterpurukan umat yang dahsyat di bawah tindasan imperialisme Barat
gaya baru tersebut.

Pada masa pergerakan nasional Indonesia, surat kabar mempunyai peranan yang sangat
penting bahkan organisasi pergerakan nasional Indonesia telah memiliki surat kabar sendiri-
sendiri, seperti Darmo Kondo (Budi Utomo), Oetoesan Hindia (Sarekat Islam), Het Tiidsriff
dan De Expres (Indische Partij), Indonesia Merdeka (Perhimpunan Indonesia), Soeloeh
Indonesia Moeda (PNI), Pikiran Rakyat (Partindo), Daulah Ra’jat (PNI Baru)
Surat kabar yang dimiliki oleh organisasi-organisasi tersebut menjadi salah satu sarana untuk
menyampaikan bentuk-bentuk perjuangan kepada rakyat, agar rakyat dapat mengetahui dan
memberikan dukungan kepada organisasi-organisasi itu.
Nasionalisme di Indonesia mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat ketika
secara resmi Budi Utomo (Perpanjangan tangan Belanda) diakui oleh Pemerintah Belanda
pada tahun 1908. Secara singkat perkembangan nasionalisme Indonesia menjadi lebih ramai
sejak berdiri Budi Utomo hingga Proklamasi Kemerdekaan. Sejak budi utomo berdiri
organisasi-organisasi yang mengusahakan perbaikan dan kondisi rakyat Indonesia.
Tahapan perkembangan nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut.
• Periode Awal Perkembangan

13
Dalam periode ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki
situasi sosial dan budaya. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo,
Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.
• Periode Nasionalisme Politik
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk
mencapai kemerdekaan Indonesia. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Indische
Partij dan Gerakan Pemuda.
• Periode Radikal
Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai
kemerdekaan baik itu secara kooperatif maupun non kooperatif (tidak mau bekerjasama
dengan penjajah). Organisasi yang bergerak secara non kooperatif, seperti Perhimpunan
Indonesia, PKI, PNI.
• Periode Bertahan
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh
pertimbangan. Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga
organisasi-organisasi pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan
pemerintah Belanda. Organisasi dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah
Parindra, GAPI, Gerindo.

C. LAHIRNYA NASIONALISME DI INDONESIA

1. FAKTOR PENDORONG LAHIRNYA NASIONALISME INDONESIA

Kata nasionalisme berasal dari kata Nation yang berati bangsa. Dalam bahasa Latin kata
Nation berati kelahiran kembali, suku kemudian bangsa. Bangsa adalah sekelompok manusia
yang mendiami wilayah tertentu dan memiliki hasrat untuk bersatu karena adanya persamaan
nasib, cita-cita dan kepentingan bersama. Menurut Han Kohn adalah suatu paham yang
menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus diserakan kepada negara dan bangsa.
Bangkitnya nasionalisme Indonesia didorong oleh faktor intern dan ekstern.

1. Faktor Intern

14
Faktor-faktor intern yang menyebabkan lahir dan berkembangnya nasionalisme Indonesia
adalah sebagai berikut.
a. Kejayaan Bangsa Indonesia sebelum Kedatangan Bangsa Barat
Sebelum kedatangan bangsa Barat, di wilayah Nusantara sudah berdiri kerajaan-kerajaan
besar, seperti Sriwijaya, Mataram dan Majapahit. Kejayaan masa lampau itu menjadi sumber
inspirasi untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan.
b. Penderitaan Rakyat akibat Politik Drainage(Pengerukan Kekayaan)
Politik drainage itu mencapai puncaknya ketika diterapkan sistem tanam paksa yang
dilanjutkan dengan sistem ekonomi liberal.
c. Adanya Diskriminasi Rasial
Diskriminasi merupakan hal menonjol yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda
dalam kehidupan sosial pada awal abad ke-20. Dalam bidang pemerintahan, tidak semua
jabatan tersedia bagi kaum pribumi.
d. Munculnya Golongan Terpelajar
Pada awal ke-20, pendidikan mendapatkan perhatian yang lebih baik dari pemerintah
kolonial. Hal itu sejalan dengan diterapkannya politik etis. Melalui penguasaan bahasa asing
yang diajarkan di sekolah-sekolah modern, mereka dapat mempelajari berbagai ide-ide dan
paham-paham baru yang berkembang di Barat, seperti ide tentang HAM, liberalisme,
nasionalisme, dan demokrasi.

2. Faktor Ekstern
Lahir dan berkembangnya nasionalisme Indonesia juga didorong oleh faktor-faktor ekstern,
antara lain berikut ini.
a. Kemenangan Jepang terhadap Rusia (1904-1905)
Kemenangan Jepang dalam Perang Rusia-Jepang telah berhasil mengguncangkan dunia.
Kemenangan Jepang tersebut berhasil menggugah kesadaran bangsa-bangsa Asia dan Afrika
untuk melawan penjajahan bangsa-bangsa kulit putih.
b. Kebangkitan Nasionalisme Negara-Negara Asia-Afrika
Kebangkitan nasional bangsa-bangsa Asia-Afrika memberikan dorongan kuat bagi bangsa
Indonesia untuk bangkit melawan penindasan pemerintahan kolonial. Revolusi Tiongkok

15
(1911) dan pementukan partai Kuomintang oleh Sun Yan Set yang berhasil menjadikan Cina
sebagai negara mereka pada tahun (1912).
c. Masuknya Paham-Paham Baru
Paham-paham baru seperti liberalisme, demokrasi dan nasionalisme muncul setelah
terjadinya Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis. Hubungan antara Asia dan Eropa
menyebabkan paham-paham itu menyebar dari Eropa ke Asia, termasuk ke Indonesia.

2. ORGANISASI-ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA


1. Boedi Oetomo
Dengan semangat hendak meningkatkan semangat masyarakat, Mas Ngabehi Wahidin
Soediro Husodo, seorang doktor jawa dan termasuk seorang priayi, tahun 1906-1907
melakukan kempanye di kalangan priayi di Pulau Jawa.
Pada akhir 1907, Wahidin bertemu dengan Soetomo, pelajar STOVIA di Batavia. Pertemuan
tersebut berhasil mendorong didirikannya organisasi yang diberi nama Boedi Oetomo pada
hari rabu tanggal 20 Mei 1908 di Batavia. Soetomo kemudian ditunjuk sebagai ketuanya.
Tanggal berdirinya Boedi Oetomo hingga saat ini diperingati sebagai Hari Kebangkitan
Nasional.

2. Sarekat Islam
Pada akhir 1911, Haji Samanhudi di Solo menghimpun para pengusaha batik di dalam
sebuah organisasi yang bercorak agama dan ekonomi, yaitu Sarekat Dagang Islam (SDI).
Setahun kemudian pada bulan November 1912 nama SDI diganti menjadi Sarekat Islam (SI)
dengan ketuanya Haji Oemar Said Cokroaminoto, sedangkan Samanhudi sebagai ketua
kehormatan. Perubahan nama tersebut bertujuan agar keanggotaannya menjadi luas, bukan
hanya dari kalangan pedagang. Apabila dilihat dari anggaran dasarnya, tujuan pendirian
Sarekat Islam adalah sebagai berikut.
A. Mengembangkan jiwa dagang.
B. Memberikan bantuan kepada anggota-anggota yang kesulitan.
C. Memajukan pengajaran dan semua.

16
D. Menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam.
Aktivitas SI lebih mengutamakan politik tidak disetujui oleh sebagian besar anggotanya.
Mereka menginginkan SI memperhatikan masalah-masalah keagamaan. Dalam kondisi itu SI
memutuskan untuk bekerja sama dengan pemerintahan kolonial dan berganti nama menjadi
Partai Sarikat Islam. Sehubungan dengan meluasnya semangat persatuan dan Sumpah
Pemuda, nama tersebut diubah menjadi Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII) pada tahun
1930 dengan ketuanya Haji Agus Salim.
3. Indische Partij
Indische Partij berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912. Organisasi ini juga
dimaksudkan sebagai pengganti Indische Bond. Sebagai organisasi kaum Indonesia dan
Eropa yang didirikan pada tahun 1898. Ketiga tokoh pendiri Indische Partij dikenal dengan
Tiga Serangkai, yaitu Douwes Dekker (Danudirdja Setiabudi), dr. Cipto Mangunkusumo, dan
Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Indische Partij merupakan pergerakan nasional
yang bersifat politik murni dengan semangat nasionalisme modern.
Indische Partij berdiri atas dasar nasionalisme yang luas menuju kemerdekaan Indonesia.
Indonesia dianggap sebagai National Home bagi semua orang, baik penduduk bumi putera
maupun keturunan Belanda, Cina, dan Arab, yang mengaku Indonesia sebagai tanah air dan
kebangsaannya. Paham ini pada waktu itu dikenal sebagai Indisch Nasionalisme, yang
selanjutnya melalui perhimpunan Indonesia dan PNI, diubah menjadi Indonesische
Nationalisme atau Nasional Indonesia. Hal itulah yang menyatakan bahwa Indische Partij
sebagai partai politik pertama di Indonesia.

4. Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia didirikan pada tahun 1908 oleh orang-orang Indonesia yang berada
di Belanda, antara lain Sutan Kasayangan dan R.N Noto Suroto. Mula-mula organisasi itu
bernama Indische Vereeniging. Akan tetapi sejak berakhirnya Perang Dunia I perasaan anti
kolonialisme dan imperialisme di kalangan pemimpin-pemimpin Indische Vereeniging
semakin menonjol.
Pada tahun 1922, Indische Vereeniging berubah menjadi Indonesische Vereeniging. Sejak
tahun 1925, selain nama dalam bahasa Belanda juga digunakan dalam bahasa Indonesia,

17
yaitu Perhimpunan Indonesia. Oleh karena itu, semakin tegas bahwa PI bergerak dalam
bidang politik.
Dalam kalangan pergerakan nasional di Indonesia, pengaruh PI cukup besar. Beberapa
organisasi pergerakan nasional mulai lahir karena mendapatkan inspirasi dari PI, seperti
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) tahun 1926, Partai Nasional Indonesia (PNI)
tahun 1927, dan Jong Indonesia (Pemuda Indonesia) tahun 1927.
5. Partai Komunis Indonesia
Ketika Sosial Democratische Arbeiderspartij (SDAP) di Belanda pada tahun 1918
mengumumkan dirinya menjadi Partai Komunis Belanda (CPN), para anggota ISDV dari
golongan Eropa mengusulkan mengikuti jejak itu. Oleh karena itu, pada tanggal 23 Mei 1920
diubah lagi menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Di dalam susunan pengurus baru
terbentuk tertera antara lain Semaun sebagai ketua, Darsono sebagai wakil ketua, Bergsma
sebagai sekretaris, Dekker sebagai bendahara, serta Baars dan Sugono sebagai anggota
pengurus. PKI tumbuh menjadi partai politik dengah jumlah yang sangat besar. Akan tetapi
karena jumlah anggotanya intinya kecil, partai itu kurang dapat mengontrol dan menanamkan
disiplin kepada anggotanya.
Setelah berhasil menempatkan dirinya sebagai partai besar, PKI merasa sudah kuat untuk
melakukan pemberontakan pada tahun 1926. Hampir sepuluh tahun kemudian, Komitern
mengirimkan seorang tokoh komunis kembali ke Indonesia. Tokoh tersebut ialah Musso
yang pada bulan April 1935 mendarat di Surabaya. Dengan bantuan Joko Sujono, Pamuji,
dan Achmad Sumadi, ia membentuk yang diberi nama PKI Ilegal. Kegiatan utama kaum
komunis kemudian disalurkan melalui Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) dengan tokoh
utamanya Amir Syarifudin.
6. Partai Nasional Indonesia
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-
tokohnya Ir. Soekarno, Iskaq, Budiarto, Cipto Mangunkusumo, Tilaar, Soedjadi, dan
Soenaryo. Dalam pengurus besar PNI, Ir. Soekarno ditunjuk sebagai ketua, Iskaq sebagai
sekretaris/bendahara, dan Dr. Samsi sebagai komisaris. Sementara itu dalam perekrutan
anggota disebutkan bahwa mantan anggota PKI tidak diperkenankan menjadi anggota PNI,
juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan sebagai mata-mata pemerintah kolonial.

18
Ada dua macam cara yang dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di
dalam masyarakat, yaitu:
a. Usaha ke dalam: Usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri, antara lain mengadakan
kursus-kursus, mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank.
b. Usaha ke luar: Dengan memeperkuat opini publik terhadap tujuan PNI, antara lain
melalui rapat-rapat umum dan menerbitkan surat kabar Benteng Priangan di Bandung dan
Persatuan Indonesia di Batavia.
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929
menimbulkan suasana yang tegang. Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan
pengawasan secara tegas terhadap kegiata-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan
keamanan dan ketertiban. Sering kali polisi menghentikan pidato karena dianggap telah
menghasut rakyat.
Akhirnya pemerintah Hindia Belanda beranggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan
tindakan terhadap PNI. Bahkan Gubernur Jenderal de Graef telah mendapatkan tekanan dari
konservatif Belanda yang tergabung dalam Vanderlansche Club untuk bertindak tegas karena
mereka berkeyakinan bahwa PNI melanjutkan taktik PKI.

3. Paham Nasionalisme Atau Paham Kebangsaan

1. Paham Nasionalisme Kebangsaan


Dalam perkembangan peradaban manusia, interaksi sesama manusia berubah menjadi
bentuk yang lebih kompleks dan rumit. Hal ini dimulai dari timbulnya kesadaran untuk
menentukan nasib sendiri. Bangsa-bangsa yang tertindas kolonialisme, misalnya Indonesia,
lahir semangat untuk mandiri dan bebas untuk menentukan masa depannya sendiri. Dalam
situasi perjuangan kemerdekaan dan tuntutan terhadap penentuan nasib sendiri yang dapat
mengikat keikutsertaan semua orang atas nama bangsa. Dasar pembenaran tersebut,
selanjutnya mengkristal dalam konteks paham ideology kebangsaan yangbiasa disebut
dengan nasionalisme. Dari sinilah kemudian lahir konsep-konsep lain seperti bangsa(nation),
negara(state), dan gabungan keduanya yang menjadi konep negara bangsa(nation-state)
sebagai komponen-komponen yang membentuk Identitas Nasional atau kebangsaan. Dalam
konteks ini dapat dikatakan bahwa paham nasionlisme atau kebangsaan adalah sebuah situasi

19
kejiwaan ketika kesetiaan seseorng secara total diabadikan langsung pada negara bangsa atas
nama sebuah bangsa. Munculnya nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan
bersama merebut kemerdekaan dari cengkraman kolonial. Semangat nasionalisme
diharapkan secara efektif dapat dipakai sebagai metode perlawanan dan alat identifikasi oleh
para penganutnya untuk mengetahui siapa lawan, dan siapa kawan.

Paham nasionalisme atau paham kebangsaan terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan
bersama merebut kemerdekaan dari cengkraman kolonial. Semangat nasionalisme dipakai
sebagai metode perlawanan secara efektif oleh para penganutnya. Sebagaimana yang
disampaikan oleh Larry Diamond dan Mars F. Planttner, bahwa para penganut nasionalisme
dunia ketiga secara khas menggunakan retronika antikolonialisme dan antiimperialis. para
penganut nasionalisme tersebut berkeyakinan bahwa persamaan cita-cita yang mereka miliki
dapat diwujudkn dalam sebuah identitas politik atau kepentingan bersama dalam bentuk
sebuah wadah yang disebut bangsa (nation). Bangsa atau nation merupakan suatu wadah
yang di dalamnya terhimpun orang-orang yang mempunyai persmaan keyakinan. dan
persamaan lainnya yang mereka miliki seperti ras, etnis, agama, bahasa, dan budaya.

Nasionalisme adalah paham yang pada mulanya merupakan unsur-unsur pokok nasionalisme
yang terdiri atas keturunan, suku bangsa, tempat tinggal, agama, bahasa, dan budaya,
kemudian berubah dengan masuknya 2 unsur yaitu persamaan hak bagi setiap orang untuk
memegang persamaan dalam masyarakatnya serta adanya persamaan kepentingan.

Aspek mendasar timbulnya nasionalisme adalah aspek sejarah. Melalui aspek sejarah, suatu
bangsa memiliki rasa senasib sepenanggungan serta harapan untuk menggapai masa depan
yang lebih baik. Dengan demikian nasionalisme adalah sikap politik dan sikap social suatu
kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan budaya, wilayah, tujuan, dan cita-cita.

Nasionalisme sebagai suatu peristiwa sejarah, selalu bersifat kontekstual, sehingga


nasionalisme di suatu daerah dengan daerah lain atau antarzaman tidaklah sama. Gerakan
nasionalisme yang mulanya lebih menekankan pada kesetiaan dan menjaga keutuhan negara,
dapat berkembang menjadi sikap yang untuk menguasai wilayah lain. Hal ini disebabkan

20
adanya perasaan sebagai negara paling kuat dan berpengaruh yang dikenal dengan istilah
ultranasionalisme.

Munculnya paham kebangsaan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari situasi politik decade
pertama abad ke-20. Pada waktu itu, semangat menentang kolonialisme Belanda mulai
bermunculan di kalangan pribumi. Cita-cita bersama untuk kemerdekaan menjadi semangat
umum di kalangan tokoh-tokoh pergerakan nasional. Soekarno mengungkapkan keyakinan
watak nasionalisme yang penuh nilai-nilai kebangsaan, juga meyakinkan pihak-pihak yang
berseberangan pndangan bahwa kelompok nasional dapat bekerja sama dengan kelompok
manapun, baik kelompok islam maupun marxis. Semangat nasionalisme Soekarno tersebut
mendapat respond an dukungan luas dari kalangan intelektual muda didikan barat, seperti
Syahrir dan Muhammad Hatta. Kemudian paham ini semakin berkembang paradigmanya
hingga sekarang dengan munculnya konsep Identitas Nasional. Sehubungan dengan ini, bisa
dikatakan bahwa paham nasionalisme atau kebangsaan disini adalah merupakan refleksi dari
Identits Nasional.

4. Paham Kebangsaan, Rasa Kebangsaan, dan Semangat Kebangsaan

Paham Kebangsaan. Paham Kebangsaan merupakan pengertian yang mendalam tentang apa
dan bagaimana bangsa itu mewujudkan masa depannya. Dalam mewujudkan paham tersebut
belum diimbangi adanya legitimasi terhadap sistem pendidikan secara nasional, bahkan
masih terbatas muatan lokal, sehingga muatan nasional masih diabaikan. Tidak adanya
materi pelajaran Moral Pancasila atau Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) atau
sertifikasi terhadap Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) di setiap strata
pendidikan, baik formal, nonformal, maupun di masyarakat luas.

Rasa Kebangsaan. Rasa kebangsaan tercermin pada perasaan rakyat, masyarakat dan bangsa
terhadap kondisi bangsa Indonesia yang dalam perjalanan hidupnya menuju cita-cita bangsa
yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini masih
dirasakan jauh untuk menggapainya, karena lunturnya rasa kebangsaan yang tercermin dalam

21
kehidupan sehari-hari dengan berbagai peristiwa, baik perasaan mudah tersinggung yang
mengakibatkan emosional tinggi yang berujung pada pembunuhan, bahkan pada peringatan
Hari Ulang Tahun Kemerdekaan 17 Agustus yang setiap tahun dirayakan kurang menggema,
karena kurangnya penghayatan dan pengamalan terhadap Pancasila. Di samping itu, adanya
tuntutan sekelompok masyarakat dengan isu putra daerah terutama dalam Pilkada masih
terjadi amuk massa dengan kepentingan sektoral, sehingga akan mengakibatkan pelaksanaan
pembangunan nasional terhambat.

Semangat Kebangsaan. Belum terpadunya semangat kebangsaan atau nasionalisme yang


merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Hal ini
tercermin pada sekelompok masyarakat mulai luntur dalam memahami adanya pluralisme,
karena pada kenyataannya bangsa Indonesia terdiri atas bermacam suku, golongan dan
keturunan yang memiliki ciri lahiriah, kepribadian, kebudayaan yang berbeda, serta tidak
menghapus kebhinekaan, melainkan melestarikan dan mengembangkan kebhinekaan sebagai
dasarnya.

Penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam wawasan kebangsaan yang terasakan saat ini,
belum mampu menjaga jati diri, karakter, moral dan kemampuan dalam menghadapi
berbagai masalah nasional. Padahal dengan pengalaman krisis multidimensional yang
berkepanjangan, agenda pemahaman, penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam bentuk
wawasan kebangsaan bagi bangsa Indonesia harus diarahkan untuk membentuk serta
memperkuat basis budaya agar mampu menjadi tumpuan bagi usaha pembangunan di segala
aspek kehidupan maupun di segala bidang.

22
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
1.Pada masa prakolonial, penduduk Nusantara sudah memiliki paham geopolitik, yaitu
kesadaran sebagai penduduk yang sama-sama tinggal di wilayah Nusantara. Mereka belum
dapat dipersatukan secara politik dan administrasi.
2.Pada masa kolonial, kedatangan Belanda ke wilayah Nusantara menyebabkan perpecahan di
wilayah Nusantara. Dengan politik adu dombanya, Belanda mencoba untuk memecah belah
Nusantara agar dapat menguasai perdagangan di wilayah Nusantara. Namun, pada akhirnya
hal itu memberikan kesadaran bagi bangsa Indonesia tentang jiwa nasionalisme dan
patriotisme untuk mempertahankan wilayah RI.
3.Pascakemerdekaan dapat digolongkan ke dalam beberapa masa, yaitu masa revolusi, masa
orde lama, orde baru, dan masa reformasi. Bangsa Indonesia sudah memproklamasikan
kemerdekaan dan membentuk Negara yang baru, yaitu Indonesia.

B.SARAN
Bangasa Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Sebagai generasi muda Indonesia, sudah
seharusnya kita menghargai sejarah tersebut dan menghargai perjuangan-perjuangan
pahlawan-pahlawan kita. Generasi muda harus memiliki sifat nasionalisme dan patriotisme
untuk membela dan mempertahankan RI.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nasionalisme_Indonesia&oldid=7042806

Kaelan, Prof. Dr. M.S. 2010.

Pendidikan Pancasila Edisi Reformasi.

Yogyakarta: Paradigma. Margono. 2012

Pendidikan Pancasila Topik Aktual Kenegaraan dan Kebangsaan Edisi 2

Malang: Universitas Negeri Malang. Setijo, Pandji. 2010.

Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa.

Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia . Syarbaini, Syahrial. 2009.

Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.

Bogor: Ghalia Indonesia.www.idayoce.com

Anshory, Irfan, "Asal Usul Nama Indonesia", Pikiran Rakyat, 2004-08-16. Diakses pada
2006-10-05.

Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, 2005, Rajawali Press, hal. 8-9

Musyrifah Sunanto, op cit. hal 6.

24

Anda mungkin juga menyukai