MENTAL ORGANIK
1
GAMBARAN UTAMA
Pola psikologik / perilaku tak wajar
Akibat disfungsi serebral sementara /
menetap
Diagnosis :
Faktor organik spesifik
Riwayat penyakit
PD
Lab & penunjang
ETIOLOGI GMO
Penyakit primer di otak
Penyakit sistemik yang secara sekunder
disfungsi otak
Zat toksik berpengaruh pada otak
sesaat / jangka panjang
Putus zat
2
PROGNOSIS
Tergantung etiologi
5-15% demensia sekunder prognosis
baik
Alzheimer sampai kematian
gizi, dehidrasi, infeksi terutama traktus
respiratorius
DELIRIUM
EPIDEMIOLOGI
Sering ditemukan dalam klinik
Memasuki / pulih dari / ke keadaan koma
Overmedikasi dengan obat psikoaktif
Anak / lansia
3
Delirium continu..
GAMBARAN KLINIK
Gambaran mencolok adanya defisit untuk
memusatkan, mempertahankan, memindahkan
perhatian
Halusinasi visual sering ditemukan
Gangguan irama tidur
Fluktuasi kesadaran disorientasi, amnesia,
tidak kooperatif
Delirium continu..
KRITERIA DIAGNOSIS
Gangguan kesadaran : pengenalan
lingkungan, kemampuan memusatkan,
mempertahankan, memindahkan perhatian
Perubahan fungsi kognitif (memori, orientasi,
berpikir & bahasa, persepsi)
4
Delirium continu..
Gangguan berkembang dalam waktu
pendek (beberapa jam / hari) cenderung
berfluktuasi sepanjang hari
Terbukti gangguan medik, riwayat, PD,
laboratorium yang dapat dinyatakan
sebagai etiologi gangguan tersebut
Delirium continu..
ETIOLOGI
Infeksi sistemik,
Gangguan metabolik /
defisiensi vitamin (thiamin),
Hipoksia,
hipcarbamia,
hipoglikemia,
Gangguan mineral,
Gangguan fungsi hati / ginjal,
Intoksikasi / lepas zat,
Pasca bedah,
kejang, cedera kepala, Ensefalopati hipertensif, Gangguan fokal
lobus parietal, inferomedial lobus oksipital
5
Delirium continu..
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
Skizofrenia & skizofreniform
Gangguan afektif
Demensia
Gangguan buatan
Delirium continu..
PROGNOSIS
Tergantung pada etiologi yang
melatarbelakangi
Bisa menjadi demensia, GMO lain
6
Delirium continu..
TERAPI
Diagnosis etiologis
Umum (simtomatik) : tidur, cairan & elektrolit,
perawatan
Hipnotik sedatif, neuroleptik
Demensia
7
Demensia
Epidemiologi lansia
Juta orang
40
40
35
35 35.9
Jumlah lansia di AS
Jumlah lansia di AS
35.9 Jumlah lansia di Indonesia
Jumlah lansia di Indonesia
30
30
28.8
28.8
25
25 25
26
26
23.9
23.9 25
20
20 21
21
15
15 14 15
15
14
10
10 10 11
11
99 10
55
00
1994 tahun
1994 2000
2000 2010
2010 2020
2020 2025
2025 2030
2030 2040
2040 2050
2050
Source :Situs Resmi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
National Academy on an Aging Society analysis of data from the 1993 study of Assets and Health Dynamics Among
the Old and U.S. Census Bureau population projections (middle series).
8
Demensia
GAMBARAN KLINIK
kemampuan intelektual & memori Tes :
pemahaman, berhitung, pengetahuan, memori
Gangguan berpikir abstrak, gangguan fungsi
kortikal
ggn perilaku/ pramorbid personality
Demensia
ETIOLOGI
Paling sering Alzheimer
Infeksi SSP (lues III, TBC, jamur, virus [AIDS, Jacob-
Creutzfeldt])
Trauma kapitis (subdural hematoma)
Gangguan toksik metabolik (anemia pernisiosa,
defisiensi asam folat, hipotiroidime, intoksikasi bromida)
Gangguan neurologis (chorea huntington,
Parkinsonism, multiple sklerosis)
Pasca anoxia, pasca hipoglikemia
9
Demensia Alzheimer
Demensia Alzheimer
PRESENILIS
Proses degeneratif pada substansia grisea
jaringan otak <
sulci > jelas, lebar, terutama di lobus frontal &
hipokampus
mikroskopis plak senilis, neurofibril kusut
enzim dopamin hidroksilase (batang
otak, nukleus seruleus), cholin acetyl
transferase (nukleus basalis, otak depan)
10
Demensia Alzheimer
Presenilis
PERJALANAN PENYAKIT
STADIUM AWAL
Perilaku berubah dapat diamati keluarga semangat &
kemauan, dorongan untuk melakukan aktifitas rutin sehari-
hari, tak mampu melakukan aktifitas multipel, depresi ringan
STADIUM MENENGAH :
Gangguan memori & kognitif
Deteriorasi intelektual : orientsi, memori, berhitung, percakapan
kurang efisien, pemahaman misinterpretasi
Penderita murung, menarik diri, menjauhi teman lama
Obsesi, kebiasaan pramorbid
Daya nilai menurun
11
Demensia Alzheimer
Presenilis
STADIUM LANJUT :
Kemunduran psikologik & perilaku
Apati
Gangguan kepribadian menyeluruh mengurus
diri (-)
Tak mampu mengingat, komunikasi
Gejala neurologik afasia, apraksia, agnosia,
buta kortikal
Pasien meninggal 2-5 tahun, komplikasi
terbanyak karena infeksi
Demensia sekunder
Demensia Vaskular
12
Demensia sekunder
Demensia Vaskular
Predisposisi :
Hipertensi, DM, hiperlipidemia, riwayat MI,
hipotensi, hipoksia, penyakit darah, penyakit
kolagen
Multiinfark multiemboli
Demensia sekunder
Uremia kronik,
defisiensi vitamin B12,
hipotiroidisme,
defisiensi tiamin
Neoplasma
Cedera Kepala
13
Pseudodementia
14