Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri
Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit
ini bila tidak diobati atau bila pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi
berbahaya hingga kematian.1 TB merupakan penyakit penyebab kematian akibat infeksi kedua
tertinggi didunia, setelah HIV. Global Tuberculosis Report tahun 2015 dari World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa kasus TB di dunia diperkirakan meningkat dari 9,5 juta
pada tahun 2009 menjadi 9,6 juta kasus di 2015, dengan jumlah yang meninggal akibat TB juga
meningkat dari 0,5 juta pada tahun 2009 menjadi 1,5 juta orang di tahun 2015, dan terdapat 480
ribu kasus TB-MDR. Hal tersebut menunjukkan beban penyakit TB yang tinggi sehingga menjadi
dasar bagi WHO memasukkan TB sebagai kedaruratan global bagi kemanusiaan.2

TB di Indonesia menduduki peringkat ketiga penyakit dengan angka kematian tertinggi.


Prevalensi TB di Indonesia tahun 2014 adalah 647 per 100.000 penduduk, dengan sekitar 1 juta
kasus TB baru (insidensi 399 per 100.000 penduduk), 6.800 kasus adalah pasien dengan TB-MDR
(12 per 100.000 penduduk) dan 2% dari angka tersebut (7631 kasus) adalah pasien TB dengan
HIV positif. Angka kematian akibat TB di Indonesia adalah 41 per 100.000 penduduk. 3 Sasaran
Nasional Pengendalian TB tahun 2014 berupa prevalensi TB di Indonesia sebesar 224 per 100.000
penduduk, dan insidensi TB sebesar 90 per 100.000 penduduk. Dibandingkan dengan sasaran
nasional tersebut, pencapaian prevalensi dan insidensi TB saat ini masih belum mencapai target.4
Menurut Dinas Kesehatan tahun 2015, prevalensi TB paru di provinsi Kalimantan Barat pada
tahun 2015 berjumlah 5569 kasus.5 Sementara di Kabupaten Landak angka kejadian baru TB paru
tahun 2012 mencapai 373 kasus baru, dengan jumlah kematian akibat TB paru sebanyak 3 orang.6
Insiden TB di wilayah kerja Puskesmas Karangan pada tahun 2015 mencapai 227 / 100.000
penduduk, dengan rincian insiden TB paru BTA positif 147/ 100.000 penduduk.15
Berdasarkan WHO tahun 2012, Indonesia telah mencapai angka deteksi kasus sebesar 72%,
angka keberhasilan pengobatan TB sebesar 85%, dan angka keberhasilan pengobatan TB setelah
terapi ulang hanya mencapai 71%.9 Angka kesembuhan Kalimantan Barat pada tahun 2012
sebesar 90%.6 Puskesmas sebagai fasilitas layanan kesehatan lini pertama memegang peranan

1
penting dalam menjaring dan pencegahan penularan TB. Oleh karena itu, laporan evaluasi program
ini disusun untuk menilai kinerja puskesmas Karangan dalam menanggulangi masalah
tuberkulosis di masyarakat selama tahun 2016 berdasarkan program yang sudah ditetapkan secara
nasional.

1.1 Tujuan

1.1.1. Tujuan Umum


Menilai kinerja Puskesmas Karangan dalam melaksanakan program penanggulangan TB
nasional selama periode Januari – Desember 2016.

1.1.2. Tujuan Khusus


 Mengetahui dan menilai masukan (sumber daya Manusia, dana, sarana, dan metode) dari
program penanggulangan TB di Puskesmas Karangan.
 Mengetahui dan menilai pelaksanaan termasuk didalamnya perencanaan, pengorganisasian,
pencatatan, pelaporan, dan pengawasan dari program penanggulangan TB di Puskesmas
Karangan.
 Mengetahui dan menilai keluaran (angka penjaringan suspek, proporsi BTA positif diantara
suspek, proporsi BTA positif yang mendapat pengobatan, angka konversi, angka kesembuhan,
angka pengobatan lengkap BTA negatif, dan angka keberhasilan pengobatan) dari program
penanggulangan TB di Puskesmas Karangan.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah Penelitian ini adalah jumlah Tenaga Pelaksana Program Pengendalian TB
PARU, Ketersediaan dan Waktu Pemberian dana, Cara Dan Waktu Pengolahan Logistik Obat,
Serta pencatan Dan Pelaporan.

1.4 Keaslian Penelitian

2
Nama, Judul penelitian Tujuan Penelitian Hasil Metode Perbedaan
Tahun, Penelitian Penelitian
Institusi
Wiwid Evaluasi Program Untuk Menunjukan Metode Lokasi,
Aditama. penanggulangan mengevaluasi Bahwa Semua Observasional waktu dan
Dkk, tuberculosis Paru pelaksanaan Puskesmas Deskriftif Variabel
fakultas di boyolali Kegiatan Program dan Rumah Dengan Case Digunakan
kesehatan Penanggulangan Sakit Di Control berbeda.
masyarakat TB Paru di Boyolali Metode
banda aceh Puskesmas dan Telah yang di
Rumah Sakit Memenuhi gunakan
Kabupaten Standar adalah
Boyolali. Nasional Kualitatif
Dalam
Pengobatan
TB Paru
Bhisma Evaluasi Program Untuk Menunjukan Metode Lokasi,
Murti,dkk , Pengendalian Mengevaluasi Terdapat deskriftif waktu dan
FK-UNS Tuberkulosis pencapaian Target Disparitas Analitik Variabel
BBKPM Dengan Strategi Program DOTS Pencapaian Dengan Digunakan
Surakarta DOTS Tuberkulosis Di Target Desain Cross berbeda.
kota/ Kabupaten Program Sectional Metode
eks Keresidenan Pengendalian yang di
Surakarta TB di gunakan
kabupaten/ adalah
Kota Kualitatif
dan
Kuantitatif

3
1. Arah Penelitian Tersebut ini Mengarah Pada Evaluasi Program Penanggulangan Tuberkulosis
di Puskesmas Karangan
2. Desain Penelitian Yang Digunakan Adalah Case Control
3. Kerangka Teori yang di gunakan Lebih Pada Pengevaluasian Keberhasilan Program
Penanggulangan Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Karangan.

Anda mungkin juga menyukai