Skrining
Pasien
Sesuai Keputusan Direktur Rumah Sakit MH Thamrin Purwakarta
Nomor :3974/SK-DIR/RS-MHTP/VI/2018
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan Panduan Skrining Rumah Sakit MH
Thamrin Purwakarta sesuai dengan waktunya.
Panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait
dalam memberikan pelayanan pada pasien di Rumah Sakit MH Thamrin
Purwakarta. Panduan Skrining ini meliputi definisi, ruang lingkup, tata laksana
serta dokumentasi. Semoga panduan ini dapat membantu para petugas terkait
dalam memberikan pelayanan skrining pada pasien.
Kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun ARK yang sudah
membantu dalam menyusun Panduan Skrining sehingga panduan ini dapat
terselesaikan. Tim Pokja ARK yang membantu dalam penyusunan Panduan
Skrining. Pembimbing yang sudah membantu dalam memberikan arahan kepada
kami dalam penyusunan Panduan ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB IV DOKUMENTASI...................................................................................19
ii
BAB I
DEFINISI
1
Pada pasien yang tidak datang langsung ke rumah sakit, skrining dapat
dilakukan melalui telepon atau skrining dilakukan di tempat asal pasien yang
dilakukan oleh petugas medis Rumah Sakit Mh Thamrin. Pasien yang akan
dirawat atau terdaftar untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan adalah mereka
yang kebutuhan dan kondisinya dapat dipenuhi oleh sumber daya dan misi
rumah sakit yang diidentifikasi melalui proses skrining.
2
Adalah skrining yang dilakukan pada saat pasien tiba dirumah sakit atau
saat pasien mendaftar di poliklinik rawat jalan, radiologi, laboratorium dan
fisioterapi untuk menentukan pelayanan mana yang sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pasien, serta pelayanan yang dapat dipenuhi oleh
rumah sakit.
2. Skrining Medis :
Adalah skrining yang dilakukan melalui kriteria triase (di IGD),
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (pemeriksaan laboratorium
dan diagnostik imaging) sebelumnya, yang dilakukan tenaga yang
kompeten yaitu dokter atau perawat.
BAB II
RUANG LINGKUP
3
2. Skrining didalam Rumah Sakit Mh Thamrin, yaitu :
a. Instalasi Gawat Darurat (IGD).
b. Instalasi Rawat Jalan yaitu di poliklinik rawat jalan.
c. Tempat Pendaftaran
1. Kriteria Triase
2. Evaluasi visual atau pengamatan
3. Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologis
4. Pemeriksaan penunjang lainnya
BAB III
TATA LAKSANA
RS Perujuk
Admission
Follow Up
4
VK NICU /PICU Rawat Inap Perinatologi
(Dewasa / Anak)
Ket :
Alur dikembalikan
Pasien
(Penelepon)
Admission Triase
Re-Identifikasi IGD
Pasien Datang
Informasi
SKRINING Analisa
Diterima oleh Rekomendasi
Medis Petugas Non-Medis
Bisa Dilayani
YA TIDAK
(Fasilitas Tersedia)
YA TIDAK
RUJUK
Rawat Inap Rawat Jalan
Rawat Inap RUJUK
Hemodialisa Fisioterapi
PULANG :
FARMASI Poli Klinik Radiologi
KASIR
Laboratorium
5
Rawat Inap PULANG :
FARMASI
KASIR
Gambar 3.2 Alur skrining luar rumah sakit
6
Pelaksanaan identifikasi pasien dilakukan melalui telepon yang datang
dari rumah sakit lain maupun keluarga/pasien yang langsung mencari
informasi dengan melakukan panggilan ke nomor rumah sakit mh thamrin.
petugas menanyakan identitas pasien saat dihubungi oleh pihak luar,
petugas juga menilai apakah sesuai dengan misi dan sumber daya rumah
sakit saat itu. Dalam pelaksanaannya skrining dilaksanakan melalui tahapan
sebagai berikut :
1. Petugas phone operator/ customer service menerima telepon dari luar
mengenai pasien yang akan dirujuk atau dirawat di Rumah Sakit.
2. Di bagian phone operator/ customer service, petugas menanyakan
identitas pasien yang akan dirujuk :
a. Nama pasien
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Nama Rumah Sakit/pelayanan kesehatan yang akan merujuk
e. Kebutuhan pasien
f. Jaminan
3. Petugas Costumer Service menyambungkan ke bagian IGD.
4. Petugas Costumer service memberikan informasi awal yang telah
diterima ke petugas IGD.
5. Petugs IGD menerima telepon, petugas melaksanakan greeting dan
memperkenalkan diri, melakukan skrining awal, yakni meng-anamnesa
singkat menanyakan informasi tentang status pasien kepada pihak
perujuk :
a. Identitas pasien (Nama, Umur, Jenis Kelamin)
b. Keadaan umum
c. Tanda-tanda vital
d. Diagnosis penyakit
e. Terapi yang sudah di berikan
f. Hasil penunjang Lab/Radiologi (bila telah dilakukan)
g. Kebutuhan pasien tersebut.
h. Jaminan.
6. Perawat menyambungkan telepon atau berkonsultasi dengan dokter
umum / dokter jaga IGD.
a. Dokter jaga IGD menanyakan / meng-anamnesa kembali tentang
kondisi pasien yang akan dirujuk.
b. Dokter mengkaji kondisi pasien yang akan dirujuk untuk mengetahui
apakah pasien dapat dirawat / ditangani di Rumah Sakit Mh Thamrin.
c. Bila diperlukan, dokter jaga / umum meminta waktu sekitar 10 – 20
menit kepada pihak perujuk, untuk berkonsultasi ke dr spesialis
mengenai status pasien yang akan di rujuk tersebut, dan
memberitahukan untuk menelpon kembali ke Rumah Sakit Mh Thamrin
sesuai waktu yang telah disepakati.
7
7. Berdasarkan hasil skrining tersebut, apakah kebutuhan pasien sesuai
dengan misi sumber daya dan fasilitas yang ada di RS.
8. Bila pasien tidak dapat di tangani / diterima, petugas menjelaskan
mengenai alasan ke tidak tersediaannya fasilitas yang di tuju, atau
sumber daya tidak memenuhi (ruangan full, dokter berhalangan, fasilitas
sedang tidak bisa di gunakan / under maintenance dan lain sebagainya).
9. Petugas menanyakan kembali apakah masih ada keperluan yang bisa di
bantu oleh RS.
10. Petugas melakukan greeting.
11. Bila dapat ditangani, dokter / perawat menginformasikan kepada pihak /
petugas yang akan merujuk, agar merujuk pasien tersebut sesuai dengan
kesepakatan yang telah disepakati.
12. Petugas IGD lalu menyambungkan ke bagian Admission, perihal
administrasi dan lainnya.
13. Admission menginformasikan tentang perkiraan biaya kamar maupun
biaya tindakan serta peraturan terkait pembayaran biaya perawatan, yang
di diskusikan dengan keluarga pasien.
14. Petugas admission memastikan apakah keluarga pasien setuju atau tidak
dan memberitahukan hal tersebut kepada perawat/petugas IGD.
15. Dokumentasikan hasil skrining pasien dari luar tersebut setelah pasien
datang ke IGD, melalui formulir yang disediakan (formulir serah terima
rujukan) yang berisikan hal – hal sbb :
a. Identitas pasien :
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Status pembayaran
b. Anamnesa
c. Diagnosa
d. Keadaan Umum
e. Kesadaran
f. Tanda – tanda vital
g. Terapi dan Tindakan (termasuk diagnostik imaging sebelumnya) yang
telah dilakukan.
8
3. Skrining juga dilakukan setelah tiba di lokasi penjemputan, petugas
melakukan re-identifikasi dengan berpatokan pada penilaian pre-transport
pasien, dengan menggunakan form transfer pasien.
4. Skrining lanjutan dengan kriteria triase dilakukan setelah tiba di IGD
dengan berpatokan pada kondisi pasien.
9
h. Dokter melakukan pemeriksaan fisik lanjutan, pemeriksaan penunjang
(laboratorium atau radiologi) jika dibutuhkan, sesuai dengan kebutuhan
pasien.
i. Hasil pengkajian dokter ditulis di formulir asesmen gawat darurat.
j. Bila pasien rujukan dari RS/fasilitas kesehatan lain, perhatikan surat
rujukan/pengantarnya.
k. Hasil skrining pasien digunakan untuk menegakkan diagnosa pasien,
sebagai bahan untuk mengambil keputusan terhadap pasien untuk
selanjutnya :
Pasien dipulangkan
Pasien rawat inap
Pasien dirujuk/dipindahkan ke RS lain (karena keterbatasan fasilitas
atau lainnya)
l. Semua tindakan dan pengobatan, serta perubahan kondisi pasien
dicatat dalam formulir asesmen gawat darurat.
m. Setelah selesai, data pasien dicatat dalam buku registrasi pasien IGD
dan diinput ke dalam komputer RS/SIRS.
10
j. Jika terdapat kegawat-daruratan pada saat pelayanan poliklinik, pasien
dilakukan resusitasi/bantuan hidup dasar (BHD) atau pasien segera di
evakuasi ke IGD.
2. Penilaian nyeri
Penilaian nyeri menggunakan 4 skala nyeri. Pada pasien dewasa
menggunakan Wong Baker Scale / Numeric Scale, pada pasien anak
menggunakan skala Flacc Scale atau NIPS, selanjutnya penilainya nyeri
pada pasien tidak sadar menggunakan Behavior Scale.
11
yang dicurigai dengan TB atau Suspect TB, dengan gejala seperti batuk
lama (≥ 2 minggu) diberikan masker untuk mengurangi risiko airborne.
1. Preventif
Tujuan dari upaya preventif ialah untuk mencegah terjadinya factor risiko
penyakit, terjadinya risiko perburukan dan gangguan kesehatan pasien.
Pelayanan preventif yang dilakukan adalah terdiri dari pengobatan penyakit
pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan cara menghindari akibat
yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut.
12
Pengklasifikasian pasien berdasarkan klinis dan kebutuhan pasien,
didasarkan dari hasil pemeriksaan dokter dan ditentukan oleh dokter yang
menangani. Misalnya antara lain kasus luka tusuk dalam diberikan ATS.
2. Paliatif
13
Contoh pasien paliatif yang masuk indikasi rawat inap :
Dyspneu
CHF (Congesif Heart Failure)
Hepatomegali
S3 Gallop
Mual, muntah berlebih
Asidosis
HT Emergensi
Hemiparesis
Stroke Infark
Parese CN 7/12
Disfagia
Prioritas diberikan pada pelayanan rawat inap paliatif ialah pasien
dengan diagnosa CKD (Chronic Kidney Desease) berdasarkan
jumlah kunjungan rawat jalan HD selama 30 hari ialah 72x
kunjungan.
Jika ada indikasi rawat inap, memerlukan ruang khusus ICU, HD,
Isolasi, Perawat menghubungi bagian pendaftaran rawat inap,
melakukan konfirmasi ketersediaan ruang yang dibutuhkan pasien.
14
3. Kuratif
CPD dll
Ukuran myoma uteri ≥ 8 cm
Hb ≤ 8,0 mg/dl
Horse (Suara serak)
Nyeri tenggorokan
Tonsil membesar
Hiperemis
Demam >7 hari
Mual / muntah
Tifoid
Nafsu makan turun
Konstipasi / mencret
15
Tekanan darah ≥ 160/110
Proteinuria ≥ + 2
Peningkatan SGPT/SGOT
Penurunan AT
Perdarahan ≥ 150 cc
Syok hemoragis
Keton urin +
DHF (presyok)
Perdarahan spontan
Muntah
Muntah
Dehidrasi
Dehidrasi sedang – berat
Pre-syok TD <100/60
Asma Keluhan tidak membaik dengan 2x
16
nebulizer
Wheezing
Nyeri tekan perut kanan bawah
Demam
4. Rehabilitatif
17
Jika ruang khusus isolasi tidak tersedia, maka pasien indikasi rawat
inap dengan isolasi harus ditempatkan di ruang yang setidaknya
hanya 1 pasien dalam satu kamar.
2. Kasus Umum
a. Hematologi: Darah Lengkap (Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit,
Trombosit, Eritrosit, LED, dan Hitung Jenis)
b. Gula darah sewaktu
c. Kimia Klinik Standar: Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT
d. Elektrolit (sesuai kasus)
e. Urinalisis Lengkap (sesuai kasus)
f. EKG dan Rontgen Thorax (untuk pasien jantung &/ pasien dewasa
usia > 40 tahun)
3. Perawatan Geriatri
a. Hematologi: Darah Tepi (Hemoglobin, Hematrokrit, Leukosit,
Trombosit)
b. Gula darah sewaktu
c. Kimia Klinik Standar: Ureum, Creatinin, SGOT, SGPT
d. Urinalisis Lengkap (sesuai kasus)
e. Elektrolit (sesuai kasus)
f. EKG dan Rontgen Thoraks
4. Perawatan Perinatologi
a. Hematologi Rutin
b. Gula darah sewaktu
c. CRP dan IT Ratio
d. Kultur Darah
e. Bilirubin Bayi (bilirubin total, bilirubin direct/indirect)
f. Radiologi: Thoracoabdomen
5. Perawatan NICU
a. Hematologi Rutin
18
b. Gula darah sewaktu
c. CRP dan IT Ratio
d. Kultur Darah
e. PT / APTT (sesuai kasus)
f. Radiologi: Thoracoabdomen
g. Analisa Gas Darah
h. Elektrolit
6. Perawatan Pre-Operatif
a. Untuk Golongan Operasi Sedang
Hematologi Rutin
PT/APTT
Gula Darah Sewaktu
HbsAg
Rapid Test
Rontgen Thorax
19
BAB IV
DOKUMENTASI
20