Anda di halaman 1dari 51

PERCOBAAN I

MOTOR DC

1.1 TUJUAN PERCOBAAN


 Mampu mengoperasikan/menjalankan motor arus searah dengan aman dan
benar.
 Menentukan besaran resistansi belitan motor dc.
 Mampu menjalankan urutan-urutan pembebanan kerja motor dc.
 Mencari karakteristik putaran vs arus penguatan, (n = f(Iex) ; T = 0;
V = konstan) pada keadaan tanpa beban.
 Mencari karakteristik beban, (n =f(Ia); n = f(T); Vtm= konstan; Iex=
konstan).
 Mencari karakteristik efisiensi, ( = f(P); n= konstan; Vtm = konstan;
Iex= konstan).

1.2 DASAR TEORI


1.2.1 Ruang Lingkup Percobaan
1.2.1.1 Percobaan Statis

Mesin dc bisa dioperasikan sebagai motor dc maupun sebagai generator


dc. Belitan motor terdiri dari:

1. Belitan jangkar
2. Belitan kutub bantu
3. Belitan eksitasi/belitan medan

Arus beban mengalir melalui dua belitan pertama, belitan ini mempunyai
resistansi yang kecil. Sistem pengukuran tahanan ini ada beberapa metode
pengukuran yang bisa dilakukan antara lain metode ohm meter, volt, dan ampere
meter, serta metode dinamis dan statis. Dalam percobaan ini kita memakai sistem
pengukuran dengan menggunakan metode ohm meter. Pengukuran resistansi
belitan arus penguatan dilakukan dengan menggunakan metode yang sama dengan
pengukuran tahanan belitan jangkar.

KELOMPOK A 1-1
1. Pengukuran Tahanan Secara Tidak Langsung

Yang dimaksud dengan pengukuran tahanan secara tidak langsung adalah


pengukuran tanpa menggunakan ohmmeter. Dari hukum Ohm dapat diketahui:

V
R= …………………...…………………………………………….
I
(1-1)

Terlihat dari persamaan (1-1) bahwa untuk mengetahui nilai suatu tahanan
maka diperbagikanlah antara tegangan yang diukur dengan arus yang terukur pada
tahanan tersebut. Inilah yang disebut cara tidak langsung, yaitu mengukur
tegangan dan arus menentukan tahanan. Dengan demikian cara ini disebut juga
“metode Voltmeter-Amperemeter”. Karena Voltmeter dan Amperemeter
mempunyai cara sambung yang berbeda, dikenal dua macam rangkaian
pengukuran yaitu rangkaian dengan “metode tahanan tinggi” dan rangkaian
dengan “metode tahanan rendah”. Kata “tinggi” bersifat relatif saja, yaitu tahanan
yang diukur relatif jauh lebih tinggi dari tahanan Amperemeter. Juga kata
“rendah” hanya bersifat relatif, yaitu tahanan yang diukur jauh lebih rendah dari
tahanan Voltmeter. Sebagai contoh, diperkirakan tahanan yang diukur adalah 1000
Ω, tahanan Amperemeter 1 Ω dan tahanan Voltmeter 999 kΩ, maka kedua macam
rangkaian sama baiknya karena memberikan hasil pengukuran dengan persentase
kesalahan yang sama. Bagaimana jika tahanan yang diukur diperkirakan 0,1 Ω?
Jelas rangkaian dengan metode tahanan-rendah lebih cocok karena akan
memberikan persentase kesalahan yang data diabaikan. Bagaimana jika tahanan
yang akan diukur diperkirakan 1 MΩ? Jelas rangkaian dengan metode tahanan-
tinggi lebih cocok karena akan memberikan persentase kesalahan yang dapat
diabaikan.

KELOMPOK A 1-2
(a)

(b)

Gambar 1.1 Pengukuran tahanan secara tidak langsung. (a) Metode Tahanan-
Tinggi, (b) Metode Tahanan-Rendah.

Terminologi yang dapat digunakan dalam percobaan ini adalah :


Vx
Rx = nilai tahanan yang akan diukur (nilai tahanan yang sebenarnya) =
Ix
Vm
Rm = nilai tahanan hasil pengukuran = Z
Im
Vx dan Ix = tegangan dan arus pada tahanan yang diukur
Vm dan Im = hasil penunjukkan berturut-turut pada Voltmeter dan Amperemeter

a. Rangkaian dengan Metode Tahanan-Tinggi :

Dari gambar 1.1 (a) dapat ditulis :

Ix = Im.................................................................................................................(1-2)

Dan :

Vm = Im rA + Im Rx ..............................................................................................(1-3)

KELOMPOK A 1-3
Maka :

Vm
Rm = = rA + Rx ..............................................................................................
Im
(1-4)

Persamaan (1-4) menunjukkan bahwa ternyata nilai hasil pengukuran (R m) lebih


besar dari nilai sebenarnya (Rx). Jadi tahanan sebenarnya yang sedang diukur
adalah :

Rx = Rm - Ra .......................................................................................................(1-5)

Kesalahan ( E ) yang ditmbulkan oleh metode tahanan tinggi adalah :

¿ Rm−R x ∨ ¿ rA
E= R x x100% = x 100
Rx
¿
...........................................................................(1-6)

Im r A
E = x 100 ..........................................................................................
V m−I m r A
(1-7)

b. Rangkaian dengan Metode Tahanan-Rendah :

Dari gambar 1.1 (b) dapat ditulis :

Im= Ix + Iv ..........................................................................................................(1-8)

Vx V
Vm = Vx; Ix = ; I x= x ..................................................................................
Rx rv
(1-9)

Maka dapat diperoleh :

Vm Vx
Rm = = ...............................................................................................
Im Iv+Ix
(1-10)

KELOMPOK A 1-4
Dengan mensubtitusikan persamaan (1-9) ke dalam (1-10), diperoleh :

r v Rx Rx
=
Rm = r v + Rx Rx ..........................................................................................
1+
rV
(1-11)

Ternyata dalam persamaan (1-11) terindikasi bahwa nilai pengukuran (Rm) lebih
kecil daripada nilai sebenarnya (Rx). Jadi tahanan sebenarnya yang sedang diukur
adalah :

r v . Rm
Rx = .......................................................................................................
r v −Rm
(1-12)

rv V m
Rx= ......................................................................................................
r v I m−V m
(1-13)

Kesalahan ( E ) yang ditmbulkan oleh metode tahanan – rendah adalah :

R x∨¿ rx
E= ¿ Rm− R x x100% = x 100
rv+ R x
¿
...................................................................(1-14)

Vm
E = x 100 ..............................................................................................(1-
I m . rv
15)

2. Pengukuran Tahanan Secara Langsung


Pengukuran tahanan secara langsung menggunakan ohm-meter. Pada saat
mengukur tahanan, range pengali yang digunakan untuk R a yaitu range terkecil
(pengali 10), sedangkan untuk Rf menggunakan range pengali terbesar (pengali
100). Hal ini disebabkan karena nilai Ra jauh lebih kecil dibanding dengan nilai Rf

KELOMPOK A 1-5
. Tahanan Ra harus memiliki nilai yang lebih kecil agar arus yang melewati R a
besar, sebaliknya Rf harus memiliki nilai yang lebih besar agar arus yang lewat
pada Rf lebih kecil , sehingga putaran nya cepat.

1.2.1.2 Percobaan Dinamis


a. Tanpa Beban
Yang dimaksud tanpa beban adalah percobaan yang menggunakan motor dc
shunt maupun penguatan terpisah dan generator tanpa beban. Adapun data yang
diambil pada saat praktek yaitu:
1. Motor dc shunt tidak terkopel.
2. Motor dc shunt terkopel dengan generator off.
3. Motor dc shunt terkopel dengan generator shunt bertegangan tanpa beban.
4. Motor dc shunt terkopel dengan generator dc penguat terpisah bertegangan
tanpa beban.
5. Motor dc penguatan terpisah tidak terkopel.
6. Motor dc penguatan terpisah terkopel dengan generator off.
7. Motor dc penguatan terpisah terkopel dengan generator shunt bertegangan
tanpa beban.
8. Motor dc penguatan terpisah terkopel dengan generator dc penguat terpisah
bertegangan tanpa beban.

b. Berbeban
Yang dimaksud berbeban adalah percobaan yang menggunakan motor dc shunt
maupun penguatan terpisah yang dikopel dengan generator shunt atau penguatan
terpisah yang berbeban. Adapun data yang diambil pada saat praktek yaitu:
1. Motor dc shunt terkopel dengan generator dc shunt berbeban.
2. Motor dc shunt terkopel dengan generator dc penguatan terpisah berbeban.
3. Motor dc shunt terkopel dengan generator dc shunt berbeban.
4. Motor dc penguatan terpisah terkopel dengan generator dc penguatan
terpisah berbeban

KELOMPOK A 1-6
1.2.2 Teori - Teori Motor dc
1.2.2.1 Jenis – Jenis Motor dc
1. Motor dc Penguat Terpisah
Pada motor dc jenis sumber daya terpisah ini, sumber arus listrik untuk
kumparan medan (field winding) terpisah dengan sumber arus listrik untuk
kumparan jangkar (armature coil) pada rotor seperti terlihat pada gambar.

Gambar 1.2 Motor dc Penguat Terpisah

2. Motor dc Shunt
Motor dc tipe shunt adalah Motod dc yang kumparan medannya
dihubungkan secara parallel dengan kumparan jangkar (armature winding). Motor
dc tipe Shunt ini merupakan tipe motor dc yang sering digunakan, hal ini
dikarenakan Motor dc Shunt memiliki kecepatan yang hampir konstan meskipun
terjadi perubahan beban (kecepatan akan berkurang apabila mencapai torsi
(torque) tertentu). Karena kumparan medan dan kumparan jangkar dihubungkan
secara paralel, maka total arus listrik merupakan penjumlahan dari arus yang
melalui kumparan medan dan arus yang melalui kumparan jangkar.

KELOMPOK A 1-7
Gambar 1.3 Motor dc Penguat Shunt

1.2.2.2 Karakteristik Motor dc


1. Karakteristik Motor dc Penguat Terpisah
a. Karakteristik Tanpa Beban

Karakteristik tanpa beban adalah karakteristik yang menggambarkan


putaran sebagai fungsi dari arus medan pada keadaan tegangan input motor dan
arus jangkar motor konstan.

n = f(If), Vm, Iam = konstan

Vm = Eb + Iam.Ra

Eb = Vm - Iam .Ra

Kv’ . n. If = Vm –Ia . Ra

V m−I a . R a
n=
k ´v. If

V m−I a . R a 1
= ·
k ´v If

V m−I a . R a
Misalkan : = k1 maka
k ´v. If

KELOMPOK A 1-8
k1
n= ....................................................................................................
If
(1-16)

If

Gambar 1.4 Karakteristik tanpa beban, n sebagai fungsi dari I fdari motor dc
penguat terpisah.

b. Karakteristik Torsi
Karakteristik Torsi adalah menggambarkan putaran sebagai fugsi torsi
pada keadaan tegangan input serta arus jangkar konstan.

n = f(τ), Vm , If = konstan

V m−I a . R a
n=
k ´v. If

Ra
V m− T
τA = KT . I f A
=K T . I a . I f
KT . If

τA
dimana : Ia = , maka :
K T .If

n = k2– k3 · τA

τA= τsh + Δr

Δr diasumsikan konstan

KELOMPOK A 1-9
τA ~ τsh τA = k4 τsh k4 > 1

n = k2 – k3 .k4τsh

misalkan : k3.k4 = k5

n = k2 – k5 .τsh .......................................................................................(1-17)

kτ km. I f kτ km. I f
k Δ . Ra k Δ . Ra

Gambar 1.5 Karakteristik torsi (n sebagai fungsi dari τa) dari motor dc penguat
terpisah

c. Karakteristik Arus Jangkar

Karakteristik arus jangkar adalah karakteristik yang menggambarkan putaran


sebagai fungsi dari arus jangkar pada keadaan tegangan input motor dan arus medan
konstan.

n = f(Ia), Vm , If = konstan

V m−I a . R a
n=
k´ v . I f

Vm Ra
= - · Ia
k´v .If K ´v. If

Misalkan :

KELOMPOK A 1-10
Vm Ra
k2= dan k6= , maka :
k´v .If k´v .If

n = k2 – k6 . Ia........................................................................................(1-18)

Ia
Vm
Ra
Gambar 1.6 Karakteristik arus jangkar (n) sebagai fungsi dari I am, dari motor dc
penguat terpisah.

d. Karakteristik Efisiensi
Karakteristik efisiensi menggambarkan efisiensi sebagai fungsi dari daya
output dimana putaran dan arus medan konstan.

Selama motor dc beroperasi, terjadi kerugian / kehilangan daya. Besaran


rugi – rugi dalam berbagai variasi kondisi beban sangat diperlukan untuk
menghitung kurva efisiensi mesin.

Rugi – rugi Motor dc dijelaskan dibawah ini :

1). Rugi – Rugi Mekanik

KELOMPOK A 1-11
Rugi – rugi mekanik menggambarkan rugi – rugi daya dalam bagian yang
berputar yaitu karena gesekan di bantalan dan ventilisasi. Daya ini hanya
bergantung pada putaran dan tidak bergantung pada kondisi beban (beban nol
maupun beban penuh harganya sama).

2) Rugi – Rugi Besi

Rangkaian magnetic motor dc yang diakibatkan arus penguatan pada


bagian yang tetap (stator) yang berinteraksi dengan putaran rotor akan
menimbulkan kerugian. Kerugian ini diakibatkan oleh histeris magnet dan arus
Eddy. Kehilangan daya ini menunjukkan rugi – rugi besi Motor dc yang erat
hubungannya dengan harga fluks yang dibangkitkan kutub dan kecepatannya.

3) Rugi – Rugi Tahanan Belitan Jangkar

Rugi – rugi ini harus dihitung berdasarkan perkalian antara besarnya arus
yang melewati belitan jangkar dengan besarnya resistansi jangkarnya yaitu :

ΔP = I2a . Ra..........................................................................................(1-19)

Dimana:

ΔP = rugi – rugi belitan (Watt)

Ra = tahanan jangkar (Ohm)

Ia = arus jangkar (Amper)

Karakteristik Efisiensi 1

Ƞ = f(Pout); n, If = konstan

P out P out
Ƞ= =
P¿ P out + Δ Ptotal

KELOMPOK A 1-12
Dimana,

ΔPtotal = ΔPa + ΔPmekΔPa = Ia . Ra

ΔPmek = k7 . Pout

Sehingga :

P out Pout + Δ Pa +¿ Δ P mek ❑


Pout + I 2 a . R + ¿k
a 7.
P out❑
Ƞ= = P out = P out
P out + Δ Ptotal
¿ ¿

k
k
V −E b 2
(¿¿ 7+1) P out + I 2 a .❑ R a (¿¿ 7+1) P out +( m )❑ . R a
= = Ra ❑
P out
P out
¿
¿

k
−K ´ v . n I f k
−K ´ v . n I f
V m ¿❑2
¿ V m ¿ ❑2
¿❑ ¿
= ¿ = ¿❑
¿ Ra .(¿¿ 7+1) P out + ¿
(¿¿ 7+1) P out + ¿ ¿
¿ ¿
¿ R a . Pout
Pout ¿
¿

k
−K 8
V m ¿ ❑2
¿
= ¿❑ ..........................................................(1-20)
Ra .(¿¿ 7+1)P out + ¿
¿
¿
R a . Pout
¿

KELOMPOK A 1-13
Terlihat Ƞ sebagai fungsi dari variable P out dan Vm . Efisiensi maksimum terjadi
pada suatu nilai tertentu dari Pout atau Vm, yaitu Vm = k’v n If.

Karakteristik Efisiensi 2

Ƞ = f (Pout) ; Vm, If = konstan

P out P out
Ƞ = =
P¿ P out + Δ Ptotal

dimana,

ΔPtotal = ΔPa + ΔPmekΔPa = Ia2 . Ra

ΔPmek = k7 . Pout

Sehingga,

P out Pout + Δ Pa +¿ Δ P mek ❑


Pout + I 2 a . R + ¿k
a 7.
P out❑
Ƞ= = P out = P out
P out + Δ Ptotal
¿ ¿

k
k
V −E b 2
(¿¿ 7+1) P out + I 2 a .❑ R a (¿¿ 7+1) P out +( m )❑ . R a
= = Ra ❑
P out
P out
¿
¿

k
−K ´ v . n I f k
−K ´ v . n I f
V m ¿❑2
¿ V m ¿ ❑2
¿❑ ¿
= ¿ = ¿❑
¿ Ra .(¿¿ 7+1) P out + ¿
(¿¿ 7+1) P out + ¿ ¿
¿ ¿
¿ R a . Pout
Pout ¿
¿

KELOMPOK A 1-14
k
−k 10 n
k 9 ¿❑2
¿
= ¿❑ .......................................................(1-21)
Ra .(¿¿ 7+1)P out + ¿
¿
¿
R a . Pout
¿

Terlihat Ƞ sebagai fungsi dari variable Pout dan n. Efisiensi maksimum terjadi pada

Vm
suatu nilai dari Pout atau n, yaitu n =
k´ v . I f

Gambar 1.7 Karakteristik efisiensi (Ƞ) sebagai fungsi dari Pout dari motor
dc penguat terpisah.

2. Karakteristik Motor dc Penguat Shunt


a. Karakteristik Tanpa Beban

Karakteristik tanpa beban adalah karakteristik yang menggambarkan


putaran (n) sebagai fungsi dari arus eksitasi (If), pada keadaan tanpa beban (T =0)
dan tegangan terminal (Vm) konstan.

KELOMPOK A 1-15
V tm −I a R
n= a

kv. Ia

Jika Ia diabaikan atau Ia cukup kecil karena motor tanpa beban maka dapat ditulis :

k1
n= ...................................................................................................(1-
If
22)

dalam hal ini :


k1 = konstan
Pada motor shunt, arus eksitasi If tak dapat diukur dari keadaan nol.
Grafik untuk hubungan dalam persamaan (1-22) adalah sebagai berikut :
n

If

Gambar 1.8 Karakteristik tanpa beban, n sebagai fungsi dari If dari motor dc shunt.

b. Karakteristik Torsi
Karakteristik torsi adalah karakteristik yang menggambarkan putaran (n)
sebagai fungsi dari (τa) pada keadaan tegangan terminal (Vm) dan arus eksitasi (If)
konstan.
T a . Ra
V tm −I a R V tm −
n= = a
kT . I f
kv. Ia
kv . I a
Karena Vtm dan Ifm konstan maka dapat ditulis :

KELOMPOK A 1-16
n = k2 – k3 . Ta ................................................................................................................................(1-23)

dalam hal ini :

V tm
k2 = = konstanta
kv . I f

❑R a
k3 = = konstanta
kT k v . I f 2

Grafik dari hubungan dalam persamaan (1-23) adalah sebagai berikut :

Gambar 1.9 Karakteristik torsi, n sebagai fungsi dari τa, dari motor dc shunt.

KELOMPOK A 1-17
c. Karakteristik Arus Jangkar

Karakteristik arus jangkar adalah karakteristik yang menggambarkan putaran (n)


sebagai fungsi dari arus jangkar (Iam) pada keadaan tegangan terminal (Vtm) dan arus
eksitasi (If) konstan.

V tm −I a R
n= a

kv. Ia

Jika Vtm dan If konstan maka dapat ditulis :

n = k4 – k5. Iam ......................................................................................(1-24)

V tm ❑R
k4 = dan k5 =
a

kv . I f kv . I f

Grafik dari hubungan dalam persamaan (1-24) adalah sebagai berikut :

Gambar 1.10 Karakteristik arus jangakar, n sebagai fungsi dari I am, dari motor dc
shunt.

KELOMPOK A 1-18
d. Karakteristik Efisiensi

Karakteristik efisiensi adalah karakteristik yang menggambarkan efisiensi


(η) sebagai fungsi dari daya (P), pada keadaan tegangan terminal (V tm) dan arus
eksitasi (If) konstan.Efisiensi merupakan perbandingan antara daya keluaran (Pout)
dengan daya masukan (Pin). Dengan mengetahui kedua daya tersebut efisiensi
dapat dituliskan sebagai berikut :

P out
Ƞ = .................................................................................................
P¿
(1-25)

Daya masukan (Pin) dapat dihitung dengan persamaan berikut ini :


Pin = Vm . Im ..........................................................................................(1-26)
пn
Pout = Tsh
30
пn
Pout = (Ta – ΔT).
30
пn
Pout = (Kt Ia If – ΔT). .........................................................................
30
(1-27)
Dimana :ΔT = RU= rugi – rugi

Pout

KELOMPOK A 1-19
Gambar 1.11 Karakteristik efisiensi (η) sebagai fungsi dari Pout, dari motor dc
penguat shunt.

1.3 DATA SPESIFIKASI MOTOR DC

a. Data Spesifikasi dari Papan Nama Motor dc DL 2055/S :

Jenis eksitasi : Shunt


Tegangan suplai : 400 V
Arus tertera : 14,2 A
Daya tertera : 5 kW
Putaran tertera : 3000 put/mnt
Arus eksitasi : 0,56 A

b. Data Spesifikasi dari Papan Nama Generator dc DL 2060/S :


Jenis eksitasi : Shunt
Arus jangkar : 22,7 A
Arus eksitasi : 1,05 A
Putaran : 3000 put/mnt
Tegangan : 220 V
Daya : 5 kW

1.4 RANGKAIAN PERCOBAAN

1.4.1 Percobaan Statis

Gambar 1.12 Rangkaian pengukuran tahanan belitan jangkar (Ra) secara langsung.

KELOMPOK A 1-20
Gambar 1.13 Rangkaian pengukuran tahanan belitan medan (Rf) secara langsung.

Gambar 1.14 Rangkaian pengukuran tahanan belitan jangkar (Ra) secara tidak
langsung dengan metode tahanan tinggi.

Gambar 1.15 Rangkaian pengukuran tahanan belitan jangkar (Ra) secara tidak
langsung dengan metode tahanan rendah.

KELOMPOK A 1-21
Gambar 1.16 Rangkaian pengukuran tahanan belitanmedan (Rf) belitan secara
tidak langsung dengan metode tahanan tinggi.

Gambar 1.17 Rangkaian pengukuran tahanan belitan medan (Rf) secara tidak
langsung dengan metode tahanan rendah.

1.4.2 Percobaan Dinamis

Gambar 1.18 Rangkaian percobaan motor dc penguat terpisah tidak terkopel (Vm,
Iam = konstan).

KELOMPOK A 1-22
Gambar 1.19 Rangkaian percobaan motor dc penguat terpisah dengan generator
off (Vm, Iam = konstan).

Gambar 1.20 Rangkaian percobaan motor dc penguat terpisah terkopel dengan


generator dc shunt bertegangan tanpa beban (Vm = konstan).

Gambar 1.21 Rangkaian percobaan motor dc shunt terkopel dengan generator


shunt berbeban (Vm, Ifm = konstan).

KELOMPOK A 1-23
Gambar 1.22 Rangkaian percobaan motor dc penguat terpisah terkopel dengan
generator shunt berbeban (Ifm, n =konstan)

1.5 PROSEDUR PERCOBAAN

1.5.1 Pengukuran Tahanan Belitan Secara Langsung


1. Membuat rangkaian percobaan seperti pada Gambar 1.12 dan 1.13.

2. Mencatat penunjukan ohm meter ke dalam tabel.

1.5.2 Pengukuran Tahanan Belitan Secara Tidak Langsung


1. Membuat rangkaian percobaan seperti pada Gambar 1.14.

2. Menaikkan tegangan sampai mencapai arus yang ditentukan oleh


pembimbing.

3. Mencatat penunjukan amperemeter dan voltmeter ke dalam tabel yang telah


disediakan.

4. Mengulangi langkah 2 dan 3 untuk Gambar 1.15.

5. Membuat rangkaian percobaan seperti pada Gambar 1.16

6. Menaikkan tegangan sampai mencapai arus yang ditentukan oleh


pembimbing.

7. Mencatat penunjukan amperemeter dan voltmeter ke dalam tabel yang telah


disediakan.

8. Mengulangi langkah 6 dan 7 untuk Gambar 1.17.

1.5.3 Mengoperasikan Motor dc Penguat Terpisah dalam Keadaan Tanpa


Beban

KELOMPOK A 1-24
Mengoperasikan motor dc penguat terpisah dalam keadaan tanpa
beban terbagi menjadi 3 yaitu, motor tidak terkopel, motor terkopel dengan
generator off, dan terkopel dengan generator dc shunt bertegangan. Tujuan dari
percobaan ini untuk menampilkan karakteristik n= f (Ifm).

1.5.3.1 Motor Tidak Terkopel


1. Lepaskan kopel antara generator dan motor.
2. Menghubungkan terminal masukan regulator tiga-fasa ke jala-jala tiga-
fasa.
3. Menghubungkan keluaran regulator tiga-fasa ke masukan penyearah tiga-
fasa.
4. Keluaran penyearah tiga-fasa dihubungkan ke rangkaian medan dan
jangkar motor.
5. Menjalankan motor sampai putaran yang tertentu.
6. Mencatat data putaran dan arus medan motor.
7. Memvariasikan arus medan motor dan pada setiap keadaan mencatat data
dari putaran dan arus medan motor.
8. Meng-off-kan motor, percobaan selesai.

1.5.3.2 Motor Terkopel dengan Generator Off


1. Memasang kopel antara generator dan motor.

2. Mengulangi langkah no. 2 sampai 8 pada sub bab 1.5.3.1

1.5.3.3 Motor Terkopel dengan Generator Shunt Bertegangan Tanpa Beban

1. Kopel antara generator dan motor dalam keadaan terpasang.

2. Menghubungkan generator secara shunt tanpa beban.

3. Mengulangi langkah no. 2 sampai 4 pada sub bab 1.5.3.1

4. Menjalankan motor sampai mencapai tegangan nominal generator.

5. Mengulangi langkah no. 6 sampai 8 pada sub bab 1.5.3.1

KELOMPOK A 1-25
1.5.4 Motor Terkopel dengan Generator Berbeban
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperoleh karakteristik dari:
a. Putaran sebagai fungsi dari arus jangkar ( n = f(Ia) )
b. Putaran sebagai fungsi dari torsi ( n = f(τ) )
c. Efisiensi sebagai fungsi dari daya keluaran motor (η = f(Pout))

Berikut langkah-langkah dalam pengoperasian motor terkopel dengan


generator berbeban.

1. Mengulangi langkah no.1 sampai 4 pada sub bab 1.5.3.3


2. Pada keadaan tegangan terminal motor konstan, memberi beban yang
bervariasi pada generator dan pada setiap keadaan mencatat putaran, arus
jangkar, arus medan dan tegangan terminal motor.
3. Meng-off-kan motor.
4. Mengulangi langkah no. 2 sampai 4 pada sub bab 1.5.3.3
5. Pada keadaan arus medan dan putaran konstan, memberi beban yang
bervariasi pada generator dan pada setiap keadaan mencatat putaran, arus
jangkar, arus medan dan tegangan terminal motor.
6. Meng-off-kan motor, percobaan selesai.

KEGUNAAN NAME PLATE (NILAI TERTERA)

1. Daya Masukan

Pin = Vs x Is = 400 x 14,76 = 5904 W

2. Daya Keluaran

Pout = 5000 W

3. Rugi-Rugi Daya Total

∆Ptotal = Pin + Pout = 5904 – 5000 = 904 W

4. Efisiensi

P out 5000
η= x 100% = x 100% = 84,68%
P¿ 5904

5. Rugi-Rugi Daya Di Beberapa Mekanisme

KELOMPOK A 1-26
 Rugi-rugi daya di medan

∆ Pf = Vs x If = 400 x 0,56 = 224 W

 Rugi-rugi daya di jangkar

Misalkan : Ra = 3 Ω
∆Pa = Ia2 x Ra = 14,42 x 3 = 604,92 W

 Rugi-rugi sikat

∆Psikat = Vsikat total x Ia = 2 x 14,2 = 28,4 W

6. GGL Beban Penuh

Eb = Vs – Ia x Ra - ∆Vsikat = 400 – 14,2 x 3 -2 = 355,4 V

7. Daya Mekanik Yang Disalurkan Oleh Jangkar

Pa = Eb x Ia = 355,4 x 14,2 = 5046,68 W

8. Rugi-Rugi Daya Mekanik Total

∆Pmekanik = Pa – Pout = 5046,68 – 5000 = 46,68 W

9. Perkiraan Tahanan Medan

Vs 400
Rf = = = 714,28 Ω
If 0,56

10. Diagram Kesetimbangan Energi / Daya

Pin = 5904 Pa = 5046,68 W Mekanisme Pout = 5000 W


Mekanisme poros,
jangkar bantalan,
dsb

∆ Pf = ∆Pa = 604,92 W ∆Psikat = 28,4


224 W W
11. Torsi Jangkar Beban Penuh

KELOMPOK A 1-27
P
P 30 P
Rumus dasar : τ = = πn =
W πn
30
30 Pa 30 x 5046,68
Τa = = = 16,06 Nm
πn π x 3000

12. Konstanta-Konstanta Motor

 Konstanta GGL

E b = kv x ω x I f
πn
= kv If
30
30 E b 30 x 355,4 V .s
Kv = = = 2,02
π n If π x 3000 x 0,56 A . rad

 Konstanta torsi

τ =N I BA
= k T x Ia x If
30 . E b . I a
τa 30 . Eb . I a Nm
kra = = π .n = = 2,02
Ia x If π n Ia If A2
Ia x If

1.6 HASIL PERCOBAAN


1.6.1 Percobaan Statis

Tabel 1.1 Data hasil pengukuran tahanan belitan secara langsung

No
Tahanan Jangkar (Ra) Tahanan Medan (Rf)
.
1. 3Ω 500 Ω

Tabel 1.2 Data hasil pengukuran tahanan belitan secara tidak langsung

Metode Tahanan Tinggi Metode Tahanan Rendah


Tahanan Belitan
V (V) I (A) V (V) I (A)
Jangkar,
3,2 1 2,9 1
Ra (Ω), Rd = 65 Ω
Medan, Rf (Ω) 147 3 147 3

KELOMPOK A 1-28
1.6.2 Percobaan Dinamis

Tabel 1.3 Data percobaan motor dc shunt tidak terkopel (Vm = konstan)

No. Vm (V) Iam (A) Ifm(A) n (rpm)


1 0,5 2866
2 0,55 2809
3 0,56 2796
336 1,1
4 0,56 2792
5 0,565 2787
6 0,56 2793

Tabel 1.4 Data percobaan motor dc shunt terkopel dengan generator off (Vm =
konstan)
No. Vm (V) Iam (A) Ifm(A) n (rpm)
1 0,48 2917
2 0,56 2825
3 0,55 2833
339 1,4
4 0,56 2821
5 0,565 2816
6 0,565 2811

Tabel 1.5 Data percobaan motor dc penguat terpisah tidak terkopel (V m, Iam =
konstan)
No. Vm (V) Iam (A) Ifm(A) n (rpm)
1 0,37 3000
2 0,36 3004
3 0,35 3006
4 0,34 3023
324 0,65
5 0,33 3026
6 0,32 3131
7 0,31 3138
8 0,30 3141

Tabel 1.6 Data percobaan motor dc penguat terpisah terkopel dengan generator off
(Vm, Iam = konstan)

KELOMPOK A 1-29
No. Vm (V) Iam (A) Ifm(A) n (rpm)
1 0,37 2988
2 0,36 3007
3 0,35 3014
4 327 0,95 0,34 3026
5 0,33 3072
6 0,32 3094
7 0,31 3157

Tabel 1.7 Data percobaan motor dc penguat shunt terkopel dengan generator
penguat shunt bertegangan tanpa beban (Vm = konstan)

No. Vm (V) Iam (A) Ifm(A) Vg (V) n (rpm)


1 1,3 0,43 225 2530
2 1,9 0,48 219 2461
3 2,4 0,5 216 2442
291
4 2,4 0,495 213 2449
5 2,4 0,5 216 2446
6 2,4 0,5 216 2444

Tabel 1.8 Data percobaan motor dc penguat shunt terkopel dengan generator
penguat shunt berbeban (Vm = konstan)

No. Vm (V) Ifm(A) Iam (A) n (rpm) Vg (V) Iag (A) Posisi
1 0,56 3,9 2467 216 0 0-0-0
2 0,53 5,8 2435 210 4,2 1-0-0
3 0,53 5,8 2464 210 4,4 1-1-0
4 0,525 5,7 2462 210 4,6 1-1-1
5 303 0,52 6,7 2465 213 5,4 2-1-1
6 0,515 8,5 2452 207 7,8 2-2-1
7 0,51 10,4 2420 204 10,4 2-2-2
8 0,51 11,2 2433 201 11,4 3-2-2
9 0,51 11,9 2418 198 12,4 3-3-2

KELOMPOK A 1-30
Tabel 1.9 Data percobaan motor dc penguat shunt terkopel dengan generator
penguat shunt berbeban (n = konstan)

No. Vm (V) Ifm(A) Iam (A) n (rpm) Vg (V) Iag (A) Posisi
1 324 0,35 4,8 228 0 0-0-0
2 330 0,55 5,9 228 4,8 1-0-0
3 327 0,535 5,8 225 4,8 1-1-0
4 327 0,53 5,8 228 5 1-1-1
2657
5 327 0,53 6,8 225 5,8 2-1-1
6 330 0,53 8,9 222 8,2 2-2-1
7 336 0,535 11,1 219 11,2 2-2-2
9 339 0,535 12,2 216 11,6 3-2-2

Tabel 1.10 Data percobaan motor dc penguat shunt terkopel dengan generator
penguat terpisah bertegangan tanpa beban (Vm, Iam= konstan)

No. Vm (V) Ifm (A) Iam (A) n (rpm) Vg (V)


1 0,5 3060 225
2 0,54 2957 219
3 0,55 2941 216
360 1,7
4 0,56 2931 216
5 0,56 2927 216
6 0,56 2932 216

Tabel 1.11 Data percobaan motor dc penguat shunt terkopel dengan generator
penguat terpisah berbeban (Vm = konstan)

No. Vm (V) Ifm (A) Iam (A) n (rpm) Vg (V) Iag (A) Posisi
1 327 0,55 3,7 2680 222 0 0-0-0
2 0,545 4,8 2670 216 4,8 1-0-0

KELOMPOK A 1-31
3 0,54 4,8 2677 222 4,9 1-1-0
4 0,535 4,8 2676 222 5 1-1-1
5 0,53 5,8 2664 219 5,6 2-1-1
6 0,525 7,8 2638 213 8,2 2-2-1
7 0,52 9,7 2607 210 11 2-2-2
8 0,52 10,6 2601 207 12,2 3-2-2
9 0,52 11,5 2599 207 13 3-3-2

Tabel 1.12 Data percobaan motor dc penguat shunt terkopel dengan generator
penguat terpisah berbeban (Ifm = konstan)

No. Vm (V) Ifm (A) Iam (A) n (rpm) Vg (V) Iag (A) Posisi
1 348 2,5 2872 225 0 0-0-0
2 351 3,5 2892 225 3,4 1-0-0
3 357 3,6 2896 228 3,5 1-1-0
4 358 4,6 2891 225 4,4 1-1-1
5 360 0,56 5,6 2895 225 5,9 2-1-1
6 361 7,6 2880 219 8,6 2-2-1
7 363 9,5 2864 213 11,4 2-2-2
8 363 10,3 2861 210 12,6 3-2-2
9 363 11,2 2858 210 13,8 3-3-2

KELOMPOK A 1-32
Tabel 1.13 Data percobaan motor dc penguat terpisah terkopel dengan generator
shunt bertegangan tanpa beban (Vm = konstan)
No. Vm (V) Ifm (A) Iam (A) n (rpm) Vg (V)
1 0,35 2,6 2530 225
2 0,34 2,5 2546 225
3 0,33 2,5 2570 225
4 0,32 2,5 2588 225
5 276 0,31 2,5 2606 228
6 0,3 2,5 2626 231
7 0,29 2,5 2659 231
8 0,28 2,55 2687 237
9 0,27 2,6 2710 237

Tabel 1.14 Data percobaan motor dc penguat terpisah terkopel dengan generator
penguat shunt berbeban (Ifm, Vm= konstan)
No. Vm (V) Ifm (A) Iam (A) n (rpm) Vg (V) Iag (A) Posisi
1 6,25 2603 222 4,6 1-0-0
2 6,2 2603 222 4,8 1-1-0
3 6,2 2604 222 4,8 1-1-1
291 0,37
4 7,35 2609 219 6 2-1-1
5 9,8 2585 213 8,6 2-2-1
6 11,1 2603 210 10 2-3-1

Tabel 1.15 Data percobaan motor dc penguat terpisah terkopel dengan generator
penguat shunt berbeban (Ifm, n= konstan)
No. Vm (V) Ifm (A) Iam (A) n (rpm) Vg (V) Iag (A) Posisi
1 294 4,85 225 0 0-0-0
2 297 6 222 4,8 1-0-0
3 300 6,05 222 5 1-1-1
0,37 2644
4 300 7,2 219 6 2-1-1
5 300 9,7 216 8,8 2-2-1
6 303 10,9 213 10 3-2-1

Tabel 1.16 Data percobaan motor dc penguat terpisah terkopel dengan generator
penguat terpisah bertegangan tanpa beban (Vm= konstan)

No. Vm (V) Ifm (A) Iam (A) n (rpm) Vg (V)


1 324 0,37 1,2 2994 225
2 0,36 1,2 3004 225
3 0,35 1,2 3006 228
4 0,34 1,2 3002 228
5 0,33 1,2 3032 228

KELOMPOK A 1-33
6 0,32 1,25 3066 231
7 0,31 1,25 3086 231
8 0,30 1,25 3119 234

Tabel 1.17 Data percobaan motor dc penguat terpisah terkopel dengan generator
penguat terpisah berbeban (Vm,Ifm= konstan)

No. Vm (V) Ifm (A) Iam (A) n (rpm) Vg (V) Iag (A) Posisi
1 3,4 2897 225 0 0-0-0
2 4,55 2887 225 4,8 1-0-0
3 4,55 2887 225 4,8 1-1-0
4 4,55 2889 225 4,8 1-1-1
5 324 0,37 5,6 2892 6,2 6,2 2-1-1
6 7,8 2877 8,8 8,8 2-2-1
7 10,1 2854 11,6 11,6 2-2-2
8 11 2854 12,6 12,6 3-2-2
9 12 2840 13,6 13,6 3-3-2

Tabel 1.18 Data percobaan motor dc penguat terpisah terkopel dengan generator
penguat terpisah berbeban (n,Ifm = konstan)

No. Vm (V) Ifm (A) Iam (A) n (rpm) Vg (V) Iag (A) Posisi
1 321 3,4 225 0 0-0-0
2 324 4,5 225 4,8 1-0-0
3 324 5,6 219 6,2 2-1-1
0,37 2889
4 324 7,8 216 8,8 2-2-1
5 327 10,1 210 11,6 2-2-2
6 330 11,2 210 12,8 2-3-2

1.7 ANALISIS HASIL PERCOBAAN


1.7.1 Percobaan Statis
Pada percobaan statis, dapat dihitung tahanan secara tidak langsung
sebagai berikut:
Untuk pengukuran tahanan jangkar :

KELOMPOK A 1-34
rA = 1 Ω
rV= 75000 Ω
Untuk pengukuran tahanan medan :
rA = 1 Ω
rV= 2250000 Ω

1.7.1.1 Pengukuran tahanan belitan dengan metode tahanan tinggi


1. Tahanan belitan jangkar

V 3,2 V m−¿ I r ∨¿
Ram= = = 3,2 Ω m A

I 1 Error =| I am r A x 100%
¿
Vm 3,2
Ra =
I am
– rA = 1
– 1 = 2,2Ω
1 x1
Error = ¿ ∨¿ x 100%
3,2−1 x 1

Error = 45,45%

2. Tahanan belitan medan

V 147 V m−¿ I r ∨¿
Rfm= = = 49 Ω m A

I 3 Error = | I am r A x 100%
¿
Vm 147
Rf= – rA = – 1 = 48Ω 3 x1
I am 3 Error = ¿ ∨¿ x 100%
147−3 x 1

Error = 2,08 %

1.7.1.2 Pengukuran tahanan belitan dengan metode tahanan rendah


1. Tahanan belitan jangkar

V 2,9
Ram = = = 2,9 Ω
I 1

KELOMPOK A 1-35
V m . rv Vm
Ra = Error = | ∨¿ x 100%
( I m . r v )−V I m. r v
2,9 ×75000 2,9
= = ¿ ∨¿ x 100%
(1 ×75000 )−2,9 1 ×75000
= 2,9 Ω = 0,0038 %

2. Tahanan belitan medan

V 147
Ram = = = 49 Ω
I 3
V . rv Vm
Ra = Error = | ∨¿ x 100%
( I . r v )−V I m. r v
147
147 x 2250000 = ¿ ∨¿ x
= 3 x 2250000
(3 x 2250000 )−147
= 49 Ω 100%
= 0,0022 %

KELOMPOK A 1-36
1.7.2 Percobaan Dinamis

1.7.2.1 Percobaan Tanpa Beban

Berdasarkan Tabel 1.3, 1.4, dan 1.10 maka karakteristiknya dapat dilihat
pada Gambar 1.23, 1.24, dan 1.25

2880

2860

2840
Mot
or
dc
2820 shu
nt
n (rpm)

tida
k
2800 terk
opel

2780

2760

2740
0.49 0.50 0.51 0.52 0.53 0.54 0.55 0.56 0.57 0.58 0.59

Ifm (A)

Gambar 1.23 Karakteristik beban nol tidak terkopel untuk n = f (Ifm), untuk
motor dc penguat shunt

KELOMPOK A 1-37
2940

2920

2900

2880

2860 Motor
dc
shunt
terkopel
n (rpm)

2840 dengan
generato
r of
2820 Power
(Motor
dc
2800 shunt
terkopel
dengan
generato
2780 r of)

2760

2740
0.47 0.48 0.49 0.5 0.51 0.52 0.53 0.54 0.55 0.56 0.57

Gambar 1.24 Karakteristik beban nol terkopel generator off untuk n=f(I fm),
untuk motor dc penguat shunt

KELOMPOK A 1-38
3100

moto
3050 r dc
peng
uat
shun
t
terko
pel
3000 deng
an
gener
ator
n (rpm)

peng
uat
terpi
2950 sah
berte
gang
an
tanp
a
beba
2900
n

2850
0.49 0.5 0.51 0.52 0.53 0.54 0.55 0.56 0.57

Gambar 1.25 Karakteristik beban nol terkopel generator penguat terpisah


bertegangan tanpa beban untuk n = f(Ifm), untuk motor dc
penguat shunt

KELOMPOK A 1-39
3100
Aktual motor dc
shunt tidak
3050 terkopel
Power (Aktual
motor dc shunt
3000 tidak terkopel)
Aktual motor dc
shunt terkopel
2950 dengan generator
of
Power (Aktual
2900 motor dc shunt
terkopel dengan
n (rpm)

generator of)
2850 Aktual motor dc
shunt terkopel
dengan generator
2800 penguat terpisah
bertegangan tanpa
beban

2750 Power (Aktual


motor dc shunt
terkopel dengan
generator penguat
2700 terpisah
bertegangan tanpa
beban)
2650
0.47 0.48 0.49 0.50 0.51 0.52 0.53 0.54 0.55 0.56 0.57

Gambar 1.26 Karakteristik beban nol untuk n = f(Ifm), untuk motor dc penguat shunt
1.7.2.2 Percobaan Berbeban

1. Percobaan Berbeban 1
Berdasarkan Tabel 1.11 maka karakteristiknya dapat dilihat pada Gambar 1.27

2700

2680

2660

motor
dc
2640 shunt
terkop
el
denga
n
n (rpm)

2620 genera
tor
pengu
at
2600 terpis
ah
berbe
ban
2580

2560

2540
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 1.27 Karakteristik arus jangkar pada motor dc penguat shunt terkopel
dengan generator penguatan terpisah berbeban, untuk n =
f(Iam).
Untuk menghitung besar torsi (τsh) hasil percobaan pada motor dc
penguat shunt, maka diambil contoh perhitungan dari data No.1 pada Tabel
1.11 yang dalam hal ini ∆Pmekanik dianggap konstan sebesar 46,68 W.

a) Cara 1

Pout = Vm × Iam – 2 × Iam – Iam2 × Ra – ∆Pmekanik

= 327 × 3,7 – 2 × 3,7 – 3,72 × 3 – 46,68

= 1114,75 W

Sehingga

30 × 1114,75
τsh= = 3,972 Nm
п ×2680

b) Cara 2

τa = kτ × Iam × Ifm

= 2,02 × 3,7 × 0,55

= 4,11 Nm

∆ Pmekanik ×30
∆τ =
п×n
46,68 ×30
=
п× 2680
= 0,166 Nm
Sehingga

τsh = τa - ∆τ

= 4,11 – 0,166

= 3,944 Nm

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.19

Tabel 1.19 Hasil analisis data motor dc penguat shunt terkopel dengan
generator penguat terpisah berbeban (Vm = konstan)

τsh τsh
No. Vm(Volt) Ifm(A) Iam(A) n(rpm)
(Nm) (Nm)
(Cara 1) (Cara 2)
1. 327 0,545 4,8 2670
5,165 5,118
2. 327 0,54 4,8 2677
5,152 5,070
3. 327 0,535 4,8 2676
5,154 5,021
4. 327 0,53 5,8 2664
6,228 6,043
5. 327 0,525 7,8 2638
8,347 8,103
6. 327 0,52 9,7 2607
10,343 10,019
7. 327 0,52 10,6 2601
11,239 10,964
8. 327 0,52 11,5 2599
12,103 11,909
Berdasarkan Tabel 1.12 maka karakteristiknya dapat dilihat pada Gambar 1.28, 1.29,
dan 1.30.
2700

2680

2660

2640
Akt
ua
n (rpm)

l
car
2620 a1

2600

2580

2560
4 6 8 10 12 14

τsh (Nm)

Gambar 1.28 Hubungan antara putaran (rpm) dan τsh (Nm) pada percobaan
motor dc penguat shunt terkopel generator penguatan terpisah
cara 1.
2700

2680

2660

2640
n (rpm)

Aktual
cara 2
2620
Linear
(Aktua
l cara
2600 2)

2580

2560
4 6 8 10 12 14

τsh (Nm)

Gambar 1.29 Hubungan antara putaran (rpm) dan τsh (Nm) pada percobaan
motor dc penguat shunt terkopel generator penguatan terpisah
cara 2.
2700

2680

2660
Aktual cara
1
2640
Linear
(Aktual
n (rpm)

cara 1)
2620
Aktual cara
2
2600
Linear
(Aktual
cara 2)
2580

2560
4 6 8 10 12 14

τsh (Nm)
Gambar 1.30 Hubungan antara putaran (rpm) dan τsh (Nm) pada percobaan motor dc penguat shunt terkopel generator
penguatan terpisah.
2. Percobaan Berbeban 2
Untuk menghitung efisiensi (η) hasil percobaan pada motor dc penguat shunt,
maka diambil contoh perhitungan dari data no.1 pada Tabel 1.12
Pin = Vm (Ifm+ Iam)
= 348 (0,56 + 2,5)
= 1064,88 Watt

Pout = Pin - ∆ Psikat - ∆ Pa - ∆ Pmek


= Vm × Iam – 2 × Iam – Iam2 × Ra - ∆ Pmek
= 348 × 2,5 – 2 × 2,5 – 2,52 × 3 – 46,68
= 799,57 Watt

P out
η = × 100%
P¿
799,57
= x 100%
1064,88
= 75,085 %

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.20

Tabel 1.20 Hasil analisa data motor dc penguat shunt terkopel dengan
generator penguat terpisah berbeban (Ifm = konstan).

No. Vm(V) Ifm(A) Iam(A) n(rpm)


Pin (Watt) Pout (Watt) η (%)
0,56
1. 351 3,5 2892
1425,06 1138,07 79,86
0,56
2. 357 3,6 2896
1485,12 1192,44 80,29
0,56
3. 358 4,6 2891
1847,28 1527,44 82,69
0,56
4. 360 5,6 2895
2217,6 1864,04 84,06
0,56
5. 361 7,6 2880
2945,76 2508,44 85,15
0,56
6. 363 9,5 2864
3651,78 3112,07 85,22
0,56
7. 363 10,3 2861
3942,18 3353,35 85,06
0,56
8. 363 11,2 2858
4268,88 3620,2 84,80

KELOMPOK A 1 - 49
86

84

82

80
A
kt
78 u
η (%)

a
l
76 η

74

72

70
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pout (Watt)

Gambar 1.31 Hubungan antara efisiensi (%) dan Pout (Watt) pada
percobaan motor dc penguat shunt terkopel dengan
generator penguat terpisah berbeban.

KELOMPOK A 1 - 50
1.8 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, analisa data dan grafik percobaan
motor dc maka dapat kami simpulkan bahwa :
 Setelah dilakukan percobaan maka diharapkan praktikan dapat
mengoperasikan/menjalankan motor arus searah dengan aman dan benar.
 Dalam percobaan ini telah diperoleh resistansi belitan motor dc, dimana
tahanan jangkar (Ra) 3 Ω dan tahanan medan (Rf) 500 Ω
 Dalam percobaan ini, telah dijalankan urutan-urutan pembebanan kerja motor
dc.
 Pada percobaan ini, hubungan antara arus penguatan (I f) terhadap putaran (n)
berbanding terbalik, dimana semakin besar arus penguatan yang diberikan
maka putaran yang dihasilkan semakin melambat.
 Pada percobaan berbeban, hubungan antara torsi (τsh) dengan putaran (n)
cenderung berbanding terbalik, dimana saat torsi (τsh) semakin besar maka
putaran semakin kecil.
 Pada percobaan bebeban, hubungan antara efisiensi (η) terhadap daya output
(Pout) berbanding terbalik, dimana semakin besar daya output yang diberikan
maka semakin kecil efisiensi yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

PNUP. 2007.Praktikum Mesin Listrik .Makassar: tidak diterbitkan.

KELOMPOK A 1 - 51

Anda mungkin juga menyukai