Anda di halaman 1dari 12

1

LAPORAN UJIAN GINEKOLOGI

MEIGS SYNDROME

Program Pendidikan Profesi Dokter Departemen Ilmu Obstetri dan Ginekologi


Rumah Sakit Umum Daerah Waled Cirebon

Disusun Oleh :

Irnawati Budiono - 113170039

Penguji :

dr. Deni Wirhana, Sp.OG

Program Pendidikan Profesi Dokter Departemen Ilmu Obstetri dan Ginekologi


Rumah Sakit Umum Daerah Waled Cirebon

Universitas Swadaya Gunung Jati


2019
2

BAB I
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Umur : 52 tahun
Alamat : Leuweng Gajah, Ciledug Cirebon
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : Tidak Tamat SD
Status : Menikah
No. RM : 15783751

Nama Suami : Tn. L


Umur : 58 tahun
Alamat : Leuweng Gajah, Ciledug Cirebon
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Status : Menikah

II. ANAMNESIS
a. Tanggal pemeriksaan : 14 Maret 2019
b. Keluhan Utama : Perut bertambah besar
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Waled Kabupaten Cirebon pada tanggal 11
Maret 2019 pukul 11.00 WIB, dengan keluhan perut membesar sejak 1
minggu SMRS, dirasakan terus menerus semakin membesar. Selain perut
membesar, pasien juga mengeluhkan adanya sesak napas yang dirasakan sejak
3 bulan yang lalu. Sesak napas dirasakan memberat ketika pasien tidur posisi
terlentang dan membaik ketika posisi duduk. Sesak dirasakan semakin
3

memberat seiring dengan membesarnya perut. Keluhan disertai badan terasa


lemas. Pasien mengaku berat badan turun 15 kg sejak 3 bulan terakhir, dan
diakui nafsu makann pasien berkurang. Tidak ada perdarahan pada jalan lahir.
Riwayat keputihan (-), gatal (-). Tidak ada gangguan berkemih maupun BAB.
Keluhan demam disangkal pasien.

d. Riwayat Pengobatan
Pasien mengaku pernah mendapat perawatan di RSUD Waled pada
bulan Desember 2018, perawatan selama 8 hari. Pasien mengaku yang
membawa pasien ke RSUD Waled saat itu karena keluhan benjolan pada perut
sebelah kiri bagian bawah. Benjolan tersebut mulanya kecil, lalu dirasakan
semakin membesar sejak 1 bulan sebelumnya (November 2018). Saat itu
pasien juga mengeluhkan perut yang semakin membesar, terasa kencang dan
nyeri. Nafsu makan mulai berkurang. Pasien mengaku saat itu didiagnosa
tumor di Rahim. Setelah mendapat perawatan selama 8 hari, pasien merasa
keadaannya mulai membaik dan meminta pulang paksa. Pasien tidak kontrol
kembali ke RSUD Waled.

e. Riwayat Penyakit Ibu


1) Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
2) Riwayat Penyakit Hepar : disangkal
3) Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal
4) Riwayat Penyakit Paru : disangkal
5) Riwayat Penyakit DM : disangkal
6) Riwayat Penyakit Hipertensi: disangkal
7) Riwayat Operasi : disangkal

f. Riwayat Operasi
4

Pasien menyangkal pernah melakukan operasi apapun.

g. Riwayat Menstruasi
Pasien mengaku mendapatkan menstruasi sejak usia 15 tahun dengan
siklus yang teratur 28 hari, setiap menstruasi durasi 7 hari, mengganti
pembalut 2-3x/hari. Nyeri saat menstruasi tidak mengganggu aktivitas.

h. Riwayat Obstetri
- P1 : seorang anak perempuan, hidup, lahir spontan, oleh paraji dengan
BBL 3000gr, cukup bulan, sekarang sudah meninggal waktu usia 2 tahun.
- P2 : seorang anak perempuan, hidup, lahir spontan, oleh paraji dengan
BBL 3100gr, cukup bulan, sekarang usia 26 tahun.
- P3 : seorang anak perempuan, hidup, lahir spontan, oleh bidan dengan
BBL 2900gr, cukup bulan, sekarang usia 18 tahun.
- P4 : seorang anak perempuan, hidup, lahir spontan, oleh bidan dengan
BBL 2900gr, cukup bulan, sekarang usia 16 tahun.

i. Riwayat KB
Pasien menggunakan KB suntik 3 bulan.

j. Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah sebanyak 4 kali. Pernikahan pertama pada umur
13 tahun. Pada suami pertama sudah berjalan 3 tahun dan dikaruniai 1 orang
anak. Pernikahan kedua sudah berjalan 18 tahun dan dikaruniai anak sebanyak
3 orang anak. Pada pernikahan ke 3 sudah berjalan selama 13 tahun dan tidak
dikaruniai anak.

k. Riwayat Ginekologi
Riwayat kanker, kista ovarium, mioma uteri, perdarahan pervaginam
diluar menstruasi disangkal.

l. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluhan yang serupa, hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit
kulit kelamin disangkal.
5

m. Riwayat Pribadi Sosial Ekonomi


Saat ini pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, dahulu ketika usia
muda pasien mengaku pernah bekerja sebagai Pekerja sex komersial. Status
sosial ekonomi pasien menengah ke bawah.

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tinggi badan : 151 cm
d. Berat badan : 45 kg
e. Indeks Massa Tubuh : 20,45
f. Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 102 x/menit, isi dan tegangan cukup
- Respirasi : 28x/menit
- Suhu : 36,4 ° C (Aksila)
- SPO2 : 96% dengan nasal kanul 2 lpm

1. Status Generalis
a. Kepala – Leher : Normocephal, rambut berwarna hitam dan tidak
mudah rontok
Mata : simetris, ca +/+, si -/-
Hidung : deviasi (-) sekret (-) darah (-)
Telinga : simetris, darah (-) sekret (-)
Mulut : bibir sianosis (-), lidah kotor (-), karies
(-), gusi berdarah (-)
Leher : KGB membesar (-), JVP meningkat (-)
b. Thorax : Pulmo : VBS /- , Rh +/+, Wh -/-
c. Cor : BJ I = BJ II reguler, M (-), G (-)
d. Abdomen : Inspeksi : Buncit
Auskultasi : Bising Usus (+)
Perkusi : Timpani, shifting dullnes (+)
Palpasi : Nyeri tekan (+) di region supra pubis,
undulasi test (+), lingkar perut 97 cm
e. Ekstremitas : Akral hangat (+), edema (-), CRT < 2detik

2. Status Ginekologi
a. Inspeksi : Perut tampak cembung, tak tampak ballotement, V/V tak
ada kelainan
6

b. Auskultasi : Bising usus (+) 14x/menit


c. Perkusi : Timpani, shifting dullness (+)
d. Palpasi : Nyeri tekan (+) supra pubis, massa tidak teraba, undulasi
test (+)
e. Pemeriksaan dalam : Vulva/Vagina tidak ada kelainan. Secret (-),
discharge (-)

IV. RESUME MEDIS


Pasien datang ke IGD RSUD Waled pada tanggal 11 Maret 2019 pukul
11.00 dengan keluhan perut semakin membesar sejak 1 minggu SMRS. Perut
dirasakan setiap hari semakin membesar. Pasien juga mengeluhkan sesak
napas sejak 3 bulan yang lalu, sesak dirasakan setiap hari, memberat saat
pasien posisi terlentang dan keluhan sesak membaik saat pasien posisi duduk.
Pasien merasakan badannya selalu lemas, dan nafsu makannya berkurang
sehingga berat badan pasien menurun. Keluhan BAB dan BAK disangkal oleh
pasien. Riwayat pengobatan pasien pernah menjalani perrawatan di RSUD
Waled selama 8 hari karena adanya benjolan pada perut kiri bagian bawah,
dan perutnya bertambah besar, lalu keadaan pasien mulai membaik pasien
meminta pulang paksa dan tidak kontrol kembali ke RSUD Waled. Riwayat
penyakit ginjal, hepar, hipertensi maupun diabetes mellitus disangkal oleh
pasien. Pasien mengaku menstruasi pertama kali saat usia 15 tahun, teratur
dengan durasi 7 hari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 102 x/menit, suhu 36,4C, pernapasan 28
x/menit. Konjungtiva tampak anemis. Pada pemeriksaan thoraks didapatkan
VBS dekstra menurun, ronkhi +/+. Pada pemeriksaan abdomen, tampak
buncit, bising usus (+) 14x/menit, timpani, shifting dullnes (+), nyeri tekan (+)
pada regio supra pubis, massa tidak teraba, undulasi test (+), lingkar perut 97
cm.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah Rutin
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 8,4 12,5 – 15,5 gr%
7

Hematokrit 24 36 – 48 %
Trombosit 625 150 – 400 mm3
Leukosit 7,0 4 – 10 /mm3
MCV 71,6 82 – 98 mikro m3
MCH 24,7 > 27 Pg
MCHC 32,7 32 – 36 g/dl
Eritrosit 3,28 3,8 – 5,4 mm3
RDW CV 15,4 11,6 – 14,6 %
RDW SD 42,1 29 – 46 fL
Basofil 0 0–1 %
Eosinofil 2 2–4 %
Neutrofil Batang 5 3–5 %
Neutrofil Segmen 71 50 – 80 %
Limfosit 21 25 – 40 %
Monosit 6 2–8 %
Golongan Darah A
Rhesus +
HbsAg Non Reaktif
HIV Rapid
RTD I Non Reaktif

VI. DIAGNOSIS
Meigs Syndrome

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1) Rontgen Thorax
Kesan:
Kardiomegali
2) USG Abdomen
Kesan:
- Ascites
- Massa kistik-solid multiple di parametrium bilateral sangat mungkin lesi
maligna dari ovarium disertai dengan multiple nodul di perihepatik curiga
proses metastasis
3) Ca – 125

VIII. PENATALAKSANAAN
1) O2 4 lpm
2) IVFD RL 500 cc
3) Ketololac 3x30 mg i.v
8

4) Ranitidin 2x50 mg i.v


5) Konsul ke dokter spesialis obgyn

PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam

PEMBAHASAN

Syndroma Meigs ini sangat terkenal dengan trias yang terdiri dari tumor
ovarium jinak, asites, dan efusi pleura. Jenis yang paling sering dari tumor ini adalah
fibroma.

Berdasarkan data di Amerika Serikat, tumor ovarium banyak dialami oleh


pasien dengan ekonomi sosial rendah. Pada pasien, saat terkena tumor ovarium status
ekonomi pasien adalah rendah.

Gejala klinis meigs syndrome adalah kelelahan, napas yang pendek,


peningkatan lingkar perut, penurunan berat badan, batuk yang tidak produktif,
bengkak, amenorea pada wanita premenopause, menstruasi yang tidak teratur.
9

Dari anamnesis didapatkan pasien mengalami lelah yang terus-menerus dan


terjadi secara perlahan, sesak napas, perut terasa tegang dan tampak membuncit,
Patofisiologi asites pada sindrom Meigs masih merupakan spekulasi. Diduga bahwa
iritasi permukaan peritonium oleh tumor ovarium yang keras dan solid dapat
menstimulasi produksi cairan peritoneum. Cairan asites dan efusi pleura pada
sindrom Meigs dapat berupa transudat atau eksudat. Samanth dan Black menemukan
bahwa ascites hanya terdapat pada tumor dengan diameter lebih dari 10 cm dengan
komponen myxoid sampai struma. Mekanisme lain yang diajukan adalah tekanan
langsung pada aliran limfe atau vena, stimulasi hormonal, dan torsi tumor. Terjadinya
ascites dapat juga disebabklan oleh pelepasan mediator-mediator (seperti activated
complements histamine fibrin degradation products) dari tumor, menyebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler. Etiologi dari efusi pleura tidak jelas. Teori dari
Efskind dan Terade dkk mengatakan bahwa cairan ascites berpindah melalui
transdiaphragmatic lympathic channels. Besarnya efusi pleura sebanding dengan
jumlahnya ascites.

Pemeriksaan fisik, tanda vital dapat ditemukan takipneu dan takikardi.


Pemeriksaan toraks yang didapatkan pada efusi pleura adalah: Inspeksi: pada waktu
respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal. Palpasi: pergerakan napas pada sisi
yang sakit tertinggal, vocal fremitus melemah pada sisi yang sakit. Perkusi: redup
pada sisi yang sakit. Auskultasi: suara dasar vesikuler melemah pada sisi yang sakit.
Pemeriksaan abdomen didapatkan massa baik kecil maupun besar, asites dengan
shifting dullness.

Pada pemeriksaan pasien, tanda vitalnya terdapat takipneu. Pada pemeriksaan


fisik toraks pasien didapatkan Inspeksi: saat inspirasi sisi kanan tertinggal. Palpasi:
pergerakan napas tertinggal pada sisi kanan, vocal fremitus melemah pada sisi kanan.
Perkusi: redup pada sisi kanan. Auskultasi: suara dasar vesikuler melemah pada sisi
kanan. Pada pemeriksaan abdomen tampak adanya asites.
10

Pada pemeriksaan penunjang, biasanya didapatkan anemia, tumor marker CA-


125 yang meningkat, pada foto rontgen thorax ditemukan efusi pleura, pada USG
menunjukkan adanya massa pada ovarium disertai asites.

Pada pasien tersebut, Hb dibawah normal dikarenakan asupan gizi buruk dan
tidak cukup, pada pemeriksaan petanda tumor dengan CA-125 hasilnya meningkat.
Pada pemeriksaan foto rontgen thorax didapatkan adanya efusi pleura dan
kardiomegali. Sedangkan USG pada pasien ditemukan asites, dan massa yang
dicurigai suatu proses metastasis.

Selain elektrolit serum dan hitung darah lengkap, penelitian yang menarik
adalah tes serum antigen kanker 125 (CA-125). Kadar serum penanda tumor CA-125
dapat meningkat pada sindrom Meigs, tetapi tingkat elevasinya tidak berkorelasi
dengan keganasan. Bahkan, kadar CA-125 yang normal tidak mengesampingkan
kemungkinan adanya keganasan. Kadar CA-125 tidak digunakan sebagai tes skrining.
Kadar CA-125 tertinggi yang dilaporkan setelah laparotomi adalah sebesar 1808
U/mL. Hal ini akan menjadi hasil positif palsu.
Sumber fisiologis dari CA-125 dari epitel selom janin dan turunannya,
termasuk berikut ini:
1) Epitel Müllerian
2) Pleura
3) Perikardium
4) Peritoneum
Kondisi patologis yang berhubungan dengan peningkatan kadar CA-125 meliputi:
1) Penyakit radang panggul (PID)
2) Kerusakan atau regenerasi peritoneum (misalnya, pembedahan perut)
3) Keganasan ovarium
4) Endometriosis

Penatalaksanaan yang diberikan pada kasus ini adalah: untuk efusi pleura
dilakukan posisi ½ duduk dan diberikan oksigen nasal 3 liter/menit untuk mengurangi
sesaknya, pasien juga diberikan ketorolac sebagai analgetik. Selanjutnya pasien akan
dirujuk ke spesialis obstetric dan ginekologi untuk mendapat perawatan selanjutnya.
11

DAFTAR PUSTAKA

1. Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD,
Cunningham FG. Williams Gynecology. In: Ovarian Germ Cell and Sex Cord–
Stromal Tumors. United States: The McGraw-Hill companies, Inc; 2008.p.371-
376.

2. Abramov Y, Anteby SO, Fasouliotis SJ, et al; The role of inflammatory cytokines
in Meigs' syndrome.; Obstetric Gynecology; 2002 May;99(5 Pt 2):917-9.
[abstract]

3. Meigs JV. Fibroma of the ovary with ascites and hydrothorax: Meigs syndrome.
Am J Obstet Gynecol; 1954;67:962–987.
12

4. Barakat RR, Markman M, Randal ME. Gynecologic Oncology. In: Ovarian Sex
Cord-Stromal Tumors. 5th ed. Lippincott Williams and Wilkins; 2009.p.270-279.

5. Rock JA, Jones II HW. Te Linde's Operative Gynecology. In: Ovarian Cancer:
Etiology, Screening, and Surgery. 10th ed. Lippincott Williams and Wilkins;
2008.p.495-502.

6. Wibisono MJ, Winariani, Hariadi S. Buku Ajar Penyakit Paru. In: Efusi Pleura.
Surabaya: Departemen Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR – RSUD Dr. Soetomo;
2010.p.111-122.

7. http://prezi.com/bntaspk4smr8/diagnosis-treatment-and-management-of-pleural-
effusions/

8. Sudoyo, Aru W., dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi kelima. 2009.
Jakarta : Interna Publishing

Anda mungkin juga menyukai