Anda di halaman 1dari 31

PEMERIKSAN BERKALA

ANAK SEKOLAH
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip 197708282009021004

Pengertian Melakukan pemeriksaan kesehatan dasar kepada siswa/siswi lama di


setiap jenjang sekolah, mulai dari TK/RA,SD/MI,SMP/MTS,
SMA/MA,SMK

Tujuan Untuk mengetahui status kesehatan siswa/siswi lama di setiap


jenjang sekolah dan melihat perkembangan status kesehatan di
bandingkan dengan tahun sebelumnya

Kebijakan SK Kepala Puskesmas


Referensi 1. Petunjuk teknis penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala
di sekolah pendidikan dasar dan menengah, kemenkes RI,2015
2. Pedoman standar nasional PKPR, kemenkes RI,2014

Prosedur kerja 1. Petugas melakukan penjaringan sesuai jadwal yang telah di


tetapkan
2. Melakukan koordinasi dan izin dengan pihak sekolah
3. Menyiapkan ruangan pemeriksaan berikut alat dan bahan
pemeriksaan
4. Melakukan pemanggilan peserta sesuai absensi kelas
5. Mengisi identitas siswa yang akan di periksa sesuai formulir
pemeriksaan
6. Melakukan pengukuran status gizi dengan penimbangan berat
badan dan tinggi badan
7. Melakukan pemeriksaan tajam penglihatan dengan snellen Chart/
snellen E bila perlu (apabila tahun sebelumnya ada permasalahan
dengan tajam penglihatannya atau apabila ada keluhan)
8. Melakukan pemeriksaan kesehatan umum sesuai format
9. Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
10. Petugas mencatat seluruh hasil pemeriksaan pada formulir
pemeriksaan secara bergiliran
11. Melalukan rujukan bila perlu
12. Melakukan konseling secara sederhana sambil melakukan
pemeriksaan
13. Melaporkan hasil pemeriksaan kepada kepala puskesmas, dinas
kesehatan dan pihak sekolah

Diagram air

Petugas melakukan penjaringan


sesuai jadwal yang telah di
tetapkan

Melakukan koordinasi dan izin dengan pihak sekolah

Menyiapkan ruangan pemeriksaan berikut alat dan


bahan pemeriksaan

Melakukan pemanggilan peserta sesuai absensi


kelas

Mengisi identitas siswa yang akan di periksa sesuai


formulir pemeriksaan

Melakukan pengukuran status gizi dengan penimbangan berat


badan dan tinggi badan

Melakukan pemeriksaan tajam penglihatan dengan snellen


Chart/ snellen E bila perlu (apabila tahun sebelumnya ada
permasalahan dengan tajam penglihatannya atau apabila ada
keluhan)
Melakukan pemeriksaan kesehatan
umum sesuai format

Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut

Petugas mencatat seluruh hasil pemeriksaan pada


formulir pemeriksaan secara bergiliran

Melalukan rujukan bila perlu

Melakukan konseling secara


sederhana sambil melakukan
pemeriksaan

Melaporkan hasil pemeriksaan kepada


kepala puskesmas, dinas kesehatan dan
pihak sekolah

Unit terkait Dokter umum, Dokter gigi, petugas uks dan wali kelas
PEMERIKSAN HIV/AIDS
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian HIV merupakan salah satu virus yang hidup dalam sel pertahanan
diri dari serangan infeksi
Tujuan Untuk mengetahui ada atau tidaknya virus dalam sistem kekebalan
tubuh
Kebijakan
Referensi Kementrian kesehatan RI direktorat jenderal pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan tahun 2010
Prosedur kerja  Menyiapkan Alat dan Bahan yan g digunakan
 Alat
1. Autoklik
2. Lancet steril
3. Sarung tangan
4. Pengatur waktu/jam
5. Pipet transfer/pipet tetes
6. Tes cepat HIV
 Bahan
1. Darah Kapiler
2. Reagen
3. Kapas Alkohol
 Mengambil sampel darah kapiler
 Posisi telapak tangan menghadap ke atas
 Beri tekanan agar aliran darah lancar tidak perlu menekan jari
dengan kuat
 Bersihkan jari tangan dengan alcohol
 memegang jari tangan dan menekan kuat-kuat lancet steril dan
auto klik persis ditengah-tengah ujung jari tangan hingga ujung
jari terluka
 Sapu titik darah pertama keluar dengan kapas steril
 Mengambil darah dengan menggunakan pipet transper atau pipet
tetes lalu masukkan kedalam tes cepat HIV sebanyak satu tetes

 Menambahkan reagen sebanyak 2-4 tetes sesuai dengan jenis tes


cepat HIV
 Interpretasi hasil pembacaan
 Dua tanda garis pada tes line mununjukkan reaktif (+)
 Satu tanda garis pada tes line menunjukkan nonreaktif (-)

Unit terkait
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI REAGENSIA
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian Penyimpanan bahan reagensia adalah suatu tindakan menyimpan


bahan reagensia sesuai dengan sifat reagen masing-masing,
keadalam suatu wadah atau tempat yang memiliki kriteria dimana
apabila reagen tersebut di simpan di dalamnya, reagen tersebut
awet dan efek yang di timbulkanreagen tersebut tidak
menimbulkan gejala-gejala negatif, baik di dalam laboratorium
maupun di luar laboratorium.

Tujuan Agar terhindar dari bahan berbahaya dan beracun serta menjaga
keamanan dan kualitas reagen
Kebijakan
Referensi http://www.bsn.or.id/files/kan/accreditation/DPLP2006 SR02
Persyaratan Tambahan Lab Uji Biologi dan_Kimia
Prosedur kerja
 Mengecek tanggal kadaluarsa bahan yang diantar oleh
distributor.
 Melakukan penyimpanan dan penataan bahan kimia meliputi
aspek pemisahan , tingkat resiko bahaya, pelabelan, fasilitas
penyimpanan, bahan kadaluarsa
 Disimpan dalam suatu lemari
 Kondisi ruangan harus dingin/ber ac dan kalau tidak dilengkapi
dengan AC, ruangan harus punya sirkulasi udara yg baik
minimal 23 C
 Tempat penyimpanan harus bersih, dan jauh dari sumber panas
atau kena sengatan sinar matahari. Di samping itu tempat
penyimpanan harus dilengkapi dengan ventilasi..
 Setelah melakukan praktikum dan pemakain reagensia, reagen
harus di simpan sesuai pada tempatnya.

Unit terkait
PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN
BERBAHAYA
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian Suatu penanganan bahan berbahaya dan beracun yang mencegah


terjadinya kecelakaan baik pada saat masih dalam penyimpanan
maupun kecelakaan pada saat dalam pengangkutannya.
Kecelakaan ini adalah lepasnya atau
tumpahnya reagen kelingkungan, yang memerlukan
penanggulangan cepat dan tepat.Bila terjadi kecelakaan
Tujuan Agar pada saat melakukan praktikum tidak terjadi kecelakaan
kerja dan petugas dapat lebih berhati-hati dengan bahan yang
digunakan

Kebijakan

Referensi http://www.bsn.or.id/files/kan/accreditation/DPLP2006 SR02


Persyaratan Tambahan Lab Uji Biologi dan_Kimia
Prosedur kerja  Memisahkan bahan berbahaya dan beracun sesuai sifatnya
 Melakukan pelabelan
 Jika terjadi tumpahan reagen yang berbahaya paling baik
mengatasinya dengan pasir atau dengan air kran
 Membuang bahan berbahaya dan beracun yang habis pakai
kedalam sampah medis.

Unit terkait
PELABELAN
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian Pelabelan adalah suatu hal penting yang harus selalu di ingat pada saat
pewadahan reagen yaitu, pemberian nama reagen dan tingkat bahaya

Tujuan Untuk mengetahui sifat-sifat reagen dan menjaga keamanan


reagen
Kebijakan
Referensi http://www.bsn.or.id/files/kan/accreditation/DPLP2006 SR02
Persyaratan Tambahan Lab Uji Biologi dan_Kimia
Prosedur kerja  tempat penyimpanan masing-masing kelompok bahan reagen tersebut
diberi label dengan warna lambang yang berbeda
 Wadah bahan kimia dan lokasi penyimpanan harus diberi label yang
jelas. Label wadah harus mencantumkan nama bahan, dan tingkat
bahaya
Unit terkait
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga
kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh
tubuhnya dari adanya potensi atau bahaya di area kecelakaan
kerja seperti pakaian, sarung tangan, dan pelindung pernapasan
(masker)

Tujuan Untuk melindungi diri dari kecelakaan kerja, kontaminasi,


dilaboraturium demi tercapainya keselamtan dan kesehatan kerja
Kebijakan
Referensi A.M Sugeng Budianto,jakarta (2005)

Prosedur kerja  Memakai alat pelindung diri sebelum praktikum dimulai


 Menggunakan jas lab, sarung tangan sebelum mulai bekerja,Memasang
masker untuk menutupi bagian mulut dan hidung sehingga
terlindung dari gas berbahaya, dan penularan penyakit dari pasien
 Setelah praktikum selesai masker dan sarung tangan yang sekali pakai
segera dibuang, dan untuk jas lab dicuci kembali
Unit terkait
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, didefinisikan sebagai


bahan yang karena sifat atau konsentrasinya dan
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.

Tujuan Untuk memberikan perlindungan dan keamanan kepada petugas


terhadap bahan bahaya dan beracun

Kebijakan
Referensi http://www.bsn.or.id/files/kan/accreditation/DPLP2006 SR02
Persyaratan Tambahan Lab Uji Biologi dan_Kimia
Prosedur kerja  Melakukan pendistribusian reagen
 Melakukan penyimpanan dengan aspek pemisahan
 Menggunakan reagen sesuai jenis pemeriksaan yang dilakukan
 Setelah pemakain bahan berbahay dan beracun dibuang kedalam
sampah medis

Unit terkait
PENGELOLAAN LIMBAH
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian Pengelolaan limbah dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan


yang dilakukan terhadap limbah mulai dari tahap pengumpulan di
tempat sumber, pengangkutan, penyimpanan serta tahap
pengolahan akhir yang berarti pembuangan atau pemusnahan.

Tujuan Untuk memberikan perlindungan terhadap limbah medis yang


habis pakai
Kebijakan
Referensi Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2001

Prosedur kerja  Menyiapkan dua tempat pewadahan limbah yaitu limbah medis
dan limbah non- medis
 Membuang benda-benda tajam seperti jarum suntik kedalam
limbah medis yang terbuat dari karton
 Untuk bahan berbahya dan beracun yang habis pakai dan bersifat
infeksius dibuang kedalam limbah medis yang berisi kantong
 Kemudian melakukan pengangkutan
Unit terkait
PEMERIKSAAN SPUTUM
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh


bakteri Micobacterium tuberkulosa.
Tujuan Untuk mengetahui teknik pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA)
dan untuk mengamati Mycobacterium tuberculosis serta
mengetahui tingkat infeksi dari sputum
Kebijakan
Referensi Panduan laboratorium bakteriologi 2006
Prosedur kerja  Menyiapkan Alat dan Bahan yang digunakan
 Alat
1. Mikroskop
2. Pipet tetes
3. Objek glass
4. Jarum ose/tusuk gigi
5. Penyangga
6. Stopwatch/jam
7. Lampu spritus
 Bahan
1. Sputum (dahak)
2. Carbol fuchsin
3. Air mengalir
4. Methylen blue
5. Hcl Alkohol
6. Minyak Imersi
 Mensterilkan alat-alat yang akan digunakan.terlebih dahulu
 Mengambil sputum menggunakan tusuk gigi dan diletakkan di
atas objek glass,kemudian meratakannya.
 Fiksasi diatas nyala api

 Meletakkan di atas penyangga lalu Menteteskan dengan larutan


carbol fuchsin hingga menutupi permukaan sampel, kemudian
menfiksasi lagi di atas nyala api hingga menguap, diamkan
selama 5 mnit
kemudian mencucinya dengan Hcl alcohol
 Membersihkan sampel dengan air hingga larutan carbol fuksin
hilang dan dikeringkan.
 Menteteskan larutan methylen blue hingga menutupi bagian
yang telah dibatasi, mendiamkan selama 20 sampai 30 detik,
kemudian dicuci menggunakan aquades atau air mengalir
 Diamkan beberapa menit hingga kering
 Mengamati sampel di bawah mikroskop yang sebelumnya sudah
ditetesi dengan minyak mersi,

 Interpretasi hasil
 Tidak ditemukan BTA (-)
 Ditemukan BTA (+)
 1-99/100 LP =1+
 1-9/1 LP =2+
 1-10/1 LP =3+

Unit terkait
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian Kesehatan dan keselamtan kerja merupakan suatu pemikiran dan


upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani
maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada
umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil
dan makmur
Tujuan Untuk pencegahan penyakit akibat kerja,
4. Pengendalian potensi bahaya dan Analisa kecelakaan kerja

Kebijakan
Referensi http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/2010/16pengabdian/sunarto-
drs-msi/keselamatan-kerja-di-laboratorium.pdf

Prosedur kerja  Menggunakan alat pelindung diri


 Menghindari kecelakaan kerja dari sifat bahan berbahaya dan
beracun dilaboratorium
 Ruangan laboratorium memiliki sistem ventilasi yang baik
 Membuang sampah pada tempatnya.

Unit terkait
PENGELOLAAN REAGEN
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian Pengelolaan reagen merupakan suatu tindakan yang dilakukan


dalam menjaga keamanan,kualitas reagen dan keselamatan kerja

Tujuan Untuk menjaga keamanan dan kualitas reagen

Kebijakan
Referensi http://www.bsn.or.id/files/kan/accreditation/DPLP2006 SR02
Persyaratan Tambahan Lab Uji Biologi dan_Kimia
Prosedur kerja  Mengecek tanggal kadaluarsa reagen
 Menyimpan reagen dengan tingkat resikonya dan sesuai dengan
kondisi ruangan yang baik
 Memberi label pada tiap-tiap kelompok reagen
 Menggunakan reagen sesuai dengan jenis pemeriksaan
 Menyimpan kembali pada tempatnya setelah digunakan
 Membuang bahan berbahaya dan beracun yang habis pakai pada
tempatnya

Unit terkait
JENIS-JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian Meperiksaan laboratorium mencakup seluruh rangkaian kegiatan


yang dimulai sebelum proses pemeriksaan itu sendiri dilaksanakan
yaitu dimulai dari tahap pra analitik yang mencakup persiapan
pasien, pemberian identitas spesimen, pengambilan dan
penampungan spesimen, pengolahan dan penyimpanan spesimen
serta transport specimen laboratorium
,
Tujuan Untuk membantu menegakkan diagnose
Kebijakan
Referensi Penuntun praktikum pemeriksaan laboratorium
Prosedur kerja  Melakukan pemeriksaan cholesterol metode strip
 Melakukan pemeriksaan Gula darah metode strip
 Melakukan pemeriksaan asam urat metode strip
 Melakukan pemeriksaan widal test
 Melakukan pemeriksaan HIV/AIDS
 Melakukan pemeriksaan shypilis
 Melakukan pemeriksaan HbsAg
 Melakukan pemeriksaan sputum
 Melakukan pemeriksaan Hemoglobin
 Melakukan pemeriksaan tes kehamilan
 Melakukan pemeriksaan malaria
 Melakukan pemeriksaan Golongan darah

Unit terkait
KETETAPAN WAKTU PENYAMPAIAN HASIL
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian Waktu penyampaian hasil adalah suatu sistem yang di lakukan


dalam ketetapan waktu untuk tiap- tiap pemeriksaan laboratorium.
Tujuan Untuk menyampaikan hasil laboratorium kepada pasien.
Kebijakan
Referensi Penuntun praktikum laboratorium.

Prosedur kerja  Menyampaikan hasil pemeriksaan laboratorium.


 Untuk pemeriksaan HIV waktu penyampaian hasil 10-15 menit.
 Pemeriksaan Widal test waktu penyampaian hasil 1-2 menit
 Pemeriksaan Syphilis waktu penyampaian hasil 10-15 menit.
 Pemeriksaan HBsAg waktu penyampaian hasil 5-10 menit.
 Pemeriksaan Malaria waktu penyampaian hasil 5-10 menit
 Pemeriksaan Gula darah waktu penyampaian hasil 10 detik
 Pemeriksaan Asam urat waktu penyampaian hasil 20 detik
 Pemeriksaan Kolesterol waktu penyampaian hasil 150 detik
 Pemeriksaan Golongan darah waktu penyampaian hasil 1-2
menit
 Pemeriksaan Test kehamilan waktu penyampaian hasil 1-2 menit
 Pemeriksaan Hemoglobin waktu penyampaian hasil 1-5 menit
 Pemeriksaan Sputum waktu penyampaian hasil 1-2 hari.

Unit terkait
RUJUKAN LABORATORIUM
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian Rujukan laboratorium merupakan suatu tindakan yang dilakukan


untuk lebih membantu didalam penegakkan diagnose
Tujuan Untuk membantu menegakkan dignosa dalam pemeriksaan
penyakit
Kebijakan
Referensi Kementrian kesehatan RI direktorat jenderal pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan tahun 2010
Prosedur kerja  Pasien sudah melakukan pemeriksaan tes HIV untuk jenis tes
R1,R2.R3 dengan hasil HIV reaktif
 Pasien dirujuk kerumah sakit untuk melakukan pemeriksaan
lebih lanjut agar memastikikan pasien benar-benar terinveksi
virus HIV
 Melakukan pengiriman dan pelabelan pada specimen sbesrta
pasiennya
Unit terkait
PERMINTAAN PEMERIKSAAN
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian
Tujuan Untuk membantu menegakkan diagnose
Kebijakan
Referensi
Prosedur kerja  Melihat buku status pasien, untuk mengetahui jenis pemeriksaan
yang dianjurkan
 Mencatat Identitas pasien dengan benar (nama, umur, jenis
kelamin, alamat)..
 Melakukan persiapan pasien sebelum pengambilan specimen
 Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
 Pengambilan specimen sesuai jenis pemeriksaan
 Menyimpan specimen kedalam suatu tempat wadah
 Melakukan pemeriksaan sesuai jenis pemeriksaan yang
dianjurkan dan pencatatan hasil kedalam buku register
laboratorium dan pencatatan hasil kedalam buku status pasien
 Menyarankan untuk kembali ke dokter pemeriksa

Unit terkait
PENERIMAAN SPECIMEN
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian
Tujuan Agar spesimen benar-benar representatif sesuai dengan keadaan
pasien, tidak terjadi kekeliruan jenis spesimen, dan mencegah
tertukarnya spesimen-spesimen pasien satu sama lainnya.

Kebijakan
Referensi http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2012/11

Prosedur kerja  Menerima identitas pasien


 Mencatat identitas pasien dan jenis pemeriksan yang diminta
 Melakukan pemeriksaan terhadap specimen dan pencatan hasil
kedalam satatus pasien
Unit terkait
PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian
Tujuan Agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya.

Kebijakan
Referensi http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2012/11/

Prosedur kerja  Pengambilan specimen darah dalam keadaan duduk dan tenang
 Melakukan pengambilan specimen terhadap pasien sesuai
permintaan jenis laboratorium
 Volume spesimen yang diambil mencukupi kebutuhan
pemeriksaan laboratorium yang diminta atau dapat mewakili
objek yang diperiksa.
 Untuk pengambilan specimen darah vena umumnya mengambil
dari vena cubiti daerah siku kemudian memindahkan specimen
dari spuit dan segera dimasukkan dalam tabung setelah sampling
 Kemudian untuk Spesimen darah kapiler mengambil dari ujung
jari tengah tangan atau jari manis tangan bagian tepi
 Untuk pengambilan specimen urine wadah harus bersih dan
kering dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk mencegah
spesimen tumpah.

Unit terkait
PEMERIKSAAN HBsAg
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian Hepatitis B merupakan penyakit infeksi pada hati yang angka


kejadiannya tinggi dan dapat menimbulkan masalah kronis seperti
sirosis hepatis dan kanker hati
Tujuan Untuk mengetahui ada atau tidaknya inveksi virus hepatitis B
terhadap fungsi hati
Kebijakan
Referensi https://drdjebrut.wordpress.com/2012/01/02/pemeriksaan-serologi-
pada-hepatitis-b

Prosedur kerja  Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan


 Alat
1. Spuit
2. Tourniquet
3. Tabung EDTA
4. Centrifuge
5. Pipet tetes
6. Tes line HBsAg
 Bahan
1. Serum
2. Kapas alkohol
 Lengan dibendung dengan tourniquet,lalu membersihkan daerah vena
yang akan di ambil dengan kapas alkohol
 Mengambil darah sebanyak 2 ml dengan menggunakan spuit.
 Darah dimasukkan dalam tabung EDTA. Kemudian homogenkan
 Darah yang telah dicampur EDTA tadi diputar dengan menggunakan
centrifuge selama 1mnt
 Serumnya diambil dengan menggunakan pipet tetes HBsAg, lalu
masukkan kedalam tes line HBsAg sebanyak satu tetes

 Interpretasi hasil
 Dua tanda garis pada tes line mununjukkan reaktif (+)
 Satu tanda garis pada tes line menunjukkan nonreaktif (-)

Unit terkait Poli umum


PEMERIKSAAN MALARIA
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian
Tujuan Untuk mendeteksi plasmodium pada darah
Kebijakan
Referensi http://ow.ly/KNICZ http://teklabkes.blogspot.com/2010/01/sop-tes-
malaria.html
Prosedur kerja  Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
 Alat
1. Autoklik
2. Lancet steril
3. Sarung tangan
4. Pipet malaria
5. Tes line malaria
 Bahan
Darah
Kapas alkohol
 Mengambil sampel darah kapiler
 Posisi telapak tangan menghadap ke atas
 Beri tekanan agar aliran darah lancar tidak perlu menekan jari
dengan kuat
 Bersihkan jari tangan dengan alcohol
 memegang jari tangan dan menekan kuat-kuat lancet steril dan
auto klik persis ditengah-tengah ujung jari tangan hingga ujung
jari terluka
 Sapu titik darah pertama keluar dengan kapas steril
 Mengambil darah dengan menggunakan pipet transper atau pipet
tetes lalu masukkan kedalam tes line malaria, kemudian
menambahkan reagen malaria sebanyak empat tetes
 Interpretasi hasil
 Dua tanda garis pada tes line mununjukkan reaktif (+)
 Satu tanda garis pada tes line menunjukkan nonreaktif (-)
Unit terkait Poli umum
PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian
Tes kehamilan merupakan suatu tindakan untuk mencari tahu
tentang adanya tanda-tanda hormon yang berasal dari plasenta,
pada darah dan pada urine perempuan, sehingga dapat dipastikan
adanya proses kehamilan.
Tujuan Untuk memastikan adanya proses kehamilan
Kebijakan
Referensi https://id.wikipedia.org/wiki/2010/03Tes_kehamilan

Prosedur kerja  Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan


 Alat
Tempat penampungan urine
Tes kehamilan
 Bahan
Urine
 Memberikan arahan kepada pasien untuk mengeluarkan urinenya
kedalam tempat penampungan urine
 Mencelupkan tes kehamilan kedalam urine diamkan selama 1
mnt

 Interpretasi hasil
 Dua tanda garis pada tes kehamilan mununjukkan positif (+)
 Satu tanda garis pada tes kehamilan menunjukkan negatif (-)

Unit terkait
GOLONGAN DARAH
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian
Golongan darah diindentifikasikan dengan melihat aglutinasi yaitu
penggumpalan sel darah merah akibat reaksi antara antibodi dalam
serum/plasma dengan antigen pada sel darah merah)

Tujuan Untuk mengetahui adanya aglutinasi


Kebijakan
Referensi Gandasoebrata, 2006
Prosedur kerja  Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
 Alat
1. Autoclik
2. Lancet
3. Kartu golongan darahs
 Bahan – bahan
1. Reagen Anti A
2. Reagen Anti B
3. Reagen Anti AB
4. Kapas alcohol
 Bersihkan daerah jari yang ingin ditusuk dengan kapas alkohol.
 Darah kapiler diambil dari jari pasien dengan menggunakan
autoclik.
 Darah pertama dibersihkan dan darah selanjutnya digunakan
untuk pemeriksaan.
 Darah diletakkan pada objek gelas pada bagian kiri dan kanan.

 Teteskan darah yang kiri dengan reagen Anti A dan darah yang
sebelah kanan diteteskan reagen anti B.dan reagen Anti AB
kemudian homogenkan

 sInterpretasi Hasil
milihat adanya aglutinasi pada ketiga tetesan tersebut dan dicatat
hasilnya.

Unit terkait
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan


pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara
terus-menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu pra-analitik,
analitik dan paska analitik.

Tujuan Untuk memperoleh hasil pemeriksaan yang tepat


Kebijakan
Referensi http://labkesehatan.blogspot.com/2009/11

Prosedur kerja  Melakukan persiapan penderita (pasien),


 pengambilan dan penanganan spesimen,
 Uji kualitas reagen
 Uji kualitas antigen-antisera
 Uji ketelitian dan ketepatan
 pencatatan dan pelaporan hasil.

Unit terkait Poli umum


PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL
N0.Dokumen : Ditetapkan oleh
No.Revisi :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPRASIONAL Halaman :

dr Imam sofingi
Nip

Pengertian Kegiatan pemantapan mutu yang diselenggaralan secara periodik


oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan
Tujuan Untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium di
bidang pemeriksaan tertentu
Kebijakan
Referensi http://labkesehatan.blogspot.com/2009/11

Prosedur kerja  Melakukan Verifikasi


Verifikasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya kesalahan dalam melakukan kegiatan laboratorium
mulai dari tahap pra-analitik, analitik sampai dengan pasca-
analitik. Setiap tahapan tersebut harus dipastikan selalu
berpedoman pada mutu sesuai dengan bakuan mutu yang
ditetapkan.
 Validasi hasil
Validasi hasil pemeriksaan merupakan upaya untuk
memantapkan kualitas hasil pemeriksaan yang telah diperoleh
melalui pemeriksaan ulang oleh laboratorium rujukan. Validasi
dapat mencegah keragu-raguan atas hasil laboratorium yang
dikeluarkan.
 Audit
Audit adalah proses menilai atau memeriksa kembali secara
kritis berbagai kegiatan yang dilaksanakan di laboratorium.
Audit ada dua macam, yaitu audit internal dan audit eksternal.
 Audit internal dilakukan oleh tenaga laboratorium yang sudah
senior. Penilaian yang dilakukan haruslah dapat mengukur
berbagai indikator penampilan laboratorium, misalnya
kecepatan pelayanan, ketelitian laporan hasil pemeriksaan
laboratorium dan mengidentifikasi titik lemah dalam kegiatan
laboratorium yang menyebabkan kesalahan sering terjadi.
 Audit eksternal bertujuan untuk memperoleh masukan dari
pihak lain di luar laboratorium atau pemakai jasa
laboratorium terhadap pelayanan dan mutu laboratorium.
Pertemuan antara kepala-kepala laboratorium untuk
membahas dan membandingkan berbagai metode, prosedur
kerja, biaya dan lain-lain merupakan salah satu bentuk dari
audit eksternal.
 Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan bagi tanaga laboratorium sangat
penting untuk meningkatkan mutu pelayanan laboratorium
melalui pendidikan formal, pelatihan teknis, seminar, workshop,
Unit terkait

Anda mungkin juga menyukai