NOMOR PERCOBAAN :5
(EMMITOR FOLLOWER)
1. NOMOR JOBSHEET :5
2. JUDUL : PENGUAT COMMON COLLECTOR (EMITTER
FOLLOWER)
3. TUJUAN :
Setelah melaksanakan praktikum, menyusun rangkaian, memeriksa rangkaian dan
menganalisa data diharapkan mahasiswa dapat :
OUT IN OUT
IN IN
OUT
Vcc = + 12 Volt
R1 22K
C3 0,1uF
C1 10 uF
2N3904
VO
C2 100 uF
Vin
R2 10K RE 680
RL 100
6. Dengan menggunakan analisis ekivalen dc, hitunglah terlebih dahulu berapa VB, VE,
IE dan VCE dengan menganggap hFE = = 100 dan = 1.
7. Pindahkan catu daya ke posisi ON dan signal generator belum dimasukkan, ukurlah
besarnya VB, VE, IE, dan VCE dengan menggunakan volt meter dan amperemeter.
8. Tentukan resistansi dinamik emitter re. Besarnya resistansi dinamik emitter re dapat
26mV
dicari dengan pendekatan re . Sehingga re =……….
IE
9. Penguatan tegangan dapat dicari dengan pendekatan terlebih dahulu dengan
Re
persamaan Av . Dengan Re adalah resistansi eksternal emitter untuk sinyal
Re re
ac yang dalam hal ini adalah RE//RL = 680//100 = 87,2, maka hitunglah
penguatan dengan rumus pendekatan tersebut. Av =……
10. Impedansi input dapat dihitung dengan persamaan Zin = Rth//{( Re + re)}. Besarnya
Rth adalah R1//R2 . Dengan persamaan tersebut hitunglah impedansi input Zin.
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro
11. Pasang signal generator dengan masukan gelombang sinus dengan frekuensi 1 KHz
dan amplitudonya 1 Vp-p. Ukurlah tegangan masukan Vi dan keluaran Vo. Kemudian
Vo
dari pengukuran ini hitung penguatan tegangan Av . Bandingkan hasil
Vi
perhitungan langkah 9 dengan hasil pengukuran tersebut.
12. Ukurlah beda phase antara input dan output pada frekuensi tersebut.
13. Ukurlah impedansi input rangkaian, dan bandingkan dengan hasil perhitungan
(langkah 10)
(0,707Vin max ) 2
14. Hitunglah daya input Pin dengan persamaan Pin . Dan hitung pula
Z in
daya yang didisipasikan pada beban keluaran Pout dengan persamaan
(0,707Vout max ) 2
Pout .
RL
15. Dengan menggunakan hasil perhitungan langkah 14 dapat dihitung penguatan daya
Pout
Ap yaitu AP .
Pin
16. DATA PERCOBAAN :
Table 1 Pengukuran Analisis DC
Pengukuran Hasil
Vb 3V
Ve 2,7 V
Vce 7V
Ie 4 mA
Perhitungan :
Re = 26 mV / Ie
= 26 / 4 x10^-3
= 6,5 Ohm
Av = Re / (Re+re)
= 680 / (680 + 6,5)
= 0,99
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro
Rth = R1// R2
= 33K // 10K
= 7674,4 ohm
Zin = 7674,4 // {100(680+100)}
= 6986,95 ohm
Av = Vo / Vi
= 900 mV / 1000mV
= 0,9
Gambar Percobaan Av
Beda phase = 0̊
Vin max = 1 V Vout max = 990 mV
Pin = (0,707 x Vin max) / Zin
= (0,707 x 1)/ 6886.95
= 7,154 x 10^-5 W
Pout = (0,707 x Vout max) / Zin
= (0,707 x 0,9)/ 6886.95
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro
= 5,8 x 10^-5 W
Ap = Pout / Pin
= 5,8 x 10^-5 W / 7,154 x 10^-5 W
= 0,8 W
A. Tugas
1. Buatlah analisis ac dengan menggunakan parameter hybrid untuk rangkaian
percobaan 10
Analisis rangkaian AC
Vb = (R2 / (R1+R2)) x Vs
= (10000 / (10000+33000)) x 12
= 2,72 V
Ve = (Re/(Re+Rc) x Vb)
= (680/ (100+680)x 2,72)
= 2,37 V
Ie = Ve / Re
= 2,37 / 680
= 3,48 mA
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro
Vce = ½ x Vs
= ½ x 12
=6V
B. Pertanyaan
1. Mengacu pada gambar rangkaian percobaan, apa yang menyebabkan terjadi
perbedaan antara perhitungan tegangan bias dc dengan hasil pengukuran?
Jawab : Yang menyebabkan adanya perbedaan antara perhitungan bias DC
dengan hasil pengukuran yaitu adanya pengaruh dari kapasitor dan
resistor. Pada saat perhitungan bias DC, kapasitor dianggap open
(diabaikan). Sedangkan saat pengukuran, kapasitor terpasang dalam
rangkaian. Sehingga dengan adanya kapasitor mempengaruhi hasil
pengukuran bias DC.
2. Berapa beda phase antara input dan output pada emitter follower?
Jawab : Beda Fase yang terjadi adalah 0°
3. Buatlah rangkaian ekivalen sinyal kecil dengan menggunakan parameter hibrid, cari
data transistor dan kemudian hitung penguatan berdasarkan parameter tersebut.
collector tidak terjadi perbedaan phase. Common collector menerima dua arus yaitu
arus dari basis dan arus dari emitor , dimana arus emitor itu merupakan penjumlahan
aris basis dan kolektor. Jadi common collector memiliki keuntungan dalam jumlah
arus ,yaitu arus yang lebih besar bila dibandingkan dengan konfigurasi serta memiliki
keuntungan tegangan yang hampir mendekati 0-1 dB. Hal ini berlaku untuk transistor
dengan semua nilai β dan resistor beban dengan semua nilai resistansi. Dengan
melihat polaritas tegangan sambungan PN basis emitor dan beban resistor . Dapat
dilihat jika tegangan dijumlahkan akan menjadi tegangan yang sama dengan tegangan
input , sesuai dengan hokum khirchof. Dengan kata lain tegangan output tegangan
beban akan selalu kurang dari 0,7 V dari tegangan input. Cutoff terjadi pada tegangan
input dibawah 0,7 V dan saturation terjadi pada saat tegangan input lebih besar dari
tegangaan sumber yang ditambah 0,7 V. Karena sifat yang seperti ini, dimana beban
tegangan emitor mengikuti tegangan input , sirkuit penguat common kolektor juga
dikenal sebagi tegangan pengikut atau (emmitor follower). Dengan diterapkanya
sirkuit penguat common collector ke amplifikasi sinyal AC membutuhkan input
dengan bias yang sama dalam sepanjang siklus, oleh karena itu teganan DC harus
ditambahkan ke sinyal input AC untuk menjaga transistor agar selalu dalam mode
aktif sepanjang siklus.
19. KESIMPULAN :
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa penguat
common collector merupakan rangkaian yang collectornya digroundkan. Jadi
common collector memiliki keuntungan dalam jumlah arus ,yaitu arus yang lebih
besar bila dibandingkan dengan konfigurasi serta memiliki keuntungan tegangan
yang hampir mendekati 0-1 dB. Dimana penguatnya tidak lebih dari 1 dan tegangan
input hampir sama dengan tegangan output.