Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PERCOBAAN

NOMOR PERCOBAAN : 11

JUDUL PERCOBAAN : FILTER AKTIF DENGAN

MENGGUNAKAN PENGUAT

OPERASIONAL ( HIGH PASS FILTER)

NAMA PRAKTIKAN : AZIZAH WISMANINGSIH

KELAS / NIM : TE-2A / 4.31.16.0.05

TANGGAL PERCOBAAN : 30 NOVEMBER 2017

PENYERAHAN LAPORAN : 7 DESEMBER 2017

PENGAMPU : Arif Nursyaid, Drs., M.T.

LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI (D4)
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN 2017
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro

Prodi Teknik Telekomunikasi Praktek Eletronika Telekominkasi

1. NOMOR JOBSHEET : 12
2. JUDUL : FILTER AKTIF DENGAN MENGGUNAKAN

PENGUAT OPERASIONAL (HIGH PASS FILTER)

3. TUJUAN :
Setelah melaksanakan praktikum, menyusun rangkaian, memeriksa rangkaian dan
menganalisa data diharapkan mahasiswa dapat :

1. Membuat plot frekuensi respon dari filter aktif.


2. Melakukan perubahan nilai komponen yang dapat mempengaruhi frekuensi kerja
filter.
3. Menentukan frekuensi ‘cut off’ dari ‘ high pass filter’.
4. DASAR TEORI :
Penguat operasional dapat dengan mudah digunakan untuk membuat rangkaian filter aktif.
Berdasarkan daerah kerja frekuensinya, filter dapat berupa Low Pass Filter, High Pass Filter,
Band Pass Filter, dan Band Stop Filter. Sedangkan berdasarkan kecuraman redaman pada
kurva respon frekuensinya terdapat filter dengan :

a. Orde 1 mempunyai kecuraman redaman (roll off) 6 dB/oktaf


b. Orde 2 mempunyai kecuraman redaman (roll off) 12 dB/oktaf
c. Orde 3 mempunyai kecuraman redaman (roll off) 18 dB/oktaf
d. Orde 4 mempunyai kecuraman redaman (roll off) 24 dB/oktaf
Untuk mendapatkan orde yang lebih tinggi cukup dengan mengkaskadekan dua atau lebih
rangkaian filter.

Rangkaian dasar filter aktif orde 1 adalah seperti terlihat pada gambar 8.1

-
Vout
-
R C
V o ut

Vin +
V in +

C
R

Low Pass Filter


H igh P as s Filter

Gambar 8.1. Rangkaian dasar filter orde 1

Sedangkan bentuk dasar rangkaian filter orde 2 seperti terlihat pada gambar 8.2
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro

Prodi Teknik Telekomunikasi Praktek Eletronika Telekominkasi

C1
-
Vout

R R
Vin +
-

C2
Low Pass Filter

R1
-
Vout
C C
Vin +

R2
High Pass Filter Orde 2

Gambar 8.2. Rangkaian dasar filter orde 2

Tabel 1 berisi bentuk dasar filter dari Bessel dan Butterworth, untuk rangkaian low pass filter
dan high pass filter.

Bessel Butterworth

0,9076 1,414
C1  C1 
2 . f .R 2 . f .R

0,6809 0,7021
C2  C2 
2 . f .R 2 . f .R

0,9548 2
C1  C1 
C1
- R
-

+
Vout
Vout
2 . f .R 2 . f .R
R R
Vin
Vin +
--

C2
C3
0,4998 0,5
C2  C2 
Low Pass Filter Orde 3
2 . f .R 2 . f .R

0,7560 1
C3  C3 
2 . f .R 2 . f .R

0,7298 1,0624
C1  C1 
2 . f .R 2 . f .R

0,6699 0,9239
C2  C2 
2 . f .R 2 . f .R

1,0046 2,6130
C3  C3 
2 . f .R 2 . f .R
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro

Prodi Teknik Telekomunikasi Praktek Eletronika Telekominkasi

0,3872 0,3827
C4  C4 
2 . f .R 2 . f .R

R
1,1017 0,7071
R11
--
R1  R1 
C
C C
C
++
Vout
Vout
2 . f .C 2 . f .C
Vin
Vin

R
R22 1,4688 1,414
High
High Pass
Pass Filter
Filter Orde
Orde 22
R2  R2 
2 . f .C 2 . f .C

1,0474 0,5
R11 -- Vout
Vout
R1  R1 
Vin
Vin
C C
-- C
++
2 . f .C 2 . f .C
++

R33
R22 2,0008 2
R2  R2 
High
High Pass
Pass Filter
Filter Orde
Orde 33
2 . f .C 2 . f .C

1,3328 1
R3  R3 
2 . f .C 2 . f .C

1,0701 0,9239
R1
C
R3
C
- R1  R1 
Vin
C C
-
+
2 . f .C 2 . f .C
+

R2
R4
1,4929 1,0524
R2  R2 
High Pass Filter Orde 4
2 . f .C 2 . f .C

0,9052 0,3327
R3  R3 
2 . f .C 2 . f .C

2,5830 2,6130
R4  R4 
2 . f .C 2 . f .C

Rangkaian high pass filter dalam percobaan ini mengambil bentuk rangkaian yang sama
dengan pada percobaan 7 tentang low pass filter, dengan mempertukarkan penempatan
resistor dan kapasitornya. Sehingga untuk rangkaian dasar orde 2 high pass filter dapat
digambarkan sebagai berikut:
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro

Prodi Teknik Telekomunikasi Praktek Eletronika Telekominkasi

R3 R4

+V
-
C1 C2 Vout
Vin
+
-V RL
R1 R2

Gambar 8.3 Rangkaian high pass filter orde 2 dengan mode inverting

Pada bentuk ini juga dipilih R1= R2 = R dan C1 = C2 = C dan frekuensi cut off nya dapat
1
dihitung dengan persamaan fco  .
2 .R.C

5. ALAT DAN BAHAN :


1. Multimeter Analog merk Sanwa 1 buah
2. Multimeter Digital merk Sanwa 1 buah
3. Protoboard 1 buah
4. Resistor 6,8KΩ 1 buah
5. IC 741 1 buah
6. Kapasitor 0,047F 1 buah
7. Osiloskop merk Owon OS 505 28 1 buah
8. Generator Fungsi 1 buah
9. Catu daya  15 V 1 buah
10. Kabel penghubung secukupnya

6. LANGKAH PERCOBAAN :
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro

Prodi Teknik Telekomunikasi Praktek Eletronika Telekominkasi

1. Siapkan catu daya ( Power Supply).


2. Pastikan catu daya pada kondisi OFF dan pengatur tegangan pada posisi minimum.
3. Hubungkan catu daya dengan tegangan jala-jala
4. Siapkan catu daya untuk mencatu rangkaian penguat operasional.
5. Buat rangkaian seperti berikut:

R3 47K R4 27K

+15 Volt

-
C1 0,047 uF C2 0,047 uF Vout

Vin +
RL 10 K
-15 Volt

R1 6,8K R2 6,8K

Gambar 8.4. Rangkaian percobaan 8, High Pass Filter

6. Frekuensi cut off dari filter pada rangkaian dapat dihitung dengan persamaan
1
fco  . Pada kondisi ini, R1= R2 = R dan C1 = C2 = C oleh karena itu
2 . R1 R2 C1C 2

1
persamaannya dapat disederhanakan menjadi fco  . (Hitunglah frekuensi
2 .R.C
cut off dari filter tersebut dengan persamaan ini).

7. Penguatan filter dapat dihitung dari konfigurasi tak membalik dari penguat
R4
operasional besarnya adalah Av  1  , hitunglah lebih dahulu penguatan dari
R3
filter tersebut.

8. Buat rangkaian tersebut dan berikan masukan gelombang sinus dengan frekuensi 50
Hz dan amplitudonya 2 Vp-p.
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro

Prodi Teknik Telekomunikasi Praktek Eletronika Telekominkasi

9. Ukurlah tegangan keluaran dan catat hasilnya. Tentukan penguatan (atau peredaman)
rangkaian dan catatlah. Tentukan penguatan dalam dB.

10. Ulangi pengukuran langkah 7 dan 8 dengan frekuensi sesuai dengan tabel 1.

11. Dengan menggunakan data yang dicatat pada tabel, buatlah plot respon frekuensi dari
rangkaian filter.

12. Bandingkan penguatan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan jika berbeda,
mengapa?

13. Bandingkan juga cut off hasil pengukuran dengan hasil perhitungan.

7. DATA PERCOBAAN :
Table 1

Frekuensi (Hz) Vout p-p Av Av(dB)

50 120 mV 0,06 -24,4

100 160 mV 0,07 -23

150 320 mV 0,15 -16,47

200 560 mV 0,25 -12

250 760 mV 0,27 -8,6

300 1V 0,5 -6

350 1,2 V 0,58 -4,7

400 1,44 V 0,68 -3,3

450 1,64 V 0,8 -1,9

500 2,04 V 1 0

1000 2,8 V 1,01 0,08

1500 3,08 V 1,5 3,5


Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro

Prodi Teknik Telekomunikasi Praktek Eletronika Telekominkasi

2000 3,16 V 1,54 3,75

2500 3,16 V 1,54 3,75

3000 3,16 V 1,54 3,75

3500 3,16 V 1,54 3,75

4000 3,16 V 1,54 3,75

4500 3,2 V 1,56 3,86

5000 3,2 V 1,56 3,86

7000 3,24 V 1,58 3,9

9000 3,24 V 1,58 3,9

10000 3,24 V 1,58 3,9

Gambar hasil percobaan High Pass Filter

7. TUGAS DAN PERTANYAAN :

A. Tugas
Rancanglah high pass filter aktif orde 2 dengan menggunakan opamp jika diinginkan
frekuensi cut off nya sebesar 50 Hz.
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro

Prodi Teknik Telekomunikasi Praktek Eletronika Telekominkasi

B. Pertanyaan
1. Mengacu pada gambar rangkaian percobaan, jika cut off frekuensi diubah menjadi
1500Hz, maka berapa nilai R1 dan R2 yang baru?
Jawab :

2. Agar memenuhi persyaratan polynomial Butterworth, penguatan dari penguat harus 2,23
kali. Untuk memenuhi persyaratan ini maka R4 harus diganti, berapa nilai R4
seharusnya?
Jawab :

3. Penguatan mendatar dari filter perlu 10 kali dari sinyal masukan, maka perlu dipasang
satu tingkat penguat membalik. Rangcanglah penguat membalik tambahan tersebut dan
tentukan nilai komponen yang diperlukan.
Jawab :
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro

Prodi Teknik Telekomunikasi Praktek Eletronika Telekominkasi

4. Hitunglah penguatan baru dalam dB.


Jawab :

8. ANALISA :
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa high pass filter
merupakan filter yang menahan frekuensi dibawah frekuensi cut off dan meloloskan
frekuensi diatas frekuensi cut off. Rangkaian HPF ini menggunakan operasional
amplifier (OP-AMP). Pada HPF ini akan memberikan respon melemahkan sinyal
input apabila frekuensi sinyal output yang diberikan ke rangkaian filter aktif HPF
lebih rendah dari frekuensi cut off rangkaian dan akan memberikan penguatan
tegangan sebesar Av pada saat frekuensi sinyal tersebut lebih tinggi dari frekuensi
cutoff kemudian akan terjadi pelemahan 0,707 dan Av pada saat frekuensi sinyal
input sma dengan frekuensi cut off rangkaian aktif HPF tersebut.
Pada percobaan ini menggunakan rangkaian inverting dimana sinyal output memiliki
phasa yang sama dengan sinyal input.
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro

Prodi Teknik Telekomunikasi Praktek Eletronika Telekominkasi

Untuk menentukan frekuensi cut off dapat dihitung dengan rumus :


1
fco 
2 .R.C
Serta untuk menghitung penguatan yang terjadi pada rangkaian dengan rumus :
Av = Vout / Vin
Av (dB) = 20 Log Vout/Vin
Misal Vout = 3,2 V dan Vin = 2,04
Av = 3,2 / 2,04 = 1,56 atau 3,86dB
9. KESIMPULAN :
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa high
pass filter merupakan filter aktif yang meredam sinyal frekuensi dibawah fco dan
melewatkan sinyal frekuensi diatas fco.

Anda mungkin juga menyukai