Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI KREATIF IKLAN

Disusun Oleh :

Sidhiq Mardianta (201703069)

Dosen : Dr. Priza Audermando Purba, S.Sos., M.Si

MAGISTER ILMU KOMUNIKASI PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PROF DR MOESTOPO (BERAGAMA)

JAKARTA 2019
Strategi kreatif iklan bekerja dalam mempengaruhi kognisi, afektif dan konatif khalayak
Model Proses Komunikasi

Ubiquitous = Serba /selalu hadir  Menampilkan/menayangkan iklan di media apapun


secara berulang-ulang, sehingga persepsi-persepsi tentang sebuah produk terbentuk
dengan sendirinya oleh khalayak.
Periklanan = peristiwa komunikasi + peristiwa pemasaran
Dalam periklanan ada yang namanya proses Encoding dan Decoding dimana pengiklan
dan khalayak mengalami kedua prosesnya.
Dalam encoding biasanya terjadi proses pembahasan / ide sederhana dimana terjadi
dalam diri sender, encoding juga sebuah proses awal peristiwa komunikasi, dimana
proses menuju pengembangan ide menjadi ide yang kompleks kemudian dituangkan
kedalam sebuah kata-kata.
Dalam Decoding sama dengan pembahasan ide kompleks dimana terjadi dalam diri
penerima, sehingga terjadi konversi ide yang kompleks menjadi ide yang sederhana.
Dari peristiwa komunikasi tersebut maka ada yang namanya Genuine Knowledge. Ada
dua pendapat yaitu John Locke dan Rene Descartes terkait periklanan.
1. Rasionalisme (empirisisme) memperoleh pengetahuan melalui pengalaman
indera vs skeptisisme (Cogito Ergo Sum) Aku berfikir, maka aku ada
2. Perceptual experience vs experience of the world
3. Pengalaman indrawi vs pengalaman simbolik
4. John Locke : perception is an act of the mind and is not simply a passive
receptor or mirror of external world (Radford, 2005 : 20) :
5. Bagi Locke : individuals can see things “as they are” and as not presented by
dominant institutions.
6. Bagi Locke : realitas itu murni, asosial, alinguistic
7. Words must have “insides’ and “outside”
8. Must differentiate between phsyical form of the words and the thoughts that
they are intended

 Persepsi
Secara umum, persepsi adalah proses internal kita memilih mengevaluasi dan
mengorganisasikan stimuli dan lingkungan kita.
Definisi persepsi lainnya:
Persepsi sebagai proses yang memungkinkan suatu organism menerima dan
menganalisis informasi ( Brian Fellows )
Persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan ( Rakhmat )
Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi ( Rudolp F.Verderber )
Dalam membentuk persepsi, pemikiran-pemikiran yang ada dipengaruhi oleh faktor-
faktor dari eksternal dan internal seperti :
Faktor eksternal :
1) Gerakan
2) Intensitas stimuli
3) Perulangan objek yang dipersepsi
4) Kontras
5) Prinsip kedekatan atau persamaan
Faktor internal :
1) Gender
2) Biologis
3) Sosio-psikologis
4) Sikap
5) Kebiasaan
6) kemauan
Jadi persepsi manusia sebenarnya terbagi dua yakni persepsi objek (lingkungan fisik)
dan persepsi terhadap manusia (persepsi sosial).
 Perbedaan persepsi terhadap objek dengan persepsi sosial
1) Persepsi terhadap objek melalui lambing-lambang fisik sedangkan persepsi
terhadap orang melalui lambing-lambang verbal dan nonverbal. Manusia lebih
aktif daripada kebanyakan objek dan lebih sulit diramalkan.
2) Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar sedangkan persepsi terhadap
manusia menanggapi sifat-sifat luar dan dalam. ( perasaan, motif, harapan dan
sebagainya ). Kebanyakan objek tidak mempersepsi kita ketika kita mempersepsi
objek. Akan tetapi manusia mempersepsi kita pada saat kita mempersepsi
mereka. Dengan kata lain persepsi terhadap manusia lebih interaktif.
3) Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi. Dengan kata lain obek bersifat
statis sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu persepsi terhadap
manusiadapat berubah dari waktu ke waktu, lebih cepat daripada persepsi
terhadap objek. Dan oleh karena itu juga, persepsi terhadap manusia lebih
beresiko daripada terhadp objek.
Persepsi berdasarkan pengalaman
Pola-pola prilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas (sosial) yang
telah dipelajari. Persepsi manusia terhadap seseorang, objek atau kejadian dan reaksi
mereka trehadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman masa lalu. Salah satu contoh
bahwa persepsi berdasarkan pengalaman yakni misalnya komunitas inggris tidak
mengenal ucapan “Mohon Maaf Lahir Bahin” yang biasanya disampaikan Muslim
Indonesia setiap Idul Fitri
Persepsi bersifat Dugaan
Proses persepsi yang bersifat dugaan itu memungkinkan kita menafsirkan suatu objek
dengan makna yang lengkap dari suatu sudut pandang manapun.. oleh karena informasi
lengkap yang tak pernah tersedia, dugaan diperlukan untuk membuat kesimpulan
berdasarkan informasi yang tidak lengkap lewat penginderaan itu.
Persepsi Bersifat Evaluative
Tidak ada persepsi yang pernah objective. Dengan demikian persepsi bersifat pribadi
dan subjective.
“ Persepsi pada dasarnya mewakili keadaan fisik dan psikologi individu alih-alih
menunjukkan karakteristik dan kualitas mutlak objek yang dpersepsi “( Andrea L.Rich )
Persepsi bersifat Kontekstual
Dari semua pengaruh dalam persepsi, konteks merupakan salah satu pengaruh paling
kuat. Konteks rangsangan sangat mempengaruhi struktur kognitif, dan pengharapan.
Bagaimana persepsi sering keliru
1. Memahami penyebab prilaku orang lain. Dalam usaha mengetahui orang lain, kita
menggunakan beberapa sumber informasi. Misalnya kita memperhatikan
penampilan fisik mereka, seperti usia, gaya, pakaian, dan daya Tarik dapat
memberikan isyarat mengenai sifat-sifat utama mereka.
2. Efek Halo, merujuk pada fakta bahwa kesan menyeluruh pada seseorang
cenderung menimbulkan efek yang kuat atas penilaian kita. Kesan menyeluruh itu
sering kita peroleh dari kesan pertama, yang biasanya berpengaruh kuat dan sulit
digoyahkan
3. Menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk
asumsi mengenai orang lain berdasarkan keanggotaannya dalam suatu
kelompok. (stereotipe)
4. Prasangka (prejudice), Suatu penilaian berdasarkan keputusan atau pengalaman
terdahulu
5. Gegar Budaya, suatu bentuk ketidakmampuan menyesuaikan diri yang
merupakan reaksi terhadap upaya sementara yang gagal untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan orang-orang baru (Lundstedt). Merupakan bentuk
benturan persepsi yang diakibatkan penggunaan persepsi berdasarkan factor-
faktor internal (nilai-nilai budaya) yang telah dipelajari orang yang bersangkutan
dalam lingkungan baru yang nilai-nilai budayanya berbeda dan belum ia pahami.
Hubungan antara persepsi dengan komunikasi
Persepsi merupakan inti dari komunikasi sebab jika persepsi tidak akurat, maka
komunikasi tidak akan berjalan secara efektif. Selain itu,akan menentukan kita memilih
pesan dan mengabaikan pesan lain dan pastinya setiap orang memiliki persepsi yang
berbeda
MANAJEMEN PERIKLANAN STRATEGIS

Disusun Oleh :

Sidhiq Mardianta (201703069)

Dosen : Dr. Priza Audermando Purba, S.Sos., M.Si

MAGISTER ILMU KOMUNIKASI PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PROF DR MOESTOPO (BERAGAMA)

JAKARTA 2019
Perilaku Khalayak periklanan
Perilaku dalam kamus bahasa indonesia adalah tingkah laku atau perbuatan
individu atau tanggapan individu yang terwujud dalam gerakan atau sikap (Walgito,
2003). Setiap manusia pastilah memiliki perilaku berbeda- beda antara yang satu dengan
yang lainnya.
Ada ahli yang memandang bahwa perilaku sebagai respon terhadap stimulus,
akan sangat ditentukan oleh keadaan stimulusnya, dan individu atau organisme seakan-
akan tidak mempunyai kemampuan untuk menentukan perilakunya, hubungan stimulus
dan respon seakan-akan bersifat mekanistis. Pandangan semacam ini pada umumnya
merupakan pandangan yang bersifat behavioristis. Pandangan behavioristis ini
memandang perilaku individu merupakan respon dari stimulus, namun dalam individu itu
ada kemampuan untuk menentukan perilaku yang diambilnya. Ini berarti individu dalam
kedaan aktif dalam menentukan perilaku yang diambilnya (Walgito, 2003: 13). Menurut
lewin (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2007 : 27), perilaku individu diartikan sebagai hasil
interaksi antara individu dengan lingkungan. Perilaku manusia tidak dapat lepas dari
keadaan individu itu sendiri dan lingkungan dimana individu berada. Perilaku manusia
didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku.
Membedakan jenis perilaku menurut skinner (dalam walgito, 2003:17)
(a) Perilaku yang alami (innate behavior), perilaku yang dibawa sejak organisme
dilahirkan (refleks-refleks, insting-insting).
(b) Perilaku operan (operant behavior) perilaku yang dibentuk melalui proses belajar.
Faktor yang mempengaruhi perilaku manusia:
Perilaku manusia di pengaruhi oleh berbagai faktor. Rakhmat (2007: 32-47) menjelaskan
ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang yaitu : faktor personal dan faktor
situasional.
1. Faktor personal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri manusia terdiri dari a.
Faktor Biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor
sosiopsikologis. Bahwa warisan biologis manusia menentukan perilakunya, dapat diawali
sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima
dari kedua orangtuanya. b. Faktor –faktor Sosiopsikologis Manusia sebagai makhluk
sosial memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya diantaranya:
1. Motif sosiogenis disebut juga sebagai motif sekunder. Abraham Maslow
mengklasifikasikan motif ini menjadi empat yaitu: Safety needs,belongingness and love
needs, esteem neds, self- actualization.2. Sikap adalah kecenderungan bertindak,
persepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. 3. Emosi
menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai gejala-gejala kesadaran,
keperilakuan, dan proses fisiologis. 4. Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang
menetap, berlangsung secara otomatis dan tidak direncanakan.
2. Faktor Situasional
a. Faktor Ekologis. Kaum determinisme lingkungan sering menyatakan bahwa keadaan
alam mempengaruhi gaya hidup dan perilaku
b. Suasana Perilaku (Behavioural setting). Berdasarkan penelitian Roger barker
menemukan bahwa perilaku seseorang disesuaikan terhadap suasana yang dialaminya.
c. Faktor-faktor sosial terdiri dari struktur organisasi, sistem peranan, struktur kelompok
dan karakteristik populasi.
d. Lingkungan Psikososial. Persepsi sesorang tentang sejauh mana lingkungan
memuaskan atau mengecewakan, akan berpengaruh pada perilaku individu dalam
lingkungannya.

Khalayak dalam komunikasi massa dapat terdiri dari pembaca koran, pendengar
radio dan pidato (retorika), penonton film dan televisi (Fajar, 2009:155). Khalayak salah
satu actor dari proses komunikasi, karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan, sebab
berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Khalayak
dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok dan masyarakat (Cangara,
2010:167).
Sudut pandang segmentasi khalayak. Menurut Rhenald Kasali segmentasi sebagai
suatu proses untuk membagi-bagi atau mengkelompok-kelompokkan
konsumen/khalayak kedalam kotak-kotak yang lebih homogen. Pada dasarnya
segmentasi adalah cara pandang atau mental berpikir yang membantu seseorang
melihat isi dunia.
Syarat-syarat segmentasi menurut Kotler dan Amstrong (2001)
 Dapat diukur : besar, daya beli atau profit segmen dapat diukur.
 Dapat diakses : segmen pasar dapat secara efektif dijangkau dan dilayani
 Substansial : segmen pasar harus cukup besar atau menguntungkan untuk
dilayani.
 Dapat dibedakan : suatu segmen secara konsep harus dapat dibedakan dan
memberi tanggapan yang berbeda terhadap elemen bauran pemasaran dan
program pemasaran yang berbeda.
 Dapat ditindaklanjuti : program yang efektif dapat didesain untuk menarik dan
melayani segmen.
Dasar-dasar dalam melakukan segmentasi pasar (Kotler;1999):
a. Segmentasi geografis  negara, wilayah, prpinsi, kabupaten, kota
b. Segmentasi Demografis  umur, jenis kelamin, besarnya keluarga, siklus
keluarga, penghasilan, pengeluaran, pekerjaan, pendidikan agama, ras, dan
kebangsaan.
c. Segmentasi psikografis  kelas sosial, gaya hidup, dana tau berbagai ciri
kepribadian
d. Segmentasi perilaku  tingkat pengetahuan, sikap, manfaat yang dicari dan
penggunaan atau tanggapannya terhadap suatu prosuk tertentu.
Konsep segmentasi khayalak
a. Segmentasi apriori Segmentasi yang dilakukan sebelum sebuah produk, jasa atau
ide diluncurkan ke pasar
b. Segmentasi Post-Hoc Segmentasi yang dilakukan setelah sebuah produk di
luncurkan, setelah konsumen datang data lalu di kumpulkan, diolah dan dapat itu
dapat dipakai untuk menunjukan siapa mereka.
Prosedur segmentasi khalayak dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Tahap survey  melakukan wawancara untuk mencari penjelasan dan
memusatkan perhatian pada kelompok untuk memperoleh pandangan terhadap
motivasi konsumen, sikap dan perilaku. Data yang dikumpulkan: sifat dan
peringkat kepentingan mereka, kesadaran merek dan peringkat merek, pola
penggunaan produk, sikap terhadap golongan produk, demografis, psikografis,
dan mendiografis dari responden.
2. Tahap analis
a. Membuat analisis factor pada data untuk membuang variable yang berkolerasi
tinggi.
b. Analisis kelompok untuk menetapkan jumlah segmen maksimum
3. Tahap pembentukan  Masing-masing kelompok sekarang dibentuk dengan
persyaratan perbedaan sikap, perilaku, demografi, psikografidan kebiasaan
konsumsi media mereka.
Membidik khalayak periklanan (segmentasi), ada beberapa Syarat-Syarat Segmen yang
baik.
 Ukuran pasar dalam segmen itu (potensi pasar)
 Daya beli
 Dapat dibedakan dengan segmen lain
 Ada tidaknya pesaing yang menguasai segmen tertentu
 Keterjangkauan pasar
 Ketersediaan sumberdaya yang memadai

Anda mungkin juga menyukai