Oleh:
Nama : Yosi Herliani
NIM : B1A016023
Rombongan : III
Kelompok : 3
Asisten : Persona Gemilang
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah :
1. Mengetahui perbedaan kapasitas pencernaan ikan yang terukur aktivitas
protease pada ikan yang memperoleh asupan pakan dengan kualitas berbeda.
2. Mengetahui efek penggunaan zat anti nutrisi yang berasal dari biji kedelai
(Crude Anti Trypsin) terhadap perubahan aktivitas protease ikan.
II. MATERI DAN METODE
2.1 Materi
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Tris HCL pH
8,1, ekstrak enzim, kasein, TCA 8%, Crude Anti Trypsin, dan akuabides.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tabung eppendorf,
tabung reaksi, sentrifugator, incubator water bath, rak tabung reaksi, beaker glass, ice
box, kulkas, vortex, micropipet + tip, dan spektrofotometer.
2.2 Metode
A. Preparasi Jaringan
1. Saluran digesti diisolasi dengan cara pembedahan lalu dibersihkan
(dilakukan diatas es balok).
2. Tris-HCl buffer 50 mM ditambahkan ke dalam botol sampel dengan rasio 1 :
8 (w/v)
3. Usus dilumatkan atau dihancurkan menggunakan homogenizer elektrik
selama 10 menit.
4. Usus yang telah dilumatkan dan ditampung dalam eppendorf 1,5 mL
disentrifugasi dengan menggunakan centrifuse 4C pada kecepatan 15.000
rpm selama 10 menit.
5. Supernatan diambil dan disimpan pada suhu -80º C.
B. Pengukuran aktivitas Protease
1. Buffer Tris-HCL pH 8,1 dicampurkan ke dalam tabung sampel dan blanko
sebanyak 350 µl.
2. Ekstrak enzim ditambahkan pada tabung sampel sebanyak 50 µl.
3. Tabung sampel dan blanko diinkubasi selama 10 menit.
4. Substrat kasein ditambahkan sebanyak 350 µl ke dalam tabung sampel dan
blanko, lalu diinkubasi selama 15 menit.
5. Setelah diinkubasi, pada tabung sampel dan blanko ditambahkan dengan
750 µl reagen asam trichloroacetat (TCA).
6. Ekstrak enzim ditambahkan sebanyak 50 µl pada tabung blanko.
7. Semua tabung sampel dan blanko lalu dimasukkan ke dalam lemari
pendingin selama 10 menit.
8. Setelah diinkubasi pada lemari pendingin, dipindahkan ke dalam tabung
Eppendorf dan disentrifugasi dengan kecepatan 6000 rpm selama 10 menit.
9. Supernatan diambil sebanyak 1000 L dan dimasukkan kedalam tabung
yang sudah berisi akuabides 1500 L dan dihomogenasi dengan vortex.
10. Nilai absorbansi semua tabung diukur pada panjang gelombang 280 nm.
C. Penghambatan Protease oleh Zat Anti Nutrisi
1. Buffer Tris-HCl pH 8,1 dicampurkan ke dalam tabung sebanyak 250 μl,
crude anti trypsin sebanyak 100 μl, dan ekstrak enzim sebanyak 50 μl, pada
tabung blanko buffer Tris-HCl pH 8,1 sebanyak 250 μl, crude anti trypsin
sebanyak 100 μl dan ekstrak enzim sebanyak 50 μl dicampurkan.
2. Diinkubasi selama 10 menit, setelah diinkubasi ditambahkan substrat kasein
sebanyak 350 μl pada tabung sampel maupun tabung blanko. Campuran
reaksi tersebut kemudian diinkubasi selama 15 menit.
3. Setelah diinkubasi, ditambahkan 750 μl reagen TCA pada tabung sampel
maupun tabung blanko.
4. Semua tabung dimasukkan ke dalam lemari pendingin selama 10 menit.
Setelah itu, campuran reaksi tersebut disentrifugasi pada kecepatan 6000
rpm selama 10 menit.
5. Supernatan diambil sebanyak 1000 μl dan ditambahkan reaksi yang telah
berisi akuabides 1500 μl.
6. Campuran reaksi tersebut dihomogenkan menggunakan vorteks.
7. Absorbansi dari campuran reaksi tersebut diukur menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 280 nm.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 3.1.1 Preparasi Jaringan Rombongan III
No. No.
Berat Tris-
eppendorf eppendorf Berat usus
Kel Perlakuan HCl (x6)
sampel kasar sampel halus (gram)
(gram)
(a) (b)
Lele Protein tinggi 17 17 1,93 11,58
1
Lele Protein rendah 18 18 2 12
Lele Protein tinggi 19 19 1,43 8,58
2
Lele Protein rendah 20 20 1,95 11,7
Lele Protein tinggi 21 21 2 12
3
Lele Protein rendah 22 22 1,86 11,16
Lele Protein tinggi 23 23 1,78 10,68
4
Lele Protein rendah 24 24 1,5 9
Konsentrasi = ax + b
a = 590.169
b = - 14.260
x = nilai absorbansi sampel
1) Konsentrasi = ax + b
= 590.169 (0.412) – 14.260
= 228.889
2) Konsentrasi = a x+ b
= 590.169 (0.569) – 14.260
= 321.546
3) Konsentrasi = a x+ b
= 590.169 (0.228) – 14.260
= 120.298
4) Konsentrasi = ax + b
= 590.169 (0.497) – 14.260
= 279.053
5) Konsentrasi = ax + b
= 590.169 (0.490) – 14.260
= 274.922
6) Konsentrasi = ax + b
= 590.169 (0.200) – 14.260
= 103.773
a. Aktivitas protease protein tinggi
kons. sampel 1 + kons. sampel 2
Aktivitas protease (X) = ( ) − kons. blanko
2
228.889+321.546)
=( )- (120.298)
2
= 215.0685
Nilai aktivitas amilase (X)
Aktivitas protease/menit = waktu inkubasi (15 menit)
215.0685
= 15
= 14.3379
b. Aktivitas protease protein rendah
kons. sampel 1 + kons. sampel 2
Aktivitas protease (X) = ( ) − kons. blanko
2
279.053+274.922
=( ) − (103.773)
2
= 225.101
Nilai aktivitas amilase (X)
Aktivitas protease/menit = waktu inkubasi (15 menit)
225.101
= 15
= 15.006
223.578+418.333
=( )- (336.890)
2
= 152.510
Nilai aktivitas amilase (X)
Aktivitas zat anti nutrisi/menit = waktu inkubasi (15 menit)
152.510
=
15
= 10.167
3.2 Pembahasan
1. Ikan yang diberi pakan protein rendah memiliki kapasitas pencernaan yang
terukur sebagai aktivitas protease lebih tinggi yaitu 215.0685 dari pada ikan
yang diberi pakan protein tinggi yaitu 225.101.
2. Pemberian zat anti nutrisi dari biji kedelai (crude anti trypsin) menimbulkan
perubahan aktivitas enzim protease ikan yaitu sebesar 152.510.
DAFTAR REFERENSI
Alarcon, F. J., García-Carreno, F. L., & Del Toro, M. N. 2001. Effect of Plant
Protease Inhibitors on Digestive Proteases in Two Fish Species, Lutjanus
Argentiventris and L. Novemfasciatus. Fish physiology and
Biochemistry, 24(3), pp. 179-189.
Al Gadri, S. F., Susilo, U., & Priyanto, S. 2014. Aktivitas Protease dan Amilase pada
Hepatopankreas dan Intestine Ikan Nilem Osteochilus hasselti C.V. Scripta
Biologica.
Ahmad, R. Z., 2007. Aktivitas Enzim Kitinase dan Protease pada Cendawan
Nematofagus Duddingtonia flagrans dan Saccharomyces cerevisiae.
JITV, 19(3), pp. 885- 891.
Ahmad, T., Singh, S. P., Khangembam, B. K., Sharma, J. G., & Chakrabarti, R.
2014. Food Consumption and Digestive Enzyme Activity of Clarias
Batrachus Exposed to Various Temperaturs. Aquaculture nutrition, 20(3), pp.
265-272.
Clemente, A., Maria, C. A., Marion, D., Christiine, L. S., Catharine, C., Requel, O.,
& Claire, D. 2015. Eliminating Anti-Nutritional Plant Food Proteins: The
Case of Seed Protease Inhibitors in Pea. PloS one, 10(8), pp. 1-24.
Csuros M. 1997. Environmental Sampling and Analysis Lab Manual. Inggris: CRC
Press.
Eroldogan, O. T., Suzer, C., Tasbozan, O., & Tabakoglu, S. 2008. The Effect of Rate
Restricted Feeding Regimes in Cycles in Digestive Enzymes of Gil the head
Sea-brem Sparus aurata. Turkish Journal of Fisheris and Aquatic Science.
Vol. 8, pp. 49-54.
Herdiawan, I., & Krisnan, R., 2014. Produktivitas dan Pemanfaatan Tanaman
Leguminosa Pohon Indigofera zollingeriana pada Lahan Kering. 24(2), pp.
75-82.
Hanum, W. H., Susilo, U., & Piyanto, S. 2013. Aktivitas Protease dan Kadar Protein
Tubuh Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada Kondisi Puasa dan
Pemberian Pakan Kembali. Scripta Biologica. 30(1), pp. 1-7.
Ismail, S. D. 1990. Nutrisi dan Kesehatan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Juniarso, E. T. 2008. Pemanfaatan Ekstrak Kasar Protease dari Isi Perut Ikan Lemuru
(Sardinella sp.) untuk Deproteinisasi Limbah Udang Secara Enzimatik dalam
Proses Produksi Kitosan. Skripsi. Jember: Fakultas MIPA Universitas Jember.
Yanuartono, Nururrozi, A., & Indarjulianto, S., 2016. Fitat dan Fitase: Dampak pada
Hewan Ternak. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan. 26(3), pp. 59-78.