Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuberkulosis paru merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang masih menjadi tantangan dunia karena lebih dari 9 juta kasus TB terjadi
per tahun dengan lebih dari 1,7 juta korban jiwa (Olesen et al., 2010).
Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh
Mycobacterium tuberculosis. Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien
TB baru dan 3 juta kematian akibat TB di seluruh dunia, dan diperkirakan 95%
kasus TB dan 98% kematian akibat TB terjadi pada negara-negara berkembang
(Depkes, 2011). Global TB report tahun 2015 menyatakan bahwa di seluruh
dunia diperkirakan 9,6 juta orang menderita tuberkulosis pada tahun 2014,
yaitu sebanyak 5,4 juta pria, 3,2 juta wanita, dan 1 juta anak-anak (WHO,
2015). Enam negara dengan jumlah kasus terbesar adalah India, Indonesia,
China, Nigeria, Pakistan dan Afrika Selatan. Diperkirakan ada sekitar 1 juta
kasus TB baru per tahun di Indonesia (WHO, 2015).

Penelitian tentang Tuberkulosis telah banyak dilakukan di berbagai


negara di dunia, terutama di negara-negara berkembang. Tuberkulosis adalah
suatu penyakit multifaktorial (Lienhardt et al., 2005). Tuberkulosis disebut
sebagai penyakit kemiskinan karena kondisi hidup yang miskin terkait dengan
kepadatan hunian, ventilasi yang buruk, juga dipersulit dengan kurangnya
akses pelayanan kesehatan, beban tinggi HIV, serta status nutrisi dan sistem
imun yang rendah. Perumahan merupakan faktor penentu bagi kesehatan, dan
perumahan yang tidak memenuhi syarat adalah masalah utama kesehatan
masyarakat. Kondisi perumahan yang buruk berhubungan dengan berbagai
kondisi kesehatan seperti infeksi saluran pernafasan, asma, keracunan timbal,
cedera, dan kesehatan mental (Krieger & Higgins, 2002). Penularan TB telah
lama diketahui terkait dengan ventilasi yang buruk dan penularan TB terjadi
dengan prevalensi yang lebih besar pada rumah dengan ventilasi yang buruk
(Srivastava, Kant, & Verma, 2015).

1
Determinan penyakit tuberkulosis paru adalah kependudukan, perilaku
dan faktor lingkungan. Faktor kependudukan meliputi jenis kelamin, umur,
status gizi, dan kondisi sosial ekonomi. Sedangkan faktor lingkungan meliputi
kepadatan hunian, jenis lantai rumah, ventilasi, pencahayaan, dan kelembaban
(Achmadi, 2010). Malnutrisi dan TB merupakan masalah yang cukup besar
dihadapi oleh daerah-daerah tertinggal di dunia. Hal ini penting untuk
dipertimbangkan bagaimana kedua masalah ini cenderung berinteraksi satu
sama lain. Malnutrisi sangat mempengaruhi imunitas seluler (Srivastava et al.,
2015). Menurut hasil penelitian Fatimah (2008) dan Rusnoto (2006)
menunjukkan adanya hubungan antara status gizi dan kejadian tuberkulosis.
Hal ini diperkuat oleh penelitian Narasimhan et al., (2012) bahwa malnutrisi
meningkatkan risiko tuberkulosis karena adanya respon kekebalan yang
terganggu. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya merupakan suatu kondisi
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya
status kesehatan yang optimal. Ruang lingkup kesehatan tersebut mencakup
salah satunya adalah lingkungan perumahan (Notoatmodjo, 2007).

Penderita TB Paru di Puskesmas Kutasari yang terdata per tahun 2015


mencapai hampir 50 pasien, dengan persebaran sebagai berikut Desa
Sumingkir 8 kasus, Desa Munjul 6 kasus, Desa Karang Aren 1 kasus, Desa
Karanglewas 1 kasus, Desa Karang Cegak 1 kasus, Desa Candiwulan 3 kasus,
Desa Karang klesem 2 kasus, Desa Kutasari 3 kasus, Desa Cendana 4 kasus,
Desa Candinata 5 kasus, Desa Meri 3 kasus, Desa Karang Reja 4 kasus, dan
Desa Limbangan 3 kasus. Jumlah penderita TB Paru semakin tahun semakin
bertambah, terutama di Desa Sumingkir dan Desa Munjul yang merupakan
desa dengan jumlah penderita TB Paru terbanyak. Belum terdapat data yang
menerangkan bagaimana gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku, status gizi
serta faktor lingkungan pada penderita TB Paru di Puskesmas Kutasari.
Dengan adanya bagaimana gambaran penderita TB Paru diharapkan
pencegahan serta pengobatan TB Paru di Puskesmas Kutasari lebih
komprehensif (Data Primer Puskesmas Kutasari, 2016).

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil rumusan masalah dalam mini
project sebagai berikut : bagaimanakah gambaran status gizi dan faktor
lingkungan penderita tuberkulosis (TB) Paru di Puskesmas Kutasari tahun
2016 ?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi dan faktor
lingkungan penderita tuberkulosis (TB) Paru di Puskesmas Kutasari tahun
2016 ?

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat mengenai tuberkulosis (TB) paru dan
faktor-faktor yang berperan dalam tingginya kasus tuberkulosis (TB) paru
terutama gambaran status gizi dan faktor lingkungan.

2. Bagi Instansi Terkait (Puskesmas dan Dinas Kesehatan)


Memberikan informasi kepada dinas terkait mengenai gambaran status gizi
dan faktor lingkungan penderita tuberkulosis (TB) paru, sehingga dapat
melakukan pencegahan serta pengobatan TB paru lebih tepat dan sesuai
dengan masalah yang ada.

3. Bagi Peneliti
Mengetahui gambaran status gizi dan faktor lingkungan yang berperan
dalam terjadinya kasus tuberkulosis (TB) Paru.

Anda mungkin juga menyukai