Anda di halaman 1dari 15

RS Awal Bros Bekasi Timur

Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

PANDUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT

RUMAH SAKIT AWAL BROS BEKASI TIMUR


JL. H.M JOYOMARTONO, MARGAHAYU
BEKASI TIMUR
TAHUN
2018

i
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AWAL BROS BEKASI TIMUR


No. 116D/DIR/RSAB-BKS-TM/I/2018
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT
DI RUMAH SAKIT AWAL BROS BEKASI TIMUR

DIREKTUR RUMAH SAKIT AWAL BROS BEKASI TIMUR

Menimbang :

a. Rumah Sakit terdiri atas berbagai unit yang merupakan subsitem dari sistem
rumah sakit itu sendiri
b. Bahwa pelayanan gawat darurat di rumah sakit merupakan salah satu unit penting
dari rumah sakit dalam memenuhi kebutuhan pasien
c. Bahwa untuk mewujudkan hal tersebut perlu ditetapkan adanya panduan yang
mengatur tentang pelayanan gawat darurat di rumah sakit.
d. Bahwa sehubungan dengan butir a, b dan c tersebut di atas dipandang perlu
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Awal Bros Bekasi
Timur

Mengingat :

1. Undang-Undang No 29 tahun 2004 tentang praktek Kedokteran


2. Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Peraturan pemerintah No 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 436/MenKes/SK/VI/1993
tentang berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis
di Rumah Sakit
6. Peraturan Pemerintah No 755/MenKes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan
Komite Medik di Rumah Sakit.
7. Buku Pedoman Pelayanan Gawat Darurat Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Direktorat Rumah Sakit Khusus
dan Swasta 1995

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AWAL BROS


BEKASI TIMUR TENTANG PANDUAN PELAYANAN GAWAT
DARURAT DI RUMAH SAKIT AWAL BROS BEKASI TIMUR.

KEDUA : Panduan Pelayanan Gawat Darurat Di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi
Timur terlampir dalam lampiran keputusan ini.

i
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan bahwa segala sesuatunya akan diubah dan diperbaiki kembali
sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini.

Ditetapkan di : Bekasi Timur


Pada tanggal : 08 Januari 2018
Direktur Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Timur,

dr. Daniel Prayogo Harwinanto

ii
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................i


BAB I DEFINISI .................................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ................................................................................................... 3
BAB III TATA LAKSANA.................................................................................................... 4
BAB IV DOKUMENTASI ................................................................................................... 10

i
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

BAB I
DEFINISI

Dalam panduan ini, yang dimaksud dengan :


1. Pasien dalam keadaan gawat darurat adalah penderita yang mendadak berada dalam
keadaan gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila
tidak mendapat pertolongan secepatmya.
2. Ciri dari keadaan gawat darurat adalah :
a. Kejadian mendadak
b. Potensial menjadi ancaman kehidupan
c. terjadi kapan saja, dimana saja dan menimpa siapa saja
d. Penanganan harus cepat dan tepat
3. Pasien gawat tidak darurat adalah pasien yang berada dalam keadaan gawat tetapi tidak
memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
4. Pasien darurat tidak gawat adalah pasien yang cedera/sakit akibat musibah yang dating
tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat
dangkal.
5. Pasien tidak gawat tidak darurat adalah pasien yang dalam kondisi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya dan dapat menunggu untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
6. Kecelakaan (accident) adalah suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang
datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera (fisik, mental,
social). Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut:
a. Tempat kejadian
1) Kecelakaan lalu lintas
2) Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
3) Kecelakaan di lingkungan pekerjaan (kecelakaan kerja)
4) Kecelakaan di sekolah
5) Kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya: tempat rekreasi,
perbelanjaan, di arena olah raga dan lain-lain.
b. Mekanisme kejadian
Tertusuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik karena
efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi, dan lain-lain.

1
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

7. Cedera adalah masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
8. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan
gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat dan pembangunan
nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
9. Triase adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat
kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penanganan
dan sumber daya yang ada.
Triase adalah suatu sistem untuk menyeleksi permasalahan pasien yang datang ke
Instalasi Gawat Darurat (IGD) sesuai dengan skala prioritas kegawatdaruratannya. Di
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Timur menggunakan triage ESI
(Emergency Severity Index).
10. On call yaitu dokter atau petugas kesehatan yang siap siaga untuk dihubungi saat ada
kebutuhan pelayanan, dan bersedia datang ke rumah sakit meskipun di luar jam dinas
apabila dibutuhkan tenaga atau keterampilannya.
11. Observasi biasanya dilakukan dalam waktu kurang dari 24 (dua puluh empat) jam.
periode waktu dimulai saat pasien memasuki bed observasi dan berakhir saat dokter
menginstruksikan untuk mengakhiri status observasi. Observasi dapat dilakukan lebih
dari 24 jam hanya pada keadaan tertentu, apabila masalah medis dan keamanan membuat
pasien tidak dapat dipulangkan. Masalah sosial, kenyamanan pasien, maupun masalah
transportasi bukan merupakan alasan perawatan pasien di ruang observasi. Status
observasi harus berdasarkan instruksi seorang dokter. Alasan pasien dirawat dalam status
observasi harus dituliskan secara jelas dalam rekam medis. Status observasi tidak boleh
digunakan apabila pasien memenuhi kriteria perawatan akut sesuai kebijakan rumah sakit.
12. Tujuan dibuatnya panduan observasi pasien ini yaitu untuk menyediakan fasilitas
sementara bagi pasien yang memerlukan suatu periode observasi untuk menentukan
keputusan tindakan lebih lanjut atau perlunya perawatan inap di rumah sakit.

2
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup panduan pelayanan pasien gawat darurat ini meliputi:


1. Tata Laksana pasien gawat darurat
2. Dokumentasi pasien gawat darurat
3. Panduan observasi pasien gawat darurat

3
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

BAB III
TATA LAKSANA

A. Tata Laksana Pasien Gawat Darurat

1. Pelayanan gawat darurat ditujukan bagi pasien gawat dan atau darurat serta
mempertimbangkan kepuasan pasien.
2. Semua pasien yang masuk di Instalasi Gawat Darurat (IGD) akan dilakukan triase
sesuai tingkat kegawatdaruratannya.
3. Triage dilakukan dengan memakai parameter Emergency Severity Index (ESI), yang
terdiri dari 5 (lima) kategori, yaitu :
a. ESI 1 (pasien kritis/sekarat, memerlukan resusitasi)
b. ESI 2 (pasien yang memerlukan pertolongan segera/ tidak dapat ditunda/berisiko
tinggi/ mengancam organ/ penurunan kesadaran/ nyeri hebat skala nyeri lebih dari
7.
c. ESI 3 (memerlukan pemeriksaan/ tindakan lebih dari 1)
d. ESI 4 (memerlukan 1 pemeriksaan/tindakan )
e. ESI 5 (tidak memerlukan pemeriksaan/tindakan)
4. Pasien dengan ESI 4 dan ESI 5 yang datang ke IGD :
a. Pada jam pelayanan poliklinik, maka pasien dianjurkan berobat ke poliklinik
spesialis yang terkait atau poliklinik umum.
b. Pelayanan pasien yang tidak tergolong gawat dan atau darurat di IGD dilakukan
berdasarkan urutan kedatangan pasien ke IGD.
5. Semua pasien yang datang ke IGD dilakukan Triage sesuai urutan sbb :
a. Dokter Jaga IGD
b. Perawat IGD
6. Pasien IGD yang dikonsulkan Emergency dan perlu penanganan secepatnya :
a. Pada jam praktek : Dalam waktu 30 menit harus sudah ditangani / mendapat
instruksi Dokter spesialis.
b. Di luar jam praktek :
- Dalam waktu 30 menit dokter spesialis on call harus sudah terhubung.
- Jika tidak terhubung, maka dokter jaga IGD wajib mengalihkan kepada dokter
spesialis on call selanjutnya.

4
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

7. Pasien dengan kasus kegawatdaruratan harus dipasang monitor dan dilakukan


dokumentasi hasil monitoring sesuai dengan kondisi level ESI nya..
8. Semua tindakan gawat darurat untuk life saving dapat dilakukan oleh dokter jaga IGD
sesuai standar yang berlaku.
9. Setiap pasien yang memerlukan bantuan ventilasi dan belum terpasang ventilator
harus dilakukan Resusitasi respirasi manual (bagging).
10. Kasus Life Saving pasien tidak mampu dan tidak ada identitas :
a. Ditangani dengan memakai semua obat dan alkes yang ada di trolly emergency.
b. Apabila memerlukan rawat inap maka dokter jaga IGD mencarikan rujukan rumah
sakit vertikal, dan dirujuk ke rumah sakit tersebut jika kondisi telah stabil dan
transportable.
c. Dalam kondisi ruang rawat inap rumah sakit vertikal tidak tersedia, maka pasien
diobservasi di ruang observasi khusus IGD selama 6 jam hingga dapat dilakukan
rujukan ke rumah sakit tersebut.
d. Jika dalam waktu 6 jam tidak ditemukan rumah sakit tersebut, maka pasien dapat
dirawat inap dengan persetujuan manajemen.
e. Pasien tanpa identitas dilaporkan ke pihak polisi untuk membantu identifikasi
keluarga pasien dan dokumentasi di kepolisian.
11. Pasien yang memerlukan tindakan operasi segera dapat mengancam nyawa maka
pasien diijinkan langsung dapat dibawa ke kamar operasi tanpa melalui proses
administrasi dahulu. Pasien IGD yang akan masuk rawat inap dan tidak indikasi
operasi dalam waktu 2 - 4 jam, harus sudah diantar ke ruang perawatan.
12. Apabila di IGD kedatangan 2 pasien sekaligus/lebih, dengan kasus kegawatan yang
harus ditangai segera, maka dokter jaga IGD dapat meminta bantuan dari dokter jaga
unit lain.
13. Apabila ada pasien datang ke IGD sudah DOA, yang sebelumnya sudah dilakukan
pemeriksaan oleh dr IGD dan dinyatakan sudah meninggal, maka dilakukan
perawatan jenazah, dan dokter membuat surat kematian, dan jenazah dibawa ke kamar
jenazah.
14. Sebelum melakukan prosedur invasive, maka Dokter IGD yang sedang bertugas harus
memberikan informed consent pada pasien/keluarga pasien. Formulir informed
consent diisi dengan lengkap dan ditanda tangani oleh pasien/keluarga. Setelah
informed concent diisi maka dimasukkan dalam berkas rekam medik pasien.

5
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

15. Pasien di IGD beresiko mengalami keterlambatan penanganan pasien emergency


untuk mendapatkan pertolongan, sehingga pelayanan emergency memerlukan
protocol kasus kasus emergency terbanyak untuk membantu ketepatan dalam
melakukan tindakan ke pasien, serta ketepatan dalam melakukan triage sehingga
pelayanan kegawatan sesuai dengan prioritasnya.
16. Kualifikasi staf yang dinas di Instalasi Gawat Darurat adalah:
a. Dokter yang memiliki sertifikat ACLS (Advance Cardiac Life Support) atau ATLS
(Advance Trauma Liffe Support)
b. Perawat yang memiliki sertifikat BTCLS (Basic Trauma Cardiac Life Support)
17. Instalasi Gawat Darurat harus memastikan ketersediaan alat khusus, seperti:
a. Patient Monitor
b. Pulse Oxymeter
c. Defibrilator
d. Trolly Emergency
e. Defibrilator dan transcutaneus pacing
f. Ventilator transport
g. Ambu bag
h. Set Bedah Minor

B. Tata Laksana Observasi Pasien Gawat Darurat

1. Kriteria Status Observasi Pasien:


a. Pasien yang tidak memenuhi kriteria rawat inap namun memiliki gejala/tanda
klinis yang dikhawatirkan akan memerlukan rawat inap apabila keadaan pasien
memburuk atau tidak membaik.
b. Tidak diperkenankan adanya protokol observasi tetap (standing orders) untuk
pasien yang menjalani tindakan bedah sehari (one day care).
c. Pasien yang akan menjalani prosedur medis yang hanya boleh dilakukan pada
pasien rawat inap TIDAK BOLEH ditempatkan dalam status observasi kapanpun
selama perawatan di rumah sakit.
d. Pasien dengan diagnosis kebidanan berikut ini dapat didaftarkan sebagai pasien
observasi untuk kebidanan dan kandungan:
➢ Memeriksa apakah pasien sedang dalam proses melahirkan
➢ Gerak fetus berkurang

6
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

➢ Trauma perut selama kehamilan


➢ Pasien yang mendapat infus intravena selama satu malam atau lebih harus
dirawat sebagai pasien rawat inap.
2. Kriteria Pasien yang Tidak Boleh Dikategorikan Status Observasi adalah:
a. Pasien dengan kondisi akut atau mengancam nyawa, yang memerlukan
penanganan segera
b. Pasien yang memerlukan unit perawatan khusus (ICU, NICU, PICU)
c. Pasien dengan penurunan kesadaran yang disebabkan oleh cedera kepala atau
penyakit metabolik lainnya
d. Pasien dengan percobaan bunuh diri
e. Pasien isolasi karena masalah pernafasan
f. Pasien yang sudah dijadwalkan menjalani suatu prosedur invasif yang hanya boleh
dilakukan pada pasien rawat inap.
3. Status observasi harus diinstruksikan secara tertulis oleh DPJP. Alasan mengapa
pasien berada dalam status observasi dan rencana penanganan pasien harus dituliskan
dalam rekam medis.
4. Apabila pasien diobservasi lebih dari 2 jam, rekam medis harus menggambarkan
keadaan khusus yang menyebabkan keterlambatan pemindahan atau pemulangan
pasien.
5. Apabila selama status observasi pasien memenuhi kriteria perawatan level akut, status
observasi harus segera diakhiri dan pasien harus dirawat.
6. Apabila status pasien berubah menjadi rawat inap, dokter membuat surat permohonan
rawat pasien, termasuk tanggal dan waktu, serta menuliskan alasan khusus perawatan.
7. Pasien yang berada dalam status observasi menerima pelayanan perawatan yang sama
dengan pasien rawat inap, termasuk pengecekan kesadaran, tanda vital dan kondisi
pasien. Monitoring pasien dilakukan sesuai dengan kondisi pasien atau instruksi
dokter.
8. Pencatatan dokumentasi pasien yang diobservasi mencakup :
a. Nama pasien
b. Nama dokter DPJP
c. Tanggal dan waktu pasien mulai diobservasi
d. Tanggal dan waktu pasien dihentikan status observasinyaKeadaan yang
menyebabkan pasien masuk dalam status observasiInformasi penting yang terkait

7
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

e. Jumlah jam observasi


f. Obat-obat yang diberikan selama observasi
g. Keadaan pasien saat observasi dihentikan
h. Keputusan penghentian status observasi dan alasan, serta rencana selanjutnya
(apakah dipulangkan atau rawat inap)
9. Observasi bukanlah pengganti layanan rawat jalan.
10. Pasien yang setelah menjalani observasi terindikasi untuk rawat inap, namun pasien
menolak, maka pasien harus menandatangani surat penolakan rawat inap setelah
mendapatkan penjelasan dari dokter mengenai risiko yang mungkin terjadi terhadap
kondisi penyakitnya.
11. Status bed observasi tidak boleh digunakan untuk menitipkan pasien yang
dijadwalkan menjalani operasi keesokan harinya namun tidak mendapat tempat rawat.
12. Pasien dan keluarga harus mendapatkan edukasi mengenai kondisi pasien selama
masa observasi, termasuk tujuan, rencana penatalaksanaan lanjutan, resiko yang
mungkin terjadi dan didokumentasikan dalam formulir edukasi pasien.

8
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

C. Alur Pasien Observasi

MULAI

Pasien dilakukan
triage/skrining awal

Dokter jaga UGD/DPJP melakukan


pengkajian klinis secara menyeluruh

Keputusan untuk Alur perawatan


Tidak khusus sesuai
melakukan
observasi pasien? kondisi pasien
dan panduan
rumah sakit

Ya

Daftarkan
Observasi lebih Ya pasien sebagai
dari 24 jam?
pasien rawat
inap

Tidak

Daftarkan pasien sebagai pasien


status observasi
SELESAI
Lakukan monitoring
sesuai kondisi pasien

Ya
Memenuhi kriteria Daftarkan
perawatan akut? pasien sebagai
pasien rawat
inap
Tidak

Pasien diijinkan pulang

SELESAI

9
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

BAB IV
DOKUMENTASI

Seluruh asuhan pelayanan pasien gawat darurat didokumentasikan dalam formulir


pengkajian pasien gawat darurat.

Direktur

dr. Daniel Prayogo Harwinanto

10
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

PANDUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT

Status Status Status Tanggal Peninjauan


Tanggal Terbit Tanggal Efektif
Dokumen Review Revisi Kembali
Baru 00 00 04 Januari 2018 04 Februari 2018 04 Januari 2021

Riwayat Revisi
Revisi No Dokumen Uraian Perubahan
- - -

11

Anda mungkin juga menyukai