Anda di halaman 1dari 15

RS Awal Bros Bekasi Timur

Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

PANDUAN PERAWATAN PASIEN DENGAN


PERCOBAAN BUNUH DIRI

RUMAH SAKIT AWAL BROS BEKASI TIMUR


JL. H.M JOYOMARTONO, MARGAHAYU
BEKASI TIMUR
TAHUN
2018

1
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AWAL BROS BEKASI TIMUR


No. 100D/DIR/RSAB-BKS-TM/III/2018
TENTANG
PANDUAN PERAWATAN PASIEN DENGAN PERCOBAAN BUNUH DIRI
DI RUMAH SAKIT AWAL BROS BEKASI TIMUR

DIREKTUR RUMAH SAKIT AWAL BROS BEKASI TIMUR

Menimbang :

a. Bahwa setiap kegiatan pelayanan rumah sakit haruslah berfokus pada pasien dan
keselamatan pasien demi mencapai kepuasan dan keselamatan pasien.
b. Bahwa beberapa pasien dianggap memiliki resiko tinggi karena usianya,
kondisinya ataupun sifat kritis dari kebutuhannya.
c. Bahwa anak-anak dan orang tua umumnya dianggap masuk dalam kelompok
resiko tinggi karena seringkali mereka tidak dapat bicara untuk diri mereka
sendiri, tidak mengerti proses pelayanan dan tidak dapat berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan terkait dengan pelayanan terhadap diri mereka.
d. Bahwa rumah sakit menyediakan beragam jenis pelayanan, beberapa diantaranya
yang dianggap memiliki resiko tinggi karena peralatan yang kompleks diperlukan
untuk mengatasi kondisi yang mengancam jiwa (pasien dialisis), pasien dengan
penyakit menular, pasien imunosupresi, sifat dari pengobatan itu sendiri
(penggunaan darah / produk darah), potensi cedera pada pasien (pengekangan /
restraint).
e. Bahwa sehubungan dengan butir a, b, c dan d tersebut diatas dipandang perlu
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Awal Bros Bekasi
Timur.

Mengingat :

1. Undang-Undang No.: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Pasal 29 Undang-Undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.: 133/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Penerapan Standar Pelayanan RS dan Standar Pelayanan Medik

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AWAL BROS


BEKASI TIMUR TENTANG PANDUAN PERAWATAN PASIEN
DENGAN PERCOBAAN BUNUH DIRI DI RUMAH SAKIT AWAL BROS
BEKASI TIMUR.

KEDUA : Panduan Perawatan Pasien Dengan Percobaan Bunuh Diri di Rumah Sakit
Awal Bros Bekasi Timur terlampir dalam surat keputusan ini.

2
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan bahwa segala sesuatunya akan diubah dan diperbaiki kembali
sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini.

Ditetapkan di : Bekasi Timur


Pada tanggal : 10 Maret 2018
Direktur Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Timur

Dr. Daniel Prayogo Harwinanto

3
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... i


BAB I DEFINISI ....................................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ...................................................................................................... 3
BAB III TATA LAKSANA....................................................................................................... 4
BAB IV DOKUMENTASI ...................................................................................................... 10

i
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

BAB I
DEFINISI

1. Petugas Kesehatan adalah dokter, perawat, dan bidan yang bekerja di Rumah Sakit
Awal Bros Bekasi Timur.
2. Tindakan bunuh diri atau suicidal act adalah tindakan yang meliputi bunuh diri dan
percobaan bunuh diri.
3. Bunuh diri atau suicide atau committed suicide adalah tindakan merusak diri sendiri
atau menggunakan zat (obat atau racun) yang mengakibatkan kematian.
4. Percobaan bunuh diri atau attempted suicide adalah tindakan dengan sengaja merusak
diri sendiri atau menggunakan zat (obat atau racun) dengan tujuan mengakhiri
kehidupan yang tidak mengakibatkan kematian, namun membutuhkan intervensi
medik psikiatrik.
5. Risiko bunuh diri adalah suatu keadaan meningkatnya tendensi untuk melakukan
bunuh diri.
6. Pencegahan bunuh diri meliputi pencegahan primer, sekunder dan tersier:
a. Pencegahan primer adalah tindakan mencegah sebelum orang mempunyai niat
melakukan tindakan bunuh diri dengan memperhatikan faktor-faktor risikonya.
b. Pencegahan sekunder adalah deteksi dini dan terapi yang tepat pada orang yang
telah melakukan percobaan bunuh diri.
c. Pencegahan tersier adalah tindakan untuk mencegah berulangnya percobaan
bunuh diri.
7. Faktor- faktor yang mendukung terjadinya percobaan bunuh diri di RS :
a. Kurang efektifnya edukasi atau pelatihan karyawan.
b. Kurangnya jumlah tenaga dalam tiap shift
c. Masalah komunikasi
d. Kurangnya skrining dan perencanaan perawatan
e. Kurangnya observasi pasien beresiko
8. Faktor Resiko :
a. Percobaan bunuh diri sebelumnya
b. Pasien menyampaikan adanya keinginan bunuh diri
c. Sejarah bunuh diri atau penyakit jiwa di dalam keluarga
d. Pasien yang mendapat terapi anti depresan

1
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

e. Pasien dengan penyakit berat


f. Pasien dengan diagnosis Delirium atau Dementia
g. Nyeri kronik atau nyeri akut yang amat sangat
h. Adanya stressor sosial seperti masalah keuangan, keluarga atau
pengangguran
i. Korban narkoba
j. Kesepian
k. Kehilangan anggota keluarga atau pasangan
9. Tanda-tanda pasien yang akan mencoba bunuh diri :
a. Iritabilitas
b. Kecemasan yang meningkat
c. Agitasi
d. Impulsif
e. Afek datar
f. Keluhan nyeri yang berkepanjangan
g. Emotional Breakdown
h. Menolak pengobatan
i. Meminta kepulangan yang lebih awal
10. Obat – obat yang meningkatkan resiko bunuh diri :
a. Anti depresan
b. Anti epileptik
c. Anti psikotik
d. Anti konvulsan

2
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini berlaku untuk perawatan pasien dengan percobaan bunuh diri diseluruh
unit yang melakukan perawatan pasien, meliputi:
1. Unit perawatan intensif (ICU/ICCU/NICU/PICU),
2. High Care Unit,
3. Ruang rawat Inap dengan persetujuan dokter penanggung jawab pasien, keluarga
pasien serta sepengetahuan manajemen rumah sakit.

3
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

BAB III
TATA LAKSANA

Sesuai dengan alert kejadian sentinel yang berfokus pada pencegahan pasien bunuh
diri, semua pasien di rumah sakit harus dilakukan skrining terhadap resiko bunuh diri, baik
bagi pasien yang telah diketahui faktor resikonya, maupun yang belum diketahui faktor
resikonya.
1. Semua pasien yang masuk ke RS dan beresiko bunuh diri akan di skrining dan
apabila pasien tersebut memiliki potensi bunuh diri akan dilakukan intervensi yang
tepat.
2. Skrining pasien yang berisiko melakukan tindakan bunuh diri adalah:
a. Pasien baru didiagnosis penyakit berat dan mempunyai kemungkinan kecil
untuk disembuhkan seperti kanker, paralisis
b. Pasien yang memperlihatkan tanda-tanda depresi seperti menarik diri, tampak
murung, bingung
c. Pasien yang terang-terangan menyampaikan keinginan bunuh diri
3. Berdasarkan hasil skrining atau pengkajian, pencegahan usaha bunuh diri dilakukan
berdasarkan instruksi dokter.
4. Pasien yang sudah didiagnosa dengan percobaan bunuh diri dan masuk sebagai
pasien rawat inap harus mendapat penjagaan penuh (observasi 1:1) oleh staf rumah
sakit, kecuali pasien tersebut masuk ke dalam unit intensif, karena unit intensif telah
dianggap sebagai unit resiko tinggi.
5. Berdasarkan pengkajian dan tingkat resiko, dokter memberikan instruksi
“Pencegahan Usaha Bunuh Diri” di catatan terintegrasi dan staff rumah sakit
melaksanakan proses observasi berdasarkan instruksi tersebut.
➢ Resiko Bunuh Diri Tinggi
Indikasi: pasien yang secara terang-terangan sudah menyampaikan keinginan
untuk membahayakan diri sendiri / bunuh diri atau memiliki rencana yang
matang untuk itu, atau pasien yang distabilkan setelah percobaan bunuh diri.
➢ Resiko Bunuh Diri Sedang
Indikasi: pasien yang distabilkan di rumah sakit setelah percobaan bunuh diri
dan mempunyai pikiran untuk bunuh diri namun tidak memiliki rencana yang
matang.

4
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

➢ Resiko Bunuh Diri Ringan


Indikasi: pernyataan secara tidak langsung mengenai rencana untuk mengakhiri
hidupnya tanpa adanya rencana atau perilaku destruktif. Pasien ini mungkin
memiliki keinginan bunuh diri yang kronik.
6.Ada pengkajian lingkungan yang beresiko terhadap upaya bunuh diri; benda-benda
yang memiliki potensi membahayakan keselamatan pasien akan dihilangkan dan
lingkungan sekitar di modifikasi demi keselamatan pasien.
7. Setelah pasien dilakukan skrining dan dinyatakan sebagai pasien beresiko terhadap
upaya bunuh diri, maka petugas (perawat/dokter umum) akan melaporkan kondisi
pasien ke DPJP untuk di evaluasi oleh psikiater
8. Dari hasil evaluasi psikiater, psikiater akan memutuskan apakah pasien dapat di
rawat di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Timur atau harus dirujuk ke RS Jiwa.
9. Jika pasien dapat dirawat di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Timur, maka tata
laksana manajemen pasien dengan percobaan bunuh diri yang dilakukan akan
melibatkan seluruh petugas yang ada di rumah sakit, dimana seluruh petugas
memiliki perannya masing-masing seperti:
I. Staff dan Dokter Unit Gawat Darurat
a. Melakukan skrining upaya bunuh diri/mencelakai diri untuk menentukan
apakah pasien beresiko terhadap dua hal tersebut.
b. Seorang perawat diijinkan untuk memulai tindakan pencegahan bunuh diri
tanpa instruksi dokter bila ada alasan klinis. Tindakan tersebut kemudian
harus di tunjang dengan instruksi dokter kurang dari 24 jam.
• Saat memulai tindakan pencegahan bunuh diri, kamar pasien dan
lingkungan sekitarnya harus di periksa dan dibebaskan dari barang-
barang berbahaya.
• Pasien dengan instruksi pencegahan bunuh diri harus didampingi oleh
paling tidak satu staff.
• Pengkajian lanjutan pasien beresiko bunuh diri hanya berlanjut bila
diinstruksikan oleh dokter spesialis.
• Termasuk di dalam Pengkajian adalah adanya pikiran untuk bunuh diri,
niat untuk bunuh diri, adanya sejarah mencoba bunuh diri dan sejarah
keluarga yang bunuh diri.

5
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

c. Ada permintaan konsul ahli jiwa untuk mengevaluasi pasien bila


dibutuhkan.
d. Dokter gawat darurat menuliskan instruksi sebagai berikut:
• Tertulis “ pencegahan bunuh diri”.
• Disebutkan untuk dirawat di Rawat Inap atau ICU.
• Observasi 1:1 atau penggunaan sitter .
1. Dokter Spesialis Jiwa :
a. Melakukan pengkajian dan evaluasi pasien secara lengkap.
b. Menentukan unit rawat sesuai kriteria admission.
c. Bertanggung jawab atas perencanaan perawatan dan intervensinya untuk pasien sesuai
protokol pencegahan bunuh diri
2. Perawat Penanggung Jawab Shift/Koordinator Unit/Manager Keperawatan:
a. Perawat Penanggung Jawab atau Koordinator atau Manager Keperawatan boleh
memulai tindakan pencegahan bunuh diri dalam situasi krisis.
b. Tindakan tersebut harus di follow-up oleh dokter spesialis.
c. Menunjuk staff rumah sakit untuk menjaga pasien. Anggota keluarga hanya boleh
berada di kamar pasien didampingi oleh staff rumah sakit (sitter).
3. Perawat Pelaksana yang Bertanggung Jawab Terhadap Pasien :
d. Perawat melengkapi pengkajian psikososial termasuk resiko pasien untuk bunuh diri
pada setiap admisi :
• Pengkajian yang menentukan bahwa pasien beresiko bunuh diri adalah
pengkajian awal, interview dan anamnesa.
• Bila hasil pengkajian menunjukkan bahwa pasien beresiko, maka :
i. Perawat menghubungi dokter jaga untuk selanjutnya menghubungi DPJP dan
menentukan tingkat resiko bunuh diri dari pasien.
ii. Di dokumentasikan di catatan terintegrasi
e. Implementasi tatalaksana pasien beresiko bunuh diri, yaitu :
1) Singkirkan seluruh objek berbahaya dari pasien dan lingkungannya seperti : benda
tajam, gunting, shaver, semua yang terbuat dari kaca, ikat pinggang, tali, dasi, tali
sepatu, obat-obatan, pengering rambut, catokan rambut, dompet, kosmetik dengan
packaging dari kaca seperti parfum, cermin, telpon dan kabelnya, seluruh alat
kesehatan, kabel monitor yang tidak dipakai, kabel tv, alcohol rub, kantong plastic,

6
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

semua jenis baterai karena dapat ditelan oleh pasien, tongkat dan sejenisnya
(tongkat selfie), payung dan korek api.
2) Sprei tambahan, selimut tambahan, gordyn dan semua bentuk bahan yang dapat
digunakan untuk gantung diri
3) Semua barang yang disingkirkan harus dicatat dan diberikan kepada pihak keluarga
segera atau disimpan di area terkunci / diserahkan ke security.
4) Mengecek tas atau paket yang dibawa oleh pengunjung sebelum bertemu dengan
pasien.
5) Edukasi pencegahan pasien bunuh diri kepada pihak keluarga, meliputi :
• Tingkat resiko, alasan diberlakukannya pengawasan dan pembatasan, serta
informasikan barang-barang yang potensial berbahaya untuk tidak diberikan
kepada pasien.
6) Pesan makan pagi/siang/malam pasien dengan menggunakan perlengkapan makan
sekali pakai yang terbuat dari plastik.
7) Memberitahu Koordinator Unit adanya instruksi pencegahan bunuh diri
8) Memastikan bahwa semua sitter tidak diijinkan meninggalkan pasien sendiri. Sitter
bertanggung jawab untuk::
• Menemani pasien keluar dari unit bila ada keperluan tindakan
• Memastikan bahwa pintu kamar mandi tidak tertutup/terkunci saat pasien
menggunakan kamar.
• Mencatat nama dan jam sitter pengganti dimulai
9.) Pasang tanda,” Semua pengunjung harap lapor Nurse Station”.
4. Penunggu Pasien ( Sitter )
a. Observasi pasien secara terus menerus setiap shift, meliputi :
1) Menemani pasien saat mereka meninggalkan unit perawatan untuk melakukan
pemeriksaan penunjang, tindakan atau prosedur lainnya.
2) Pasien selalu di dalam pengawasan langsung (terlihat oleh pandangan mata sitter)
saat mereka sedang berada di kamar mandi.
b. Dokumentasi seluruh observasi yang dilakukan setiap 15 menit di dalam catatan
pribadi sitter.
c. Memastikan seluruh pengunjung telah didaftarkan pada perawat dan security,
memonitor visitasi dan memastikan bahwa tidak ada barang-barang bawaan
pengunjung yang memiliki potensi bahaya bagi pasien dan keluarga, termasuk

7
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

memeriksa petugas cleaning service yang sering di minta tolong oleh pasien /
keluarga untuk membeli barang tertentu.
d. Memeriksa kondisi jendela harus dalam keadaan tidak dapat dibuka oleh pasien di
dalam setiap shift
e. Memeriksa seluruh ruangan, laci, lemari, di bawah kasur dan tempat tidur serta tempat
lain di ruangan apakah ada barang-barang yang disembunyikan oleh pasien di sana, di
setiap shift sitter.
f. Dokumentasikan seluruh nama pengunjung di dalam rekam medik pasien.
5. Petugas Gizi
Memastikan bahwa semua makanan disajikan menggunakan peralatan makan plastik,
piring kertas atau peralatan makan sekali pakai, dan diutamakan makanan yang dapat
dikonsumsi tanpa menggunakan peralatan makan (finger foods).
6. Petugas Farmasi
Pemberian obat sedapat mungkin diutamakan dalam bentuk cairan
7. Petugas Kebersihan (Cleaning Service)
a. Memastikan bahwa kantong plastik sampah di ruangan telah dipindahkan keluar
ruangan dan diganti dengan kantong kertas.
b. Tidak menerima perintah dari pasien / keluarga untuk membeli barang-barang apapun.
8. Perawat Penanggung Jawab Shift, Perawat Pelaksana, Petugas Keamanan dan
Pemberi Layanan lainnya
a. Melakukan resusitasi dan memberikan semua pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien.
b. Selalu berkomunikasi dengan DPJP untuk memberikan instruksi pencegahan bunuh
diri, apabila belum dituliskan di dalam rekam medik pasien.
c. Koordinasi dengan Manager Keperawatan dan Koordinator unit keperawatan terkait.
d. Apabila pasien berhasil bunuh diri walaupun semua tindakan pencegahan telah
dilakukan, rumah sakit harus melaporkan peristiwa tersebut kepada kepolisian
setempat.
e. Apabila pasien berhasil melukai dirinya sendiri atau berhasil bunuh diri, setelah
pasien di evakuasi, ruangan pasien harus segera dikosongkan dan dibiarkan dalam
kondisi apa adanya, untuk selanjutnya dilaporkan kepada kepolisian setempat.
f. Beritahukan DPJP apabila pasien berhasil melukai diri sendiri atau bunuh diri.
g. Buat laporan kronologis dan laporkan kepada Manager Medik, Manager
Keperawatan, Manajer Umum serta Direktur RS.

8
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

h. Lengkapi seluruh dokumentasi pasien dalam rekam medik serta buatlah laporan
insiden.
9. Direktur
Berkoordinasi dengan case manager serta seluruh pihak terkait untuk memastikan bahwa
seluruh hal-hal yang menjadi perhatian bagi pasien telah diantisipasi dan dilakukan
penatalaksanaannya oleh DPJP dan seluruh staf RS

9
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

BAB IV
DOKUMENTASI

Hasil asuhan pada pasien dengan percobaan bunuh diri didokumentasikan dalam berkas
rekam medis pasien
1. Di unit pelayanan Intensif, asuhan pada pasien didokumentasikan dalam:
f. Pengkajian awal pasien Rawat inap,
g. Pengkajian ICU
h. Formulir lembar observasi pasien intensif
i. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
2. Diunit rawat inap, hasil asuhan pasien didokumentasikan dalam:
a. Pengkajian Awal Pasien rawat inap
b. Head to toe assassment
c. Grafik harian pasien
d. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi

Panduan perawatan pasien ini mempunyai peranan yang penting sebagai acuan
perawatan Manajemen Pasien dengan Percobaan Bunuh Diri di Rumah Sakit Awal Bros
Bekasi Timur. Diharapkan panduan yang bersifat teknis dan praktis ini dapat berfungsi
sebagai pedoman kerja bagi tenaga medis dan keperawatan dalam memberikan asuhan.

Direktur

Dr. Daniel Prayogo Harwinanto

10
RS Awal Bros Bekasi Timur
Jl. H. M Joyomartono
Telp. (+62-21) 8267 9999 Fax. (+62-21) 8267 9999
Email : mkt.bkstmr@awalbros.com
Website : www.awalbros.com

PANDUAN PERAWATAN PASIEN DENGAN PERCOBAAN BUNUH DIRI


Status Status Status Tanggal Tanggal Peninjauan
Tanggal Terbit
Dokumen Review Revisi Efektif Kembali
Baru 00 00 10 Maret 2018 10 April 2018 10 Maret 2021

Riwayat Revisi

Revisi No Dokumen Uraian Perubahan

- - -

11

Anda mungkin juga menyukai