Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN SPIRITUALITAS PADA ANAK KANKER YOGYAKARTA

(Spirituality of Children With Cancer In Yogyakarta)


Etik Pratiwi

Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta


Jalan Bener 26 Yogyakarta
Email : veronikaetikp@gmail.com

ABSTRAK
Di Indonesia, prevalensi kanker mencapai 1,4 per 1000 penduduk. Salah satu penyakit kanker adalah
leukemia limfosit akut (LLA). Spiritualitas merupakan suatu elemen yang semakin meningkat dan
dikenali oleh banyak pasien yang mengalami penyakit pada stadium lanjut. Penilaian terhadap
spiritualitas pada anak LLA yang pernah dilakukan dalam penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
spiritualitas memberikan pengaruh positif terhadap koping dan pencapaian adaptasi. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian kualitatif dengan jumlah sampel 7 anak yang berusia usia 12-18 tahun.
Penelitian dilakukan di Instalasi Kesehatan Anak RS Dr.Sardjito pada bulan Agustus-September
2014. Gambaran spiritualitas dijabarkan dalam 6 kategori dari wawancara mendalam yakni doa
sebagai penyembuh sakit, kegembiraan dan syukur, interaksi sumber kebahagiaan, kesepian sumber
kesedihan, bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, dan mencari bantuan dalam mengatasi kesulitan.
Pembinaan spiritualitas dibutuhkan oleh anak dengan kanker sebagai sarana motivasi.

Kata Kunci : Spiritualitas, Anak, Kanker

ABSTRACT
In Indonesia, the prevalence of cancer up to 1.4 per 1000 population. Acute Lymphocyte Leukemia is
one of type of cancers. Spirituality is an element that increasing and is recognized by many patients
with the disease at an advanced stage. Assessment of spirituality in children Acute Lymphocyte
Leukemia had ever been done by the researcher before showed that spirituality contributes a positive
influence to the coping and the achievement of adaptation.This study was a qualitative research with
a sample of 7 children aged 12-18 years of age. The study was conducted at Child Health
Installation DR. Sardjito in August-September, 2014.Spirituality in cancer children was described in
six categories from in-depth interviews, that is namely; prayer as a healing pain, the joy and
gratitude; the interaction of the source of happiness; loneliness sadness source; socialitation with the
enviroment; seek help in overcoming difficulties. Spirituality coaching needed by children of cancer
to provide motivation.

Keywords : Spirituality, Children, Canker

Pendahuluan kanker merupakan penyakit degeneratif yang


menyebabkan 10% kematian pada anak
Kanker merupakan penyakit dengan angka (Riskesdas, 2013)
kematian tinggi. Data Global Action Againts Pelayanan kesehatan yang diberikan diluar
Cancer (2006) dari WHO menyatakan bahwa rumah sakit dapat dilakukan oleh tenaga
angka kematian akibat kanker dapat mencapai kesehatan yang terdiri dari pemeriksaan pada
45% pada tahun 2007. Sekitar 2300 anak dan semua aspek individu baik secara fisik,
remaja setiap tahun meninggal karena kanker, emosional, psikososial, dan spiritual
sehingga kanker menjadi penyebab paling diharapkan mampu memberikan perawatan
lazim dalam kelompok usia 1-19 tahun secara komprehensif (Burns et al., 2004).
(Behrman & Kliegman, 2010; Shahmoradi et Pelayanan spiritual dan kesehatan anak
al, 2012). Prevalensi kanker anak di Indonesia dikembangkan oleh Department of Pediatrics,
pun juga relatif tinggi. Data lain menunjukkan Boston Medical Center and Medical
bahwa prevalensi kanker mencapai 1,4 per Anthropology. Pengembangan pe;ayanan ini
1000 penduduk. Kasus kanker terjadi pada merupakan suatu pedoman praktik yang
golongan usia anak yang mencapai 2-6% dan

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 1 No 1 Tahun 2016 - 9


menyediakan pelayanan- pelayanan, seperti RS. Dr. Sardjito Yogyakarta merupakan
antisipasi bagi pasien yang memiliki rumah sakit pusat rujukan di Yogyakarta dan
keprihatianan spiritualitas, pengembangan Jawa Tengah. Menurut Ali et al., (2010)
kesadaran diri terhadap spiritual, terdapat 1,124 kasus kanker anak yang terjadi
pengembangan sumber daya yang berupa di Yogyakarta. Leukemia merupakan
konsultan lokal dalam spiritualitas, dan diagnosis kanker yang paling umum kemudian
pemberian rujukan pada pasien yang diikuti dengan retinoblastoma dan
membutuhakan perawatan spiritual (Burns et neuroblastoma.
al., 2004).
Spiritualitas merupakan suatu elemen yang Metode
semakin meningkat dan dikenali oleh banyak
pasien yang mengalami penyakit pada stadium Penelitian ini merupakan jenis penelitian
lanjut. Pasien lebih sering mengutamakan kualitatif. Pemilihan jumlah sampel untuk
aspek religius dan spiritualnya untuk pengambilan data kualitatif melalui prosedur
mengatasi stress terhadap penyakitnya di interview menurut Krueger (2000) berjumlah
tingkat lanjut. Menurut Crammer et al.,(2011) 6-9 partisipan, sehingga dalam penelitian ini
dalam studinya mengenai hubungan antara diambil sampel sejumlah 7 anak yang
penggunaan CAM (Complementary and dilakukan pada anak usia 12-18 tahun.
Alternative Medicine) dengan kesejahteraan Penelitian dilakukan di Instalasi Kesehatan
spiritual menunjukkan bahwa di antara 4000 Anak (INSKA) RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta
pasien kanker yang bertahan hidup di United khususnya di Bangsal Estela dan Ruang ODC
State ditemukan bahwa keduanya memiliki (One Day Care) pada bulan Agustus-
hubungan secara bermakna. Harapan terhadap September 2014.
pemenuhan kebutuhan spiritual diungkapkan Dalam melakukan pengumpulan data,
pula oleh Ben et al (2006), bahwa responden peneliti menggunakan tehnik wawancara
mengharapkan tenaga kesehatan dan dokter mendalam. Instrumen wawancara dibuat
mampu menyediakan kebutuhan spiritual dan berdasarkan penelusuran literatur, yang terdiri
psikologis sebagai kebutuhan utama pasien dari (1) bagaimana adik mengungkapkan hal-
dalam menggunakan CAM. hal yang bisa membuat adik merasa gembira
Kepercayaan, nilai, dan ekspresi atau senang, dan apa saja yang dapat membuat
spiritualitas yang diungkapkan oleh anak adik merasa senang?, (2) bagaimana adik
merupakan suatu bagian integral dari proses dapat mengungkapkan hal-hal yang bisa
perkembangan anak. Penggunaan meditasi, membuat adik merasa sedih, dan apa saja yang
pendoa, relaksasi, dan terapi mindbody yang dapat membuat adik merasa sedih?, (3)
lain dikenal sebagai suatu terapi untuk bagaimanakah kekuatan doa dapat membantu
memfasilitasi penyembuhan. Perawatan adik saat sakit?, (4) bagaimanakah cara adik
kesehatan anak yang dilakukan secara holistik untuk bisa menyelesaikan kesulitan-kesulitan
diantaranya adalah pengkajian sosial, kultural di sekolah? , (5) apa saja yang telah adik
dan dimensi spiritual. Spiritualitas merupakan lakukan dalam minggu ini untuk mendapatkan
sesuatu hal yang penting bagi kehidupan rasa senang adik?. Analisa data kualitatif
manusia dan merupakan bagian kritis bagi dilakukan melalui tahap-tahap yakni membuat
perkembangan kesehatan anak (Burns et al., transkrip hasil wawancara pada proses
2004). wawancara mendalam, menulis catatan
Disfungsi emosi dan spiritual pada anak dan lapangan, mengelompokkan dan mengkoding
remaja dapat mengakibatkan timbulnya gejala- data, menyajikan ringkasan data untuk
gejala depresi dan merupakan salah satu faktor memudahkan interpretasi dan membuat
risiko terjadinya bunuh diri (Burns et al., kesimpulan.
2004). The U.S Preventive Service Task Force
(1996) menempatkan pentingnya perhatian
terhadap adanya gangguan perilaku pada anak
dan remaja, disfungsi keluarga dan orang tua,
tanda-tanda adanya kekerasan pada anak ,
serta respon kehilangan pada anak yang
abnormal.

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 1 No 1 Tahun 2016 - 10


Hasil

Karakteristik Penyandang Kanker Anak


Tabel 1 Tabel deskripsi informan penyandang kanker anak
Nama Jenis Usia Jenis kanker
kelamin
A Laki-laki 13 Rhabdomiosarkoma
B Perempuan 16 LLA
C Laki-laki 17 LLA
D Laki-laki 16 LLA
E Perempuan 17 LLA
F Perempuan 15 LLA
G Laki-laki 13 LLA

Tabel 2. Tabel Grafik koding dan kategori spiritualitas dan kualitas hidup pada Penyandang Kanker
Anak
Koding Kategori
Berdoa selama sakit
Doa membantu saat sakit Doa sebagai
Perasaan lega saat berdoa penyembuh sakit
Kekuatan doa bisa sedikit menyembuhkan penyakit
Mengikuti kegiatan doa seperti mengaji ketika sakit
Percaya bahwa doa dan hubungan dengan Tuhan dapat memperkuat diri saat sakit
Berdoa dan pengetahuan spiritual menjadikan lebih ikhlas dalam menerima sakitnya

Perasaan senang dan bersyukur dengan menerima penyakit dengan ikhlas


Sakit tidak membuat sedih
Perasaan senang dengan senyum ketika banyak teman merasa senang selama sakit Kegembiraan dan
karena banyak teman syukur
Selalu senang dan tidak merasa sakit
Senang bila menjalankan pengobatan dan proses terapi agar bisa lekas sembuh
Bernyanyi dan tertawa saat senang Interaksi sumber
Senang bila bisa kesekolah lagi kebahagiaan
Bermain gambar agar merasa senang
Senang bercanda dengan perawat dan anak lain untuk menghalau rasa sakit
Orang tua dan kakak menjadi pemberi semangat saat merasa putus asa
Sakit membuat sedih Kesepian sumber
Berdiam diri kalau sedih kesedihan
Berhenti sekolah dan relap sakitnya
Diam kalau sedih karena bosan
Berkurangnya kegiatan sehari-hari dan kesepian membuat merasa sedih dan putus asa
Bermain dan nonton TV saat merasa kesepian
Belajar dan membantu orang tua saat tidak opname
Jalan-jalan untuk mendapatkan rasa senang
Bercerita dengan kakak dan menulis Bersosialisasi dengan
Senang bila bisa kesekolah lagi lingkungan sekitar
Senang kalau bisa bermain dengan teman
Bertanya pada kakak dan mencari diinternet
Belajar pagi hari
Bertanya pada kakak dan mencari diinternet Mencari bantuan
Tanya teman dan lihat diinternet kalau kesulitan dalam mengatasai
kesulitan
Dari tabel 1 dapat diketahui terdapat 7 kanker yang dialami adalah Leukemia
responden dengan persebaran 4 anak laki-laki Limfosit Akut.
dan 3 anak perempuan. Mayoritas penyakit Terdapat 6 kategori yang diperoleh dari
wawancara mendalam yang telah dilakukan

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 1 No 1 Tahun 2016 - 11


terhadap 7 anak, yakni ; 1) doa sebagai Dimensi spiritual dalam kualitas hidup
penyembuh sakit; 2) kegembiraan dan syukur, telah diketahui semakin meningkat sebagai
3) interaksi sumber kebahagiaan; 4) kesepian suatu komponen dalam perawatan pasien
sumber kesedihan; 5) bersosialisasi dengan secara keseluruhan pada dewasa. The Commite
lingkungan sekitar; 6) mencari bantuan dalam on Paliative End of Life Care for Children and
mengatasi kesulitan Their Families mencatat bahwa masih sedikit
penelitian yang terkait dengan spiritualitas
Pembahasan pada anak sakit. Hal ini penting apabila kita
mampu memahami bahwa komponen
Hasil Penelitian ini sesuai dengan pendapat kehidupan anak sehingga kita bisa
Fontana and David (2003) mengenai tingkat memberikan suport yang lebih baik sebagai
spiritualitas pada anak yang berada pada tujuan hidup mereka (Kamper et al., 2010).
tingkat yang ketiga, yakni tingkat
diskriminatif. Kesadaran anak mulai Kesimpulan
mengkategorikan obyek dan kejadian
berdasarkan pengalaman dan memahami Spiritualitas pada anak kanker dibagi
adanya intuisi dan hal lain yang tidak teraba dalam 6 kategori yakni doa sebagai
oleh pancaindera. Pada tingkat ini kesadaran penyembuh sakit, kegembiraan dan syukur,
spiritual dianggap telah mulai ada. interaksi sumber kebahagiaan, kesepian
Spiritualitas pada anak merupakan suatu sumber kesedihan, bersosialisasi dengan
kemampuan untuk mendapatkan nilai personal lingkungan sekitar, mencari bantuan dalam
melalui hubungannya dengan orang lain (Kyle mengatasi kesulitan. Pembinaan spiritualitas
and Carman,2013). diperlukan bagi anak penyandang kanker, hal
Spiritualitas secara signifikan membantu ini diperlukan guna sebagai sarana motivasi
klien dan pemberi layanan untuk beradaptasi bagi anak ketika dalam keadaan sakit.
terhadap perubahan yang disebabkan oleh Pembinaan spiritualitas dapat dilakukan
penyakit kronis. Klien yang memiliki oleh perawat maupun layanan spiritualitas
pemahaman kesejahteraan spiritual, merasakan yang berada di Rumah Sakit maupun dari luar
hubungan dengan kekuatan tertinggi dan orang Rumah Sakit. Penelitian kualitatif mengenai
lain, dan dapat menemukan arti dan tujuan spiritualitas pada anak perlu dilakukan guna
hidup, akan dapat beradaptasi lebih baik mengeksplorasi perasaan anak yang lebih baik
dengan penyakitnya. Adaptasi tersebut dapat dan dilaksanakan saat anak sedang tidak dalam
membantu mereka dalam peningkatan kualitas kondisi perawatan di Rumah Sakit
hidupnya (Adegbolaa, 2006).
Spiritualitas memberikan pengaruh positif Referensi
terhadap koping dan pencapaian adaptasi
(Gamayanti , 2006). Aspek dalam kehidupan Adegbolaa, M. 2006. Spirituality and Quality
seseorang dipengaruhi oleh keyakinan spiritual of Life in chronic Illness. J Theory
dan agama yang mencakup hubungan dengan Constr Test. 10, 42. Accessed at 18
orang lain, kebiasaan sehari-hari, pandangan February 2014
terhadap dirinya dan dunia luar (Smeltzer and Ali K., Sutaryo,Purwanto,I.,
Bare, 2000). Mulatsih,S.,Supriyadi, E.,
Spiritualitas merupakan suatu komponen Widjayanto,P.H.,Sumadiono &
yang pernah dialamai oleh pasien yang Nurse,J. J. 2010. Yogyakarta Pediatric
mengalami penyakit pada stadium lanjut. Cancer Registry:An International
Sebagai contoh, mayoritas pasien dengan Collaborative Project of University
penyakit tingkat lanjut memandang spiritulitas Gadjah mada, University of
sebagai komponen yang signifikan dalam Saskatchewan, and the Saskatchewan
pengalaman sakitnya. Pasien secara frekuen Cancer Agency. Asian Pac J Cancer
bergantung pada kepercayaannya untuk Prev. 11, 131 - 136.
melakukan koping terhadap penyakit yang
dialaminya (religius koping). Lebih jauh lagi, Ben, E. A, Bar, G.S &Frenkel, M. 2006. Is a
spiritualitas berhubungan pula dengan kualitas bio-psycho-social-spiritual approach
hidup pasien yang lebih baik (William et al., relevant to cancer treatment?A study
2011). of patients and oncology staff

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 1 No 1 Tahun 2016 - 12


members on issues of complementary
medecine and spirituality. Support
Care Cancer Journal, 14, 147-152.
Burns, C., Brady, M., Dunn, A. B. 2004.
Pediatric Primary Care A Handbook
for Nurse Practitioners :Value and
Belief. United State America
Elsevier.pp481-487
Crammer, KAW, C., Gansler, T.I. and STE, K.
2011. Cancer survivor spiritual well
being and use of complementary
methods : A report from the American
Cancer Society's studies of cancer
survivors. J. Relig Health. 50, 92-107.
Fontana & David. 2003. Psychology, Religion,
and Spirituality. British psychological
Society and Blackwell Publishing

Gamayanti, I. L. 2006. Stres, Koping, dan


Pencapaian Adaptasi Anak Yang
Menderita Leukemia Limfoblastik
Akut. Doktor, Universitas Gadjah
Mada
Krueger,. 2000. Advanced Sampling Designs
in Mixed Research In: Tashakkori,A.
& Teddlie, C. (eds.) SAGE Handbook
of Mixed methodsin Social &
Behavioral Research. Washington
DC: SAGE pp365

Shahmoradi, Kandiah & Loh. 2012. Quality


of Life and Functional Status in
Patients with advanced cancer
admitted to hospice home care in
Malaysia : a cross-sectional study Eur
J Cancer Care .21, 661-666.
Taylor, C., Lilis, C. & LE, M. 1997.
Fundamental of Nursing ;The Art &
Science of Nursing Care, Philadelphia
New York, Lippincott
WHO. 2009. WHO Quality of Life -
BREF(WHOQOL [Online]. Available:
http://www.who.int/substance_abuse/r
esearch_tools/whoqolbref/en/
[Accessed 12 Februari 2014 2014].
William, Lauderdale, K. & J.Balboni, M.
2011. The Relationship of Spiritual
concerns to the Quality of Life of
Advanced Cancer Patients
:Preliminary Findings J Palliat Med .
9, 1022.

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 1 No 1 Tahun 2016 - 13

Anda mungkin juga menyukai