Anda di halaman 1dari 11

Tehnik Memasang NGT pada Anak

April 19th, 2012 HealthyEnthusiast 0 Comments

MEMASANG NGT

 Alat dan Bahan

- Selang: disesuaikan dengan ukuran anak dan viskositas larutan yang diberikan.

- Wadah untuk cairan: untuk jumlah kecil 10-30 ml spuit barel atau asepto untuk yang lebih
besar spuit 50 ml dengan ujung kateter.

- Spuit: digunakan untuk aspirasi isi lambung atau menginjeksikan udara setelah selang
dipasang.

- Air/ pelumas: digunakan untuk melumasi selang.

- Plester: digunakan untuk melekatkan selang pada pipi bayi atau anak.

- Stetoskop: digunakan untuk membantu dalam menentukan pemasangan yang tepat dalam
lambung.

- Larutan untuk pemberian makanan.

 Prosedur Pemasangan NGT

1. Tempatkan anak pada posisi telentang dengan kepala sedikit hiperfleksi atau dalam posisi
bersin (hidung menghadap kelangit-langit).
2. Ukur selang untuk memperkirakan panjang pemasangan dan tandai titik dengan plester
kecil.
3. Masukkan selang yang telah dilumasi dengan air atau pelumas melalui mulut atau salah
satu lubang hidung sampai tanda yang telah ditentukan sebelumnya:

- Jika menggunakan hidung, masukkan selang disepanjang dasar hidung dan arahkan lurus
kebelakang oksiput.

- Jika memasukkan selang melalui mulut arahkan selang ke arah belakang tenggorok.

- Jika anak mampu menelan sesuai perintah , sesuaikan pemasukan selang dengan
penelanan.

1. Periksa posisi selang dengan menggunakan cara:


- hubungkan selang dengan spuit dan beri tekanan negatif, lakukan aspirasi, jika
mengandung isi lambung maka menunjukkan penempatan yang tepat, tapi jika mengandung
sekresi pernafasan maka penempatan salah.

- Dengan spuit injeksikan sedikit udara (0,5 sampai 1 ml untuk premature, dan 5 ml untuk
anak yang lebih besar) ke dalam selang sambil bersamaan mendengarkan dengan stetoskop
diatas area lambung. Bunyi gemuruh akan terdengar bila selang berada tepat didalam lambung.

1. Stabilkan selang dengan menahan atau memplesternya pada pipi bayi, untuk
mempertahankan letak yang tepat ukur dan catat jumlah panjang selang yang dimasukkan
dari hidung atau mulut atau lubang bagian distal saat selang dipasang untuk pertama kali.

II.MEMBERI MAKAN LEWAT NGT

Tujuan pemberian makan melalui Nasogastrik Tube adalah untuk menyuplai pemberian makan
gastrointestinal untuk anak yang tak mampu makan melalui mulut karena anomali tenggorok
atau esophagus, kerusakan kapasitas menelan, kelemahan berat, gawat nafas atau tak sadar.

 Prosedur Pemberian Makan Melalui NGT

1. Jika mungkin gendong bayi dan anak kecil selam pemberian makan untuk memberikan
kenyamanan kontak fisik selama prosedur. Jika tak mungkin tempatkan bayi atau anak
pada posisi telentang atau sedikit miring.
2. Hangatkan formula pada suhu ruangan, tuangkan formula kedalam barel spuit yang
dihubungkan dengan selang pemberian makan. Untuk memulai aliran, berikan dorongan
lembut dengan plunger, tapi kemudian lepaskan plunger dan biarkan cairan mengalir
kedalam lambung sesuai gravitasi. Kecepatan ditentukan oleh diameter selang dan tinggi
wadah penampung makanan dan diatur oleh pengaturan tinggi spuit, pemberian makan
biasanya diselesaikan dalam 15-30 menit.
3. Bilas selang dengan air steril (1 atau 2 ml untuk selang kecil, 5-15 ml untuk selang lebih
besar)
4. Tutup atau klem selang indwelling untuk mencegah hilangnya makanan. Ketika selang
dilepaskan, pertama pijat selang dengan kuat untuk mencegah keluarnya cairan saat
selang ditarik.
5. Tempatkan anak pada posisi miring ke kanan atau tengkurap selama sedikitnya 1 jam
untuk meminimalkan kemungkinan regurgitasi dan aspirasi. Bila mungkin, sendawakan
anak setelah pemberian makan.
6. Diantara pemberian makan, berikan empeng pada bayi untuk memuaskan kebutuhan oral.

III.PEMASANGAN INFUS
 Terapi intravena diberikan pada bayi dan anak dengan tujuan:

a) Untuk penggantian cairan.

b) Untuk pemeliharaan cairan.

c) Untuk rute pemberian obat atau substansi terapeutik lain (misal: darah, produk darah,
imunoglobulin)

 Karakteristik set pemberian pediatrik:

a) Kalibrasi volume dan ruang kontrol dengan kapasitas terbatas dan mekanisme pemotongan
otomatis.

b) Ruang tetes dengan pemberian tetes mikro 60 tetes/ menit atau 60 cc/ jam.

c) Ukuran kecil (23-25 G) dengan jarum kupu-kupu (bersayap) kateter plastik fleksibel diatas
jarum (22-24 G) atau selang polietilaen melalui prosedur pemotongan pembedahan.

d) Untuk pemberian jangka panjang, alat infus intermiten (adapter PRN atau perifer), kateter
garis tengah, kateter sentral yang dipasang secara perifer, kateter vena sentral atau lubang yang
diimplantasi.

 Area injeksi pada terapi intravena:

a) Vena superfisial pada tangan, kaki, atau lengan.

b) Vena kulit kepala.

 Hal yang perlu diwaspadai:

a) Kelebihan pemberian tekanan.

b) Laju tetesan lebih cepat dari pada yang dapat diakomodasi oleh vena.

c) Jarum keluar dari vena.

d) Alat menginfuskan cairan dengan jumlah yang tak tepat.

e) Kaji laju tetesan dengan mengkaji jumlah cairan yang masuk dalam waktu yang sudah
ditentukan.

f) Hitung laju tetesan.

 Alat-alat dan cairan IV:


a) Cairan IV sesuai dengan yang diperlukan.

b) Set infus.

c) Standart infus.

d) Sarung tangan.

e) Abbocath (sesuai dengan usia bayi atau anak).

f) Kapas alcohol.

g) Kasa steril.

h) Tourniquet.

i) Gunting, plester.

j) Bengkok.

k) Spalk dan perban bila perlu.

 Prosedur pamasangan infus:

a) Mempersiapkan alat dan mengecek bungkus/ botol cairan, warna cairan dan tanggal
kadaluarsa.

b) Kunci atau klem selang infus.

Sambungkan selang dengan cairan infus dan gantung botol infus. Isi “chamber” dengan cairan
infus 1/3-1/2 bagian dan alirkan cairan sampai keujung selang.

c) Matikan aliran pada selang dan lindungi ujungnya dengan jarum untuk mencegah
kontaminasi.

d) Memilih dan mengkaji kondisi vena anak.

e) Memposisikan bayi atau anak pada posisi yang nyaman dan mempermudah insersi.

f) Menyiapkan tempat penusukan.

Pasang tourniquet kurang lebih 5 cm diatas vena sampai vena terlihat.

g) Pasang sarung tangan dan bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol.
h) Buka jarum dan pegang dengan tangan dominan, insersi jarum dengan sudut 15-45 derajat.
Tahan vena yang akan ditusuk dibawah tempat penusukan dengan tangan dominan. Menusukkan
jarum perlahan-lahan.

i) Bila sudah masuk kedalam vena, tarik jarum sampai keluar darah kemudian masukkan sisa
kanul perlahan sampai pangkal.

j) Memfiksasi kateter IV dengan satu tangan dan buka tourniquet lalu lepas jarum.

k) Hubungkan selang infus dengan kateter yang masuk vena dan membuka selang infus.

l) Mulai menjalankan dan pastikan infus mengalir dengan baik.

m) Letakkan kassa diatas area tusukan dan fiksasi dengan plester.

n) Hitung tetesan infus dan sesuaikan dengan program.

IV.TEKNIK INJEKSI

b) Area Injeksi Intramuskular Pada Anak

 Area vastus lateralis

- Lokasi

Palpasi untuk menemukan trokhanter mayor dan sendi lutut; bagi jarak vertical di antara dua
tanda ini kedalam tiga bagian; injeksikan ke dalam di bagian sepertiga tengah.

- Insersi jarum dan ukuran

Memasukkan jarum pada sudut 45 derajat di antara spuit dan paha atas pada bayi dan anak kecil,
atau jarum tegak lurus terhadap paha atau sedikit menyudut terhadap paha lateral 22 sampai 25G,
1,5 sampai 2,5 cm.

- Keuntungan

Otot yang besar dan berkembang baik dapat mentoleransi cairan dalam jumlah yang lebih besar
(0,5 ml [bayi] sampai 2,0 ml [anak]).
Tidak saraf atau pembuluh darah yang penting diarea ini mudah dijangkau bila anak berada pada
posisi telentang.

Bila tourniquet dapat digunakan di atas area injeksi untuk memperlambat reaksi hipersensitivitas
obat.

- Kerugian

Trombosis arteri femoralis dari injeksi dari area tengah paha.

Kerusakan saraf skiatik karena jarum panjang yang diinjeksikan secara posterior dan medial
kedalam ekstermitas kecil.

 Area ventrogluteal

- Lokasi

Palpasi untuk mencari lokasi trokhanter mayor, tuberkel iliaka superior anterior (ditemukan
dengan memfleksikan paha pada pinggul dan ukur ke atas 1-2 cm di atas lipatan yang terbentuk
di pangkal paha),dan puncak iliaka posterior; tempatkan telapak tangan diatas trokhanter mayor,
jari telunjuk di atas tuberkel iliaka superior anterior, dan jari tengah secara posterior di sepanjang
puncak ilium sejauh mungkin; injeksikan ke dalam bagian tengah bentuk V yang dibentuk oleh
jari.

- Insersi dan ukuran jarum

Masukkan jarum tegak lurus di area injeksi tetapi membentuk sudut sedikit ke arah trokhanter
mayor 22 sampai 25 G, 1,25 sampai 2,5 cm.

- Keuntungan

Bebas dari saraf dan struktur vaskular yang penting.

Mudah diidentifikasi melalui tonjolan tulang .

Dapat mengakomodasi cairan dengan jumlah yang lebih besar (0,5 ml [bayi] sampai 2,0 ml
[anak])

Mudah diakses jika anak berada pada posisi telentang, telungkup atau miring.

Kurang menimbulkan nyeri dibandingkan vastus lateralis.

- Kerugian

Professional kesehatan kurang mengenali sisi ini.


Tidak sesuai untuk penggunaan tourniquet.

 Area dorsogluteal

- Lokasi

Tentukan trokhanter mayor dan spina iliaka superior posterior, tarik garis imajiner diantara
kedua titik ini dan injeksikan bagian lateral dan superior dari garis kedalam otot gluteus
maksimus atau medius.

- Insersi dan ukuran jarum

Masukkan jarum tegak lurus terhadap permukaan dimana anak berbaring telungkup 20 sampai
25 G, 1,25 sampai 3,75 cm.

- Keuntungan

Pada anak yang lebih besar, massa otot lebih besar; otot yang berkembang baik dapat
mentoleransi volume cairan yang lebih basar (sampai 2 ml).

Anak tidak melihat jarum dan spuit.

Mudah diakses bila anak telungkup ataiu miring.

- Kerugian

Dikontraindikasikan pada anak yang belum berjalan pada sedikitnya usia 1 tahun

Bahaya cidera pada saraf skiatik.

 Area deltoid

- Lokasi

Tentukan lokasi prosesus akromion, injeksikan hanya kedalam sepertiga atas otot yang dimulai
sekitar dua ruas jari di bawah akromion.

- Insersi dan ukuran jarum

Masukkan jarum tegak lurus ke arah area sudut sedikit membentuk sudut ke arah siku22 sampai
25 G, 1.25 sampai 2,5 cm.

- Keuntungan
Absorbsi lebih cepat daripada diarea gluteal

Tourniquet dapat digunakan diatas area injeksi

Mudah diakses dengan hanya sedikit membuka pakaian

Kurang begitu menimbulkan nyeri dan efek samping local lebih sedikit dari vaksin dibandingkan
dengan vastus lateralis.

- Kerugian

Massa otot kecil; obat yang diinjeksikan hanya boleh dalam jumlah sedikit (0,5 sampai 1,0 ml)

Batas keamanan kecil dengan kemungkinan kerusakan pada saraf radialis dan saraf aksilaris
(tidak terlihat, berada di bawah deltoid pada pangkal humerus).

c) Intradermal Dan Subcutan

Tempat manapun dapat digunakan asalkan ujung-ujung saraf sensori yang ada relatif sedikit, dan
pembuluh arah besar serta tualng relatif dalam; anjurkan untuk melakukan injeksi diarea-area di
bawah ini:

Sepertiga tengah aspek lateral lengan atas

Abdomen

Sepertiga tengah paha anterior

(hindari sisi medial lengan atau kaki di mana kulit lebih sensitif)

- Insersi dan ukuran jarum

Gunakan jarum ukuran 27-30 G; ganti jarum sebelum pungsi kulit bila jarum menembus karet
pada vial.

Injeksikan sedikit volume cairan (sampai 0,5 ml).

Siapkan area untuk pungsi dengan agens bakteriostatik.

- Pemberian per subkutan

Cubit lipatan kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk.


Dengan menggunakan gerakan seperti memainkan dart, tusukkan jarum pada sudut 90 derajat (
beberapa praktisi menggunakan sudut 45 derajat pada anak dengan jaringan subkutan yang
sedikit atau pada anak yang dehidrasi).

Aspirasi adanya darah.

Injeksikan obat dengan perlahan tanpa melakukan tracking melalui jaringan.

- Pemberian per intradermal

Regangkan kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk jika perlu untuk memudahkan penetrasi.

Tusukkan jarum dengan bevel menghadap keatas dan sejajar dengan kulit.

Aspirasi adanya darah.

Injeksikan obat dengan perlahan.

d) Intravena

- Siapkan alat-alat yang diperlukan.

- Pertahankan asepsis ketat dan kewaspadaan umum.

- Siapkan area pungsi dengan agens bakteriostatik.

- Untuk menetapkan akses vena:

Pasang tourniquet; tourniquet pilihan untuk neonatus adalah pita karet.

Lihat atau palpasi vena.

Masukkan jarum dengan bevel menghadap keatas; sedikit letupan dapat dirasakan pada saat
memasuki vena anak; pada bayi kecil dan praterm hal ini tidak terjadi.

Lepaskan tournuquet, bila digunakan.

- Taik jarum dari alat atau area penusukan.

- Berikan tekanan kuat pada kasa steril kering atau kapas yang diletakkan di area ini.

- Buang spuit dan lepaskan penutupnya, buang jarum yang tidak dipotong dibuang kedalam
wadah yang tahan tusukan yang diletakkan didekat tempat pelaksanaan prosedur.
V.MEMASANG OKSIGEN

Terapi ini mencakup penggunaan masker, hood, hut, kanula nasal, face oksigen tent. Metode
dipilih berdasarkan pada:

 Konsentrasi oksigen inspirasi yang diperlukan.


 Kemampuan anak untuk bekerja sama sesuai kemampuanya menggunakan alat.

Konsentrasi diatur sesuai kebutuhan anak (biasanya 40-50 % atau 4-6 liter aliran).

1. a. Alat

- Nasal kanul, face mask, sesuai ukuran

- Central oksigen dengan flow meter

- Humidifier dengan cairan steril

- Kasa

- Plester

- Bengkok

- Hand scond

1. b. Prosedur pemasangan oksigen

- Kaji kebutuhan terapi oksigen

- Atur posisi bayi atau anak.

- Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

- Bersihkan rongga hidung bila terdapat secret

- Sambungkan selang kecentral oksigen, lalu cek apakah oksigan dapat mengalir dan
terdapat gelembung pada humidifier.

- Letakkan face mask atau nasal kanul pada hidung bayi atau anak.
- Alirkan oksigen sesuai petunjuk pemberian.

- Evaluasi keadaan bayi atau anak.

Anda mungkin juga menyukai