Anda di halaman 1dari 27

NEMATODA

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Biomedik 3
dosen pengampu Tria Firza Kumala, S. Kep., Ners., M. Biomed.
oleh:
kelompok 3

Desy Havana Erlianti (218007)

Dieni Fatimatussyaadah (218008)

Gilang Adhitya Fernanda (218013)

Inayaturrohmah (218016)

Noor Aziziyyah (218028)

Rahmat Awaludin (218031)

Rizka Hadi Lestari (218034)

Siti Rohmawati (218037)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang. Berkat
limpahan karunia nikmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Nematoda”
dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Biomedik
3 yang diampu oleh Ibu Tria Firza Kumala, S. Kep., Ners., M. Biomed.

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga
penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.

Bandung, April 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kata Nematoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu Nematos yang berartibenang atau tambang.
Cacing ini berukuran kecil (mm) sampai satu meter ataulebih, telur mikroskopis. Nematoda
yang telah diketahui terdapat sekitar 90.000spesies, tetapi diperkirakan terdapat 500.000
spesies, sekitar 15.000 jenis yangbersifat parasit. Habitat Nematoda bervariasi di laut, tanah
lembab, ada yanghidup bebas, sebagian bersifat parasit pada manusia, hewan, dan
tumbuhan.Beberapa Nematoda berperan penting dalam siklus nutrient (Sa’adah, 2011).

Bentuk tubuh nematoda panjang, langsing, silindris, dan pada beberapa jenis menjadi pipih
ke arah posterior, dilihat dari arah arah anterior, tampak bahwa daerah mulut dan sekitarnya
simetri radial atau biradial. Diduga hal inimerupakan bukti bukti bahwa nenek moyang
nematoda adalah hewan sessile.Mulut terletak di ujung anterior, dan di sekitarnya terdapat 3
atau 6 buah bibir,papila dan setae. Tubuh tertutup kutikula yang kompleks. Di bawah
kutikulaterdapat lapisan epidermis, biasanya selular, namun beberapa spesies
sinsitial.Sitoplasma epidermis pada nematoda melebar dan mendesak
pseudocoelomsepanjang garis middorsal, midventral, dan kedua midlateral. Semua
nukleiepidermis terdapat dalam keempat jalur tersebut dan secara khusus tersusun
dalambarisan. Pada dinding tubuh nematoda hanya ada otot longitudinal. Pseudocoelompada
nematoda luas dan berisi cairan yang antara lain berfungsi sebagai rangkahidrostatik, dan
menunjang gerak cacing yang meliuk-liuk seperti ular. Organuntuk pernafasan dan peredaran
darah tidak ada (Suwignyo, 2005)

Kata Nematoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu Nematos yang berartibenang atau tambang.
Cacing ini berukuran kecil (mm) sampai satu meter ataulebih, telur mikroskopis. Nematoda
yang telah diketahui terdapat sekitar 90.000spesies, tetapi diperkirakan terdapat 500.000
spesies, sekitar 15.000 jenis yangbersifat parasit. Habitat Nematoda bervariasi di laut, tanah
lembab, ada yanghidup bebas, sebagian bersifat parasit pada manusia, hewan, dan
tumbuhan.Beberapa Nematoda berperan penting dalam siklus nutrient (Sa’adah, 2011).

Bentuk tubuh nematoda panjang, langsing, silindris, dan pada beberapa jenis menjadi pipih
ke arah posterior, dilihat dari arah arah anterior, tampak bahwa daerah mulut dan sekitarnya
simetri radial atau biradial. Diduga hal inimerupakan bukti bukti bahwa nenek moyang
nematoda adalah hewan sessile.Mulut terletak di ujung anterior, dan di sekitarnya terdapat 3
atau 6 buah bibir,papila dan setae. Tubuh tertutup kutikula yang kompleks. Di bawah
kutikulaterdapat lapisan epidermis, biasanya selular, namun beberapa spesies
sinsitial.Sitoplasma epidermis pada nematoda melebar dan mendesak
pseudocoelomsepanjang garis middorsal, midventral, dan kedua midlateral. Semua
nukleiepidermis terdapat dalam keempat jalur tersebut dan secara khusus tersusun
dalambarisan. Pada dinding tubuh nematoda hanya ada otot longitudinal. Pseudocoelompada
nematoda luas dan berisi cairan yang antara lain berfungsi sebagai rangka hidrostatik, dan
menunjang gerak cacing yang meliuk-liuk seperti ular. Organ untuk pernapasan dan
peredaran darah tidak ada (Suwignyo, 2005).Kebanyakan nematoda yang hidup bebas adalah
karnivora dan memakanmetazoa kecil, termasuk jenis nematoda lain. Spesies lain baik air
laut maupun airtawar adalah fitofagus, memakan diatom, ganggang dan jamur. Spesies
tetestrialmerupakan hama tanaman komersial. Adapula spesies laut, air tawar dan
terestialyang merupakan deposit feeder , memakan lumpur dan memanfaatkan bakteri
danbahan organik yang terkandung dalam lumpur. Beberapa spesies memakansampah
organik seperti kotoran hewan, bangkai, dan tanaman busuk (Suwignyo, 2005).

Reproduksi nematoda selalu seksual. Umumnya diocious, dan jantanditandai dengan ekor
berbentuk lebih kecil dari betina. Pembuahan di dalam uterus, telur yang telah dibuahi
mendapat cangkang yang tebal dan keras.Permukaan cangkang dihiasi ukiran yang spesifik
untuk maing-masing spesies,hingga bentuk telur dipakai untuk identifikasi infeksi parasit dan
pengamatan tinjapenderita. Telur menetas menjadi larva yang sudah mirip bentuk induknya.
Larvamengalami 4 kali ganti kulit atau moulting, yang pertama dan kedua adakalanyaterjadi
di dalam cangkang sebelum menetas. Cacing dewasa telah berganti kulitnamun tetap tumbuh
menjadi dewasa (Suwignyo, 2005).Nematodosis adalah penyakit yang disebabkan oleh
cacing Nematoda ataucacing gilig. Di dalam saluran pencernaan (gastro intestinalis), cacing
inimenghisap sari makanan yang dibutuhkan oleh induk semang, menghisapdarah/cairan
tubuh atau bahkan memakan jaringan tubuh. Sejumlah besar cacingNematoda dalam usus
bisa menyebabkan sumbatan (obstruksi) usus sertamenimbulkan berbagai macam reaksi
tubuh sebagai akibat toksin yang dihasilkan(Sadjimin, 2000).

Nematoda yang ditemukan pada manusia terdapat dalam organusus, jaringan dan sistem
peredaran darah, keberadaan cacing ini menimbulkanmanifestasi klinik yang berbeda-beda
tergantung pada spesiesnya dan organ yangdihinggapi (Sudomo, 2008).Manusia merupakan
hospes defensif beberapa nematode usus (cacingperut) yang dapat mengakibatkan masalah
bagi kesehatan masyarakat. Diantaracacing perut terdapat sejumlah spesies yang ditularkan
melalui tanah (soiltransmitted helminthes). Diantara cacing tersebut yang terpenting adalah
cainggelang(Ascaris lumbricoides), cacing tambang ( Ancylostoma deuodonale dan Necator
americanus) dan cacing cambuk (Trichuris trichiura). Jenis-jenis tersebutbanyak ditemukan di
daerah tropis di Indonesia (Depkes RI, 2006).Cara penularan (transmisi) Nematoda dapat
terjadi secara langsung dantidak langsung. Mekanisme penularan berkaitan erat dengan
hygiene dan sanitasilingkungan yang buruk. Penularan dapat terjadi dengan: menelan telur
infektif (telur berisi embrio), larva (filariorm) menembus kulit, memakan larva dalamkista,
dan perantaraan hewan vektor. Dewasa ini cara penularanNematoda yangpaling banyak
adalah melalui aspek Soil Trasmitted Helminth yaitu penularanmelalui media tanah
(Onggowaluyo, 2001)

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana sifat umum nematoda?
b. Bagaimana morfologi nematoda?
c. Apa saja infeksi yang disebabkan oleh nematoda?
d. Apa saja jenis cacing nematoda parasit?
1.3. Tujuan
a. Menjelaskan sifat umum nematoda.
b. Menjelaskan morfologi nematoda.
c. Menjelaskan infeksi yang disebabkan oleh nematoda.
d. Menjelaskan jenis cacing nematode parasit
1.4. Manfaat
Hasil penugasan makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pada setiap
pembaca agar memiliki wawasan mengenai nematoda. Dan dapat dapat bermanfaat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan keperawatan dalam materi tentang nematoda.
1.5 metode penelitian
Pada tahap ini, dilakukan penelusuran teori-teori yang tepat tentang nematoda. Adapun
teori-teori yang ditelusuri, diambil dari berbagai sumber antara lain dari buku parasitologi
berbagai penyakit yang mempengaruhi kesehatan manusia, mikrobiologi dan parasitology
dan dari web.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Nematoda adalah cacing silinder, melingkar dengan belahan menyilang dan jarak
panjangnya dari 200 sampai 40 cm (pada Ascaris, parasit dalam usus manusia) dan 9
meter pada parasit dalam paus. Cacing ini triploblastik, tanapa segmen dan terututup ,
kulit ari yang fleksibel tapi liat, dibawahnya hanya ada lapisan otot melintang. Tidak ada
sistem darah atau sirkulasi lainnya. Rongga tubuhnya tidak mempunyai garis dalam
mesoderm dan itu bukan coelom itu diperoleh secara langsung dari blastocoel . Terdiri
dari banyak tabung untuk sistem reproduksi dan juga saluran cerna, yang terbuka di setiap
ujung cacing.
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1. Sifat-Sifat Umum


Cacing yang bersifat parasit pada manusia terbentuk dua golongan besar, salah
satunya yaitu cacing bulat (Nemathelminthes atau Nematoda).
Nematoda mempunyai bentuk bulat panjang dan tidak bersegmen. Mempunyai jenis
kelamin jantan dan betina. Cacing jantan lebih kecil daripada betina dan melengkung ke
arah ventral. Ukurannya bervariasi dari beberapa milimeter (misalnya Trychinell spiralis)
sampai 35 cm (misalnya Ascaris Lumbricoides) bahkan ada yang mendekati satu meter
(misalnya Dracunulus medinensis). Bentuk telurnya beragam, tergantung jenis cacingnya.

3.1.1 Siklus Hidup Nematoda Intestinal


Siklus hidup nematoda intestinal dibagi dalam 3 golongan, yaitu: tipe
langsung, modifikasi dari tipe langsung, dan penetrasi kulit.
a. Tipe Langsung
Dalam hal ini cacing dewasa langsung tumbuh dari telur cacing begitu
sampai di dalam tractus intestinalis, misalnya Trychuris trichiura dan
Enterobius vermicularis.
b. Modifikasi dari tipe langsung
Telur cacing yang berembrio yang masuk ke dalam intestinum menetas
menjadi larva. Larva ini menembus dinding intestinum, masuk ke dalam
aliran darah. Di dalam paru-paru larva akan ke luar dari sistem kapiler, naik
ke trachea, kemudian masuk ke oesophagus, tertelan, ke lambung terus ke
intestinum dan menjadi cacing dewasa, misalnya Ascaris lumbriocaides.
c. Tipe Penetrasi Kulit.
Telur yang berasal dari feces penderita, pada tanah yang basah akan menetas
menjadi bentuk rhabdita yang setelah beberapa waktu tumbuh menjadi
bentuk filarial. Bentuk filarial ini dapat menembus kulit yang utuh,
kemudian masuk ke dalam aliran darah sampai kapiler paru-paru.
Kemudian, ke luar dan kapiler paru-paru naik ke trachea, pindah ke
oesophagus tertelan untuk akhinya sampai di intestinum untuk menjadi
dewasa. Misalnya, Ancylostoma duodenale.

3.2 Morfologi

Nematoda dewasa berbentuk silindris memanjang dan bilateral simetris, bagian ujung
dapat dilengkapi dengan kaitan, gigi, lempeng, seta dan papilla, specula, bursa. Dinding
badan terdiei dari:
1. Di bagian luar terdapat hialin, kutikula nonseluler
2. Epitel subkutikula
3. Lapisan sel-sel otot
Lapisan kutikula yang tipis menebal pada empat korda longitudinal, yaitu: dorsal, venteral,
dan dua lateral menuju ke dalam rongga badan yang memisahkan sel-sel otot baan dalam
empat bagaian. Korda ini membawa saraf longitudinal dan saluran buangan lateral.

Bagian melintang morfologi nematoda

Dinding badan mengelingi ruangan tubuh, didalam terletak sistem pencernaan, reproduksi,
bagian saraf dan ekskresi. Rongga badan dilapis oleh jaringan ikat dan lapisan tunggal sel
otot.

Anatomi tubuh Nemathemintes

Traktus digestivus (saluran pencernaan merupakan tabung sederhana terketak dari mulut
sampai ke anus, terdiri dari mulut, esofagus, usus, rectum dan anus. Mulut di kelilingi oleh
bibir, papilla dan pada beberapa sepesies di lengkapi dengan kelenjar esofagus. Intenin atau
usus tengah merupakan tabung pipih dengan lumen yang lebar dan menjadi penghubung
antara esofagus dan rectum. Dinding usus terdiri dari lapisan tunggal sel-sel koluner. Pada
betina usus berakhir dengan rectum yang pendek, diliputi kutikula. Pada jantan usus
berhubungan pada saluran genital membentuk kloaka yang terbuka melalui anus.
Pada cancing tidak terdapati sistem sirkulasi. Cairan rongga badan mengandung
haemoglobin, glukosa, protein, garam, dan vitamin yang mengisi penuh fungsi darah. Sistem
saraf terdiri dari suatu lingkaran atau komisura dari ganglia yang berhubungan meliputi
esofagus. Organ reproduksi jantan terdiri dari testis, vasdeferen, vesikulaseminalis dan duktus
ejakulatorius, sepermatozoa yang ameboit melewati vasdeferen masuk ke vesikulaseminalis,
melalui duktus ejakulatorius keluar ke kloaka. Alat kopulasinya terdiri dari satu atau dua
sepikula dan kadang-kadang gubernaculum. Pada beberapasepesies mempunyai bursa
kopulatrik, alat untuk memegang yang betina waktu kopulasi. Organ reproduki betina dapat
dibedakan menjadi: ovary, oviduk, reseptakulumseminalis, uterus, ovjektor dan vagina. Yang
betina bertelur setiap hari 20-200.000 butir, tergantung dari jenisnya. Sistem ekskresi terdiri
dari dua kanal laterar yang berhubungan dengan suatu jembatan, dimana saluran terminal
lubang di daerah esofagus.

3.3 Infeksi yang disebabkan oleh nematoda

Parasit adalah hewan renik yang dapat menurunkan produktivitas hewan yang
ditumpanginya. Parasit dapat menyerang manusia dan hewan, seperti menyerang kulit
manusia. Parasitoid adalah parasit yang menggunakan jaringan organisme lainnya untuk
kebutuhan nutrisi mereka sampai orang yang ditumpangi meninggal karena kehilangan
jaringan atau nutrisi yang dibutuhkan

1. Hookworm (Cacing Tambang) Cacing tambang manusia termasuk ke dalam spesies


nematoda,Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Kebanyakan kelompok
dari cacing tambang yang menginfeksi hewan dapat juga menyerang dan bersifat
parasit terhadap manusia, mereka juga dapat menembus kulit manusia.

2. Ascariasis

Ascaris lumbricoides adalah nematoda terbesar (cacing gelang) yang bersifat parasit pada
usus manusia. (betina dewasa: 20 sampai 35 cm; jantan dewasa: 15 sampai 30 cm.)
Ascaris lumbricoides terdistribusi di seluruh dunia. Tingkat kejadian tertinggi berada di
daerah tropis dan subtropis, serta daerah dengan sanitasi yang tidak memadai.

Balantidiasis Balantidium coli adalah protozoa parasit yang memiliki silia.

Balantidium coli tersebar di seluruh dunia. Infeksi ke manusia lebih sering terjadi di daerah
yang memiliki populasi babi tinggi, selain itu hewan seperti tikus dan primata (bukan
manusia) juga memiliki peran besar.

3. Schistosomiasis

Schistosomiasis disebabkan oleh trematoda. Tiga spesies utama menginfeksi manusia adalah
Schistosoma haematobium, S. japonicum, dan S. mansoni. Dua spesies lain, yang
terlokalisasi secara geografis, adalah S. mekongi dan S. intercalatum. Selain itu, spesies lain
darischistosomes, yang bersifat parasit pada burung dan mamalia, dapat menyebabkan
cercarial dermatitis pada manusia.
Kontak manusia dengan air perlu mendapat perhatian juga karena bisa saja terserang infeksi
yang disebabkan oleh schistosomes. Berbagai hewan, seperti anjing, kucing, tikus, babi, kuda
dan kambing, berfungsi sebagai inang untuk S. japonicum, dan anjing untuk S. mekongi.
Schistosoma mansoni ditemukan di sebagian Amerika Selatan dan Karibia, Afrika, dan
Timur Tengah; S. haematobium di Afrika dan Timur Tengah; dan S. japonicum di Asia
Timur. Schistosoma mekongi danS. intercalatum ditemukan di Asia Tenggara dan bagian
tengah Afrika Barat.

4. Clonorchiasis

Daerah endemis berada di Asia termasuk Korea, Cina, Taiwan, dan Vietnam. Clonorchiasis
telah dilaporkan di daerah non endemis (termasuk Amerika Serikat). Dalam kasus tersebut,
infeksi ditemukan pada imigran Asia, atau mereka yang telah mengonsumsi ikan air tawar
impor mentah (tanpa dimasak terlebih dahulu) yang mengandung metaserkaria.

5. Echinostomiasis

Genus Echinostoma tersebar di seluruh dunia, dan sekitar sepuluh spesies telah dicatat oleh
manusia, termasuk E. Hortense, E. macrorchis,E. revolutum, E. ilocanum dan E. perfoliatum.
Kasus echinostomiasis terjadi di seluruh dunia, tetapi terjadi paling sering di Asia Tenggara
dan di daerah di mana siput, ikan air tawar, dan kerang dimakan mentah atau setengah
matang.

6. Amuba Usus

Entamoeba coli, E. hartmanni, E. polecki, Endolimax nana, dan Iodamoeba buetschlii


umumnya dianggap non patogen dan berada di usus besar manusia. Entamoeba gingivalis
juga dianggap non patogen dan berada dalam rongga mulut manusia, tepatnya di kantung
gingiva di dasar gigi.

Tidak dikenal ada tahap kista pada entamoeba gingivalis, tropozoit hidup di rongga mulut
manusia, yang berada di kantung gingiva dekat dasar gigi. Mereka tidak dianggap patogen,
dan memakan bakteri dan kotoran lainnya. Tropozoit ditularkan dari orang yang satu ke
orang lain secara lisan dengan mencium atau menggunakan peralatan makan yang sama.
Tahap tropozoit dari E. gingivalis memiliki ciri morfologis yang mirip dengan E. histolytica.
Semua enam spesies ini tersebar di seluruh dunia. Di alam, Entamoeba polecki menjadi
parasit terutama untuk babi dan monyet, serta terjadinya infeksi pada manusia yang lebih
sering di daerah di mana orang memiliki kontak yang dekat dengan hewan.

7. Amebiasis

Beberapa spesies protozoa dalam genus Entamoeba bersifat parasit pada manusia, tetapi
tidak semuanya berhubungan dengan penyakit.Entamoeba histolytica dianggap sebagai
amoeba patogen, terkait dengan infeksi usus dan ekstraintestinal.

Tersebar di seluruh dunia, dengan tingkat kejadian yang lebih tinggi terdapat di negara
berkembang. Di negara industri, terdapat kelompok risiko seperti laki-laki homoseksual,
wisatawan, dan imigran baru.

8. Enterobiasis

Enterobius vermicularis (sebelumnya Oxyuris vermicularis) juga disebut cacing kremi pada
manusia. (Betina dewasa: 8 sampai 13 mm, jantan dewasa. 2 sampai 5 mm), E. vermicularis
dianggap sebagai inang dari manusia. Selain itu Enterobius Gregorii, telah dijelaskan dan
dilaporkan dari Eropa, Afrika, dan Asia. E. Gregorii sifatnya identik dengan E. vermicularis.
Enterobius vermicularis tersebar di seluruh dunia, dengan infeksi lebih sering di sekolah atau
prasekolah anak. Enterobiasis tampaknya lebih sering terjadi pada negara-negara yang
memiliki iklim tropis. Ini adalah infeksi cacing yang paling umum di Amerika Serikat
(sekitar 40 juta orang yang terinfeksi).

9. Fascioliasis

Fasciola hepatica (yang disebut cacing hati) dan Fasciola gigantica, adalah parasit herbivora
yang dapat menginfeksi manusia.

Fascioliasis terjadi di seluruh dunia. Infeksi manusia dengan F. hepaticaditemukan di daerah


di mana banyak terdapat domba dan sapi, dan di mana manusia mengonsumsi selada air

mentah (tanpa dimasak), termasuk Eropa, Timur Tengah, dan Asia. Infeksi dengan F.
giganticatelah dilaporkan, tapi lebih jarang, hanya di Asia, Afrika, dan Hawaii.
10. Taeniasis

Taenia saginata (cacing pita pada sapi), T. solium (cacing pita pada babi) dan T. asiatica
(cacing pita Asia). Taenia solium juga dapat menyebabkan sistiserkosis

Taenia saginata dan T. solium adalah parasit yang tersebar di seluruh dunia. Taenia solium
lebih sering ditemukan pada masyarakat miskin di mana manusia hidup dalam kontak dekat
dengan babi dan makan daging babi kurang matang bahkan mentah. Taenia asiatica terbatas
pada kawasan Asia dan ini sering terdapat terutama di daerah Republik Korea, Cina, Taiwan,
Indonesia, dan Thailand.

11. Filariasis

Filariasis disebabkan oleh nematoda (cacing gelang) yang mendiami jaringan limfatik dan
subkutan. Delapan spesies utama menginfeksi manusia. Tiga dari delapan spesies tersebut
bertanggung jawab untuk sebagian besar morbiditas akibat filariasis: Wuchereria bancrofti
danBrugia malayi penyebab filariasis limfatik, dan Onchocerca volvulusmenyebabkan
onchocerciasis (river blindness). Lima lainnya spesies Loa loa, Mansonella perstans, M.
streptocerca, M. ozzardi, dan Brugia timori. (Spesies terakhir juga menyebabkan filariasis
limfatik.)
Di antara banyak agen filariasis limfatik, Wuchereria bancrofti ditemui di daerah tropis
diseluruh dunia diantaranya : Brugia malayi terbatas hanya di kawasan Asia, dan Brugia
timori terbatas pada beberapa pulau di Indonesia. Agenriver blindness, Onchocerca volvulus,
banyak terjadi terutama di Afrika, dan beberapa di Amerika Latin serta Timur Tengah. Di
antara spesies yang lain, Loa loa dan Mansonella streptocerca ditemukan di
Afrika;Mansonella perstans terjadi di Afrika dan Amerika Selatan, dan Mansonella ozzardi
hanya terjadi di benua Amerika.

3.4 Jenis cacing nematoda parasit

Nematoda parasit (cacing) pada manusia dapat ditemukan dalam usus, otot dan jaringan lain.
Banyak orang di seluruh dunia mengalami infeksi oleh nematoda daripada infeksi karena
parasit lainnya. Orang dapat terinfeksi dengan berbagai nematoda melalui beberapa cara:
mengkonsumsi telur, penetrasi kulit dengan larva atau melalui gigitan vektor yang terinfeksi.

1. Ascariasis lumbriocaides

Cacing gelang ini termasuk dalam kelas nematode usus yang banyak diperoleh di daerah tropis dan
subtropis yang keadaan daerahnya menunjukkankebersihan dan lingkungan yang kurang baik.

Morfologi ascaris lumbricoides merupakan salah satu jenis dari “soiltransmitted helminthes”,
yaitu cacing yang memerlukan perkembangan di dalamtanah untuk menjadi infektif. Ascaris
lumbricoides merupakan nematode parasite yang paling banyak menyerang manusia dan
cacing ini disebut juga cacing bulatatau cacing gelang. Cacing dewasa berwarna agak
kemerahan atau putihkekuningan, bentuknya silindris memanjang, ujung anterior tumpul,
memipih danujung posteriornya agak meruncing. Terdapat garis lateral yang biasanya mudah
dilihat, ada sepasang, warnanya memutih sepanjang tubuhnya (Irianto, 2009).Bagian kepala
dilengkapi dengan tiga buah bibir yaitu satu dibagianmediodorsal dan dua lagi berpasangan
bagian latero ventral. Terdapat sepasangpapilla, di bagian pusat diantara ketiga bibir lubang
mulut (bukan kaivi) yangberbentuk segitiga dan kecil. Pada bagian posterior terdapat anusnya
yangmelintang (Irianto, 2009).

Cacing dewasa yang jantan berukuran panjang 15 cm-31 cm dengandiameter 2 mm-4 mm.
Adapun cacing betina panjangnya berukuran 20 cm-35cm, kadang-kadang mencapai 49 cm,
dengan diameter 3mm - 6mm. Untuk membedakan cacing betina dengan cacing jantan dapat
dilihat pada bagianekornya (ujung posterior), dimana cacing jantan ujung ekornya
melengkung kearah ventral. Cacing jantan mempunyai sepasang spikula yang
bentuknyasederhana dan silindris, sebagai alat kopulasi, dengan ukuran panjang 2 mm-
3,5mm dan ujungnya meruncing (Irianto, 2009).Cacing betina memiliki vulva yang letaknya
dibagian ventral sepertiga danpanjang tubuh dari kepala. Vagina bercabang membentuk
pasangan salurangenital. Saluran genital terdiri dari seminal reseptakulum, oviduk, ovarium,
dan saluran-salurannya berkelok-kelok menuju bagian posterior tubuhnya yang dapatterisi 27
juta telur. Seekor cacing ascaris betina setiap harinya dapatmenghasilkan 200.000 telur.
Telurnya berbentuk ovoid (bulat telur), dengan kulityang tebal dan transparan, terdiri dari
membrane lipoid vitelin yang relative non-permeable (tidak ada pada telur yang infertile).
Lapisan tengah tebal transparandibentuk dari glikogen dan lapisan luar terdapat tonjolan
kasar yaitu lapisan albumin berwarna cokelat. Membrane vitelin yang inpermiable berguna
untuk melindungi embrio (Irianto, 2009).Askariasis adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh ascaris lumbricoides (cacing gelang) yang hidup di usus halus manusia dan
penularannya melaluitanah. Cacing ini merupakan parasit yang kosmopolit yaitu tersebar di
seluruh dunia, frekuensi terbesar berada di negara tropis yang lembab, dengan angka
prevalensi kadangkala mencapai di atas 50%(Depkes RI,2004).

Daur hidup cacing ascaris dewasa hidup didalam usus kecil, cacing tersebut hidup dari
makanan yang telah dicernakan oleh tubuh tuan runah,menyerap mukosa usus dengan
bibirnya, mengisap darah dan cairan jaringan usus.Telur-telur ascaris keluar bersama kotoran
tuan rumahnya dalam stadium satu sel.Telur ini masih belum bersegmeb dan tidak menular.
Di alam telur berada ditempat yang lembab, temperatur yang cocok dan cukup sirkulasi
udara. Telurtumbuh dengan baik sampai menjadi infektif setelah kira-kira 20- 24 hari.
Telurascaris tidak akan tumbuh dalam keadaan kering, karena dinding telur harusdalam
keadaan lembab unuk memungkinkan pertukaran gas (Irianto, 2009).

Pertumbuhan telur ascaris tidak tergantung dari pH dan juga telur sangat resisten, maka
kekurangan oksigen tidak menjadi sumber utama penghambatpertumbuhan telur. Kecepatan
pertumbuhan telur ascaris yang fertile diluar tubuhtuan rumah sampai menjadi stadium
berembrio yang infektif, tergantung padabeberapa faktor lingkungan antara lain : temperatur,
aerasi dan beberapalarutan desinfektan serta deterjen. Pertumbuhan telur ascaris dapat terjadi
padasuhu 8 – 370C (Irianto, 2009).
Ascaris lumbricoides

2. Oxyuris vermicularis

Oxyuris vermicularis atau sering disebut cacing kremi adalah salah satuhewan dari kelas
nematoda.Oxyuris vermicularis disebut cacing kremi karenaukurannya sangat kecil. Cacing
kremi hidup di usus besar manusia. Ukurannyayang sangat kecil sekitar 10 -15 mm. Cacing
kremi hidup di dalam usus besarmanusia. Pada bagian Mulutnya dikelilingi 3 bibir dan tidak
ada kapsul buccal.

Individu jantan panjangnya sampai 5 mm. Ekornya melengkung kearah ventraldanalae caudal
lateral mengelilingi ujung. Individu betina panjangnya sampai 13mm. Individu betina yang
matang bentuknya seperti kumparan dan mempunyaiekor yang langsing memanjang dan
runcing.Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya namun cukup
mengganggu. Infeksi cacing kremi tidak memerlukan perantara. Telur cacing dapat tertelan
bila kita memakan makanan yang terkontaminasi telur cacing ini.Pengulangan daur infeksi
cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan olehpenderita sendiri. Cacing ini bertelur
pada anus penderita dan menyebabkan rasagatal. Jika penderita sering menggaruk pada
bagian anus dan tidak menjagakebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi akan terjadi
kembali (Sa’adah, 2011).

Cacing kremi tidak menimbulkan penyakit yang berbahaya, namun cacingkremi ini cukup
mengganggu. Cacing kremi ini dapat menimbulkan rasa gatalyang teramat sangat di bagian
anus. Infeksi cacing kremi tidak membutuhkanperantara. Cacing kremi dapat masuk ke dalam
tubuh melalui makanan yang telahterkontaminasi telur cacing. Pengulangan daur infeksi
cacing kremi padaumumnya secara autoinfeksi, artinya dilakukan oleh penderita sendiri. Pada
saattertentu, cacing betina keluar dari anus untuk bertelur. Saat inilah timbul rasagatal. Jika
penderita menggaruk dan tidak menjaga kebersihan tangannya, makainfeksi cacing kremi ini
akan terjadi kembali (Pandhu, 2010).Cacing keremi hidup di dalam usus besar manusia.
Cacing ini bersifatkosmopolitan, banyak menginfeksi manusia terutama pada anak-anak.
Dewasapada apendiks, ketika bertelur akan menuju anus (malam hari) dan menyebabkan rasa
gatal (Sa’adah 2011). Ukuran cacing betina 8-13 mm, cacing jantan 2-5 mm. Cacing betina
mengandung 11.000 butir telur, setelah bertelur mati. Penyebaran secara oral melalui
makanan dapat bertahan di lingkungan sampai berminggu-minggu.Cacing ini tidak berbahaya
tetapi cukup mengganggu penderitanya. Selainmenyebabkan gatal di anus, keremi juga dapat
menyebabkan vaginitis danuretritis. Cacing keremi dapat dilihat dengan mata telanjang pada
anus penderita,terutama dalam waktu 1-2 jam setelah anak tertidur pada malam hari.

Cacing Kremi berwarna putih dan setipis rambut, mereka aktif bergerak. Telur maupun
cacingnya bisa didapat dengan cara menempelkan selotip di lipatan kulit di sekitar anus, pada
pagi hari sebelum anak terbangun. Kemudian selotip tersebutdiempelkan pada kaca objek dan
diperiksa dengan mikroskop (Sa’adah, 2011).

3. Trichuris trichiura

Seperti ascaris, cacing cambuk ini, Trichuris trichiura adalah salah satu nematoda yang
umumnya ditularkan melalui tanah. Cacing dewasa ditandai dengan penampilan seperti
cambuk . Trichuris menyebar melalui transmisi dari tangan ke mulut. Efek dari infeksi cacing
cambuk dapat berkisar dari yang relatif tidak berbahaya sampai cukup serius. InfeksI berat
cacing cambuk dapat menghasilkan diare berdarah, anemia dan prolaps rektum. Infeksi
dengan Ascaris dan Trichuris di Amerika Serikat yang lebih umum di daerah selatan di
dengan iklim hangat lembab.

Diagnosis didasarkan pada penemuan karakteristik telur yang ada dalam sampel tinja.

4. Ancylostoma duodenale
Ancylostoma duodenale merupakan cacing parasit, hidup pada ususmanusia. Cacing ini
menghisap darah dan cairan jaringan dan mengeluarkan zatantikoagulasi untuk mencegah
darah membeku saat diisap. Cacing jantanberukuran 8- 10 mm, cacing betina berukuran 10-
13 mm. Cacing betinamengeluarkan telur sebanyak 10.000- 30.000 butir setiap harinya
(Sa’adah, 2011).

Cacing tambang dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dancairan tubuh pada
usus halus manusia. Cacing ini memiliki ukuran tubuh yanglebih kecil dari cacing perut.
Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior melengkung membentuk kapsul mulut
dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk
menempel pada ususinangnnya.Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa
kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina saat
kawin.Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat bagian
tengah tubuhnya. cacing ini telah di kenal sejak zaman mesir kuno, daerah
penyebarannyaterletak antara 300 lintang selatan dan 400 lintang utara. Cacing ini menyebar
lebih ke daerah lokal yang mempunyai iklim yang hampir bersamaan, yaitu di
daerahpertambangan, karena itu di kenal nama cacing tambang (Irianto, 2009).

Morfologi cacing tambang, cacing dewasa berukuran kecil, silindris,berbentuk gelondong dan
berwarna putih kelabu. Bila sudah menghisap darah, cacing segar berwarna kemerahan.
Cacing betina berukuran 9-13 x 0,35-60 mm,lebih besar dari yang jantan yang berukuran 5-
11 x 0,3-0,45 mm. Bagian ujungbelakang jantan mempunyai bursa kopulatrix seperti jari
yang berguna sebagaialat pemegang pada waktu kopulasi. Badan cacing betina diakhiri
dengan ujungyang runcing. Telur mempunyai selapis kulit yang tipis transparan. Telur segar
yang baru keluar mengandung 2-8 sel. Telur ancylostoma berukuran 56-60 x 36-40 micron.
Seekor betina ancylostoma duodenale maksimum dapat bertelur20.000 butir (Irianto, 2009).

Cacing dewasa dapat hidup sampai 15 tahun, cacing tambangmenyebabkan anemia, diare
berdarah, malnutrisi (protein). Disebabkan oleh kulityang kontak dengan tanah yang
terkontaminasi larva cacing (Sa’adah, 2011).
5. Trichinella spiralis

Trichinella spiralis, penyebab trichinosis, pernah umum di Amerika Serikat, tetapi dengan
undang-undang yang mengharuskan memasak sampah makan babi dan pengendalian hama
yang lebih baik di sekitar kandang babi, hanya beberapa infeksi terjadi di Amerika Serikat
setiap tahunnya.

6. Cacing pipih darah

Platyhelminthes adalah filum dalam kerajaan animalia (hewan). Filum ini mencakup semua
cacing pipih kecuali nemertea, yang dulu merupakan salah satu kelas pada platyhelminthes,
yang telah dipisahkan. Tubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen. Umumnya, golongan cacing
pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain.Cacing
golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya. Beberapa contoh platyhelminthes adalah planaria yang
sering ditemukan di balik batuan (panjang 2–3 cm), Bipalium yang hidup di balik lumut lembap
(panjang mencapai 60 cm), Clonorchis sinensis, cacing hati, dan cacing pita.
Beberapa spesies platyhelminthes dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan. Salah satu
diantaranya adalah genus Schistosoma yang dapat menyebabkan skistosomiasis, penyakit parasit yang
ditularkan melalui siput air tawar pada manusia. Apabila cacing tersebut berkembang di tubuh
manusia, dapat terjadi kerusakan jaringan dan organ seperti kandung kemih, ureter, hati, limpa, dan
ginjal manusia. Kerusakan tersebut disebabkan perkembanganbiakan cacing schistosoma di dalam
tubuh hingga menyebabkan reaksi imunitas. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit endemik di
Indonesia.Contoh lainnya adalah clonorchis sinensis yang menyebabkan infeksi cacing hati pada
manusia dan hewan mamalia lainnya. Spesies ini dapat menghisap darah manusia. Pada hewan,
infeksi cacing pipih juga dapat ditemukan, misalnya Scutariella didactyla yang menyerang udang jenis
trogocaris dengan cara menghisap cairan tubuh udang tersebut.

7. Cacing pita

Taenia solium adalah cacing pita babi yang termasuk dalam keluarga taeniidae. Ini adalah parasit
zoonotik usus ditemukan di seluruh dunia, dan yang paling umum di negara-negara di mana babi
dimakan. Cacing dewasa ditemukan pada manusia dan memiliki tubuh datar, seperti-pita, yang
berwarna putih dan panjangnya 2 sampai 3 m. Kepalanya, skoleks, berisi pengisap dan rostelum
sebagai organ lampiran. Tubuh utama, strobila, terdiri dari rantai segmen yang dikenal sebagai
proglotid. Setiap proglotid merupakan unit reproduksi lengkap; maka, cacing pita adalah hermafrodit.
Ini melengkapi siklus hidupnya pada manusia sebagai inang utama dan babi sebagai inang perantara.
Hal ini ditularkan ke babi melalui feses manusia atau pakan ternak yang terkontaminasi, dan untuk
manusia melalui daging babi mentah atau setengah matang. Babi menelan telur berembrio, morula,
yang berkembang menjadi larva, yang oncospheres, dan akhirnya menjadi larva infektif, sistiserki.
Sebuah sistiserkus tumbuh menjadi cacing dewasa di usus kecil manusia. Infeksi umumnya tidak
berbahaya dan tanpa gejala. Namun, infeksi tidak disengaja pada manusia oleh tahap larva
menyebabkan sistiserkosis. Bentuk yang paling parah adalah neurosistiserkosis, yang mempengaruhi
otak dan merupakan penyebab utama epilepsi.
8. Wuchereria branchofti

Wucheria branchofti atau disebut juga cacing filaria adalah kelas darianggota hewan tak
bertulang belakang yang termasuk dalam filum nemathelminthes. Bentuk cacing ini gilig
memanjang, seperti benang maka disebut filarial. Wuchereria branchofti hidup di saluran
limfe inang. Ukuran cacing jantan 40 mm, cacing betina 82 mm (Sa’adah 2011).

Menurut Sudomo (2008) panjang cacing dewasa wuchereria bancrofti antara 72-105 mm
(betina) dan 28-42 mm (jantan) sedangkan Brugia malayi antara 50 -62mm (betina) dan
antara 20 -28 mm (jantan). Tempat hidupnya di dalam pembuluhlimfa. Cacing ini
menyebabkan penyakit kaki gajah (elefantiasis) yaitu pembengkakan tubuh. Pembengkakan
terjadi karena akumulasi cairan dalampembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing filaria
dalam jumlah banyak. Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Culex
yang banyak terdapatdi daerah tropis (Sudomo, 2008).Filariasis ialah penyakit menular yang
disebabkan karena infeksi cacingfilaria, yang hidup di saluran dan kelenjar getah bening serta
menyebabkan gejalaklinis dan akan berkembang menjadi kronis. Gejala klinis seperti
demam,limfadenitis, limfangitis desendens, abses funikulitis, epididimitis dan orkitis.Gejala
akut berupa demam yang biasanya muncul jika penderita bekerja berat dankelelahan. Gejala
kronis seperti sikatrik, hidrokel testis dan elefantiasis yangsifatnya menetap. Filariasis
ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk sebagai vektorperantara.

Pada saat dalam bentuk larva dan mikrofilaria (cacing kecil), cacing ini berada dalam darah,
namun ketika beranjak dewasa mereka akan berimigrasi kepembuluh limfe dan seringkali
berdiam diri di limfanoid (kelenjar getah bening).Kegiatan cacing dalam pembuluh limfe ini
menyebabkan reaksi inflamasi dansumbatan pembuluh limfe, sumbatan inilah yang
menyebabkan akumulasi cairan di tubuh bagian bawah dan scrotum (kantung pelir) sehingga
daerah-daerah tersebut seringkali membengkak (Sa’adah, 2011).Pada musim penghujan
biasanya nyamuk dapat berkembang biak dengansangat cepat. Banyak sekali penyakit yang
dapat ditularkan oleh hewan kecil yangsatu ini. Salah satunya adalah penyakit kaki gajah
(filariasis). Penyakit inidisebabkan oleh cacing filaria (wuchereria bancrofti). Cacing ini
dapat ditularkan melalui berbagai gigitan nyamuk kecuali nyamuk mansoni.
BAB 4

PENUTUP

4.1 simpulan

4.2 saran
DAFTAR PUSTAKA

Entjang, Indan. (2003). Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Akademi Keperawatan dan
Sekolah Tenaga Kesehatan Yang Sederajat. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Irianto,Koes (2009). Parasitologi Berbagai Penyakit Yang Mempengaruhi Kesehatan


Manusia.Bandung : Yrama Widya.

Nailur,Rahman. & Agustini, Ayu.Bentuk Dan Sifat Nematoda.


https://dokumen.tips/documents/bentuk-dan-sifat-nematoda.html. Diakses pada 6 April 2019.

Anda mungkin juga menyukai