G1P0A0 Hamil 40 Minggu Inpartu Kala I Fase Laten dengan Disporposi Kepala Panggul
Janin Tunggal Hidup Presentasi Kepala
Oleh :
0918011136
Pembimbing :
2015
1
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Ny. Sar
Umur : 30 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Sidoarjo, Jati Agung, Lampung Selatan
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesa.
Tanggal 5 Januari 2015 pukul 08.00 WIB
1. Keluhan Utama
Mau melahirkan dengan panggul sempit
Sekitar 16 jam SMRS, pasien juga mengeluh perut mulas yang mejalar sampai
keinggang, hilang timbul, semakin lama semakin kuat dan sering. R/ keluar darah
lendir (+), R/ keluar air-air (-). Pasien lalu berobat ke bidan, dan pasien dinyatakan
mau melahirkan dengan panggul sempit, lalu pasien dirujuk ke RSAM. R/ trauma (+),
R/ perut diurut-urut (+), R/ minum obat dan jamu (-), R/ post coital (-). Pasien
mengaku hamil anak pertama cukup bulan, dan gerakan anak masih dirasakan.
3. Riwayat Haid
Menarche : Umur 14 Tahun
Siklus haid : 28 Hari
2
Lamanya : + 7 Hari
Banyaknya : + 2x ganti pembalut
Warnanya : Merah
Baunya : Normal
Dismenore : Tidak Ada
HPHT : 29-03-2014
TP : 06-01-2015
4. Riwayat Perkawinan
Menikah satu kali usia saat menikah 28 tahun selama 2 tahun
1 Hamil ini
6. Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit dahulu
Tidak Ada
b. Riwayat penyakit dalam keluarga
Hipertensi (-), DM (-)
7. Riwayat operasi
Tidak ada
8. Riwayat antenatal
a. Selama hamil diperiksa oleh bidan, sebanyak 6 x kunjungan
b. Keluhan dan kelainan : Tidak Ada
3
I. Status Present
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,60C
Tinggi badan : 152 cm
Berat badan saat ini : 57 kg
BB sebelum hami l : 45 kg
4
1. Pemeriksaan Luar
Leopold 1 : TFU 3 jari di bawah proccesus xypoideus (29 cm) Fundus teraba
lunak, kurang bundar, tidak melenting. Kesan bokong janin.
Leopold 2 : Letak memanjang, bagian keras teraba di sebelah kanan. Kesan
punggung kanan.
Leopold 3 : Teraba bagian keras, bundar, belum terfiksir. Bagian terbawah kesan
kepala janin, penurunan 5/5
Leopold 4 : Kedua tangan Divergen, Kesan bagian kepala masuk PAP
DJJ : 148 x/menit
His : 2x/10’/25’’
TBJ : (29-13) x 155 = 2480 gram
2. Pemeriksaan Dalam
Insp : Portio livide, OUE terbuka 1 cm, fluor (-), fluxus (-), E/L/P (-)
VT : Portio lunak, posterior, effacement 30%, pembukaan 1 cm, ketuban
(+), terbawah kepala, H-I, penunjuk ubun-ubun kecil kanan lintang
V. Resume
Sekitar 16 jam SMRS, pasien juga mengeluh perut mulas yang mejalar sampai
keinggang, hilang timbul, semakin lama semakin kuat dan sering. R/ keluar darah
lendir (+), R/ keluar air-air (-). Pasien lalu berobat ke bidan, dan pasien dinyatakan
mau melahirkan dengan panggul sempit, lalu pasien dirujuk ke RSAM. R/ trauma
(+), R/ perut diurut-urut (+), R/ minum obat dan jamu (-), R/ post coital (-). Pasien
mengaku hamil anak pertama cukup bulan, dan gerakan anak masih dirasakan.
Hari Pertama Haid Terakhir tanggal 29/03/2014 dan Taksiran Persalinan tanggal
06/01/2015. Keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos mentis, TD 120/80
mmHg, frekuensi nadi 72 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, Suhu 36,6 0C.
Pemeriksaan Fisik: kepala, mata, gigi, leher, jantung, paru dalam batas normal
Pada thoraks, mammae membesar, tegang dan ditemukan hiperpigmentasi areolla
Pada abdomen, perut tampak membesar, dan ditemukan striae gravidarum. Pada
5
ekstrimitas superior, bentuk simetris, akral hangat, oedem (-/-), ekstremitas
inferior bentuk tidak simetris, akral hangat, oedem (-/-)
Pemeriksaan Obstetri : TFU 3jbpx, (29 cm), memanjang, punggung kanan,
terbawah kepala, penurunan 5/5, DJJ 148 x/menit, His 2x/10’/25’’, TBJ 2480 gr.
Inspekulo : Portio livide, OUE terbuka 1 cm, fluor (-), fluxus (-), E/L/P (-).
VT : Portio lunak, posterior, effacement 30%, pembukaan 1 cm, ketuban (+),
terbawah kepala, H-I, penunjuk ubun-ubun kecil kanan lintang
VI. Diagnosis
G1P1A0 Hamil 40 Minggu Inpartu Kala I Fase Laten dengan Dispporposional
Kepala Panggul Janin Tunggal Hidup Presentasi Kepala
VII. Prognosis
Ibu : dubia ad bonam
Anak : dubia ad bonam
VIII. Penatalaksanaan
Observasi TVI, HIS, DJJ
IVFD RL gtt XX/menit
Cek lab DR, CT-BT, CM
R/ partus perabdominam
6
IX. Follow Up
1. Observasi
Ny Sar/30th/395176/Sri Puji
5/1/2015 D/ G1P0A0 hamil 40 minggu inpartu kala I fase laten dengan
08.00 WIB DKP JTH preskep
Ø 1 cm Th/ Observasi TVI, HIS, DJJ
IVFD RL gtt XX/m
Cek DR, CT-BT,CM
R/ terminasi perabdominam
10. 30 WIB Lapor konsulen jaga dr. Ratna Dewi, SpOG : acc terminasi
perabdominam
11.50 WIB Lahir neonatus hidup, laki-laki dengan BB 2600 gr, PB 38 cm,
A/S 8/9, FTAGA
12.00 WIB Lahir plasenta lengkap, BP 450 gr, PTP 40 cm, Ø 15x16 cm
12.30 WIB KU ibu post SC baik, perdarahan aktif (-), ibu pindah rawat ke
Recovery Room, bayi pindah ke perinatologi
Tanggal 6/1/2015
Tanggal 7/1/2015
7
S 36,7 oC Metronidazol 3x 1 fls
Tanggal 8/1/2015
A/ P1A0 post SSTP a.i DKP hari III Ketorolac 3x1 amp
Ganti balutan
ANALISIS KASUS
8
1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?
9
Penatalaksanaan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia kehamilan,
adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan.
Penanganan ketuban pecah dini menurut Sarwono (2006), diantaranya :
A) Konservatif
1. Pengelolaan konserpatif dilakukan bila tidak ada penyulit (baik pada ibu
maupun pada janin) dan harus di rawat dirumah sakit.
2. Berikan antibiotika (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisisn bila tidak tahan
ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.
3. Jika umur kehamilan <32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih
keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4. Jika usia kehamilan 32-27 minggu, belum in partu, tidak ada infeksi, tes
buss negatif bed deksametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan
kesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu.
5. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan
tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24 jam.
6. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, bed antibiotik dan lakukan
induksi.
7. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intra uterin).
8. Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memicu
kematangan pare janin, dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan
spingomielin tap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal
selama 2 hari, deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
B) Aktif
a) Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea.
Dapat pula diberikan misoprostol 50,xg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4
kali
b) Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi. Dan persalinan
diakhiri :
1. Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan servik, kemudian induksi.
Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea
2. Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam
Pada kasus ini usia kehamilan ibu 38 minggu dimana tatalaksana yang dilakukan ada
lah bersifat aktif, dimana pada kasus ini diinduksi dengan drip oksitosin 5IU definitif
dan diberikan antibiotik ampicillin dikarenakan ibu telah pecah ketuban lebih dari 6
jam.
10