SKRIPSI
Disusun Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
hari. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya, tetapi banyak istri yang juga bekerja. Wanita
yang pada jaman dahulu hanya berperan sebagai seorang ibu yang mengurus
rumah tangga dan anak-anaknya saja, kini mempunyai peran kedua yakni
mencari nafkah (bekerja) untuk masa depan keluarga mereka sudah lazim
terjadi dalam era globalisasi ini. Hal tersebut ditandai dengan adanya perubahan
penerbang wanita. Demikian pula pada masa lampau kita hampir tidak
mengenal atau hanya sedikit sekali melihat wanita yang duduk dikursi manajer
tingkat atas. Tetapi sekarang jauh berbeda, banyak wanita telah menduduki
posisi top manager dan bahkan cukup banyak pula yang menempati kursi
ibu bukan hanya bertugas untuk melahirkan anak, dan sebagai pendamping
suami, tetapi juga dapat terjun secara aktif dalam berbagai kegiatan di luar
1
2
memainkan peranan. Peranan wanita pada umumnya dapat dilihat dari dua
sudut pandang, yaitu: (a) sebagai warga negara yang hubungannya dengan
hak-hak dalam bidang sipil dan politik, termasuk perlakuan terhadap wanita
dalam partisipasi kerja dan (b) sebagai ibu dalam keluarga dan istri dalam
maka konsep tradisional tidak dapat bertahan dan terjadilah perubahan sosial
nilai-nilainya yang tradisional. Wanita yang berperan selain sebagai istri dan
Hampir tidak ada lagi tempat yang dapat tidak membolehkan wanita masuk
hanya wanita yang bekerja dikantor, lebih-lebih sebagai pegawai negeri yang
cenderung disebut wanita karier. Padahal sebetulnya tidak begitu. Bekerja apa
(Anoraga, 2009:122). Jadi arti kata pertama dari wanita karier, jelas
masih merupakan sesuatu yang baru bagi wanita di luar pola yang tradisional.
bagi wanita sendiri (Irwanto dan Danny, 1986:103). Peran wanita sebagai istri
suami. Oleh karena itu faktor yang sangat menentukan adalah dapat tidaknya
anaknya. Apa pun yang menjadi motif dari seorang ibu untuk bekerja, sebagai
dalam beberapa hal. Perubahan sosial yang terjadi adalah peranannya didalam
sulit lepas begitu saja dari lingkungan keluarganya. Karenanya dalam meniti
karier, wanita mempunyai beban dan hambatan lebih berat dibandingkan rekan
prianya. Dalam arti, wanita lebih dahulu harus mengatasi urusan keluarga,
suami, anak dan hal-hal lain yang menyangkut tetek bengek rumah tangganya
(Anoraga, 2009:121).
4
sebagai ibu rumah tangga, tidaklah mudah. Karyawan wanita yang telah
menikah dan punya anak memiliki peran dan tangung jawab yang lebih berat
daripada wanita single. Peran gandapun dialami oleh wanita tersebut karena
karirnya.
Peran dalam keluarga berhubungan dengan tekanan yang timbul dalam
menangani urusan rumah tangga dan menjaga anak. Peran dalam pekerjaan
berhubungan dengan tekanan yang timbul dari beban kerja yang berlebihan
yang sangat penting dan saling terkait. Akan tetapi mengintegrasikan kedua
peran tersebut sangat sulit sehingga dapat menimbulkan suatu konflik yang
kodratnya sebagai seorang istri dan ibu, perubahan demografi tenaga kerja
wanita menimbulkan sebuah konflik peran ganda pada sebagian wanita yang
pekerjaan dirumah atau kehidupan rumah tangga. Jika ibu yang bekerja tidak
suami, cepat lelah dan lain-lain. Hal tersebut sering disebut dengan istilah stres
5
kerja, yaitu respon yang adaktif terhadap situasi eksternal yang menyebabkan
memeberikan perhatian kepada anak, suami dan orangtua. Disisi lain, tuntutan
lebih baik ataupun pendapatan yang lebih besar. Timbulnya masalah dalam
menjalani kedua peran tersebut bisa memicu tingkat stres kerja pada wanita
pembentuk terjadinya stress ditempat kerja maka para pekerja wanita dalam
dan keluarga. Hal ini dapat meningkatkan tekanan pada karyawan, tekanan
(Wirakristama, 2011).
PT. Solo Kawistara Garmindo adalah perusahaan manufactur yang
Eropa. Dengan hasil produksi berupa celana dan jaket musim dingin dengan
wanita sebanyak 500 karyawan. Adapun perincian data karyawan wanita PT.
telah menikah atau yang pernah menikah sebanyak 200 karyawan dan 300
per tahun dan didukung oleh para karyawan yang memiliki waktu bekerja
selama 7 jam yakni mulai pukul 08.00-17.00 dengan 1 jam istirahat dari pukul
dalam bekerja. Berikut jumlah kapasitas produksi dari tahun 2011 sampai
tahun 2013.
Table I.2
Kapasitas Produksi PT. Solo Kawistara Garmindo Tahun 2011
Kuantitas/unit
Jenis Produk 2011 2012 2013
Celana 70.000 72.000 75.000
Jaket Musim 70.000 78.000 80.000
dingin
Total 140.000 150.000 155.000
Sumber : HRD PT. Solo Kawistara Garmindo
Tabel I.2 diatas dapat diketahui jumlah produk yang diproduksi pada
tahun 2011, 2012 dan 2013 mengalami kenaikan jumlah produksi tiap
itemnya. Jumlah produksi yang mengalami peningkatan dari tahun ketahun ini
bertambah pula. Karena banyaknya waktu dan tenaga yang tersita oleh
7
pekerjaan maka tak jarang pula hal ini mengakibatkan kelelahan dan sebagai
Garmindo”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan
yang terjadi dan hal yang diharapkan. Ketika hasil yang dicapai seseorang
konflik peran ganda merupakan hal positif maka akan membuat karyawan
C. Batasan Masalah
8
Garmindo yang telah menikah atau yang pernah menikah dan memiliki
anak.
3. Data yang digunakan adalah data primer, yakni dengan menyebarkan
koesioner pada karyawan wanita yang telah menikah atau yang pernah
menikah dan memiliki anak yang bekerja pada PT. Solo Kawistara
Garmindo.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan tersebut rumusan masalah yang
karyawan?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah disebutkan diatas, tujuan
kinerja karyawan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap
kaitannya dengan konflik peran ganda, stres kerja, dan Kinerja karyawan
wanita.
2. Manfaat bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi perusahaan dalam
penelitian ini.
4. Manfaat bagi Karyawan Wanita
Dapat menjadi masukan dan informasi yang berkaitan dengan
hubungan antara peran ganda, stres kerja dan kinerja sehingga dapat
dihadapinya.
5. Bagi Keluarga (Suami dan Anak) Karyawan Wanita
Dapat menjadi masukan bahwa konflik peran ganda berpengaruh
Pada bab ini berisikan uraian tentang teori-teori yang berkaitan dengan
dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode
analisis.
4. BAB IV ANALISA
Pada bab ini berisi tentang uraian deskripsi, analisis data dan interpretasi
hasil penelitian.
5. BAB V PENUTUP
Pada bab ini menguraikan ntentang simpulan, keterbatasan penelitian yang
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori
1. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
melalui :
1) Jumlah Pekerjaan
Dimensi ini menunjukkan jumlah pekerjaan yang dihasilkan
pekerjaan. Oleh karena itu pada dimensi ini, karyawan dituntut untuk
(Bangun, 2012:234).
c. Tujuan Penilaian Kerja
Tujuan penilaian kerja menurut Robbins (2001) adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengambil keutusan personalia secara umum, sehingga dapat
pemberhentian.
2) Memberikan penjelasan tentang pelatihan dan pengembangan yang
dibutuhkan.
3) Dapat dijadikan sebagi kriteria untuk program seleksi dan
penghargaan.
QS. Al Jumu’ah:10
akan menimbulkan suatu konflik. Konflik merupakan salah satu esensi dari
serta budaya dan tujuan hidupnya. Dalam sejarah umat manusia, perbedaan
(Fahmi, 2012:205).
Menurut Handoko (2002:346), pada hakikatnya konflik dapat
pendapat ini cukup tajam, maka dapat menimbulkan rasa yang kurang
pihak lain tindakan itu dinggap merugikan. Bagi yang merasa dirugikan
akan menimbulkan rasa yang kurang enak, kurang simpati atau justru
orang yang dirugikan merasa kurang enak, kurang simpati atau malah
benci. Perasaan ini akan menjurus kearah konflik dengan segala akibatnya
(Anoraga, 2001:161).
c. Konflik Peran Ganda
16
Pekerjaan dan keluarga merupakan dua hal yang saling terkait dan
hal tersebut amatlah sulit apalagi jika orang tersebut sudah menikah dan
memiliki anak. Oleh karena itu konflik akan muncul ketika seseorang
harus membuat pilihan antara dua peran yang harus dijalani (peran dalam
ganda yaitu sebagai istri, orang tua, anak, dan karyawan. Bentuk konflik
ketidaksesuaian antara hal yang terjadi dan hal yang diharapkan. Ketika
sebagai bentuk konflik peran dimana tuntutan dari peran pekerjaan kurang
dapat di penuhi karena pada saat yang sama seseorang berusaha memenuhi
(FWC).
1) Konflik Pekerjaan-Keluarga (Work to-Family Conflict).
17
2002).
2) Konflik Keluarga-Pekerjaan (Family to-Work Conflict).
Konflik keluarga-pekerjaan terjadi ketika keluarga mempengaruhi
wanita karier adalah bisa tetap dekat dengan anak dan keluarga. Berusaha
wawasan serta perasaan dihargai dan bangga saat mereka bekerja menjadi
disimpulkan bahwa stres kerja pada karyawan wanita dengan konflik peran
ganda memiliki hubungan yang positif, dimana semakin besar konflik peran
ganda maka akan semakin besar pula kecenderungan untuk mengalami stres
turunnya kinerja yang diakibatkan stres dan konflik dalam lingkungan kerja.
Hal ini penting untuk diketahui oleh perusahaan agar dapat mengambil
3. Stres Kerja
a. Pengertian Stres.
Berbagai macam tantangan kehidupan yang dihadapi oleh individu
kegiatan dan beban kerja yang setiap hari dilakukan karyawan merupakan
ini tampak dari symptom, antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak
tantangan fisik maupun mental yang dating dari dalam ataupun luar dari
dirinya. Keadaan ini akan selalu terjadi dalam kehidupan manusia karena
20
hal itu merupakan bagian dari dinamika perjalanan hidup. Oleh karena itu,
yaitu :
1) Faktor lingkungan kerja.
Hal-hal yang terdapat dilingkungan kerja dapat menjadi sumber
antara lain :
a) Penataan ruang kerja.
b) Rancangan, peralatan, dan prosedur kerja.
c) Sistem penerangan.
d) Sistem ventilasi.
e) Tingkat keleluasan pribadi (privacy).
Di samping hal-hal yang bersifat fisik, kondisi psikis di lingkungan
kerja dapat menjadi sumber stres. Beberapa kondisi tersebut, antara lain:
(Nasrudin, 2010:187-188).
3) Faktor diri pribadi.
Beberapa ciri pribadi tertentu sangat erat kaitannya dengan
yang negatif dari dalam atau luar dirinya. Setiap individu akan
dan tantangan yang sama, bisa timbul stres dengan bentuk dan intensitas
yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Pada umumnya, mereka
berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan kerja yang rendah,
iklim kerja yang tidak sehat, otoritas kerja yang tidak memadai yang
stres yaitu :
1) On-The-Job
Adalah sejumlah kondisi kerja yang sering menyebabkan stres
antara lain adanya beban kerja yang berlebihan, tekanan atau desakan
waktu, kualitas superviser yang jelek, frustasi, konflik antar pribadi dan
mengelola waktu dan kesibukan dengan cara yang baik dan teratur
2001:158).
2) Pola Harmonis
Adalah pola menghadapi stres dengan kemampuan mengelola
Handoko (2001) stres yang terlalu besar akan menurunkan tingkat prestasi
dalam melakukan suatu pekerjaan. Cara kita bersikap agar beban yang kita
rasa tidak akan membuat kita merasakan terbebani yang akhirnya akan
Artinya:
Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya
berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan
apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.
Wanita Berperan Ganda. Hasilnya adalah dari uji hipotesis diperoleh hasil
peran ganda terhdap kinerja wanita berperan ganda sebesar 53,5% yang
ditunjukkan R2 sebesar 0,535. Hal ini dapat diartikan masih terdapat 46,5%
faktor lain yang mempengaruhi kinerja wanita berperan ganda. Dari uraian
antara konflik peran ganda terhadap kinerja wanita berperan ganda, artinya
semakin rendah konflik peran ganda yang dilami maka semakin baik
kerja, dan variabel intervening yakni stres kerja berpengaruh negatif dan
Karyawan Wanita PT. Nyonya Meneer Semarang dengan stres kerja sebagai
maupun tidak langsung dari konflik peran ganda terhadap kinerja karyawan
yang dimediasa oleh stres kerja, sedangkan 36,9% dijelaskan oleh variabel
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan uji F
sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa konflik
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, dengan demikian untuk
kinerja.
4. Ida Widyaningrum, dkk. 2012. Pengaruh Konflik Peran Ganda Dan Stres
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Wanita Pada Swalayan Era Mart 5000 Di
terhada kinerja. Dan variabel stres kerja sebesar 0,417 bersifat positif. hal
kinerja.
5. Indriyani Azazah, 2009. Pengaruh Konflik Peran Ganda dan Stres Kerja
Terhadap Kinerja Perawat Wanita Rumah Sakit (Studi Pada Rumah Sakit
wanita adalah sebesar 2,796 nilai P sebesar 0,005. Kedua nilai ini
menunjukkan nilai diatas 1,96 untuk CR dan dibawah 0,05 untuk nilai P.
stres kerja perawat wanita sebesar 3,081 dengan nilai P sebesar 0,002.
Kedua nilai ini menunjukkan nilai diatas 1,96 untuk CR dan dibawah 0,05
28
dengan nilai P sebesar 0,008. Hasil dari kedua nilai ini menunjukkan bahwa
nilai diatas 1,96 untuk CR dan dibawah 0,05 untuk nilai P, dengan demikian
diketahui nilai CR sebesar -2,514 dengan nilai P sebesar 0,012. Hasil dari
kedua nilai ini menunjukkan, nilai diatas 1,96 untuk CR dan dibawah 0,05
P sebesar 0,001. Hasil dari kedua nilai tersebut menunjukkan nilai diatas
1,96 untuk CR dan dibawah 0,05 untuk nilai P. sehingga dapat disimpulkan
karyawan.
yang dilakukan oleh konflik peran ganda terhadap kinerja diperoleh nilai F
sebesar 0,334 dan nilai signifikan sebesar 0, 561 (p>0,05). Sehingga hasil
uji linearitas pada konflik peran ganda dan kinerja menunjukkan hasil yang
tidak linear. Sedangkan dari hasil uji korelasi untuk mengukur korelasi
29
antara konflik peran ganda terhadap kinerja sebesar 0,100 dengan taraf
positif konflik peran ganda dan kinerja. Dari kedua uji tersebut didapatkan
bahwa hubungan antara konflik peran ganda dengan kinerja didapat hasil
yang tidak signfikan. Hal ini bahwa tidak ada hubungan antara konflik
peran ganda dan kinerja, sehingga pengaruh konflik peran ganda dan kinerja
diperoleh bahwa hasil nilai t hitung untuk X1 sebesar 0,334 lebih kecil dari
C. Kerangka Penelitian
secara teoritis pertautan antara variabel yang diteliti jadi secara teoritis dapat
H3
Konflik H1 H2
Peran
Stres Kerja
Ganda Kinerja
D. Hipotesis Penelitian
H1 : Konflik peran ganda berpengaruh signifikan terhadap stres kerja.
H2 : Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
H3 : Konflik peran ganda berpengaruh langsung terhadap kinerja
karyawan.
BAB III
METODE PENELITAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yaitu dengan
2013.
benda-benda dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu
SEM. Ukuran sampel yang sesuai untuk analisis SEM antara 100-200. Bila
ukuran sampel terlalu besar maka metode akan menjadi sangat sensitif,
1. Data primer
2. Data sekunder.
penulis kemukakan.
yakni seluruh karyawan Wanita yang telah menikah PT. Solo Kawistara
skala Likert. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum
rentang jawaban. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti
1. Tidak Setuju dengan skor 1
2. Kurang Setuju dengan skor 2
3. Cukup Setuju dengan skor 3
4. Setuju dengan skor 4
5. Sangat Setuju dengan skor 5
F. Variable Penelitian
Variabel Penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
H. Instrument penelitian
Tabel III.1
untuk membantu analisis data dengan cara mengubah data mantah menjadi
2002:165).
Dalam penelitian ini analisis diskripsif digunakan untuk
penelitian ini maka teknik analisis yang digunakan adalah SEM atau
structural (Strucktural Model) dan analisis jalur (Path Analysis). Jadi dengan
dikategorikan sebagai kombinasi yang unik dari kedua hal tersebut karena
dasar dari SEM berada pada dua teknik multivariabel yang utama, yaitu
ketiga variabel tersebut dapat digunakan analisis jalur. Analisis jalur dapat
3. Uji Validitas
Adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat valid atau sahihnya
2002:144).
Perhitungan validitas dari penelitian ini menggunakan program
variabel indikator itu lebih besar dari dua kali standart errornya (Ferdinand,
2002:187).
4. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsisitensi internal dari
2002:62).
5. Uji Asumsi
hasil SEM. Ukuran sampel minimal menurut Hair et al. seperti dikutip
oleh Ferdinand (2002: 43) yang menyatakan bahwa ukuran sampel (data
38
observasi) yang sesuai adalah berjumlah antara 100 sampai 200 atau
sampai 200, studi ini menggunakan 100 responden yang berarti asumsi
melihat apakah asumsi tersebut dipenuhi sehingga data dapat dioleh lebih
dalam analisis akhir yang menunjukkan data tersebut normal atau tidak.
apabila nilai yang dihitung lebih besar dari 2,58 berarti dapat menolak
kepercayaan 0,05 asumsi norma ditolak apabila nilai yang dihitung lebih
observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk
lebih besar dari Chi-square table atau nilai p < 0,001 dikatakan observasi
yang outliers.
39
6. Uji Hipotesis
a. Uji Kausalitas
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel yang digunakan dalam
totalnya. Efek langsung adalah koefisien dan semua garis koefisien dengan
anak panah satu ujung. Efek tidak langsung merupakan efek yang muncul
dari variabel antara. Sedangkan efek total adalah efek dari hubungan
(Ferdinand, 2002:179).
7. Kriteria Goodness of fit dari model
Untuk menganalisis dengan SEM perlu diperhatikan asumsi-asumsi
model hubungan antara variabel yang disusun secara teoritis didukung oleh
kenyataan yang ada pada data empiris. Uji kesesuaian antara model teoritis
dan data empiris dapat dilihat pada tingkat (goodness of fit statistic).
chi kuadrat (X’) untuk P > 0,05 ; RMSEA (root mean squere error of
approximation) < 0,08 dan GFI (Goodness of fit index) > 0,9; dan yang
Tabel III.2
Indeks Goodness of Fit
No. Indeks Goodness of Fit Nilai Cut-off