Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KAPITA SELEKTA PERPAJAKAN

PERUSAHAAN FARMASI

PT BIO FARMA (PERSERO)


Kelompok 3
Niken Desila Utami 120303140009
Siti Mutya Ayundari 120303140014
Shafira Ayudinda Syena 120303140025
Hasya Fauziah 120303140033

ADMINISTRASI PERPAJAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BAB I
PROFILE PT BIO FARMA (PERSERO)
1.1. Sejarah dan Perkembangan PT Bio Farma (Persero)
PT Bio Farma (Persero) adalah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang kepemilikan sahamnya
dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah. PT Bio Farma (Persero) sebagai satu-satunya produsen vaksin
untuk manusia di Indonesia yang selama ini telah mendedikasikan seluruh sumber daya yang
dimilikinya untuk memproduksi vaksin dan antisera yang berkualitas internasional untuk mendukung
program imunisasi nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki kualitas
derajat kesehatan yang lebih baik.
PT Bio Farma (Persero) berdiri sejak 120 tahun yang lalu, dimana pada tahun 1890 –1894
merupakan tanggal dikeluarkannya Surat Keputusan Hindia Belanda, tepatnya pada tanggal 6
Agustus 1890 tentang pendirian Parc Vaccinogene atau Landskoepok Inrichting di rumah sakit tentara
Weltevreden-Batavia, yang merupakan tonggak sejarah awal berdirinya perusahaan vaksin dan
sera di Indonesia.
Lembaga ini kemudian berubah menjadi Parc Vaccinogene Instituut Pasteur seiring
berjalannya waktu dan semakin meningkatnya kegiatan produksi, pada tahun 1895 – 1901. Setelah
tahun 1923 menempati gedung di Jalan Pasteur, nomor 28 Bandung, lembaga ini kembali
mengubah namanya menjadi Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur, dan tahun 1924-1942
dipimpin oleh L. Otten. Pada saat Jepang berkuasa, nama lembaga diubah menjadi Bandung Boeki
Kenkyushoo dan kegiatannya dipusatkan di Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur Bandung yang
dipimpin oleh Kikuo Kurauchi.
Kegiatan lembaga ini kemudian berpindah ke Klaten, selama Bandung diduduki Belanda,
sehingga Bandung Boeki Kenkyushoo kembali berganti nama menjadi Landskoepok Inrichting en
Instituut Pasteur. Pada periode ini lembaga dipimpin oleh R. M. Sardjito (1945-1946), dan beliau
merupakan orang Indonesia pertama yang memimpin lembaga ini.
Pada tahun 1950 – 1954, Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur di Bandung kembali menjadi tempat
berlokasinya kegiatan produksi vaksin dan sera. Seiring dengan terjadinya nasionalisasi berbagai
perusahaan Belanda, pemerintah Indonesia pada saat itu mengubah Landskoepok Inrichting en Instituut
Pasteur menjadi Perusahaan Negara Pasteur. Melalui Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1961
(Lembaran Negara Tahun 1961 No.101), Perusahaan Negara Pasteur berubah menjadi Perusahaan
Negara Bio Farma.
Setelah melalui penelitian dan penilaian bentuk badan usaha Bio Farma resmi menjadi Perusahaan
Umum Bio Farma dengan Peraturan Pemerintah RI No. 26 Tahun 1978. Periode itu Prof. Dr.
Konosuke Fukai telah mengawali upaya transfer teknologi produksi Vaksin Polio dan Campak.
Setelah hampir dua puluh tahun berstatus sebagai Perum (Perusahaan Umum), berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1997, perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang
selanjutnya dikenal dengan PT Bio Farma (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara Republik
Indonesia.
Bidang usaha utama PT Bio Farma (Persero) adalah memproduksi vaksin dan antisera yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat yang didukung oleh penelitian dan pengembangan,
pemasaran dan distribusi serta usaha pelayanan jasa pemeriksaan laboratorium kesehatan dan
imunisasi, sehingga mendapatkan keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan.

PT Bio Farma (Persero) menjalankan roda organisasinya di atas lahan seluas 91.058 m2 bertempat
di Jalan Pasteur No. 28 Bandung untuk fasilitas produksi, penelitian pengembangan, pemasaran dan

administrasi. Kemudian, seluas 282.441 m2 yang berlokasi di Cisarua, Lembang, Kabupaten Bandung
Barat untuk pengembangbiakkan dan pemeliharaan laboratorium. Sedangkan untuk mendukung
kelancaran operasional, perusahaan juga memiliki Kantor Perwakilan yang bertempat di Gedung
Arthaloka Lt. 3 di Jalan Jend. Sudirman No. 2, Jakarta.

1.2. Visi dan Misi


1.2.1 Visi
Menjadi produsen vaksin dan antisera yang berdaya saing global.

1.2.2 Misi
1. Memproduksi, memasarkan dan mendistibusikan vaksin dan antisera yang berkualitas
internasional untuk kebutuhan Pemerintah, swasta nasional, dan internasional.
1. Mengembangkan inovasi vaksin dan antisera sesuai dengan kebutuhan pasar.
2. Mengelola perusahaan agar tumbuh dan berkembang dengan menerapkan prinsip-
prinsip good corporate governance.
3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pemegang saham, dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya.

1.3. Logo dan Arti Logo Perusahaan


1.3.1 Logo
PT Bio Farma (Persero) adalah sebuah perusahaan yang adaptif dalam mengantisipasi trend bisnis
dan teknologi di bidang vaksin dan antisera. Salah satu bentuk antisipasi tersebut adalah dengan
memiliki logo yang merupakan lambang sebagai identitas jati diri perusahaannya. Adapun logo
dari PT Bio Farma adalah sebagai berikut:

Seperti halnya sebuah nama, logo perusahaan pun memiliki arti atau makna tersendiri. Adapun
arti dari logo pada perusahaan PT Bio Farma (Persero) tersebut adalah :
1. Logo tersebut merupakan adaptasi bentuk pencitraan dari “Crystal Protein” dan
“Glicoprotein”.
Hal tersebut merefleksikan bahwa Bio Farma adalah sebuah perusahaan di bidang
vaksin dan serum.
2. Mencitrakan ilusi pendar bintang (sparkling).
Dalam hal ini pendar bintang yang dimaknai sebagai semangat dan dinamika Bio Farma yang
memiliki masa depan yang cemerlang.
3. Warna dominan biru.
Warna dominan biru ini secara psikologis menyiratkan suatu nilai higienitas dan kesehatan.
4. Warna jingga dan kuning.
Warna jingga dan kuning secara terpadu menyiratkan semangat progresif dan keberanian untuk
berinovasi agar selalu menjadi yang terdepan.

1.4. Struktur Perusahaan


1.5. Kantor Perwakilan
PT Bio Farma (Persero) per 31 Desember 2014 tidak emmiliki entitas anak dan tidak memiliki
cabang, namun memiliki kantor perwakilan di Gedung Pakarti Centre, Jl. Tanah Abang III No. 23-27,
Jakarta. Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan entitas anak disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia. Perusahaan dan entitas anak melakukan penerapan standar akuntansi
dan interpretasi baru atau revisi yang berlaku efektif pada tahun 2014.
Penyediaan serta distribusi Nasional dan Internasional melalui:
PT Bio Farma
Jl. Pasteur No. 28, Bandung 40161, Indonesia
Tel. (62) 22 203 2755 ext. 747
Fax. (62) 22 204 1306
E-mail: sales@biofarma.co.id

1.6. Fokus Binis Perusahaan


Bio Farma fokus pada penelitian, pengembangan, produksi, dan pemasaran produk biologi, produk
farmasi secara nasional dan global. Bio Farma berperan aktif dalam mengembangkan riset dan teknologi
vaksin, melakukan penelitian vaksin baru dalam menjamin kemandirian kebutuhan vaksin di dalam
negeri serta ketersediaan vaksin untuk memenuhi kebutuhan vaksin di dunia yang berkualitas dan
terjangkau.

1.7. Kegiatan Perusahaan


1. Penelitian dan pengembangan produk biologi dan produk farmasi, baik yang dilakukan sendiri
maupun kerjasama dengan pihak lain.
2. Produksi produk biologi dan produk farmasi, baik dilakukan sendiri maupun kerjasama dengan
pihak lain.
3. Pemasaran, perdagangan dan distribusi produk biologi, farmasi, alat kesehatan, termasuk
barang umum, baik di dalam maupun di luar negeri.
4. Pelayanan Laboratorium Kesehatan dan klinik.
5. Berusaha di bidang jasa yang ada hubungannya dengan yang tertera pada huruf a, b, c dan d.

1.8. Fasilitas PT Bio Farma (persero)


- Produksi vaksin
- Laboratorium kesehatan dan klinik
- Gedung aula serbaguna
- Masjid
- Parkir

1.9. Produk
1. Combination Vaccines

2. Bacterial Vaccines
3. Viral Vaccines

4. Sera

5. Diagnostic

1.10. Pelayanan Laboratorium Kesehatan dan klinik


Pelayanan Laboratorium Kesehatan dan klinik berada di bawah Direktorat Pemasaran, Divisi
Klinik dan Imunisasi. Tugas dari Divisi Klinik dan Imunisasi:
1. Memberikan pelayanan imunisasi dan laboratorium kepada pelanggan lama dan penambahan
pelanggan baru.
2. Pembentukan tim pengkajian pembentukan unit bisnis untuk pelayanan laboratorium dan
imunisasi.
3. Melakukan Sertifikasi ISO 17025 dan akreditasi K AN untuk laboratorium bakteriologi dan
mikologi sehingga dapat menambah jumlah pelanggan untuk uji mikrobiologi industri/pangan.
4. Pembentukan unit radiologi untuk meningkatkan pelayanan pemeriksaan kesehatan dengan target
terbentuknya laboratorium rujukan pemeriksaan kesehatan kar yawan perusahaan dan calon TKI.

1.11. Proses Pengadaan Barang dan Jasa


Pengadaan Barang dan Jasa di Bio Farma mengikuti Peraturan Menteri BUMN No.05/MBU/2008
yang diubah dengan Peraturan Menteri No.15/MBU/2012 mengenai Pedoman Umum Pelaksanaan
Barang dan Jasa Badan Usaha Milik Negara, yang memberikan keleluasaan dalam melakukan
pengadaan barang dan jasa agar pengadaannya secara cepat, fleksibel, efektif dan efisien agar tidak
kehilangan peluang bisnis namun tidak sampai menimbulkan kerugian.
Secara umum proses pengadaan barang dan jasa di Bio Farma adalah sebagai berikut:
1.12. Proses Produksi Vaksin

1.13. Proses Bisnis


1.13.1. Vaksin
Sistem Rantai Dingin
Vaksin merupakan produk Biologi yang memerlukan penanganan khusus dalam
pendistribusiannya. Diperlukan sistem khusus untuk pendistribusian vaksin yaitu Sistem
Rantai Dingin (Cold Chain System) dimulai dari pabrik, pendistribusian, penyimpanan di
tempat tujuan, penyimpanan selama vaksin belum digunakan hingga diberikan kepada
pelanggan. Suhu dari vaksin harus tetap terjaga pada suhu kisaran 2-8 derajat Celsius untuk
vaksin BCG, DTP, TT, DT, Td, DTP-HB-Hib, Campak, Hepatitis B, Influenza. Sedangkan
untuk vaksin Polio harus disimpan pada suhu -20 (minus 20) derajat Celsius. Sistem Rantai
Dingin merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk tetap menjaga suhu vaksin dalam
keadaan yang stabil, agar keefektifan, keamanan, keampuhan dan kualitas vaksin tetap
terjaga, sehingga penerima mendapatkan manfaatperlindungan, serta pencegahan terhadap
berbagai penyakit menular. Batas waktu untuk seluruh pengiriman di atas tidak boleh
melebihi 48 jam berdasarkan guidelines WHO dan dengan tetap memperhatikan sistem
rantai dingin untuk setiap jenis vaksin.
1.14. Pemasaran
Sebagai perusahaan yang bergerak di Bidang Produsen Vaksin dan Antisera, Bio Farma
menghasilkan produk yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar sektor ekspor,
swasta dan Pemerintah. Pada tahun 2014, pasar sektor Ekspor memberikan kontribusi
penjualan sebesar 67,34% terhadap penjualan total, sektor Swasta memberikan kontribusi
penjualan sebesar 6,05% dan sektor pemerintah memberikan kontribusi penjualan sebesar
26,61%.
a. Pasar dalam Negeri
 Sektor Pemerintah: melayani kebutuhan pemerintah untuk proses imunisasi nasional di
Indonesia melalui Kementerian Kesehatan yaitu vaksin BCG, DT, T T, Polio, Campak,
Hepatitis B, DTP-HB dan Td (vaksin EPI) serta diluar program imunisasi reguler yaitu vaksin
DTP-HB-Hib (pentavalen) dan Anti Difteri Serum (ADS).
 Sektor Swasta : melayani para distributor dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan vaksin
diluar program imunisasi rutin Pemerintah yaitu vaksin BCG, BioTd, BioTT, FluBio,
Campak, Polio, Hepatitis B, PentaBio, antisera BioSAT, BioADS, BioSAVE, ABU II
(Australia) dan PPD 2 TU.

b. Pasar Luar Negeri:


 Sektor Ekspor Institusi: Suplai vaksin melalui institusi seper ti Badan Kesehatan Dunia
(World Health Organization (WHO), UNICEF, PAHO untuk memenuhi kebutuhan vaksin
bagi negara-negara berkembang untuk program imunisasi.
 Sektor Ekspor Umum: Suplai vaksin secara langsung, business to business, business to
government atau kerjasama melalui agen yang telah ditunjuk. Vaksin yang digunakan
merupakan vaksin yang telah memenuhi prakualifikasi WHO baik dalam bentuk produk
jadi maupun bulk. Vaksin yang digunakan untuk pasar luar negeri yaitu vaksin yang telah
memenuhi prakualifikasi WHO baik dalam bentuk produk jadi maupun bulk, yaitu vaksin T
T, Td, BioTT, DTP, Polio, Campak, DTP-HB, bulk Polio, bulk, Difteri, bulk Pertusis dan
bulk Tetanus.
BAB II
LAPORAN KEUANGAN PT BIO FARMA (PERSERO)
BAB III
LAPORAN PERPAJAKAN PT BIO FARMA (PERSERO)
3.1. Kewajiban Perpajakan PT Bio Farma (Persero)
PT Bio Farma (Persero) dikenakan pajak daerah dan pajak pusat.
1. PPh Badan
PT Bio Farma (Persero) dikenakan PPh Badan karena PT Bio Farma (Persero) merupakan
Wajib Pajak Badan. Tarif yang dikenakan pada PPh Badan yaitu:
- Peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000
PPh Badan = 12,5% x PKP
- Peredaran bruto lebih dari Rp 4.800.000.000 – Rp 50.000.000.000
PPh Badan = (12,5% x PKP dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas) +
(25% dari PKP peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas)
- Peredaran bruto lebih dari Rp 50.000.000.000
PPh Badan = 25% x PKP

Perhitungan PPh Badan sesuai laporan keuangan PT Bio Farma (Persero) tahun 2014 adalah
sebagai berikut:
Peredaran Bruto : Rp 2.028.988.082.136
Penghasilan Kena Pajak : Rp 788.543.899.000
Karena PT Bio Farma (Persero) memiliki peredaran bruto diatas Rp 50.000.000.000 maka PT
Bio Farma (Persero) dikenakan tarif PPh Badan sebesar 25% dari Penghasilan Kena Pajak.
Perhitungan:
PPh Badan = 25% x Rp 788.543.899.000 = Rp 197.135.974.750

2. PPh Pasal 25
PT Bio Farma (Persero) dikenakan PPh Pasal 25 karena PT Bio Farma (Persero) merupakan
Wajib Pajak Badan yang melakukan kegiatan usaha. Wajib Pajak yang melakukan suatu
kegiatan usaha dikenai Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 berupa angsuran PPh tiap bulannya.
Cara perhitungan PPh Pasal 25 =

PPh Pasal 25 = PPh terutang – kredit pajak (PPh 22, 23, 24)
12
= Rp 197.135.974.750-(Rp 43.640.308+Rp 612.819.202)
12
= Rp 197.135.974.750-Rp 656.459.510
= Rp 196.479.515.240
3. PPh Pasal 29
PT Bio Farma (Persero) dikenakan PPh Pasal 29 karena pajak terutang PT Bio Farma (Persero)
untuk suatu tahun pajak lebih besar daripada kredit pajak (Kurang Bayar), kekurangan
pembayarannya harus dilunasi sebelum keluarnya Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan. Tarif PPh Pasal 29 untuk Wajib Pajak Badan adalah sebagai berikut:
- Angsuran PPh Pasal 25 = PPh terutang tahun lalu x 12
- PPh Pasal 29 yang harus dilunasi = PPh yang terutang - angsuran PPh 25

4. PPN WAPU (Wajib Pajak Pemungut)


PT Bio Farma (Persero) dikenakan PPN karena melakukan transaksi jual beli vaksin. Tarif
PPN yang dikenakan yaitu:
PPN = 10% x Harga Jual
a) Penjualan Vaksin
Pada tanggal 21 Juli 2014, Perusahaan mengadakan perjanjian jual beli pengadaan vaksin
regular tahun 2014 dengan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, dengan nomor perjanjian No.KN.01.01/5/221-PK/2014. Disepakati
bahwa Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia akan
membeli berbagai jenis vaksin untuk program tersebut dari Perusahaan dengan rincian
sebagai berikut:

5. PPh Pasal 21 Pegawai dan Non Pegawai


Karyawan yang berada di PT Bio Farma (Persero) terdiri atas karyawan tetap, karyawan
kontrak, dan karyawan outsourcing.
a. Tarif yang digunakan untuk pegawai tetap merupakan tarif progresif yaitu:
Penghasilan sampai Rp 50 juta = 5%
Rp 50 juta - Rp 250 juta = 15%
Rp 250 juta - Rp 500 juta = 25%
Rp 500 juta = 30%

b. Pegawai tidak tetap


Tarif PPh 21 pegawai tidak tetap / tenaga kerja lepas sepanjang penghasilan tidak dibayarkan
secara bulanan, tarif lapisan pertama Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak
Penghasilan diterapkan atas:
1. Jumlah penghasilan bruto sehari yang melebihi Rp 450.000,- atau
2. Jumlah penghasilan bruto dikurangi PTKP yang sebenarnya, dalam hal jumlah penghasilan
kumulatif dalam 1 bulan kalender telah melebihi Rp 4.500.000,-.

Sistem penggajian karyawan dinyatakan dalam grade dan level jabatan, dari grade 17 (terendah)
hingga grade 2 (tertinggi). Tabel berikut menunjukkan jumlah upah diterima perbulan (Take
Home Pay) sampai dengan bulan Desember 2014.

6. PPh Pasal 22
PT Bio Farma (Persero) dikenakan PPh Pasal 22 karena melakukan transaksi impor dan
ekspor.
Contoh kasus:
1. PT Bio Farma (Persero) membeli keperluan kegiatan usahanya yaitu mesin Vial-Ampoule
Packaging Line secara impor sebesar Rp 150.000.000.
PPh Pasal 22 = 2,5% x Rp 150.000.000
= Rp 2.250.000
2. PT Bio Farma (Persero) mengekspor vaksin bakteri keluar negeri sebesar Rp
111.308.249.149. Berikut perhitungan pajaknya:
PPh Pasal 22 = 0,3% x Rp 50.000.000
= Rp 150.000
7. PPh Pasal 23
PT Bio Farma (Persero) dikenakan PPh Pasal 23 karena PT Bio Farma (Persero) menyewakan
jasa laboratorium kepada perusahaan lain untuk keperluan tertentu. Biasanya perusahaan yang
menggunakan jasa laboratorium di PT Bio Farma (Persero) merupakan perusahaan yang
bergerak di industri makanan, mereka menguji hasil makanan yang akan mereka jual ke pasaran
pada PT Bio Farma (Persero). Tarif PPh Pasal 23 yang dikenakan yaitu:
PPh Pasal 23 = 2% x Penghasilan Bruto

Contoh transaksi penyewaan atas jasa laboratorium PT Bio Farma (Persero):

PT Indofood menggunakan jasa laboratorium PT Bio Farma (Persero) untuk melakukan


pengujian atas hasil makanan yang mereka produksi sebelum dipasarkan kepada masyarakat.
PT Bio Farma (Persero) mendapatkan pembayaran atas penyewaan jasa laboratorium sebesar
Rp 75.000.000. Berikut perhitungannya:
PPh Pasal 23 = 2% x Penghasilan Bruto
= 2% x Rp 75.000.000
= Rp 1.500.000

8. PPh Pasal 26
PT Bio Farma (Persero) dikenakan PPh Final Pasal 26 atas jasa Warga Negara Asing yang
diberikan kepada PT Bio Farma (Persero). Tarif yang dikenakan yaitu:
PPh Pasal 26 = 20% x Penghasilan Bruto
Contoh kasus :
PT Bio Farma (Persero) mengadakan pelatihan untuk para pegawainya dan mendatangkan
pelatih/pembicara WNA dari Australia. PT Bio Farma (Persero) membayar Rp 20.000.000 atas
jasa pelatihan tersebut. Berikut perhitungan pajaknya :
PPh Pasal 26 = 20% x Rp 20.000.000
= Rp 4.000.000

9. PPh Final
PT Bio Farma (Persero) dikenakan PPh Final Pasal 4 (2) karena PT Bio Farma (Persero)
menyewakan gedung atau bangunan. PT Bio Farma (Persero) menyediakan bangunan berupa
masjid dan aula untuk disewakan. Contoh transaksi penyewaan gedung aula PT Bio Farma
(Persero):
PT Bio Farma (Persero) mendapatkan pembayaran atas penyewaan gedung aula sebesar Rp
25.000.000. Atas transaksi tersebut, PT Bio Farma (Persero) dikenakan PPh Final Pasal 4 (2)
sebesar 10%. Berikut perhitungannya:
PPh Final Pasal 4 (2) = 10% x Penghasilan Bruto
= 10% x Rp 25.000.000
= Rp 250.000

Anda mungkin juga menyukai