PERUSAHAAN FARMASI
ADMINISTRASI PERPAJAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BAB I
PROFILE PT BIO FARMA (PERSERO)
1.1. Sejarah dan Perkembangan PT Bio Farma (Persero)
PT Bio Farma (Persero) adalah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang kepemilikan sahamnya
dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah. PT Bio Farma (Persero) sebagai satu-satunya produsen vaksin
untuk manusia di Indonesia yang selama ini telah mendedikasikan seluruh sumber daya yang
dimilikinya untuk memproduksi vaksin dan antisera yang berkualitas internasional untuk mendukung
program imunisasi nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki kualitas
derajat kesehatan yang lebih baik.
PT Bio Farma (Persero) berdiri sejak 120 tahun yang lalu, dimana pada tahun 1890 –1894
merupakan tanggal dikeluarkannya Surat Keputusan Hindia Belanda, tepatnya pada tanggal 6
Agustus 1890 tentang pendirian Parc Vaccinogene atau Landskoepok Inrichting di rumah sakit tentara
Weltevreden-Batavia, yang merupakan tonggak sejarah awal berdirinya perusahaan vaksin dan
sera di Indonesia.
Lembaga ini kemudian berubah menjadi Parc Vaccinogene Instituut Pasteur seiring
berjalannya waktu dan semakin meningkatnya kegiatan produksi, pada tahun 1895 – 1901. Setelah
tahun 1923 menempati gedung di Jalan Pasteur, nomor 28 Bandung, lembaga ini kembali
mengubah namanya menjadi Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur, dan tahun 1924-1942
dipimpin oleh L. Otten. Pada saat Jepang berkuasa, nama lembaga diubah menjadi Bandung Boeki
Kenkyushoo dan kegiatannya dipusatkan di Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur Bandung yang
dipimpin oleh Kikuo Kurauchi.
Kegiatan lembaga ini kemudian berpindah ke Klaten, selama Bandung diduduki Belanda,
sehingga Bandung Boeki Kenkyushoo kembali berganti nama menjadi Landskoepok Inrichting en
Instituut Pasteur. Pada periode ini lembaga dipimpin oleh R. M. Sardjito (1945-1946), dan beliau
merupakan orang Indonesia pertama yang memimpin lembaga ini.
Pada tahun 1950 – 1954, Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur di Bandung kembali menjadi tempat
berlokasinya kegiatan produksi vaksin dan sera. Seiring dengan terjadinya nasionalisasi berbagai
perusahaan Belanda, pemerintah Indonesia pada saat itu mengubah Landskoepok Inrichting en Instituut
Pasteur menjadi Perusahaan Negara Pasteur. Melalui Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1961
(Lembaran Negara Tahun 1961 No.101), Perusahaan Negara Pasteur berubah menjadi Perusahaan
Negara Bio Farma.
Setelah melalui penelitian dan penilaian bentuk badan usaha Bio Farma resmi menjadi Perusahaan
Umum Bio Farma dengan Peraturan Pemerintah RI No. 26 Tahun 1978. Periode itu Prof. Dr.
Konosuke Fukai telah mengawali upaya transfer teknologi produksi Vaksin Polio dan Campak.
Setelah hampir dua puluh tahun berstatus sebagai Perum (Perusahaan Umum), berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1997, perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang
selanjutnya dikenal dengan PT Bio Farma (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara Republik
Indonesia.
Bidang usaha utama PT Bio Farma (Persero) adalah memproduksi vaksin dan antisera yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat yang didukung oleh penelitian dan pengembangan,
pemasaran dan distribusi serta usaha pelayanan jasa pemeriksaan laboratorium kesehatan dan
imunisasi, sehingga mendapatkan keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan.
PT Bio Farma (Persero) menjalankan roda organisasinya di atas lahan seluas 91.058 m2 bertempat
di Jalan Pasteur No. 28 Bandung untuk fasilitas produksi, penelitian pengembangan, pemasaran dan
administrasi. Kemudian, seluas 282.441 m2 yang berlokasi di Cisarua, Lembang, Kabupaten Bandung
Barat untuk pengembangbiakkan dan pemeliharaan laboratorium. Sedangkan untuk mendukung
kelancaran operasional, perusahaan juga memiliki Kantor Perwakilan yang bertempat di Gedung
Arthaloka Lt. 3 di Jalan Jend. Sudirman No. 2, Jakarta.
1.2.2 Misi
1. Memproduksi, memasarkan dan mendistibusikan vaksin dan antisera yang berkualitas
internasional untuk kebutuhan Pemerintah, swasta nasional, dan internasional.
1. Mengembangkan inovasi vaksin dan antisera sesuai dengan kebutuhan pasar.
2. Mengelola perusahaan agar tumbuh dan berkembang dengan menerapkan prinsip-
prinsip good corporate governance.
3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pemegang saham, dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya.
Seperti halnya sebuah nama, logo perusahaan pun memiliki arti atau makna tersendiri. Adapun
arti dari logo pada perusahaan PT Bio Farma (Persero) tersebut adalah :
1. Logo tersebut merupakan adaptasi bentuk pencitraan dari “Crystal Protein” dan
“Glicoprotein”.
Hal tersebut merefleksikan bahwa Bio Farma adalah sebuah perusahaan di bidang
vaksin dan serum.
2. Mencitrakan ilusi pendar bintang (sparkling).
Dalam hal ini pendar bintang yang dimaknai sebagai semangat dan dinamika Bio Farma yang
memiliki masa depan yang cemerlang.
3. Warna dominan biru.
Warna dominan biru ini secara psikologis menyiratkan suatu nilai higienitas dan kesehatan.
4. Warna jingga dan kuning.
Warna jingga dan kuning secara terpadu menyiratkan semangat progresif dan keberanian untuk
berinovasi agar selalu menjadi yang terdepan.
1.9. Produk
1. Combination Vaccines
2. Bacterial Vaccines
3. Viral Vaccines
4. Sera
5. Diagnostic
Perhitungan PPh Badan sesuai laporan keuangan PT Bio Farma (Persero) tahun 2014 adalah
sebagai berikut:
Peredaran Bruto : Rp 2.028.988.082.136
Penghasilan Kena Pajak : Rp 788.543.899.000
Karena PT Bio Farma (Persero) memiliki peredaran bruto diatas Rp 50.000.000.000 maka PT
Bio Farma (Persero) dikenakan tarif PPh Badan sebesar 25% dari Penghasilan Kena Pajak.
Perhitungan:
PPh Badan = 25% x Rp 788.543.899.000 = Rp 197.135.974.750
2. PPh Pasal 25
PT Bio Farma (Persero) dikenakan PPh Pasal 25 karena PT Bio Farma (Persero) merupakan
Wajib Pajak Badan yang melakukan kegiatan usaha. Wajib Pajak yang melakukan suatu
kegiatan usaha dikenai Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 berupa angsuran PPh tiap bulannya.
Cara perhitungan PPh Pasal 25 =
PPh Pasal 25 = PPh terutang – kredit pajak (PPh 22, 23, 24)
12
= Rp 197.135.974.750-(Rp 43.640.308+Rp 612.819.202)
12
= Rp 197.135.974.750-Rp 656.459.510
= Rp 196.479.515.240
3. PPh Pasal 29
PT Bio Farma (Persero) dikenakan PPh Pasal 29 karena pajak terutang PT Bio Farma (Persero)
untuk suatu tahun pajak lebih besar daripada kredit pajak (Kurang Bayar), kekurangan
pembayarannya harus dilunasi sebelum keluarnya Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan. Tarif PPh Pasal 29 untuk Wajib Pajak Badan adalah sebagai berikut:
- Angsuran PPh Pasal 25 = PPh terutang tahun lalu x 12
- PPh Pasal 29 yang harus dilunasi = PPh yang terutang - angsuran PPh 25
Sistem penggajian karyawan dinyatakan dalam grade dan level jabatan, dari grade 17 (terendah)
hingga grade 2 (tertinggi). Tabel berikut menunjukkan jumlah upah diterima perbulan (Take
Home Pay) sampai dengan bulan Desember 2014.
6. PPh Pasal 22
PT Bio Farma (Persero) dikenakan PPh Pasal 22 karena melakukan transaksi impor dan
ekspor.
Contoh kasus:
1. PT Bio Farma (Persero) membeli keperluan kegiatan usahanya yaitu mesin Vial-Ampoule
Packaging Line secara impor sebesar Rp 150.000.000.
PPh Pasal 22 = 2,5% x Rp 150.000.000
= Rp 2.250.000
2. PT Bio Farma (Persero) mengekspor vaksin bakteri keluar negeri sebesar Rp
111.308.249.149. Berikut perhitungan pajaknya:
PPh Pasal 22 = 0,3% x Rp 50.000.000
= Rp 150.000
7. PPh Pasal 23
PT Bio Farma (Persero) dikenakan PPh Pasal 23 karena PT Bio Farma (Persero) menyewakan
jasa laboratorium kepada perusahaan lain untuk keperluan tertentu. Biasanya perusahaan yang
menggunakan jasa laboratorium di PT Bio Farma (Persero) merupakan perusahaan yang
bergerak di industri makanan, mereka menguji hasil makanan yang akan mereka jual ke pasaran
pada PT Bio Farma (Persero). Tarif PPh Pasal 23 yang dikenakan yaitu:
PPh Pasal 23 = 2% x Penghasilan Bruto
8. PPh Pasal 26
PT Bio Farma (Persero) dikenakan PPh Final Pasal 26 atas jasa Warga Negara Asing yang
diberikan kepada PT Bio Farma (Persero). Tarif yang dikenakan yaitu:
PPh Pasal 26 = 20% x Penghasilan Bruto
Contoh kasus :
PT Bio Farma (Persero) mengadakan pelatihan untuk para pegawainya dan mendatangkan
pelatih/pembicara WNA dari Australia. PT Bio Farma (Persero) membayar Rp 20.000.000 atas
jasa pelatihan tersebut. Berikut perhitungan pajaknya :
PPh Pasal 26 = 20% x Rp 20.000.000
= Rp 4.000.000
9. PPh Final
PT Bio Farma (Persero) dikenakan PPh Final Pasal 4 (2) karena PT Bio Farma (Persero)
menyewakan gedung atau bangunan. PT Bio Farma (Persero) menyediakan bangunan berupa
masjid dan aula untuk disewakan. Contoh transaksi penyewaan gedung aula PT Bio Farma
(Persero):
PT Bio Farma (Persero) mendapatkan pembayaran atas penyewaan gedung aula sebesar Rp
25.000.000. Atas transaksi tersebut, PT Bio Farma (Persero) dikenakan PPh Final Pasal 4 (2)
sebesar 10%. Berikut perhitungannya:
PPh Final Pasal 4 (2) = 10% x Penghasilan Bruto
= 10% x Rp 25.000.000
= Rp 250.000