Anda di halaman 1dari 18

Kerangka Proposal Penelitian

(Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kulia Metode Penelitian)

Oleh:

Sumitro Limatahu

PROGRAM STUDI PERIKANAN

SEKOLAH TINGGI PERTANIAN LABUHA

HALMAHERA SELATAN

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Ikan mas atau carp yang berasal dari Asia Timur, Ikan Mas Koi ditemukan pada

Zaman Dinasti Chin pada Tahun 265-315 sebelum Masehi. di Cina, sebelum di kenalkan

di Jepang, Ikan Mas Koi juga sering disebut sebagai Nishikigoi, yang menggambarkan

bahwa ikan carp yang berwarna Terang (Redaksi PS, 2010). Di Jepang awalnya ikan

Carp di budidayakan sebagai ikan konsumsi pada saat musim dingin , namun setelah

dibudidayakan hampir setengah abad ikan Carp yang dipelihara mengalami Strain Carp

berwarna merah ( individu baru) yang merupakan cikal bakal munculnya Koi yang

beragam seperti sekarang yaitu kohaku ( merahputih), shiroutsuri ( merah hitam),

kinoutsuri (kuning hitam). Namun pada tahun 1910 munculnya beragam koi seperti showa,

sanke, kin gin, rin dan ogon (Twigg D, 2013).

Tahun 1991 indonesia mulai digemari dengan munculnya empat varietas ikan Koi

yaitu platinum, Shusui, Asagi dan Sanke yang merupakan hasil kawin silang antara ikan

kupai kuning dengan ikan ikan koi dari jepang pada Balai budidaya Ikan air tawar. Namun

kegemaran tersebut terhenti pada tahun 2001-2002 yang dikarenakan serang herves yang

melanda tanah air (Zairin, 2013).

Ikan Koi yang yang memiliki keunikan warna yang cerah dan beragam sehingga

menarik orang untuk memelihara koi kembali di tanah air, dengan kejadian herves yang

mampu ditangani oleh balai Budidaya Air Tawar Blitar yang merupakan pusat Koi di

Indonesia, yang saat itu ikan Koi mulai dikembangkan di seluruh Indonesia. Namun

terdapat bebrapa kendala yang itu sebagai alasan dalam sehingga di beberapa daerah

termasuk Maluku Utara belum mampu memenuhi permintaan para peminat Ikan Mas Koi

yang dijadikan sebagai hiasan di pekarangan rumah, hal ini dapat dilihat dengan tingginya

harga jual Ikan Mas Koi per ekor yang rata-rata sampai ratusan ribu/ekor.
Kendala yang dihadapi adalah tingginya tingkat kematian pada larva pada saat

pembenihan Ikan Mas Koi terutama pada larva yang berumur 4 sampai 15 hari (Kuncoro,

2011). Hal ini dikarenakan pada umur ikan yang demikian harus dapat beradaptasi dengan

makanan, pasca kehabisan kuning telur, bawaan ikan pada saat menetas sebagai

makanan cadangan. Sehingga perlu Pengetahuan terhadap makanan yang sangat penting

dalam pengelolaan dan penangan larva. Penelitian diarahkan pada tiga makanan yang

biasa digunakan yang diharapkan mampu meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan

pertumbuhan yang baik, yaitu kuning telur ayam, kuning telur bebek dan kuning telur

puyuh.

Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam kehidupan

mahluk hidup, pakan terdiri atas dua jenis yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan

buatan merupakan pakan yang di formulasikan sesuai dengan kebutuhan ikan, namun

yang menjadi kendala dalam pakan buatan adalah tingginya harga pakan ikan sehingga

kebanyakan para pembudidaya ikan mengalami kesulitan. Beberapa hal penting sebagai

persyaratan pakan bagi ikan diantaranya adalah memiliki nilai gizi tinggi, mudah didapat.

Hal ini yang menyebabkan ketiga bahan jenis pakan di atas dijadikan sebagai bahan

penelitian.

Telur ayam, bebek dan puyuh merupakan salah satu sumber protein dalam

menunjang gizi bagi organisme, telur ayam dalam pakan bagi ikan dianggap ideal

mengingat pakan ikan yang tersedia, di Maluku Utara hanyalah pakan yang diperuntukan

untuk benih ikan yang sudah berukuran benih yaitu pellet. Dengan tingginya tingkat

kematian pada tahap larva maka perlu dilakukan penelitian dengan ketiga jenis pakan di

atas yang diharapkan dapat menekan tingkat kematian larva Ikan Mas Koi.

1.2 Rumusan Masalah

Larva merupakan tahap kritis pada pemeliharaan Ikan Mas Koi, sehingga tingkat

kematian ikan sangat tinggi yang salah satu penyebab adalah penyesuaian pakan pasca

larva kehabisan kuning telur yang merupakan cadangan pakan yang di bawah saat telur
menetas, ini menyebabkan ikan harus konsumsi pakan dari luar. Maka penelitian di

rumuskan sebagai berikut:

a. Apakah ketiga jenis pakanan tersebut dapat memberikan tingkat kelangsungan hidup

dan pertumbuhan yang lebih tinggi...?

b. Pakan manakah dari ketiga jenis pakan yang paling memberikan tingkat kelangsungan

hidup dan pertumbuhan larva Ikan Mas Koi...?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini terdiri atas beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui ketiga jenis pakan yang memberikan tingkat kelangsungan hidup

benih Ikan Mas Koi yang lebuh tinggi

2. Untuk mengetahui jenis pakan yang memberikan pertumbuhan yang terbaik

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat,

pembudidaya Ikan Mas Koi dan instansi terkait penggunaan pakan telur yang dapat

memberikan tinggkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang lebih tinggi pada larva

Ikan Mas Koi.

1.5 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini di duga dengan rumusan sebagai berikut:

H0 = pakan yang diberikan dengan ketiga jenis pakan tersebut dapat memberikan

pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup larva ikan koi

H1 = pakan yang diberikan dengan ketiga jenis pakan tersebut tidak dapat memberikan

pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup larva ikan koi


BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi

Redaksi PS, (2010) Ikan Mas Koi diklasisfikasikan sebagai berikut:

Kelas : Pisces

Subkelas : Teleostei

Ordo : Cyprinifarmes

Subordo : Cyprinoidei

Famili : Cyprinoidea

Subfamili : Cyprininae

Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus carpio

2.2 Morfologi Ikan Koi

Menurut Twigg (2013), Tubuh Ikan Mas Koi berbentuk bulat lonjong memenjang

dan agak sedikit memanjang (compresed). Ada pula yang menyebut bentuk ikan ini

mirip torpedo, pada sisi badannya, dari ujung kepala hingga ekor memiliki gurat sisi

yang berfungsi untuk merasakan getaran suara.

Gambar 1. Morfologi Ikan Koi


Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, badan dan ekor, bagian kepala

diukur dari ujung mulut hingga insang. Dibagian kepala terdapat mulut yang ukurannya

cukup besar terletak di ujung tengah ( terminal). Ada sepasang sungut yang menghiasi

mulutnya. Dengan alat ini, Koi dapat mengenalnya pakannya, bahkan mencari

diantara tumpukan lumpur. Di dalam mulut terdapat gigi kerongkongan yang terdiri

atas 3 baris yang berentuk geraham (Twigg, 2013).

Bagian depan dan kepala tidak bersisik, sedangkan sekujur tubuhnya bersisik.

Badan Koi tertutup oleh selaput yang terdiri dari 2 lapisan yaitu epidermis dan

endodermis. Tubuh Koi dilengkapi sirip yang berguna sebagai alat gerak yakni sirip

punggung ( dorsal fin), sepasang sirip (pectoral), sepasang sirip perut ( ventral fin),

sirip anus (ana fin), dan ssirip ekor (caudal fin). Sirip terdiri dari jari-jari keras (tail fin),

lunak dan selaput sirip (Kuncoro, 2011).

Redaksi PS (2010), Sirip punggung memiliki 3 jari keras-jari keras dan 2 jari-jari

lunak. Sirip perut terdiri dari 9 buah jari-jari lunak. Sirip dada dan ekor mempunyai jari-

jari lunak, sementara sirip anus mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak.

Redaksi PS (2010), Tubuh ikan Koi terbentuk dari beberapa bagian. Tulang

dan tengkorak merupakan penyusun pokok pembentuk tubuh, disitulah tempat

melekatnya daging dan yang tersembunyi dibalik penutup insang yang kuat, ketika

berenang didukung gelembung renang.

Tubuh Ikan Mas Koi terbentuk berdasarkan kerangka yang terdiri dari

beberapa tulang yakni, tulang kepala atau tengkorak, tulang tubuh, dan tulang ekor.

Dalam tulang kepala terdapat otak dan panca indra. Dibagian muka terdapat tulang

mulut dan rahang, apabila terbuka maka eahang bawah akan terangkat ek atas( Twigg

2013).

Pada tulang melekat daging, berupa jaringan otot, dagingnya merupakan serat

halus dan berwarna putih bening., pertumbuhan daging sangat dipengaruhi oleh
pakan yang dimakannya dan lingkungan tumbuhnya, selain juga faktor genetik yang

dibawah dari induknya (Kuncoro, 2011).

2.3 Sistem Pencernaan Ikan Koi

Pakan bersama air yang masuk ke rongga mulut langsung ditelan, air keluar,

air keluar melalui insang menyerap oksigen. Dari kerongkongan pakan masuk ke usus

yang panjangnya sekitar 5 kali panjang tubuh. Di tempat itulah pakan yang dicerna

bagian yang tidak diserap oleh tubuh untuk kemudian digunakan untuk kebutuhan

hidup pokok ( bernapas, berenang, metaboisme dan lain-lain) serta sisanya digunakan

untuk pertumbuhan dan reproduksi (Redaksi, 2010).

2.4 Sistem Reproduksi

Menurut Twigg ( 2013), alat reproduksi Koi jantan berupa testis yang memiliki

saluran mani dan mengahasilkan sperma. Testis berada dibagian perut, persis di

bawah sirip. Sementara alat reproduksi Koi betina terdiri dari ovarium yang merupkan

alat kelamin primer dan oviduk, alat kelamin sekunder di tempat inilah terbentuknya

sel telur.

Ikan Mas Koi jantan biasanya matang kelamin ketika berumur 2 tahun,

sementara Ikan Mas Koi betina cenderung lebih lambat yaitu pada umur 3 tahun. Ikan

Mas koi melangsungkan perkawinan setahun sekali, biasanya pada musim hujan.

Waktu kawin Ikan Mas Koi biasanya pada sore hari, ketika matahari akan terbenam

hingga malam hari. Pembuahan terjadi di luar tubuh betina, betina akan mengeluarkan

telur, dan saat itu pula pejantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur itu, (Zairin

2013).

Twigg, (2013) Telur Ikan Mas Koi berbentuk bulat dengan diameter 2.1-2.6mm,

ketika pertama kali keluar telur berwarna kuning, lalu berubah keputihan. Sekali

berpijah, seekor betina bisa mengelurkan 400.000 butir telur. Telur itu akan melekat di

akar dan daun, lalu menetas menjadi burayak ( anak ikan ).


Faktor yang menentukan penetasan telur adalah suhu air. Untuk pemijahan di

kolam denga suhu air sekitar 250 C, telur akan menetas dalam tempo 2-3 hari namun,

jika suhu air 200 C, telur baru menetas pada hari ke -4 sejak pemijahan suhu telur

dingin membuat telur gagal menetas . bila terlalu lama di kolam, kemungkinan besar

telur terserang jamur sehingga gagal menetas (Rukmini,2012).

2.5 Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan ukuran sel pada ikan. Parameter

pertumbuhan yang bisa diukur yaitu panjang dan berat Ikan Mas Koi. Ikan Mas Koi

mampu tumbuh hingga 100 cm namun umumnya ukuran paling panjang hingga 80

cm, itu pun dengan pemeliharaan yang intensif. Suhu kolam selalu di jaga dalam

keadaan hagat, terutama jika musim dingin ( Efendi, 2004) .

2.6 Makanan dan Kebiasaan Makan

Salah satu kelebihan Ikan Mas Koi adalah ikan pemakan segala (omnivora).

Makanannya bisa berupa tumbuhan, daging, serangga, ikan jenis lain, maupun

plankton. Oleh karena itu, Ikan Mas Koi relatif lebih hemat pakan dibandingkan

dengan ikan lainnya. Ikan Mas Koi akan memakan zooplankton yang tersedia di alam.

Setelah berumur lebih dari seminggu, larva ikan koi juga akan memakan lumut atau

alga yang ada dilingkungannya. Pada Ikan Mas Koi dewasa, tumbuhan air yang ada di

perairan merupakan salah satu makanannya. Sementara itu, jika Ikan Mas Koi

dipelihara secara insentif perlu penambahan pakan buatan berupa pelet untuk

memacu pertumbuhannya supaya optimal. Hal ini mulai dilakukan setelah larva

menjadi benih ikan. ( Astuti, dkk. 2010 )

2.7 Pakan

Pakan adalah segala sesuatu yang dimakan oleh organisme yang berguna

bagi kelangsungan hidup organisme yang memangsanya baik sebagai sumber energi

maupun kebutuhan yang lainnya. Secara garis besarnya pakan dapat dibedakan

menjadi 2 golongan besar yaitu Pakan alami dan Pakan buatan (Sahwan, 2003).
Pakan alami adalah semua bahan yang dimakan oleh ikan baik yang berasal

dari jasad nabati maupun hewani tanpa adanya campuran kandungan gizi oleh tangan

manusia baik berupa fitoplankton dan zooplankton seperti Chlorella, Tetraselmis,

Dunaliella, Diatomae, Spirulina, Brachionus, Artemia, Infusoria, Kutu Air, Jentik-jentik

Nyamuk, dan Cacing Tubifex/Cacing Rambut. Sedangkan pakan buatan adalah pakan

yang sengaja dibuat oleh manusia dengan kandungan gizi tertentu sesuai dengan

kebutuhan ikan yang mengkonsumsinya (Afrianto, 2005).

2.7.1 Pakan Telur Ayam

Telur Ayam adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh

masyarakat Indonesia. Telur Ayam mengandung energi sebesar 162 kilokalori,

protein 12,8 gram, karbohidrat 0,7 gram, lemak 11,5 gram, kalsium 54 miligram,

fosfor 180 miligram, dan zat besi 3 miligram. Selain itu di dalam Telur Ayam juga

terkandung vitamin A sebanyak 900 IU, vitamin B1 0,1 miligram dan vitamin C 0

miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram

Telur Ayam, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 90%.Hal ini dapat

dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi pada Telur Ayam

Nama Nutrisi Kandungan Satuan

Protein 12,8 gr

Lemak 12,5 gr

Karbohidrat 0,7 gr

Energi 162 Kkal

Kalsium 54 mg

Sumber Informasi Gizi : Publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


2.7.2 Pakan Telur Bebek
Telur Bebek adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh

masyarakat Indonesia. Telur Bebek mengandung energi sebesar 189 kilokalori,

protein 13,1 gram, karbohidrat 0,8 gram, lemak 14,3 gram, kalsium 56 miligram,

fosfor 175 miligram, dan zat besi 3 miligram. Selain itu di dalam Telur Bebek juga

terkandung vitamin A sebanyak 1230 IU, vitamin B1 0,18 miligram dan vitamin C 0

miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram

Telur Bebek, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak90%. Hal ini dapat

dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Telur Bebek yaitu :


Nama Nutrisi Kandungan Satuan

Protein 13,31 gr

Lemak 14,03 gr

Karbohidrat 0,8 gr

Energi 149 Kkal

Kalsium 56 mg

Sumber Informasi Gizi : Publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


2.7.3 Kandungan Gizi Telur Puyuh

Telur Puyuh adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh

masyarakat Indonesia. Telur puyuh mengandung energi sebesar 149 kilokalori,

protein 13,31 gram, karbohidrat 0,8 gram, lemak 14,03 gram, kalsium 56 miligram.

Tabel 3. Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Telur puyuh yaitu :


Nama Nutrisi Kandungan Satuan

Protein 12,3 Gr

Lemak 12,7 Gr

Karbohidrat 1,2 Gr

Energi 168 Kkal


Kalsium 0 Mg

Sumber Informasi Gizi : Publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

2.8 Fungsi Makanan

Afrianto, (2005) menyatakan bahwa pakan sesungguhnya tidak hanya berfungsi

sebagai sumber energi dan pertumbuhan, tetapi masih banyak fungsi-fungsi yang

lainnya di antaranya adalah sebagai berikut :

2.8.1 Pengobatan

Pakan akan membantu terciptanya mekanisme pertahanan tubuh. Sistem

kekebalan tubuh sangat ditentukan system hormonal, sementara system kerja

hormonal ditentukan oleh kualitas pakan yang dikonsumsinya. Dengan demikian

apabila pakan yang dikonsumsinya baik maka system hormonal akan berjalan

dengan baik dengan sendirinya akan terbentuk system pertahanan tubuh yang

baik pula, oleh sebab itulah maka pakan dapat dikatakan sebagai pengobatan.

Jenis obat yang biasa dicampurkan pada pakan buatan adalah dari jenis

antibiotik dan asam organik seperti oksitetrasiklin dan sulfanilamid.

2.8.2 Pewarnaan Bentuk Tubuh

Fungsi pakan sebagai pewarnaan bentuk tubuh dapat dilihat pada budidaya

ikan hias, kendati demikian dalam budidaya ikan konsumsipun dapat diterapkan.

Pakan diperkaya dengan pigmen pewarna untuk mnambah kecemerlangan tubuh

ikan yang mengkonsumsinya. Ada 2 jenis pigmen yang dapat ditambahkan dalam

pakan seperti melanin dan karoten.

2.8.3 Peningkatan Cita Rasa

Cita rasa pada tubuh ikan dipengaruhi oleh pakan yang dikonsumsinya, baik

pakan alami maupun pakan buatan contohnya pemberian pakan berupa tepung
darah di Amerika, bungkil kacang di Israel dan kepompong ulat sutra di jepang

ternyata telah menghasilkan cita rasa daging ikan yang lebig baik dari pada ikan

di Indonesia yang diberikan pakan beruoa pellet. Ikan bandeng yang dipelihara

pada tambak yang banyak ditumbuhi ganggang ternyata memiliki aroma dan bau

seperti lumpur.

2.8.4 Reproduksi

Fungsi lain dari pakan buatan adalah untuk membantu mempercepat proses

pematangan gonad sehingga proses reproduksi dapat dipercepat. Jenis pakan

yang dapat dijadikan sebagai pemercepat terjadinya perkembangan dan

pematangan gonad adalah dari jenis cumi-cumi, udang, kepiting, dan kerang

yang masih segar. Penambahan vitamin E dalam pakan yang diberikan juga

dapat merangsang kematangan gonad.

2.9 Kualitas Air

2.9.1 Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor yang penting di dalam kegiatan budidaya

perikanan. Kondisi suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan ikan. Pada suhu

rendah, ikan akan kehilangan nafsu makan dan menjadi lebih rentan terhadap

penyakit. Sebaliknya jika suhu terlalu tinggi maka ikan akan mengalami stress

pernapasan dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan insang permanen (www.o-

fish.com, 2008 dalam Rika, 2008). Rukmana (2002) mengemukakan bahwa ikan Mas

dapat hidup dan berkembang pada suhu 25 - 30 0C.

2.9.2 Derajat Keasaman

pH (singkatan dari “ puisance negatif de H “ ), yaitu logaritma negatif dari

kepekatan ion-ion H yang terlepas dalam suatu perairan dan mempunyai pengaruh
besar terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga pH perairan dipakai sebagai

salah satu parameter untuk menyatakan baik buruknya sesuatu perairan. Klasifikasi

nilai pH dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : Netral : pH = 7, Alkalis (basa) : 7 <

pH < 14 Asam : 0 < pH < 7

2.9.3 Oksigen Terlarut

Biasanya oksigen yang masuk ke dalam air melalui difusi langsung dari udara,

aliran - aliran air yang masuk, air hujan yang jatuh, serta proses asimilasi tumbuh -

tumbuhan hijau (Effendi. 1999). Menurut Zooneveld dkk (1993) kebutuhan oksigen

bagi biota air mempunyai dua aspek kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan

kebutuhan konsumtif yang bergantung pada kebutuhan metabolisme.

Kebutuhan oksigen untuk tiap jenis biota air berbeda-beda tergantung dari

jenisnya dan kemampuan untuk mentolerir fluktuasi oksigen. Pada umumnya semua

biota yang di budidayakan tidak mampu mentolerir perubahan oksigen yang

mendadak. Oksigen terlarut di dalam air 5 - 6 ppm di anggap paling ideal untuk

tumbuh dan berkembang biak bagi ikan (Kordi, 2001).

Perbedaan kebutuhan oksigen tiap biota yang berbeda - beda di sebabkan oleh

adanya perbedaan struktur molekul sel darah biota, yang mempengaruhi hubungan

antara tekanan parsial oksigen dalam air dan derajat kejenuhan dalam sel darah

(Zooneveld dkk, 1993). Semakin sedikit oksigen terlarut di dalam air, maka kebutuhan

makanan biota di dalam air pun menjadi berkurang, bahkan beberapa jenis biota

mengalami stres dan mati. Penurunan oksigen di dalam air di daerah tropis

disebabkan oleh peningkatan suhu air. Semakin tinggih suhu di suatu perairan,

semakin berkurang kandungan oksigen terlarut.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16 Juni sampai dengan 1 Juli 2014

bertempat Desa Amasing Kecamatan Bacan Kabupaten halamahera Selatan.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 1 di

abawah ini:

Tabel 4. Alat yang digunakan dalam penelitian

No Nama Alat Kegunaan

1 Bak beton Wadah penelitian

2 Baskom Pengangkut benih

3 Aerator Suplai oksigen

4 Termometer Pengukur suhu

5 pH meter Pengukur pH

6 DO meter Pengukukur oksigen terlarut

7 Timbangan Analitik Menimbang Larva dan Pakan

Tabel 5. Bahan yang digunakan dalam Penelitian


No Nama Bahan Kegunaan

1 Telur Ayam Bahan Penelitian

2 Telur Bebek Bahan Penelitian

3 Telur Puyuh Bahan Penelitian

4 Air Media Pemeliharaan

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Tahap Persiapan

A. Persiapan Pakan Uji

Pakan yang disiapkan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Pakan yang disiapkan yaitu dari telur ayam, telur bebek dan telur puyuh

2. Masing masing pakan dibeli di pasar lokal

3. Pakan-pakan tersebut selanjutnya di rebus sampai matang, kemudian diambil

kuning telurnya

4. Pakan ditimbang sesuai dengan kebutuhan pada saat pemberian pakan

B. Persiapan Wadah Penelitian

Wadah yang disiapkan adalah baskom yang ukurannya 50 liter air yang

disiapkan sebanyak 9 buah. Masing-masing baskom diberi aerisi sebanyak 1 buah.

C. Persiapan Hewan Uji

Hewan uji yang disiapkan adalah larva ikan koi sebanyak 450 ekor yang di

ambil dari tempat pemijahan induk ikan koi. Larva ikan koi yang disiapkan adalah
ikan yang berumur 4 hari, yang dipijahkan 1 minggu sebelum melaksanakan

penelitian.

3.3.2 Tahap Pelaksanaan

1. Penebaran larva dilakukan pada saat pagi hari, sebanyak 50 ekor per wadah

setelah baskom dan aerasi telah terpasang.

2. Larva ikan koi diambil pada bak pemijahan yang telah disiapkan sebelumnya

yaitu di bak pemijahan

3. Pemberian pakan dilakukan tiga kali dalam sehari

4. Pakan yang diberikan adalah 0,5 gram untuk 150 ekor larva.

5. Jumlah pakan yang diberikan berdasarkan berat tubuh larva yitu dengan berat

awal 0.14 gram hal ini dikarenakan larva sangat rentang terhadap kematian

sehingga ditakutkan ada ikan yang mati pada saat penimbangan

6. Pengmbilan sampel dilakukan pada saat awal dan akhir penelitian, sedangkan

kualitas air dan tingkat kelangsungan hidup diambil bersamaan pada saat ada

larva yang mati.

3.4 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap ( RAL)

yang diasumsikan bahwa semua perlakuan dianggap homogen. Pengacan setiap

perlakuan dan ulangan ditentukan dengan sistem undian. Adapun rancangan

penelitian ini dilihat ada gambar 2 di bawah:

A1 B1 B3

C1 B2 A3

A2 C3 C2

Gambar. 2 Tata Letak Wadah


KET: Perlakuan A = Pakan Kuning Telur Bebek

Perlakuan B = Pakan Kuning Telur Ayam

Perlakuan C = Pakan Kuning Telur Puyuh

3.5 Parameter Pengamatan

3.5.1 Pertumbuhan Mutlak

Menurut Efendi (1979), pertumbuhan diukur secara periodik dalam

mingguan dari awal hingga akhir dengan menimbang berat biomasa ikan.

Pertumbuhan dapat dihitung dengan rumus:

W = Wt - Wo

Keterangan :

W = Pertambahan berat mutlak (g)

Wo = Berat hewan uji pada awal penelitian (g)

Wt = Berat hewan uji pada akhir penelitian (g)

3.5.2 Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup hewan uji selama penelitian dihitung dengan

menggunakan rumus, Efendi (1979 ).

SR = Nt x 100 %

No

Keterangan :

SR = Survival Rate ( Tingkat kelangsungan hidup )

Nt = Jumlah ikan yang hidup pada akhir penelitian (ekor)

No = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)

3.5.3 Kualitas Air


Pengukuran kualitas air dilakukan setiap minggu yaitu pada saat pengmbilan

sampel pertumbuhan ikan Pengamatan kualitas air terdiri atas

a. Pengamatan suhu

b. Pengamatan pH

3.6 Analisa Data


Untuk mengetahui pengaruh pakan terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan larva
Ikan Mas Koi di analisis menggunakan analisa ragam, selanjutnya dilakukan uji beda nyata terakhir
untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan (Gasperz, 1991).

Anda mungkin juga menyukai