Anda di halaman 1dari 6

Mengerjakan salat tarawih didahului dengan niat terlebih dahulu. tirto.

id - Salat tarawih di bulan suci


Ramadan termasuk amalan sunnah yang dianjurkan. Biasanya salat ini dilakukan secara berjemaah usai
salat isya'.
Pengerjaan salat tarawih, didahului membaca niat seperti layaknya salat lain. Dikutip dari Tuntunan
Ibadah Pada Bulan Ramadan yang disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah (2013:31),
salat tarawih merupakan salat sunnah malam pada bulan Ramadan, dan dikerjakan sesudah salat isya'
hingga fajar atau sebelum datangnya waktu salat subuh. Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa ‘Aisyah
R.A. isteri Nabi Muhammad berkata, "Rasulullah selalu mengerjakan salat (malam) pada waktu antara
selesai salat isya', yang disebut orang "atamah" hingga fajar, sebanyak sebelas rakaat." [H.R. Muslim].
Niat Salat Tarawih Dikutip dari "Melafalkan Niat dalam Shalat" oleh Cholil Nafis, melafalkan niat salat
menjelang takbiratul ihram menurut kesepakatan para pengikut mazhab Imam Syafi’iy dan Imam Ahmad
bin Hambal adalah sunnah. Melafalkan niat sebelum takbir dapat membantu untuk mengingatkan hati.
Dengan demikian, jika seseorang keliru dalam melafalkan niat, maka yang dianggap adalah niatnya,
bukan lafal niat tersebut. Sementara itu, dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, tertulis, "Bila
kamu hendak menjalankan salat, maka mengucaplah 'Allahu Akbar dengan ikhlas niatmu karena Allah.”
Niat dalam hal ini adalah menyengaja dalam melaksanakan salat. Dalam salat tarawih, niat salat dalam
bahasa Arab, berbeda redaksi antara yang dilafalkan oleh seorang imam dan juga makmumnya. Hal ini
terletak pada bacaan apakah dia sebagai "imam" atau "makmum" dalam salat tersebut.
Berikut adalah lafal niat salat tarawih jika dalam posisi sebagai imam.
‫صلِّى‬
َ ُ ‫سنَّ َةَ ا‬ ََ ‫تَعَالَى للَِ إ َماما أ َ َداءَ ْالق ْبلَةَ ُم ْست َ ْقب‬
ُ َ‫ل َر ْكعَتَيْنَ الت َّ َراوَيْح‬
Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.
Artinya: "Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai
sebagai imam karena Allah." Namun, ketika dalam salat tersebut posisi kita sebagai makmum, maka
niatnya adalah sebagai berikut.
‫صلِّى‬
َ ُ ‫سنَّ َةَ ا‬ ََ ‫ت َ َعالَى ِلَ َمأ ْ ُم ْوما أ َ َداءَ ْالق ْبلَةَ ُم ْست َ ْقب‬
ُ َ‫ل َر ْك َعتَيْنَ الت َّ َراويْح‬
Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.
Artinya: Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai
sebagai makmum karena Allah."
Dalam praktiknya di Indonesia, terdapat perbedaan jumlah rakaat salat tarawih yang dikerjakan. Ada
yang berpendapat 8 rakaat, ada pula yang berpendapat 20 rakaat. Kedua pendapat tersebut sama-sama
memiliki dalil. Dalil salat tarawih dikerjakan dengan 8 rakaaat adalah hadis Nabi Muhammad SAW
diriwayatkan oleh Imam al-Bukhārī dari ’Ā’isyah r.a. sebagai berikut.
َ‫ش َةَ َع ْن‬ َ ‫ى زَ ْوجَ َعائ‬ َِّ ‫ص َّلى النَّب‬ َ َ‫سلَّ ََم َعلَيْه‬
َ ُ‫للا‬ َ ‫َو‬
َْ َ‫ل كَانََ قَال‬
‫ت‬ َُ ‫سو‬
ُ ‫ّللا َر‬ ََّ ‫صلى‬ َّ َ َ‫سل ََم َعلَيْه‬
َ ُ‫للا‬ َّ َ ‫َو‬
‫ص لى‬ ِّ َ ُ‫ن بَيْنََ في َما ي‬ْ
َ‫غ أ‬ َ َ ْ
َ ‫ن يَف ُر‬ ْ َ
َ ‫صالةَ م‬ َ َ‫ْالعشَاء‬
ََ ‫اس َي ْدعُو الَّتى َوه‬
‫ى‬ َُ َّ‫إلَى ْال َعت َ َم َةَ الن‬
ْ
َ‫سلِّ َُم َر ْك َعةَ َع ْش َرَة َ إحْ َدى الفَجْ ر‬ َ ُ‫ُكلَِّ بَيْنََ ي‬
ْ
َ‫]مسلم رواه[ ب َواح َدةَ َويُوت َُر َركعَتَيْن‬
Artinya, "Dari ‘Ā’isyah, istri Nabi saw, (diriwayatkan bahwa) ia berkata, "Pernah Rasulullah melakukan
sholat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan ‘Atamah hingga Subuh
sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau salat witir satu
rakaat [H.R Muslim]. Sementara itu dikutip dari Buku Saku Sukses Ibadah Ramadhan karya Ma'ruf
Khozin terbitan Pengurus Pusat Lajnah Ta'lif wan Nasyr Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
(2017:28), Imam al-Tirmidzi berkata, "Mayoritas ulama mengikuti riwayat Umar, Ali dan sahabat
Rasulullah yang lainnya sebanyak 20 rakaat. Ini adalah pendapat al-Tsauri, Abdullah bin Mubarak dan
al-Syafii. Al-Syafii berkata: Seperti ini yang saya jumpai di Negeri kami Makkah. Umat Islam salat 20
rakaat” (Sunan al-Tirmidzi 3/169). Baik salat tarawih dengan 8 rakaat maupun 20 rakaat, niatnya tetap
serupa.
Niat Salat Witir Sementara itu untuk salat witir, bisa dikerjakan dengan dua rakaat kemudian dilanjutkan
satu rakaat atau tiga rakaat sekaligus. Pada dasarnya, salat witir merupakan salat yang
dilakukan dengan bilangan ganjil. Yaitu satu rakaat, tiga rakaat, dan seterusnya. Dalam sebuah hadis,
Nabi Muhammad bersabda, "Witir itu adalah hak setiap muslim, siapa yang lebih suka witir lima rakaat,
maka kerjakanlah, dan barang siapa yang lebih suka witir satu rakaat, maka kerjakanlah". (Hadis shahih,
riwayat abu Daud: 1212 dan al-Nasa'i: 1693).
Berikut adalah niat salat witir dan terdapat perbedaan pada saat melafalkan bacaan apakah sebagai
imam atau makmum dan juga dalam jumlah rakaatnya.
Niat Salat Witir tiga rakaat sekaligus.
‫صلِّى‬
َ ُ ‫سنَّ َةَ ا‬
ُ ‫ث‬ ََ ‫ َمأ ْ ُم ْوما( ْالق ْبلَةَ ُم ْست َ ْقب‬/‫تَعَالَى للَِ )إ َماما‬
ََ َ‫ل َر َكعَاتَ ْالوتْرثَال‬
Ushallii sunnatal-witri salasa’raka’atin mustaqbilal qiblati [makmuuman / imaaman] lillaahi ta’aalaa.
Artinya, "Saya (berniat) mengerjakan Sholat Sunnah Witir, tiga raka’at dengan menghadap kiblat,
[makmum / imam], karena Allah Ta’ala".
Niat salat witir dua rakaat:
‫صلِّى‬
َ ُ ‫سنَّ َةَ ا‬ ََ ‫ َمأ ْ ُم ْوما( ْالق ْبلَةَ ُم ْستَ ْقب‬/‫ت َ َعالَى للَِ )إ َماما‬
ُ َ‫ل ْالوتْر َر ْك َعتَيْن‬
Ushallii sunnatal-witri rak’ataini mustaqbilal qiblati [makmuuman / imaaman] lillaahi ta’aalaa. Artinya,
"Saya (berniat) mengerjakan Sholat Sunnah Witir, dua raka’at dengan menghadap kiblat, [makmum /
imam], karena Allah Ta’ala".
Niat salat witir satu rakaat:
‫صلِّى‬
َ ُ ‫سنَّ َةَ ا‬ ََ ‫ َمأ ْ ُم ْوما( ْالق ْبلَةَ ُم ْست َ ْقب‬/‫ تَعَالَى للَِ )إ َماما‬Ushallii
ُ َ‫ل ْالوتْر َر ْكعَة‬
sunnatal-witri rok’atan mustaqbilal qiblati [makmuuman /
imaaman] lillaahi ta’aalaa.
Artinya, "Saya (berniat) mengerjakan Sholat Sunnah Witir, satu raka’at dengan menghadap kiblat,
[makmum / imam], karena Allah Ta’ala"

1) Sebelum shalat tarawih dimulai bilal mengucapkan:


‫للا اجركم ويح ةالترا صال‬
SHALAATAT TARAAWIIH AAJARAKUMULLAH.
Artinya : “Mari kita laksanakan shalat tarawih, semoga Allah memberikan ganjaran kepada kamu semua”.
Jamaah menjawab :
‫وسلم عليه للا صلى للا رسول محمد للا اال الاله‬
LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADUR RASUULULLAAHI SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WA
SALLAMA.
Artinya : “Tak ada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah, semoga rahmat Allah dan
kesejahteraan terlimp[ah kepadanya.”
Bilal mengucapkan lagi :
‫محمد ال وعلى محمد على صل اللهم‬
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA MUHAMMADIW WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD.
Artinya : ”Wahai Allah! Berilah Rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya.”
Jamaah menjawab :
‫عليه وسلم صل اللهم‬
ALLAAHUMMA SHALLI WA SALLIM ‘ALAIHI.
Artinya : “Wahai Allah ! Berilah rahmat dan kesejahteraan kepadanya.”
Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat pertama.
2) Bilal mengucapkan :
‫ونعمة للا من فضال‬
FADHLAN MINALLAAHI WA NI’MAH.
Artinya : “Kemurahan dan kenikmatan dari Allah.”
Jamaah menjawab :
‫ ورحمة ومغفرة‬, ‫الراحمين ارحم يا المغفرة واسع يا تواب يا‬
WA MAGHFIRATAW WARAHMAH. YAA TAWWAAB YAA WAASI’AL MAGHFIRAH YAA ARHAMAR
RAAHIMIIN.
Artinya : "Begitu pula ampunan dan rahmat. Wahai Yang Maha Menerima taubat, Wahai Yang Maha
Luas ampunan-Nya, Wahai Yang Paling Penyayang di antara para penyayang.”
Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat kedua.
3) Bilal mengucapkan :
‫محمد ال وعلى محمد على صل اللهم‬
ALLAHUMMA SHALLI ‘ALAA MUHAMMADIW WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD.
Jamaah menjawab :
‫عليه وسلم صل اللهم‬
ALLAHUMMA SHALLI WA SALLIM ‘ALAIH.
Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat ketiga.
4) Bilal mengucapkan :
‫ونعمة للا من فضال‬
FADHLAM MINALLAAHI WA NI’MAH.
‫ ورحمة ومغفرة‬, ‫الراحمين ارحم يا المغفرة واسع يا تواب يا‬
WA MAGHFIRATAW WARAHMAH. YAA TAWWAAB YAA WAASI’AL MAGHFIRAH YAA ARHAMAR
RAAHIMIIN.
Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat keempat.
5) Bilal mengucapkan :
‫يق الصد بكر ابو نا سيد منين المؤ امير االولى الخليفة‬
AL – KHALIFATUL UULA AMIIRUL MU’MINIINA SAYYIDUNAA ABUU BAKRINISH SHIDDIIQ.
“Khalifah Pertama Amirulmu’minin Penghulu Kita, Abu Bakar Shiddiq.”
Jamaah menjawab :
‫عنه للا رضي‬
RADHIYALLAAHU ‘ANH.
“Semoga Allah meridhainya.”
Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat kelima.
6) Bilal mengucapkan :
‫نعمة و للا من فضال‬
FADHLAM MINALLAAHI WA NI’MAH.
‫ ورحمة ومغفرة‬, ‫الراحمين ارحم يا المغفرة واسع يا تواب يا‬
WA MAGHFIRATAW WARAHMAH. YAA TAWWAAB YAA WAASI’AL MAGHFIRAH YAA ARHAMAR
RAAHIMIIN.
Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat keenam.
7) Bilal mengucapkan :
‫ب الخطا ابن عمر نا سيد منين المؤ امير نية الثا الخليفة‬
AL – KHALIIFATUTS TSAANIYAH AMIIRUL MU’MINIINA SAYYIDUNAA ‘UMARUBNUL KHATHTHAAB.
Artinya : “Khalifah kedua Amirulmu’minin Penghulu kita, Umar bin Khatab.”
Jamaah menjawab :
‫عنه للا رضي‬
RADHIYALLAAHU ‘ANH.
“Semoga Allah meridhainya.”
Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat yang ketujuh.
8) Bilal mengucapkan :
‫ونعمة للا من فضال‬
FADHLAM MINALLAAHI WA NI’MAH.
Jamaah menjawab :
‫ ورحمة ة ومغفر‬, ‫حمين الر ارحم يا المغفرة واسع يا ب ا تو يا‬
WA MAGHFIRATAW WARAHMAH. YAA TAWWAAB YAA WAASI’AL MAGHFIRAH YAA ARHAMAR
RAAHIMIIN.
Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat kedelapan.
9) Bilal mengucapkan :
‫عفان ابن عثمان نا سيد منين المؤ امير لثة الثا الخليفة‬
AL-KHALIIFATUTS TSAALITSAH AMIIRUL MU’MINIINA SAYYIDINAA ‘UTMAANUBNU ‘AFFAAN.
“Khalifah ketiga Amirulmu’minin Penghulu kita, Usman bin Affan.”
Jamaah menjawab :
‫عنه للا رضي‬
RADHIYALLAAHU ‘ANH.
Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat kesembilan.
Bilal mengucapkan :
‫لب طا ابى ابن على نا سيد منين المؤ امير الرابعة الخليفة‬
AL-KHALIIFATUR RAABI’AH AMIIRUL MU’MINIINA SAYYIDINAA ‘ALIYYUBNU ABII THAALIB.
“Khaliffah Ke-4 Amirulmu’minin Penghulu Kita, Ali Bin Abi Thalib.”
Jamaah menjawab :
‫عنه للا رضي‬
RADHIYALLAAHU ‘ANH.
Kemudian melaksanakan shalat tarawih 2 rakaat kesepuluh. Setelah selesai shalat tarawih 20 rakaat,
dilanjutkan dengan membaca doa berikut ini :
Salat tarawih ditutup dengan doa kamilin:
‫كَامليْنََ ب ْاْل ْي َمانَ اجْ َع ْلنَا اَلل ُه ََّم‬. َ‫ ُم َؤ ِّديْنََ ََول ْلفَ َرائض‬. َ‫صالَة‬ َّ ‫ َحافظيْنََ َولل‬. َ‫لزكَاة‬ َّ ‫فَاعليْنََ َول‬. ‫طالبيْنََ ع ْن َدكََ َول َما‬ َ . ََ‫راجيْنََ َول َع ْفوك‬. َ
ْ َ ْ َّ ْ
‫ ُمت َمسِّكيْنََ َوبال ُه َدى‬. َ‫ ُم ْعرضيْنََ اللغوَ َو َعن‬. ‫زَ اهديْنََ ال ُّدنيَا َوفى‬. ‫راغبيْنََ اآلخ َرةَ َوفى‬. ْ َ َ‫ضاء‬ َ ْ
َ ‫راضيْنََ َوبَالق‬. َ َ‫شَاكريْنََ َوللنَّ ْع َماء‬.
‫صابريْنََ ْالبَالَءَ َو َعلَى‬ َ . ََ‫صلَّى ُم َح َّمدَ لَ َواءَ َوتَحْ ت‬ َ ُ‫للا‬ َ ‫سائريْنََ ْالقيَا َمةَ يَ ْو ََم َو‬
َ َ‫سلَّ ََم َعلَيْه‬ َ ‫وارديْنََ ْال َح ْوضَ َوإلَى‬.َ ‫ْال َجنَّةَ َوإلَى‬
ََ‫ َداخليْن‬. ََ‫نَاجيْنََ النَّارَ َومن‬. ‫على‬ َ ‫سريْر ْالك ََرا َمةَ َو‬ َ ََ‫قَاعديْن‬. ‫ن‬ َْ ‫ ُمتَزَ ِّوجيْنََ ُح ْورعيْنَ َوم‬. ‫ن‬ َْ ‫س ْندُسَ َوم‬ ُ َ‫َود ْي َباجَ َوا ْستَب َْرق‬
ََ‫ ُمتَلَبِّسيْن‬. ‫ن‬ َْ ‫طعَامَ َوم‬ ْ
َ َ‫آكليْنََ ال َجنَّة‬. ‫ن‬ َْ ‫سلَ لَبَنَ َوم‬ َ ‫صفًّى َو َع‬ َ
َ ‫شَاربيْنََ ُم‬. َ‫ن َوكَأسَ َّوَأبَاريْقََ بأ ْك َواب‬َ ْ َْ ‫ َمعيْن ِّم‬. ‫أ َ ْنعَ ْمتََ الَّذيْنََ َم ََع‬
‫ص ِّديْقيْنََ النَّبيِّيْنََ منََ َعلَيْه َْم‬ ِّ ‫ش َه َدآءَ َوال‬ ُّ ‫صالحيْنََ َوال‬ َّ ‫سنََ َوال‬ ُ ‫رفيْقا أُولئكََ َو َح‬. َ ََ‫ل ذلك‬ َُ ‫ض‬ْ َ‫ َعليْما باللَ َو َكفَى للاَ منََ ْالف‬. ‫اَلل ُه ََّم‬
ْ‫شر ْيفَةَ اللَّ ْيلَةَ هذهَ فى اجْ عَلنَا‬ َّ ‫ش ْهرال‬
َّ ‫اركَةَ ال‬ ْ
َ َ‫سعَ َداءَ منََ ال ُمب‬ ْ ْ ْ
ُّ ‫ال َمقب ُْوليْنََ ال‬. ‫ال َم ْرد ُْوديْنََ اْأل َ ْشقيَاءَ منََ َوالَتَجْ عَلنَا‬. ْ ‫صلَّى‬ َ ‫للاُ َو‬َ ‫َعلَى‬
‫سيِّدنَا‬َ َ‫صحْ به َوآله ُم َح َّمد‬ َ ‫أَجْ َمعيْنََ َو‬. ََ‫الراحمَيْنََ َياأَ ْر َح ََم ب َرحْ َمتك‬ َّ ‫ِل َو ْال َح ْم َُد‬
َِّ َِّ‫ْال َعالَميْنََ َرب‬
Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa
lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-
dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i
shâbirîn. Wa tahta lawâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa ilal haudli
wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil
jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în.
Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa
hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy
syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa
shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn
wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.
Artinya, “Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-
kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu,
yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang
zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat , yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang
mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami,
Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam
surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para
bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu
murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan
para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah
keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah
kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima
amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya.
Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan
shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala
puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Niat Salat Witir Satu Rakaat


َ ُ ‫سنَّ َةَ أ‬
‫صلِّى‬ ُ َ‫ل َر ْك َعةَ الوتْر‬ ََ ‫إماما( ْالق ْبلَةَ ُم ْست َ ْقب‬/‫ت َ َعالَى للَ )مأموما‬
Usholli sunnatal witri rak’atan mustaqbilal qiblati (imaaman/makmuuman) lillaahi ta’aalaa
Artinya:
“Aku niat shalat Witir satu rakaat menghadap kiblat (jadi imam/makmum) karena Allah Ta’ala”
Doa Niat Salat Witir 2 Rakaat
‫صلِّى‬َ ُ ‫سنَّ َةَ أ‬ُ َ‫ل َر ْكعَتَيْنَ الوتْر‬ ََ ‫إماما( ْالق ْبلَةَ ُم ْست َ ْقب‬/‫تَعَالَى للَ )مأموما‬
Usholli sunnatal witri rak’ataini mustaqbilal qiblati (imaaman/makmuuman) lillaahi ta’aalaa
Artinya:
“Aku niat shalat Witir dua rakaat menghadap kiblat (jadi imam/makmum) karena Allah Ta’ala”.
Pahala melaksanakan salat tarawih dari hari pertama hingga ke 30.
- Keutamaan shalat tarawih pada malam pertama, keluarlah dosa orang mukmin (yang melakukan shalat
tarawih) sebagaimana ibunya melahirkan ia didunia.
- Pada malam kedua, orang yang melaksanakan shalat tarawih akan diampuni dosanya dan dosa kedua
orang tuanya, jika keduanya mukmin.
- Pada malam ketiga, jika melaksanakan shalat tarawih para malaikat menyeru dari bawah ‘Arsy:
“mulailah untuk melakukan amal kebajikan, maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosamu yang telah
lalu”.
- Keutamaan shalat tarawih pada malam keempat, orang yang beriman akan mendapat pahala layaknya
orang yang membaca kitab Taurot, Zabur, Injil dan Al-Qur’an.
- Pada malam kelima, Allah SWT akan menganugerahkan pahala layaknya orang yang shalat di Masjidil
Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha.
- Keutamaan shalat tarawih pada malam keenam, Allah SWT memberikan padanya pahala seperti
pahala bagi orang yang melakukan Thowaf di Baitul Makmur dan Bebatuan memohonkan ampunan
baginya.
- Pada malam ketujuh, bagi yang melaksanakan shalat tarawih seakan-akan menemui zaman Nabi Musa
dan menolongnya dari serangan bala tentara Fir'aun dan Haman.
- Keutamaan shalat tarawih pada malam kedelapan, Allah SWT akan memberikan segala sesuatu yang
sudah diberikan-NYA kepada Nabi Ibrahim AS.
- Pada Malam kesembilan, orang yang shalat tarawih mendapat pahala seperti layaknya pahala ibadah
yang dilakukan oleh para Nabi.
- Pada Malam ke-10, Allah SWT akan memberikan kebaikan dunia dan akhirat bagi yang shalat tarawih.
- Keutamaan shalat tarawih pada Malam ke-11, Bagi orang yang shalat tarawih kelak ia akan keluar dari
dunia (mati) seperti hari dimana ia baru dilahirkan dari rahim ibunya.
- Pada Malam ke-12, dia akan berjalan di hari kiamat dengan wajah yang bersinar bagaikan rembulan di
bulan purnama.
- Pada Malam ke-13, Pada saat hari kiamat tiba, yang melaksanakan shalat tarawih akan selamat dari
segala macam keburukan.
- Keutamaan shalat tarawih Pada Malam ke-14, malaikat menjadi saksi bagi yang tarawih, sehingga
kelak di hari kiamat dia tidak perlu dihisab (dihitung) amalnya.
- Pada Malam ke-15, seluruh malaikat dan malaikat yang menyangga ‘Arsy bersama-sama mendoakan
selamat kepada orang yang shalat tarawih.
- Keutamaan shalat tarawihh Pada Malam ke-16, Allah SWT kelak akan menulisnya termasuk kedalam
golongan orang yang selamat dari api neraka dan mendapat keberuntungan masuk surga.
- Pada Malam ke-17, yang shalat tarawih akan diberi pahala seperti layaknya para Nabi.
- Keutamaan shalat tarawih Pada Malam ke-18, Para Malaikat berseru: “Hai hamba Allah (shalat tarawih),
seseungguhnya Allah SWT telah memberi ampunan kepadamu dan kedua orang tuamu”.
- Pada Malam ke-19, Allah SWT kelak akan mengangkat derajat yang shalat tarawih di surga firdaus."
- Pada Malam ke-20, bagi yang shalat tarawih diberi pahala layaknya orang yang mati syahid dan orang-
orang shalih.
- Keutamaan shalat tarawih Pada Malam ke-21, Allah SWT kelak akan membangunkan untuknya sebuah
rumah yang terbuat dari cahaya di surga.
- Pada Malam ke-22, jika hari kiamat kelak tiba, maka yang bakan selamat dari segala bentuk kesusahan
dan kebingungan.
- Fadhilah shalat tarawih Pada Malam ke-23, Allah SWT akan membangunkan sebuah kota di Surga ini
tentunya bagi yang shalat tarawih.
- Pada Malam ke- 24, Bagi yang shalat tarawih Allah SWT memberikan 24 do’a yang akan dikabulkan.
- Fadhilah shalat tarawih Pada Malam ke-25, Allah SWT akan menghilangkan siksa kubur untuknya.
- Pada Malam ke- 26, Allah SWT meningkatkan baginya pahalaselama 40 tahun.
- Fadhilah shalat tarawih Pada Malam ke-27, Tiba di hari kiamat kelak, dia akan melewati jembatan
(syirathal mustaqiim) seperti kilat yang menyambar.
- Pada Malam ke-28, Allah SWT mengangkat seribu derajat baginya didalam surga.
- Pada Malam ke-29, Allah SWT akan memberikan pahala seribu (1.000) kali ibadah haji yang diterima.
- Sedang Fadhilah shalat tarawih Pada malam ke-30, Allah SWT berfirman: “Wahai hambaku makanlah
buah surga, minumlah minuman surga, mandilah dari air surga, Aku Tuhanmu dan kamu hambaKu”.

Anda mungkin juga menyukai