LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
Oleh
Kelompok 6
UNIVERSITAS JEMBER
2017
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIMENSIA
Oleh:
Ayunda Hardiyanti NIM 142310101015
UNIVERSITAS JEMBER
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pertanggungjawaban berjudul
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dimensia. Laporan Pertanggungjawaban ini
disusun guna memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Gerontik pada Jurusan
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Matakuliah Keperawatan Gerontik
ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
Penulis juga menerima kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan Laporan Pendahuluan ini. Akhirnya penulis berharap, semoga
Laporan Pertanggungjawaban ini bermanfaat.
Penulis
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan jumlah penduduk lanjut usia di dunia, menurut
perkiraan World Health Organitation (WHO) akan meningkat pada tahun
2025 dibandingkan tahun 1990 dibeberapa Negara dunia seperti China
220%, Indian 242%, Thailand 337%, dan Indonesia 440% (WHO, 2011).
Asia merupakan wilayah yang paling banyak mengalami perubahan
komposisi penduduk dan diperkirakan pada tahun 2025, populasi lanjut usia
akan bertambah sekitar 82%. Penduduk lanjut usia di Indonesia 2008
sebesar 21,2 juta jiwa, dengan usia harapan hidup 21,2 juta jiwa dengan usia
harapan hidupnya 67,4 tahun dan pada tahun 2020 jumlah lansia
diperkirakan sebesar 28,8 juta jiwa dengan usia harapan hidup 71,1 tahun
(Arita, 2011). Jumlah penduduk lanjut usia di Daerah Istimewa Yogyakarta
mencapai 5 juta jiwa dan Jawa Tengah mencapai 3 juta. Jumlah lansia di
puskesmas Weru sebanyak 16,191 orang. Surakarta menunjukkan penduduk
yang berusia 65 tahun keatas sebanyak 23,496 orang (Depkes, 2007).
Meningkatnya populasi lansia akan menimbulkan masalah-masalah
penyakit pada usia lanjut. Menurut Departemen Kesehatan tahun 1998,
terdapat 7,2 % populasi usia lanjut 65-70 tahun menderita demensia dan
akan meningktak dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai lebih 45% pada usia
diatas 8 tahun (Nugroho, 2009). Demensia merupakan suatu gangguan
fungsi daya ingat yang terjadi perlahan-lahan, serta dapat mengganggu
kinerja dan aktivitas kehidupan sehari-hari (Atun, 2010).
Demensia banyak menyerang mereka yang telah memasuki usia
lanjut. Bahkan, penurunan fungsi kognitif ini bisa dialami pada usia kurang
dari 50 tahun. Sebagian besar orang mengira bahwa demensia adalah
penyakit yang hanya diderita oleh para lansia, kenyataannya demensia dapat
diderita oleh siapa saja dari semua tingkat usia dan jenis kelamin (Harvey
dkk, 2003).
Kondisi ini tentu memerlukan perhatian khusus dalam kaitannya
demensia. Betapa besar beban yang harus ditanggung oleh negara atau
keluarga jika masalah demensia tidak disikapi secara tepat dan serius,
sehubungan dengan dampak yang ditimbulkannya. Mengingat bahwa
masalah demensia merupakan masalah masa depan yang mau tidak mau
akan diahadapi orang Indonesia dan memerlukan pendekatan holistik karena
umumnya lanjut usia mengalami gangguan berbagai fungsi organ dan
mental, maka masalah demensia memerlukan penanganan lintas profesi,
salah satunya profesi keperawatan.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada laporan pendahuluan ini sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep dasar masalah keperawatan pada klien demensia?
2. Bagaimana konsep dasar terapi modalitas keperawatan pada klien
demensia?
3. Bagaimana proses asuhan keperawatan pada klien lansia dengan
demensia?
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada klien
lansia dengan demensia.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Menambah pengetahuan konsep dasar masalah keperawatan
pada klien lansia dengan demensia.
2. Menambah pengetahuan konsep dasar terapi modalitas
keperawatan pada klien lansia dengan demensia.
3. Menambah pengetahuan proses asuhan keperawatan pada klien
lansia dengan demensia.
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi institusi Keperawatan
Manfaat bagi institusi pendidikan dapat memberikan
informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terkait konsep dasar
asuhan keperawatan pada klien lansia dengan demensia.
30 16
Interpretasi dari MMSE
Metode Score Interpretasi
Cutoff tunggal <24 Abnormal
Nama Klien :
Tanggal :
Jenis Kelamin : L / P
Umur : ….. Tahun
TB/BB : ……. Cm/ ……. Kg
Agama : Islam
Suku : jawa
Gol. Darah :-
Tingkat Pendidikan : SD, SMP, SMA, erguruan Tinggi
Alamat :
Nama pewawancara :
Benar Salah Nomor Pertanyaan
√ 1. Tanggal berapa hari ini ?
√ 2. Hari apa sekarang ?
X 3. Apa nama tempat ini ?
X 4. Dimana alamat anda?
√ 5. Berapa anak anda?
X 6. Kapan anda lahir?
X 7. Siapakah Presiden Indonesia saat ini ?
X 8. Siapakah Presiden Indonesia sebelumnya ?
X 9. Siapakah nama ibu anda ?
√ 10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru semua secra
menurun.
4 6
Interpretasi
Skor Uraian
A. kesedihan
3 Saya sangat sedih tidak bahgia di mana say tidak dapat
menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan say tidak dapt keluar
darinya
1 Saya merasa sedih/ galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Presisisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu
tidak dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang
kedepan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
Skor yang terkumpul dari kasus Ny. N yaitu 0 dengan begitu dapat di simpulkan
bahwa Ny. N tidak mengalami depresi.
(0)
1 A : Adaptasi √
keluarga ( teman-
teman ) saya untuk
teman ) saya
membicarakan sesuatu
saya
3 G : Growth √
baru.
4 A √
: Afek
teman ) saya
mengekspresikan afek
dan
berespon terhadap
emosi-emosi saya,
5 R : Resolve √
sama mengekspresikan
afek dan berespon
6 2
Jumlah 8
Penilaian :
Total nilai kurang dari 3 menandakan disfungsi keluarga yang sangat tinggi
Total nilai antara 4-6 menandakan disfungsi keluarga sedang
Total nilai 7-10 menandakan tidak ada disfungsi keluarga
jadi dalam kasusu di atas nilai apgar Ny. H adalah pada rentang nilai 7-10
menandakan tidak ada disfungsi keluarga.
3.3. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian diatas dapat disimpulkan bahwa
diagnosa yang mungkin terjadi pada klien tersebut yaitu :
1. Kerusakan Memori.
2. Defisit Kebersihan Diri : Mandi.
3. Risiko Jatuh.
3.4. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Evaluasi
1. Kerusakan Memori. S : klien mengatakan sering lupa terhadap
waktu ataupun kejadian yang menimpanya
O : klien terlihat bingung
A : klien masih mengalami gangguan
memori
P : lanjutkan intervensi : stimulasi
koginitif dengan orientasi realita
2. Defisit Kebersihan Diri : S : klien mengatakan kukunya terlihat
Mandi bersih, dan klien juga mengatakan segar
setelah melakukan kumur-kumur
menggunakan mouthwash, klien
mengatakan gosok
gigi dilakukan saat mandi saja
O : Kuku klien terlihat bersih, rapi dan
tidak kotor, dan tidak tercium bau dari
mulut.
A : Masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
3. Risiko Jatuh S : klien mengatakan alat bantu jalan
berfungsi untuk membantu dalam berjalan
dan mengatakan segar setelah melakukan
ROM
O : klien terlihat segar dan terlihat berjalan
seimbang
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
BAB 4. PEMBAHASAN
Lanjut usia beresiko terkena demensia Alzheimer. Penyakit ini dapat
dialami oleh semua orang. Jumlah penderita demensia didunia sekarang mencapai
35,6 juta. Saat ini jumlah pasien lansia demensia di Indonesia mendekati satu juta.
Meningkatnya populasi lansia akan menimbulkan masalah-masalah penyakit pada
usia lanjut. Secara biologis proses menua itu adalah sesuatu yang tidak dapat
dihindari dan selalu melibatkan kemunduran fungsi kognitif dan kemampuan
fisik. Masalah kesehatan yang sering muncul pada lansia demensia adalah
kehilangan memori, masalah perilaku yang sering berupa perilaku agitasi.
Terapi musik adalah sebuah terapi kesehatan yang menggunakan musik
dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi fisik,
kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia. Musik akan
merangsang otak kanan, otak kanan berfungsi dalam hal persamaan, khayalan,
kreativitas, bentuk/ruang, emosi, musik dan warna. Daya ingat otak kanan bersifat
jangka, bila terjadi kerusakan otak kanan karena berbagai sebab, maka fungsi
yang terganggu adalah kemampuan visual dan emosi.
Penggunaan musik merupakan intervensi terapeutik dalam terapi
komplementer. Terapi musik ini diharapkan dapat menurunkan perilaku agitasi
pada lansia demensia.
Saran dari Ns. Hanny dalam menggunakan terapi musik untuk lanjut usia
lebih baik menggunakan musik yang terkenal dizamannya. Untuk lanjut usia
menggunakan lagu-lagu yang sering diputar dizamannya, jangan sampai
menggunakan lagu-lagu dizaman sekarang karena kemungkinan tidak semua
lanjut usia mendengarkan atau familiar dengan lagu-lagu dizaman sekarang.
Terapi yang digunakan yaitu terapi musik yang diputarkan berdasarkan lagu
sholawatan dan mereka menyanyikan lagu bersama-sama.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya
berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran,
penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi
kemunduran kepribadian. Terapi musik adalah sebuah terapi kesehatan yang
menggunakan musik dimana tujuannnya adalah untuk
meningkatkan/memperbaiki kondisi fisik, kognitif, dan sosial bagi individu
dari berbagai kalangan usia (Suwandari,2010). Penelitian dengan judul
“Music Therapy with Ethnic Music for Dementia Patients” menggunakan
terapi musik sebagai salah satu metode pengobatan atau terapi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi musik merupakan salah
satu metode terapi yang efektif digunakan untuk rehabilitasi atau pengobatan.
Penelitian menunjukkan lobus prefrontal diaktifkan dengan terapi musik,
pasien dengan demensia mengakui bahwa musik jepang terbukti lebih efektif
dibandingkan terapi musik konvensional.
5.2 Saran
Terapi musik atau modalitas sebaiknya diterapkan pada lansia dengan tuntor
yang baik dan lebih kreatif agar tujuan terapi dapat tercapai secara maksimal.
Tenaga kesehatan diharapkan melakukan edukasi mengenai terapi musik kepada
pengasuh lansia atau keluarga dengan lansia demensia sehingga kualitas hidup
lansia dapat dipertahankan mengingat terapi ini bisa di terapkan di rumah oleh
keluarga lansia sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, W. 2009. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi ke-3. Jakarta : EGC
LAMPIRAN