Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Kolesterol

a. Definisi

Kolesterol adalah salah satu komponen dalam bentuk lemak. Di

dalam lemak terdapat berbagai macam komponen yaitu seperti zat

trigliserida, fosfolipid, asam lemak bebas, dan juga kolesterol. Secara

umum, kolesterol berfungsi untuk membangun dinding didalam sel

(membran sel) dalam tubuh. Bukan hanya itu saja, kolesterol juga

berperan penting dalam memproduksi hormon seks, vitamin D, serta

berperan penting dalam menjalankan fungsi saraf dan otak (Mumpuni

& Wulandari, 2013).

Menurut stopard (2014) kolesterol adalah suatu zat lemak yang

dibuat didalam hati dan lemak jenuh didalam makanan. Jika terlalu

tinggi kadar kolesterol dalam darah maka akan semakin meningkatkan

faktor resiko terjadinya penyakit arteri koroner. Kolesterol sendiri

memiliki beberapa komponen yang dibagi mejadi 2 klasifikasi yaitu

berdasrkan jenis dan kadar kolesterolnya.

11
12

b. Klasifikasi

Klasifikasi Kolesterol menjadi 2 yaitu jenis kolesterol dan kadar

kolesterol :

1) Jenis Kolesterol

a) Low Density Lipoprotein (LDL)

LDL atau sering juga disebut dengan kolesterol jahat,

LDL lipoprotein deposito kolesterol bersama didalam dinding

arteri, yang menyebabkan terjadinya pembentukan zat yang

keras, tebal, atau sering disebut juga sebagai plakar kolesterol,

dan dengan sering berjalanya waktu dapat menempel didalam

dinding arteri dan terjadinya penyempitan arteri

(Yovina,2012).

b) Hight Density Lipoprotein (HDL)

HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh

manusia, fungsi dari HDL didalam jaringan perifer ke hepar

akan membersihakan lemak-lemak yang menempel di

pembuluh darah yang kemudian akan dikeluarkan melalui

saluran empedu dalam bentuk lemak empedun(Sutanto, 2013).


13

2) Kadar Kolesterol
Tabel 2.1
Pengelompokan Kadar Kolesterol
Kadar Kolesterol Total Kategori Kolesterol Total
Kurang dari 200 mg/dl Bagus
200-239 mg/dl Ambang Batas Atas
240mg/dl dan lebih Tinggi
Kadar kolesterol LDL Kategori Kadar Kolesterol LDL
Kurang dari 100 mg/dl Optimal
100-129 mg/dl Hampir optimal / diatas optimal
130-159 mg/dl Ambang batas atas
160-189 mg/dl Tinggi
190 mg/dl dan lebih Sangat Tinggi
Kadar Kolesterol HDL Karegori Kolesterol HDL
Kurang dari 40 mg/dl Rendah
60 mg/dl Tinggi
Sumber : National Institute of Health Detection, Evaluation, dan
Treatment of High Blood Cholesterol in Adults III (Mumpuni &
Wulandari).

c. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar koleterol

dalam darah yaitu sebagai berikut:

1) Makanan

Kolesterol pada umumnya berasal dari lemak hewani seperti

daging kambing, meskipun, tidak sedikit pula yang berasal dari

lemak nabati seperti santan dan minyak kelapa . Telur juga

termasuk makanan yang banyak mengandung lemak jenuh

menyebabkan peningkatan kadar kolesterol, seperti minyak kelapa,

minyak kelapa sawit dan mentega juga memiliki lemak jenuhnya

dapat meningkatkan kadar kolesterol (Yovina, 2015). Menurut

penelitian yang dilakukan oleh restyani (2015) menyatakan bahwa


14

dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuhnya dapat

meningkatkan kadar kolesterol total.

2) Kurang Aktivitas Fsisik

Faktor pemicu yang dapat meningkatkan kadar kolesterol

dalam darah yaitu kurangnya aktivitas fisik ataupun olahraga, hal

tersebut telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh

Tunggul, Rimbawan dan Nuri (2013) bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara tingkat aktivitas fisik terhadap kadar

kolesterol dalam darah dengan nilai p<0,05.

3) Kurang Pengetahuan

Tingkat pengetahuan seseorang merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi kadar kolesterol, hal tersebut telah dibuktikan

oleh penelitian yang dilakukan oleh Winda, Rooije & Tinny (2016)

bahwa pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan terhadap

kadar kolesterol seseorang dan mempengaruhi tindakan

pencegahan yang dapat dilakukan dalam pengendalian kadar

kolesterol.

4) Kepatuhan

Kepatuhan berpengaruh besar terhadap kadar kolestrol dalam

darah, hal tersebut telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan

oleh Din ((2015) yang didapatkan hasil bahwa Faktor-faktor yang

dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan kolesterol yaitu

seperti diet kaya lemak, kurangnya olahraga, stress, serta faktor


15

ketidakpatuhanpasien dalam mengontrol kolestrolnya. Dan hal

tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Putri (2016)

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kepatuhan diet

dengan kadar kolesterol dalam darah. Faktor-faktor tersebut

mempengauhi kolesterol dalam darah yang mengalami suatu proses

dalam tubuh manusia.

d. Proses Kolesterol Dalam Tubuh

Lemak yang terkandung didalam darah terdiri dari atas

kolesterol, trigliserida,fosfolipid, dan asam lemak bebas.Kolesterol

yang terkandung didalam darah hanya seperempat yang berasal dari

sari makanan yang diserap oleh saluran pencernaan, kemudian sisanya

akan diproduksi oleh tubuh melalui sel-sel hati. Ketika dicerna

didalam usus, lemak yang ada didlam makanan akan akan di uraikan

menjadi kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas.

Usus akan menyerap keempat unsur lemak tersebut dan masuk

kedalam darah, sementara untuk kolesterol dan unsur lemak yang

lainnya tidak larut dalam darah. Agar dapat diangkut semua ke dalam

aliran darah, kolesterol dan lemak-lemak lain (trigliserida dan

fosfolipid)harus berikan dengan protein sebagai syarat untuk

membentuk senyawa yang larut, atau sering disebut juga sebagai

lipoprotein.

Lipoprotein yang mengangkut lemak kedalam hati atau sering

disebut juga dengan kilomikron. Di dalam hati, ikatan lemak tersebut


16

akan di uraikan sehingga akan membentuk kembali keempat unsur

lemak. Kemudian, asam lemak yang telah terbentuk akan digunakan

sebagai sumber energi dan bila jumlahnya berlebih maka akan

disimpan dalam jaringan lemak. Bila asupan kolesterol tidak dapat

mencukupi, maka sel hati yang akan memproduksinya. Di mulai dari

hati, kolesterol akan diangkut oleh lipoprotein. Jika terjadi kelebihan

kolesterol, maka akan diangkut kembali oleh liporpotein yang sering

diasebut juga sebagi HDL untuk kemudian akan diabawa ke hati, yang

akan diuraikan dan dibuang ke dalam kantung empedu. LDL yang

mengandung banyak lemak dibandingkan dengan HDL, akan

mengambang didalam darah. Protein utama yang membentuk LDL

adalah apolipoprotein B, dan apolipoprotein A merupakan protein

utama yang membentuk HDL. HDL memiliki kandungan lemak yang

lebih sedikit dibandingkan dengan LDL dan mempunyai kepadatan

tinggi atau lebih berat (Sutanto, 2013). Dalam proses kolesterelol

memiliki beberapa tanda dan gejala yang harus diperhatikan oleh

pasien.

e. Manifestasi Klinis

Kadar kolesterol yang tinggi biasanya tidak memunculkan gejala

apapun. Akan tetapi kadang-kadang jika kadar kolesterol sudah sangat

tinggi maka endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan yang

sering disebut juga sebagai xantoma didalam tendon (urat daging) dan

didalam kulit. Kadar trigliserida yang cukup tinggi (sampai dengan


17

800 mg/dl atau lebih) dapat menyebabkan pembesaran hati dan limpa

serta timbulnya gejala-gejala pakreatitis (misalnya nyeri perut yang

hebat) (Dewanti, 2014). Untuk memantau tanda dan gejala yang

muncul, maka diperlukan pengukuran kadar kolesterol agar dapat

mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh.

f. Cara Mengukur Kadar Kolesterol

Cara mengukur kadar kolesterol dapat dilakukan dengan

melakukan pemeriksaan di laboratorium ataupun dengan cara

mengukur kolesterol secara mandiri menggunakan cholesterol meter

(alat ukur kolesterol). jika menggunakan alat cholesterol meter hasil

Yang didapatkan dari pengukuran dapat diklasifikasikan apakah kadar

kolesterol total pasien yang dilakukan pemeriksaaan dalam rentang

bagus, batas ambang atas, ataupun tinggi (Mumpuni & Wulandari,

2014). Ketika akan dilakukan pemeriksaan kolesterol, pasien biasanya

diminta untuk melakukan puasa 10 jam sebelumnya, namun menurut

studi yang di muat dalam Archive of Internal Medicine menyatakan

bahwa puasa sebenarnya tidak diperlukan karena orang yang

melakukan puasa dengan yang tidak melakukan puasa hasilnya tidak

jauh berbeda (Candra, 2014).

g. Cara Mengendalikan Kadar Kolesterol

Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan

sebagai salah satu cara untuk mengendalikan kadar kolesterol dalam

darah.
18

1) Pemberian edukasi dan konseling

Pemberian edukasi sangat mempengaruhi dalam peningkatan

pengetahuan pada penderita kolesterol, sehingga hal tersebut dapat

dijadikan salah satu cara penderita dalam memilih makanan yang

tepat agar kolesterol tidak mengalami peningkatan. Bukan hanya

itu saja konseling juga berpengaruh dalam pengendalian kadar

kolesterol, hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukn

oleh Yuliana (2014), yang didapatkan hasil bahwa konseling

berpengaruh dalam menurunkan kadar kolesterol total lebih besar

dan perubahan terhadap pola makan.

2) Olahraga

Salah satu olahraga yang dapat dilakukan untuk

mengendalikan kadar kolesterol dalam darah yaitu dengan

melakukan senam, hal tersebut telah diteliti oleh Li Ping,

Damajantry, & Herlina (2013) bahwa aktivitas senam sangat efektif

dalam mengendalikan kadar kolesterol jika dilakukan secara

teratur. Penelitian tersebut didukung jga oleh Steveb, Christoper &

Alfonso (2013) yang telah meneliti mengenai senam terhadap kadar

kolesterol, dengan hasil bahwa pengaruh pemberian latihan senam

sangat baik diberikan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam

darah seseorang.
19

3) Pemeriksaan kolesterol rutin

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh David, et,al

(2016) melakukan pemeriksaan kolesterol secara rutin sangat baik

dilakukan sebagai salah satu langkah dalam pencegahan primer

terhadap komplikasi dari terjadinya peningkatan kadar kolesterol

seperti penyakit kardiovaskuler.

4) Home visit

Berdasakan artikel yang di tulis oleh Lin et,al (2016) bahwa

melaksanakan home visit atau kunjungan rumah ke pasien

merupakan salah satu cara dalam mengontrol kadar HDL, LDL,

dan juga trigliserida dalam tubuh. Hal tersebut dikarenakan home

visit bertujuan untuk memberikan edukasi ataupun informasi

kesehatan bagi penderita, sehingga dapat meningkatkan kualitas

kesehatan bagi penderita.

5) Peningkatan kepatuhan melalui short message service (SMS)

gateway

Cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kepatuhan

pasien dalam mengikuti program yang diberikan yaitu reminder

melalui short message service (SMS) gateway, hal tersebut telah

diteliti oleh Ismil (2016) bahwa penggunaan aplikasi reminder

system merupakan salah satu strategi dalam meningkatkan

kepatuhan pasien dalam mengikuti program yang diberikan setelah

dikirimkan SMS reminder. Kepatuhan merupakan salah satu faktor


20

yang harus diperhatikan karena sebagian besar pasien mengalami

peningkatan kadar kolesterol karena faktor kepatuhan.

2. Konsep Hiperkolesterol

a. Definisi

Kolesterol merupakan suatu lipida struktural (pembentuk struktur

sel) yang berperan sebagai komponen yang sangat dibutuhkan oleh sel

tubuh manusia. Kolesterol adalah komponen dari membran sel dan

merupakan prekusor untuk hormon steroid dan asam empedu yang

dosintesis oleh tubuh dan diserap dengan makanan (Setiati, 2014).

Kolesterol berasal dari dua sumber, yaitu dari makanan yang disebut

dengan kolesterol eksogen dan kolesterol yang diproduksi sendiri oleh

tubuh atau yang dikenal dengan kolesterol eksogen. Apabila jumlah

kolesterol yang terkandung dalam makanan berlebih, maka sintesis

kolesterol dalam hati dan usus akan menurun. Demikian juga

sebaliknya, apabila jumlah kolesterol yang terkandung dalam

makanan berkurang/sedikit, maka sintesis kolesterol dalam hati dan

usus meningkat (Muchtadi et al., 2015).

Kolesterol di dalam tubuh berperan sebagai pengatur proses

kimiawi, sehingga diproduksi dalam jumlah yang dibutuhkan.

Ketersediaan kolesterol dalam jumlah tinggi, bisa menyebabkan

terjadinya aterosklerosis yang akhirnya akan berdampak pada

penyakit jantung koroner (Rahayu, 2013). Nilai kolesterol dalam

darah yang dianjurkan adalah < 200 mg/dl, untuk resiko sedang
21

sebesar 200-239 mg/dl, dan resiko tinggi ≥ 240 mg/dl 6

http://repository.unimus.ac.id 7 (Simatupang, 2013). Sedangkan nilai

rujukan kolesterol berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2.2 Nilai rujukan untuk kolesterol


Usia (tahun) Nilai rujukan (mg/dl)
< 29 <200
30-39 <225
40-49 <245
>50 <265
Sumber : (Suryaatma, 2013).

Kolesterol banyak terkandung pada hasil metabolisme hewan

seperti otak, daging, telur, serta sumber lainnya. Kadar kolesterol yang

terkandung pada telur terutama kuning telur cukup tinggi. Kuning

telur tersusun oleh komponen lemak yang sangat tinggi, yang terdiri

dari 65,50% trigliserida, 5,20% kolesterol, dan 28,30% fosfolipid, atau

mengandung kolesterol sekitar 270 mg/butir telur (Sirait, 2014).

Beberapa penelitian sebelumnya melaporkan bahwa pemberian diet

kuning telur memiliki pengaruh terhadap kadar kolesterol darah dan

memperlihatkan peningkatan kadar LDL sebesar 1% dibandingkan

dengan kelompok kontrol (Prasetyo et al., 2016).

Pengertian hiperkolesterol Hiperkolesterol terjadi jika kadar

kolesterol melebihi batas normal. Hiperkolesterol dapat berkembang

menjadi aterosklerosis pada pembuluh arteri, berupa penyempitan

pembuluh darah, terutama di jantung, otak, ginjal, dan mata. Apabila

penyempitan terjadi di otak, aterosklerosis akan menyebabkan stroke,

sedangkan pada jantung menyebabkan penyakit jantung koroner.


22

Selain itu, hiperkolesterol juga dapat meningkatkan resiko penyakit

diabetes melitus, penyakit hepar dan ginjal (Yani, 2015).

Hiperkolesterol merupakan tingginya fraksi lemak dalam darah,

berupa peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan kadar LDL

kolesterol dan penurunan kadar HDL kolesterol. Kolesterol

dimetabolisme di hati, kolesterol yang berlebih maka akan dapat

mengganggu proses metabolisme sehingga kolesterol tersebut

menumpuk di hati. Kolesterol yang masuk ke dalam hati tidak dapat

diangkut seluruhnya oleh lipoprotein menuju ke hati dari aliran darah

diseluruh tubuh. Apabila kondisi ini dibiarkan untuk waktu yang

cukup lama, maka kolesterol berlebih tersebut akan menempel di

dinding pembuluh darah yang semula elastis (mudah berkerut dan

mudah melebar) akan menjadi tidak elastis lagi (Tunggul, 2013).

Hiperkolesterol dipicu oleh beberapa hal, seperti bobot badan,

usia, kurang olah raga, stress emosional, gangguan metabolisme,

kelainan genetik, serta diet tinggi kolesterol dan asam lemak jenuh.

Hiperkolesterol juga dapat terjadi pada wanita yang kekurangan

hormon estrogen (Budiatmaja, 2014; Tunggul, 2013). Selain hal di

atas, menurut Setiati (2009) ada beberapa faktor penyebab

hiperkolesterol diantaranya, faktor keturunan, konsumsi makanan

tinggi lemak, kurang olahraga dan kebiasaan merokok.


23

b. Mekanisme Hiperkolesterol

Menurut Soeharto (2013), mekanisme terjadinya hiperkolesterol

dimulai ketika lemak yang bersumber dari makanan mulai dicerna di

dalam usus dan terurai menjadi asam lemak bebas, trigliserid,

fosfolipid dan kolesterol, yang kemudian diserap ke dalam bentuk

kilomikron. Sisa pemecahan kilomikron kemudian beredar menuju

hati dan menjadi kolesterol. Sebagian kolesterol dibuang ke empedu

sebagai asam empedu dan sebagian lagi bersama-sama trigliserida

akan bersekutu dengan apoprotein (protein tertentu) dan membentuk

Very Low Density lipoprotein (VLDL), yang selanjutnya akan diurai

oleh lipoprotein menjadi Intermedied Density Lipoprotein (IDL). IDL

hanya bertahan 2-6 j am, setelah itu akan terurai kembali menjadi Low

Density Lipoprotein (LDL).

Kolesterol yang banyak terdapat dalam LDL akan menumpuk

dalam sel-sel perusak. Bila hal ini terjadi selama bertahun-tahun,

kolesterol akan menumpuk pada dinding pembuluh darah dan

membentuk plak. Plak akan bercampur dengan protein dan ditutupi

oleh sel-sel otot dan kalsium. Hal inilah yang kemudian dapat

berkembang menjadi aterosklorosis (Almatsier, 2014).

c. Faktor-Faktor Hiperkolesterol

1) Riwayat Keluarga

Seseorang dapat juga terkena hiperkolesterol dari faktor

genetik atau keturunan dari keluarga. Kondisi ini disebut familial


24

hypercholesterolemia dipicu oleh mutasi gen seperti, APOB,

LDLR.

2) Pola Makan Yang buruk

Mengkonsumsi makanan yang tinggi kolesterol seperti

daging kambing, gorengan, bersantan, berminyak, dapat

meningkatkan kadar kolesterol tinggi bila dikonsumsi dengan

jumlah berlebih dan sering.

3) Kurang Olah Raga

Kurang olah raga atau aktivitas fisik dapat menyebabkan

resiko terkana hiperkolesterol lebih besar karena dengan olah raga

dapat meningkatkan jumlah HDL.

4) Merokok

Selain dapat menurunkan kadar HDL, rokok juga merusak

dinding pembuluh darah, sehingga menjadi tempat penumpukan

lemak.

d. Terapi Hiperkolesterol

1) Terapi Farmakologi

Pengobatan medis yang harus dijalani pada pasien

hiperkolesterol, ini diberikan berdasarkan usia dan kondisi

kesehatan pasien antara lain :

a) Statin

Obat ini bekerja dengan cara menghambat zat yang

dibutuhkan hati untuk memproduksi kolesterol. Hal tersebut


25

memicu hati mengambil kolesterol dari darah.Statin juga

membantu tubuh menyerap kolesterol dari timbunan kolesterol

di dinding pembuluh darah. contoh obat statin, atorvastatin,

rosuvastatin.

b) Resin pengikat asam empedu

Obat ini menurunkan kadar kolesterol secara tidak langsung

dengan mengikat asam empedu. Hal tersebut menyebabkan hati

menggunakan kolesterrol yang berlebih untuk membuat lebih

asam empedu, sehingga kadar kolesterol dalam darah menurun.

Contoh obat ini adalah cholestyramine.

c) Fibrate

Obat ini menurunkan trigliserida dengan mengurangi

produksi VLDL (very-low density lipoprotein), yaitu jenis

kolesterol yang banyak mengandung trigliserida dari darah.

Fibrate juga mempercepat pembuangan trigliserida dari darah.

Contoh obat ini adalah fenofibrate.

d) Niacin

Menurunkan trigliserida dengan cara membatasi hati

memproduksi VLDL. Namun karena niacin dihubungkan

dengan stroke dan kerussakan hati, dokter hanya akan

meresepkan obat ini untuk pasien yang tidak dapat

menggunakan statin.
26

2) Terapi Non Farmakologi

a) Mengurangi asupan lemak jenuh

Diet rendah kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol

dan LDL dalam darah. Makanan tinggi kolesterol dapat

ditemukan pada makanan yang berasal dari hewan, seperti

daging dan produk susu, sehingga makanan jenis ini sebaiknya

dikurangi untuk menjaga kadar kolesterol dalam darah tetap

normal (Kerver dkk.,2014).

b) Perbanyak Aktivitas Fisik atau Olah Raga

Aktivitas fisik ini sangatlah penting dan berguna sekali bagi

penderita penyakit hiperkolesterol, karena dengan melakukan

aktivitas fisik, lemak dan kolesterol jahat dapat secara optimal

dibakar melalui proses metabolisme. Aktivitas fisik yang dapat

dilakukan antara lain joging, aerobik, jalan sehat, yoga dan

sebagainya, (Dipiro, 2013)

c) Diet

Ganti minyak dengan minyak mono/poly-unsaturated(

minyak olive, bunga matahari). Tingkatkan asupan serat, misal

sayur,buah-buahan, sereal murni dan hindari minuman

beralkohol. Konsumsi makanan yang mengandung sedikit

kolesterol dan lemak jenuh.


27

3. Konsep Kepatuhan

a. Definisi

Kepatuhan adalah suatu tingkatakn perilaku yang dilakukan oleh

seorang individu (misalnya minum obat, mematuhi diet ataupun

melakukan perubahan gaya hidup) yang sesuai dengan anjuran terapi

atau kesehatan yang telah dilakukan. Tingkat kepatuhan seseorang

dapat dimulai dari tidak mengindahkan setiap aspek anjuran anjuran

yang diberikan sehingga mematuhi semua rencana terapi yang sedang

dilakukan (Kozier, et,al, 2015). Beberapa faktor juga mempengaruhi

kepatuhan pasien dalam menjalankan program, sehingga pasien ada

yang patuh dan tidak patuh.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

Menurut Kozier, et al (2014) dan Notoatmodjo (2015) faktor-

faktor yang mempengaruhi kepatuhan yaitu sebagai berikut:

1) Motivasi

Kepatuhan dipengaruhi salah satunya yaitu motivasi klien

untuk sembuh terhadap penyakitnya. Motivasi ataunmotif adalah

suatu dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang yang

menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

yang berguna untuk mencapai satu tujuan.

2) Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu, hal tersebut dapat

terjadi setelah seseorang melakukan terhadap suatu objek tertentu.


28

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2014)

didapatkan hasil bahwa kepatuhan pasien hipertensi dipengaruhi

oleh tingkat pengetahuan pasien tersebut.

3) Sikap dan Nilai

Sikap merupakan kesiapan dan kesediaan seseorang untuk

melakukan tindakan, dan bukan merupakan pelaksanaan dalam

motif tertentu. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ardiastama,

Sudaryanto & Muhlisin (2014) bahwa sikap erat kaitanya dengan

kepatuhan pada pasien yang menjalankan suatu program.

Sedangkan nilai dalam konteks kepatuhan kesehatan yaitu suatu

nilai yang dimiliki oleh penderita dalam upaya mengurangi

ancaman terhadap komplikasi penyakit.

4) Kepercayaan

Kepercayaan adalah suatu dimensi spiritual seseorang yang

dimiliki oleh setiap orang dalam melaksanakan perilakunya dalam

kehidupan sehari-hari.

5) Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi khususnya dalam hal ini yaitu biaya pelayanan

kesehatan, pembebanan biaya kepada pasien sangat berpengaruh

terhadap kepatuhan klien dalam menjalakan programnya.

c. Cara Mengukur Kepatuhan

Cara mengukur kepatuhan dapat dialkukan salah satunya dengan

melihat daftar hadir pasien yang sedang menjalankan program yang


29

dilaksanakanya. Menurut Budiarto(2013) pasien yang sedang

menjalani program dikatakan patuh jika kurang dari 80%, Program

pemerintah yang salah satu didalamnya mendukung dilakukanya

peningkatan kepatuhan melalui SMS gateway yaitu yang diwujudkan

dalam PROLANIS.

4. Konsep Diet

a. Definisi

Diet adalah mengatur pola makan yang dialkukan secara

konsisten, rutin dan terukur dan memiliki tujuan kesehatan atau dalam

mencegah serta mempercepat proses pemulihan pada penyakit

tertentu. Diet dengan baik juga akan menghindarkan kita pada jenis

penyakit terrtentu atau memperlambat prosesnya.

b. Tujuan Diet

Menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan lalu

mempertahankan dalam batas normal.

1) Menurunkan berat badan bagi penderita yang gemuk atau obesitas.

2) Mencegah komplikasi penyakit akibat hiperkolesterol

c. Prinsip Diet

Secara prinsip diet hiperkolesterol adalah mengatur makanan

dengan membatasi makanan yang banyak mengandung tinggi

kolesterol dan menggantinya dengan makanan yang rendah kolesterol.


30

1) Prinsip Diet

a) Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh biasanya dari

lemak hewan, berbagai produk dari kelapa, coklat dan alpukat.

b) Hindari makanan olahan dari hewani sperti otak,jerohan,cumi,

kerang.

c) Hindari atau kurangi penggunaan bumbu instan.

d) Hindari dan batasi mengolah masakan dengan menggoreng dan

ganti dengan mengukus, membakar, mengungkep.

e) Perbanyak makanan tinggi serat.

f) Ganti snack dengan buah.

g) Berolah raga secara rutin.

2) Makanan Yang Dibatasi.

a) Karbohidrat dari beras,

b) Daging tanpa lema, ayam tanpa kulit, putih telur.

c) Gula dan makanan dengan gula ,permen,minuman yang terasa

manis.

3) Makanan Yang Dianjurkan

a) Karbohidrat seperti beras merah, umbi-umbian, jagung, gandum.

b) Protein seperti daging ayam atau bebek tanpa kulit, tempe,

kacang-kacangan

c) Semua jenis sayuran dan buah-buahan.

d) Lemak dari bahan tumbuhan minyak kelapa, minyak kedelai,

minyak kacang tanah.


31

4) Contoh Menu Sehari.

a) Menu Pagi

1. Nasi dari beras merah 1 entong.

2. Oseng tempe dan kacang panjang, jumlah 1 cup kecil.

3. Minyak dari minyak kelapa secukupnya.

4. Selingan buah-buahan

b) Menu Siang

1. Nasi beras merah 1 entong.

2. Sayur soup 1 mangkok kecil.

3. Tempe baecem 1 potong sedang, ayam kukus tanpa kulit 100

100.

4. Selingan buah pisang

c) Menu Malam

1. Nasi beras merah 1 entong.

2. Ikan kuah kuning 100 gr.

3. Perkedel tahu 2 biji.

4. Sayuran.

5. Buah jeruk 1.

6. Selingan susu rendah lemak.

B. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian

yang akan dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih

sesuai dengan identifikasi masalahnya (Hidayat, 2014)


32

Faktor penyebab Kasus Pengobatan atau


kolesterol Hiperkolesterol pengendalian
hiperkolesterol
1. Kurang olahraga
2. Pola makan tidak 1. Olah raga secara
sehat teratur
3. Genetik 2. Berhenti merokok
4. Diabetes 3. Rubah pola makan
5. Kebiasaan lebih sehat
merokok 4. Farmakologi
6. Obesitas  Jenis statin
a. Atanvastin
b. Sianvastatin
 Non statin
a. Resin pengikat
asam empedu
Hasil pemeriksaan cek b. Ezetimibe
kolesterol : 5. Diet
1. Normal Kolesterol 40-
199 mg/dl
2. Cukup 199-239 mg/dl Patuh
Kepatuhan melakukan
diet

Hasil pemeriksaan cek Tidak patuh


kolesterol:

1. Kolesterol tinggi > 240

Keterangan :
: diteliti
............ : tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka konseptual Analisa kepatuhan diet terhadap kadar


kolesterol
33

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh kepatuhan diet terhadap

kadar kolesterol pada pasien hiperkolesterol.

Anda mungkin juga menyukai