PENGARUH MOBILISASI PROGRESIF TERHADAP STATUS HEMODINAMIK PASIEN DI ICU PROFESI NERS 2019 STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI Pasien dengan sakit kritis yang dirawat di ruang ICU sebagian besar mengalami kegagalan multi organ dan memerlukan support teknologi dalam pengelolaan pasien Pasien kritis di Ruang ICU diharuskan menjalani bed rest. Stabilisasi kondisi hemodinamik, pemasangan berbagai alat monitoring maupun support kehidupan, pasien post operasi atau penurunan status kesadaran baik fisiologis maupun program sedasi menjadi tantangan perawat untuk memobilisasi pasien kritis. Kompleksitas program terapi dan pemantauan pasien kritis mengharuskan perawat untuk dapat terus fokus terkait stabilisasi kondisi respirasi, sirkulasi dan status fisiologis lainnya untuk mempertahankan kehidupan pasien. Pemantauan status hemodinamik merupakan suatu hal yang sangat penting pada pasien kritis di ruang ICU. Tujuan pemantauan status hemodinamik adalah untuk mengetahui kebutuhan oksigenasi tubuh dan mengeliminasi karbon dioksida yang dihasilkan jaringan. Oksigenasi mencakup seluruh proses transport oksigen dari paru dan penyebaran kejaringan, transport karbondioksida dari jaringan serta ekresi karbondioksida dari paru melalui ventilasi. Pemantauan status hemodinamik secara noninvasive pada pasien kritis meliputi frekuensi nafas, SaO2, tekanan darah, mean arterial preassure (MAP), dan heart rate (HR) (Subiyanto, 2018). Salah satu tindakan mandiri perawat yang dapat mempengaruhi status hemodinamik pasien kritis adalah mobilasasi progresif. Pemberian tindakan mobilisasi progresif digunakan sebagai salah satu tekhnik pengobatan pada pasien dengan berbagai gangguan fungsi organ. Mobilisasi progresif terdiri dari lima level atau tahapan yang dilakukan, terdiri dari: Head of bed (HOB), Latihan Range of motion (ROM) pasif dan aktif, terapi lanjutan rotasi lateral, posisi tengkurap, pergerakan melawan gravitasi, posisi duduk, posisi kaki menggantung, berdiri dan berjalan2 Intervensi berupa mobilisasi tiap dua jam telah disarankan diberbagai rumah sakit guna meningkatkan kualitas hidup pasien kritis termasuk dalam stabilisasi status hemodinamik pasien. Sebuah studi di Inggris menunjukkan bahwa dalam jangka waktu delapan jam kurang dari 3% pasien yang dirawat di ICU dilakukan perubahan posisi tiap dua jam. Pada jurnal utama oleh Lestari (2016) Berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara Heart Rate (HR), Respiratory Rate (RR), Saturasi Oksigen (SaO2), tekanan darah dan Mean Arterial Pressure (MAP) sebelum dan sesudah pemberian mobilisasi progresif (p- value 0,000), maka p-value < a (0,05) sehingga H0 ditolak dan diterima yang berarti mobilisasi progresif mempengaruhi status hemodinamik pada pasien kritis di RSUD Karanganyar. Penelitian yang dilakukan Indriani (2018) didapatkan hasil menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna pada pemberian mobilisasi progresif terhadap status hemodinamik pasien dengan head injury dimana hasil menunjukkan signifikansi mobilisasi progresif level I pada systolic blood pressure (p = 0,001), diastolic blood pressure (p = 0.002) dan MAP (p = 0.019) dengan nilai p value (α < 0,05) yang berarti H0 ditolak yang berarti ada pengaruh pemberian mobilisasi progresif terhadap status hemodinamik pasien dengan head injury. Penelitian yang dilakukan Ningtyas (2017) menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh yang bermakna pada pemberian mobilisasi progresif level I dan II terhadap status hemodinamik pasien dimana hasil menunjukkan signifikansi mobilisasi progresif level I dan II pada systolic blood pressure (p = 0,008), diastolic blood pressure (p = 0.009), MAP (p = 0.004), Heart Rate (p = 0.000) dengan nilai p value (α < 0,05) yang berarti H0 ditolak yang berarti ada pengaruh pemberian mobilisasi progresif level I dan II terhadap status hemodinamik pasien. Penelitian yang dilakukan Hartoyo (2017) menunjukkan ada pengaruh mobilisasi progresif level I terhadap tekanan darah sistolik (p = 0,024), tekanan diastolik (p = 0,002), dan saturasi oksigen (p = 0,000) dengan nilai p value (α < 0,05) yang artinya Mobilisasi Progresif Level I dapat meningkatkan tekanan darah dan saturasi oksigen pada pasien kritis dengan penurunan kesadaran. Dari hasil yang didapatkan dari 4 jurnal yang di hasilnya telah dilampirkan maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tren dan isu pada keperawatan kritis dengan menggunakan mobilisasi progresif dapat berpengaruh terhadap status hemodinamik pasien yang dibuktikan dengan nilai signifikansi penelitian yang memenuhi syarat p value < 0,05. TERIMAKASIH TREND DAN ISU KEPERAWATAN GAWAT DARURAT/KRITIS PENGARUH MOBILISASI PROGRESIF TERHADAP STATUS HEMODINAMIK PASIEN DI ICU PROFESI NERS 2019 STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI
Perbedaan Hemodinamik Sebelum Dan Sesudah Passive Leg Raising Dan Pemberian Cairan Infus Pada Pasien Syok Hipovolemik Di Instalasi Gawat Darurat Rs Dustira Cimahi