Intensive Care Unit (ICU) merupakan bagian dari rumah sakit yang mandiri dengan
staf dan perlengkapan khusus. Menurut Patient and Family Support Committee of
the Society of Critical Care Medicine (2002) dalam Berger & Pichard (2012)
mengungkapkan bahwa permasalahan yang sering terjadi pada pasien kritis di ruang
ICU antara lain gangguan neurologis, perdarahan, ketidakstabilan hemodinamik dan
cairan elektrolit, syok, gagal napas akut dan kronik, infeksi nosokomial, gagal
ginjal, nyeri dada, sepsis serta Multiple Organ Dysfunction Syndrome (MODS).
Pasien kritis yang ada di ICU harus melakukan bed rest. Stabilisasi kondisi
hemodinamik, pemasangan alat monitoring ataupun support kehidupan
Kompleksitas program terapi dan pemantauan pasien kritis mengharuskan perawat
fokus terkait dengan kondisi status fisiologis dan hemodinamik termasuk saturasi
oksigen. Oleh karena itu perlunya pemantauan yang tepat karena kondisi
hemodinamik sangat mempengaruhi penghantaran oksigen ke seluruh tubuh dan
akhirnya akan mempengaruhi fungsi jantung (Hermawati, 2017).
Lanjutan…..
Menurut data World Health Organization (WHO) 2016, pasien kritis di ICU
meningkat setiap tahunnya. Terdapat 9,8-24,6 % pasien sakit kritis dan dirawat di
ICU per 100.000 penduduk, serta kematian akibat penyakit kritis hingga kronik di
dunia meningkat sebanyak 1,1-7,4 juta orang. Negara Asia termasuk Indonesia
sebayak 16 ICU di rumah sakit terdapat 1285 pasien sepsis yang menggunakan
ventilator dengan lama penggunaan ventilator rata-rata 3-10 hari dan 575 pasien
diantaranya meninggal dunia Beberapa penyakit kronis yang sering dijumpai di
ICU
Oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh
(Andarmoyo, 2013).
Saturasi oksigen merupakan masalah yang harus ditangani pada pasien yang
mengalami penurunan kesadaran
Nilai normal saturasi oksigen antara 95-100%. (Riskesdas, 2018). Keadaan yang
lebih buruk dari penurunan saturasi oksigen adalah apabila lebih dari 4 menit
pasien tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak
yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.
DEFINISI
Saturasi oksigen merupakan salah satu indikator dari status
oksigenasi.
Nilai saturasi oksigen adalah berapa persen dari semua situs
pengikatan hemoglobin yang ditempati oleh hemoglobin.
Pulse oksimetry merupakan alat non invasif yang mengukur
saturasi oksigen darah arteri
Nilai normal saturasi oksigen yaitu 95-100%. nilai saturasi
oksigen kurang dari 94% menandakan hipoksemia (Handanny
& Shai, 2015) dan hypoxia
Hipoksemia merupakan suatu kondisi dimana terjadi
penurunan konsentrasi oksigen dalam pembuluh darah arteri
(Kozier )
Hipoxia : Kekurangan O2 pada tingkat jaringan
Cara pengukuran SpO2
saO2 ≥ 95%
SaO2→ alat ini
Hipoksemia→ ada 3 : memncarkan cahaya ke
Hipoksia ringan : jaringan seperti jari,
SaO2 90-94% jempol kaki→diukur pada
Hipoksia sedang : pembuluh arteri kecil
SaO2 75-89%
Hipoksia berat
SaO2 < 75%
Jurnal yang kami riview