Anda di halaman 1dari 6

Scene 1 ( di ruangan pejabat )gw ridho ahda

Keadilan jadi barang sukar, ketika hukum hanya tegak pada yang bayar.

Alkisah diceritakan di sebuah negri ada seorang pejabat tinggi negara yang kurang disegani oleh
rakyatnya. Semua rakyat merasa ketidakadilan terjadi pada mereka. Namun dibalik tugas pejabat
itu terdapat tangan kanan nya yaitu sang ajudan yang turut serta membantu pejabat itu dalam
setiap pekerjaan nya.

Suatu ketika sang ajudan sedang berbincang dengan pejabat itu.

(ngobrol sampai ajudan izin keluar ruangan sebentar)

Ketika sang ajudan keluar sejenak dari ruangan pejabat itu, datanglah tamu yang merupakan rekan
bisnis sang pejabat

ketika sang ajudan hendak kembali ke ruangan sang pejabat , ia mendengar dari depan ruangan itu
suatu perbincangan yang sangat janggal.

(pejabat ngobrol sama rekan bisniisnya:narkoba)

Ketika rekan bisnis sang pejabat keluar dari ruangan sang ajudan pun langsung menanyakan kebenasran
dari perbincangan tadi.

(dialog pejabat dgn ajudan- ajudan marah- pejabat nyogok - ajudan nolak + nasehatin - pergi)

Karena geram dengan bisinis kotor tersebut, sang ajudan segera pergi meninggalkan ruang sang pejabat.

Scene 2 ( di rumah ajudan)


Malam harinya, ketika ajudan ingin melaporkanya ke polisi, seseorang mengetuk pintu rumahnya
dengan keras. Ketika dibuka pintunya ternyata sang pejabatlah yang datang Bersama bodyguardnya.

(buka pintu dengan perasaan kesal kemudian marah ke pejabat)

Setelah menerima amarah dari sang ajudan, pejabat mengajak sang ajudan untuk bebincang ringan akan
tetapi ia lagi2 menawari sang ajudan uang tutup mulut.

(dialog ajudan dgn pejabat – pejabat nyogok – ajudan nolak sambil marah)

Karena sang pejabat kesal dgn ajudannya ia memerintahkan bodyguardnya untuk membawa paksa sang
ajudan

(pejabat marah – nyuruh bodyguard – ajudan ngeelawan – kepala ajudan dipukul sampe pingsan)

Disamping itu, adik sang ajudan melihat kejadian itu. Awalnya ia ingin melawan namun niatnya terhenti
ketika ia melihat kedua bodyguard itu lebih besar dibandingnya.adiknya sempat panik tetapi ia langsung
pergi mendatangi kantor polisi.

( adik ajudan mengeluarkan eksperesi panik ga jelas + kebingungan harus ngapain)

Scene 3 ( di kantor polisi)opai dayat


Sesampainya di kantor polisi, ia langsung melapor kepada polisi dengan panik.
(ngadu ke polisi sambil panik - polisi nenagin adik ajudan + nanya nama – ajudan ngasih tau
kronologisnya – polisi nyuruh pulang)

Setelah selesai melaporkan kejadian yang dialami kakanya sang adik segera pulang ke rumah

Scene 4 (di rumah ajudan)


Dua bulan setelah ia melapor atas kejadian yang dialami kakaknya telah berlalu. Akan tetapi,
tidak ada respon dari aparat kepolisian.
(monolog marah2 sambil ngehina polisi)
Ketika ia membuka handphone ia melihat berita bahwa sang pejabat membutuhkan seorang
ajudan, maka ini adalah kesempatannya untuk mencari tahu keberadaan kakaknya.
(adik ajudan buka hp – cari nomor telepon pejabat - nelepon)
sang ajudan pun menelepon sang pejabat
(adik ajudan ngobrol di telepon dgn pejabat – pejabat yakin + nyuruh adik ajudan ke
rumahnya)
Karena sang pejabat sudah yakin dgn adik sang ajudan, ia pun menyuruhnya untuk datang ke
rumahnya esok hari

Scene 5 (di rumah pejabat)


Keesokan harinya adik sang ajudan mendatangi rumah pejabat yang amat mewah, sesampainya disana
ia beretemu dengan bodyguard yang pernah ia lihat saat sedang membawa paksa kakanya. Ia pun
meminta izin kepada bodyguard untuk bertemu pejabat.

(adik ajudan ngobrol dgn bodyguard)

Bodyguard sang pejabat pun meminta izin kepada pejabat

(bodyguard ngobrol dgn pejabat - pejabat nyuruh bodyguard buat nyuruh adik ajudan masuk)

Setelah diizinkan oleh sang pejabat bodyguard pun menyuruh adik pejabat untuk masuk

(bodyguard nyuruh masuk – adik ajudan masuk rumah)

Sang adik pun masuk ke dalam rumah sang pejabat. Merekapun bertemu dan berajabat tangan.mereka
berbincang tentang lamaran kerja sang adik.

(pejabat ngobrol sama adik ajudan )

Akhirnya adik sang ajudan resmi bekerja sebagai ajudan pribadi sang pejabat. Namun bukan uang yang
dicarinya melainkan keberadaan kakaknya.
Scene 6 (hari pertama adik ajudan kerja di rumah ajudan)
Hari pertama ia bekerja, ia belum menemukan petunjuk keberadaan kakanya. Sampai suatu ketika sang
pejabat kedatangan tamu yang merupakan rekan bisnis kotor sang pejabat. Ketika itu ia sedang berada
di dalam ruangan Bersama pejabat. Ia pun mendengar obrolan sang pejabat dgn rekan bisnisnya.

(pebisinis narkoba ngobrol dgn sang pejabat)

Karena merasa janggal dgn obrolan tersebut, adik sang ajudan merekam percakapan dgn handphone
nya.

(adik ajudan diem2 ngerekam)

(pebisnis narkoba pamit pulang)

Scene 7 (hari kedua adik ajudan kerja di rumah ajudan)


Di hari kedua ia diam diam masuk kedalam kamar sang ajudan. Alangkah terkejutnya ia ketika
menemukan sesuatu di dalam kamar tersebut.

(masuk sambil liat2 – nemu kotak – dibuka – kaget – buka kamera hp)

Tak lama kemudian sang pejabat masuk juga dan mendapati ajudannya sedang memegang kotak
narkoba

(pejabat ngegepin adik ajudan – addik ajudan ngebacot – pejabat nyogok -adik ajudan nolak)

Karena sang pejabat kesal, ia pun memanggil bodyguardnya untuk menangkap adik sang ajudan

(manggil bodyguard nyuruh nangkep)

Sang adik dengan gesit berhasil kabur dari kejaran bodyguard dan ia pun segera kembali ke rumahnya

Scene 8 (reaksi masyarakat)


Setelah kejadian itu, ia pun langsung menyebarkan rekaman suara dan foto bukti di media social.
Unggahan itu pun akhirnya viral dan menuai pro dan kontra dikalangan masyarakat.

(masyarakat ngobrolin berita tersebut)---- tidak terima bahwa berita itu hoax

Akan tetapi sang pejabat tidak terima dan mengklarifikasi hal tersebut sebagai hoax

(pejabat ngomong depan media )

Akhirnya sang pejabat pun menggugat adik sang ajudan

Scene 9 ( di pengadilan)
Tak lama setelah gugatan tersebut di ajukan, adik sang pejabat dibawa ke pengadilan.

(hakim ngomong dgn adik ajudan sampai keputusan ketok palu)


Akhirnya adik sang ajudan ditetapkan hukuman mati. Hukuman tersebut tidak bisa dicabut sebelum ada
yang bias membuktikan bahwa adik sang ajudan tak bersalah.

Scene 10 (di penjara)


sang adik pun meratapi nasibnya di balik jeruji besi selama 2 tahun. Ia tidak bisa berbuat apa apa lagi
kecuali menunggu kehendak tuhan.

(monolog di dalam penjara)

Di dalam penjara pun ia merasa tidak adil, tahanan di sel sebelahnya mendapat makanan yang enak
sedangkan ia tidak. Ia pun bertanya kepada sipir penjara.

(adik ajudan nanya ke sipir penjara)

Scene 11 (di penjara menjelang hukuman mati)ade dayat opai


satu minggu tersisa menjelang hukuman mati, akan tetapi belum ada yang bisa membuktikan bahwa
adik sang ajudan tak bersalah. Ia pun didatangi oleh ahli agama untuk diberikan nasehat.

(ustad ngasih nasehat buat adik ajudan)

Scene 12 ( di ruang eksekusi)


Hari eksekusi pun tiba. Ia akan di suntik mati dihadapan banyak orang termasuk sang pejabat yang
tersenyum jahat. sebelum mati ia menyampaikan pesan terakhirnya di depan banyak orang.

(ngomong pesan terakhir)


a film by
XI BR - I a.k.a
enfants de foi

Producer
M.Nabil Usman
Tubagus Ahda CH

Script Writer
Fikri Sabilal Huda
Agung Fikri N

Editor

Cast
Sang Kakak Ajudan Tubagus Ahda CH
Sang Adik Ajudan M.Farhan Hidayat
Pejabat Ridho Rahmansyah
Penjual Narkoba M.Nabil Usman
Bodyguard 1 Bagus Rahadian
Bodyguard 2 Mahesa Ikhza M
Polisi Naufal Fahrezy
Penasehat Ade Indra Rukmana
Pengacara Pejabat Mahesa Ikhza M
Pengacara Ajudan Ade Indra Rukmana
Hakim M.Andra Mahendra
Pengusaha baik Raihan Khalifah
Netizen 1 Agung Fikri N
Netizen 2 Raihan Khalifah
Netizen 3 M.Nabil Usman

Crew
Camera Assistant Naufal Fahrezi
M.Andra Mahendra
Bagus Rahadian
M.Nabil Usman
Raihan Rivellino

Video Editing M.Nabil Usman


Music Scoring M.Nabil Usman
Music Mixing M.Nabil Usman

Sound Effect Agung Rambujana


M.Zhulal

Ilustrator Maulana Bentang


Wardrobe Moch Reza
Set decorator Aidil Khibar
Set decorator Rauf Rahmatullah

Anda mungkin juga menyukai