Keadilan jadi barang sukar, ketika hukum hanya tegak pada yang bayar.
Alkisah diceritakan di sebuah negri ada seorang pejabat tinggi negara yang kurang disegani oleh
rakyatnya. Semua rakyat merasa ketidakadilan terjadi pada mereka. Namun dibalik tugas pejabat
itu terdapat tangan kanan nya yaitu sang ajudan yang turut serta membantu pejabat itu dalam
setiap pekerjaan nya.
Ketika sang ajudan keluar sejenak dari ruangan pejabat itu, datanglah tamu yang merupakan rekan
bisnis sang pejabat
ketika sang ajudan hendak kembali ke ruangan sang pejabat , ia mendengar dari depan ruangan itu
suatu perbincangan yang sangat janggal.
Ketika rekan bisnis sang pejabat keluar dari ruangan sang ajudan pun langsung menanyakan kebenasran
dari perbincangan tadi.
(dialog pejabat dgn ajudan- ajudan marah- pejabat nyogok - ajudan nolak + nasehatin - pergi)
Karena geram dengan bisinis kotor tersebut, sang ajudan segera pergi meninggalkan ruang sang pejabat.
Setelah menerima amarah dari sang ajudan, pejabat mengajak sang ajudan untuk bebincang ringan akan
tetapi ia lagi2 menawari sang ajudan uang tutup mulut.
(dialog ajudan dgn pejabat – pejabat nyogok – ajudan nolak sambil marah)
Karena sang pejabat kesal dgn ajudannya ia memerintahkan bodyguardnya untuk membawa paksa sang
ajudan
(pejabat marah – nyuruh bodyguard – ajudan ngeelawan – kepala ajudan dipukul sampe pingsan)
Disamping itu, adik sang ajudan melihat kejadian itu. Awalnya ia ingin melawan namun niatnya terhenti
ketika ia melihat kedua bodyguard itu lebih besar dibandingnya.adiknya sempat panik tetapi ia langsung
pergi mendatangi kantor polisi.
Setelah selesai melaporkan kejadian yang dialami kakanya sang adik segera pulang ke rumah
(bodyguard ngobrol dgn pejabat - pejabat nyuruh bodyguard buat nyuruh adik ajudan masuk)
Setelah diizinkan oleh sang pejabat bodyguard pun menyuruh adik pejabat untuk masuk
Sang adik pun masuk ke dalam rumah sang pejabat. Merekapun bertemu dan berajabat tangan.mereka
berbincang tentang lamaran kerja sang adik.
Akhirnya adik sang ajudan resmi bekerja sebagai ajudan pribadi sang pejabat. Namun bukan uang yang
dicarinya melainkan keberadaan kakaknya.
Scene 6 (hari pertama adik ajudan kerja di rumah ajudan)
Hari pertama ia bekerja, ia belum menemukan petunjuk keberadaan kakanya. Sampai suatu ketika sang
pejabat kedatangan tamu yang merupakan rekan bisnis kotor sang pejabat. Ketika itu ia sedang berada
di dalam ruangan Bersama pejabat. Ia pun mendengar obrolan sang pejabat dgn rekan bisnisnya.
Karena merasa janggal dgn obrolan tersebut, adik sang ajudan merekam percakapan dgn handphone
nya.
(masuk sambil liat2 – nemu kotak – dibuka – kaget – buka kamera hp)
Tak lama kemudian sang pejabat masuk juga dan mendapati ajudannya sedang memegang kotak
narkoba
(pejabat ngegepin adik ajudan – addik ajudan ngebacot – pejabat nyogok -adik ajudan nolak)
Karena sang pejabat kesal, ia pun memanggil bodyguardnya untuk menangkap adik sang ajudan
Sang adik dengan gesit berhasil kabur dari kejaran bodyguard dan ia pun segera kembali ke rumahnya
(masyarakat ngobrolin berita tersebut)---- tidak terima bahwa berita itu hoax
Akan tetapi sang pejabat tidak terima dan mengklarifikasi hal tersebut sebagai hoax
Scene 9 ( di pengadilan)
Tak lama setelah gugatan tersebut di ajukan, adik sang pejabat dibawa ke pengadilan.
Di dalam penjara pun ia merasa tidak adil, tahanan di sel sebelahnya mendapat makanan yang enak
sedangkan ia tidak. Ia pun bertanya kepada sipir penjara.
Producer
M.Nabil Usman
Tubagus Ahda CH
Script Writer
Fikri Sabilal Huda
Agung Fikri N
Editor
Cast
Sang Kakak Ajudan Tubagus Ahda CH
Sang Adik Ajudan M.Farhan Hidayat
Pejabat Ridho Rahmansyah
Penjual Narkoba M.Nabil Usman
Bodyguard 1 Bagus Rahadian
Bodyguard 2 Mahesa Ikhza M
Polisi Naufal Fahrezy
Penasehat Ade Indra Rukmana
Pengacara Pejabat Mahesa Ikhza M
Pengacara Ajudan Ade Indra Rukmana
Hakim M.Andra Mahendra
Pengusaha baik Raihan Khalifah
Netizen 1 Agung Fikri N
Netizen 2 Raihan Khalifah
Netizen 3 M.Nabil Usman
Crew
Camera Assistant Naufal Fahrezi
M.Andra Mahendra
Bagus Rahadian
M.Nabil Usman
Raihan Rivellino