Revisi Kemoterapi
Revisi Kemoterapi
Oleh
Kelompok 10
Niken Putri Wardyani 13612465
Lutfiatul Mukaromah 13612486
Muhammad Zainal I 13612483
Afif Syaifin A 13612555
Oktavian Wiratama 13612497
PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH POBOROGO
2014
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Definisi
1
Kemoterapi merupakan bentuk terapi utama dan pada beberapa kasus
dapat menghasilkan perbaikan yang berlangsung sampai setahun atau lebih
(Handayani, 2008).
Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit.
Dalam penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif
kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kaker (dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemoterapi , 2014).
2
b. Cyclophosphamide (cytoxan ) multiple myeloma ;kanker
payudara,paru dan ovarium.
c. Carmustine(BiCNU) melanoma maligna ,tumor otak.
2. Antimetabolit (mengganggu sintesis asam folat ,purin dan prymidine)
a. Methotheraxate (mekate) leukimia,kanker paru,dan kankerpayudara
b. Fluorouracil(adrucil) kanker kandung
kemih,hati,pancreas,paru,payudara
c. Mercaptopurine (purinethol) leukimia akut.
3. Antibiotik (menyebabakan pemecah rantai atau rantai ganda DNA)
a. Actinomycin D (cosmogen)sarkoma kaposi,rhabdomyocarcoma
b. Doxorubicin(andriamycin)leukimia akut,kanker payudara
c. Bleomycin (bleo)limfoma hodgkins /non hodgkins,kanker testis.
4. Produk alami (obat antimitosis ) mencegah mitosis dan menyebabakan
penghentian methaphase)
a. Vinblasthine (velban) limfoma non hodgkin,kanker payudara dan
testis
b. Vincristine (oncovine) kanker paru sel kecil,limfoma non hodgkins
c. Paclitaxel (taxol)kanker ovarium dan kanker payudara
5. Agent miscellaneous
a. Hydroxyurea (hydrea) bekerja sebagai anti metabolit dalam fase
S;melanoma maligna ,kanker prostase,kanker payudara lanjut
postmenopouse.
E. Macam-macam Kemoterapi
Beberapa bentuk tindakan kemoterapi adalah
1. Melalui tablet atau kapsul. Kemoterapi dengan cara ini paling praktis
karean dapat dilakukan penderita sendiri di rumah dengan mengikuti
saran dari dokter.
2. Melalui suntikan atau injeksi. Pemberian kemoterapi ini hanya bisa
dilakukan oleh dokter saja di klinik, rumah sakit, ruang praktek dokter
atau jika dimungkinkan dokter bisa datang ke rumah.
3. Melalui infus. Pemberian kemoterapi melalui infus harus dilakukan oleh
paramedis yang berpengalaman. Pemberian kemoterapi ini harus
dilakukan di rumah sakit atau klinik khusus.
3
obat kemoterapi terhadap sel tumor dapat dibagi menjadi 12 titik tangkap,
terutama peran dalam menghambat atau merusak siklus sel kanker.
1. Kemoterapi tunggal dan kombinasi
Kemoterapi kombinasi mempunyai keberhasilan lebih tinggi daripada
kemoterapi tunggal. Pada umunya kemoterapi kombinasi menggunakan
beberapa obat dengan titik tangkap yang berbeda. Meskipun keberhasilan
kemoterapi kombinasi lebih baik, tetapi harus dipikirkan sungguh-
sungguh tentang efek samping yang lebih berat daripada kemoterapi
tunggal. Keberhasilan kemoterapi kombinasi banyak dipengaruhi oleh
sensitifitas terhadap obat, dan efek sinergis dari kombinasi tersebut.
Terapi kombinasi meningkatkan respon tumor terhadap pengobatan
selain itu dapat meminimalkan toksisitas. Ditambahlagi, kemoterapi
kombinasi tampaknya menurunkan terjadinya klon obat resisten. Makin
besar tumor, makin besar penggandaan tumor sebelum mulai pengobatan
kemoterapi, dan karenanya lebih mungkin untuk sel resisten obat atau
klon ada dalam tumor. Terapi agen tunggal tampaknya menigkatkan
jumlah sel yanng resisten obat, akan tetapi terapi kombinasi tampaknya
mencegah perkembangan sel resisten terhadap obat.
2. Kemoterapi ajuvan
Kemoterapi ajuvan berarti kemoterapi tambahan terhadap pengobatan
utama. Misalnya terapi utama adalah pembedahan, maka pasca
pembedahan diberikan kemoterapi tambahan atau kemoterapi ajuvan.
Dengan kemoterapi ajuvan angka kesembuhan lebih tinggi. Hal tersebut
dimungkinkan karena kemoterapi ajuvan dapat membunuh sel kanker
yang tercecer waktu operasi, dan sel-sel mikrometastasis yang tidak
kelihatan secara klinis.
3. Kemoterapi pra-bedah
Kemoterapi pra-bedah dimaksudkan untuk mengecilkan volume tumor,
dan secepatnya menangkal mikrometastasis. Kemoterapi pra-bedah juga
berguna sebagai tindakan pencegahan kalau ada sel yang tercecer karena
ruptur atau pecahan massa tumor waktu dilakukan tindakan operasi.
4. Kemoterapi dosis tinggi
Kemoterapi dosis tinggi adalah kemoterapi dengan dosis yang tidak
lazim. Sebagai contoh, dosis metotreksat biasanya 30 mg/m2/kali
4
pemberian per oral pada leukemia limfoblastik akut, tetapi pada fase
konsolidasi digunakan 2000-8000 mg/m2. Penggunaan metotreksat dosis
tinggi dimaksudkan untuk sebanyak mungkin mematikan sel kanker.
Tujuan lain adalah untuk mengurangi sifat resistensi sel kanker terhadap
metotreksat. Kalau pada dosis biasa obat anti kanker melewati membran
sel secara difusi aktif, pada penggunaan obat dosis tinggi menjadi difusi
pasif karena tingginya kadar obat diluar sel. Karena penggunaan obat
dosis tinggi akan merusak sel normal maka keberadaan obat didalam
tubuh harus segera dieliminasi.
5. Kemoterapi untuk saraf pusat
Kemoterapi untuk saraf pusat menjadi sangat penting setelah diketahui
bahwa salah satu tempat relaps pada leukemia limfoblastik akut adalah
dimeningen dan otak. Secara statistik ternyata kanker pada saraf pusat
merupakan tumor padat yang paling sering dijumpai pada anak.
G. Prinsip-Prinsip Kemoterapi
Beberapa prinsip umum digunakan dalam menjelaskan kemoterapi.
Pertama, karena kemoterapi bekerja terbaik melawan sel dalam proses
pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang tinggi (mis., persentase
besar pembelahan sel) ditangani lebih efektif dengan kemoterapi daripada
dengan fraksi pertumbuhan yang rendah. Karena tumor dapat membesar,
biasanya sedikit sel-sel yang sedang aktif memberlah, karena itu tumor yanng
lebih besar mepunyai fraksi pertumbuhan yang rendah dan juga kurang
responsif terhadap kemoterapi. Sebaliknya tumor-tumor yang lebih kecil
biasanya mempunyai fraksi pertumbuahan yang lebih tinggi dan lebih sensitif
terhadap kemoterapi. Dengan kata lain kemoterapi biasanya lebih efektif saat
ada inti tumor kecil dan kurang efektif pada penyakit lanjut bila ada inti tumor
besar. Prinsip lain adalah bahwa kebanyakan agen kemoterapeutik mengikuti
urutan kinetik pertama, yang menyebabkan sebuah persentase sel yang sulit
dibunuh pada setiap pengobatan kemoterapi, bukan jumlah pasti dari sel.
Karena itu, walau tumor-tumor dengan inti sel kecil mungkin memerlukan
beberapa jenis pengobatan kemoterapi sebelum keuntungan pengobatan
5
sepenuhnya terealisasi.Untuk kebanyakan obat dosis tinggi, makin besar sel
yang terbunuh. Tetapi karena dosis ditingkatkan, toksisitas mulai membatasi
manfaat dari terapi dosis tunggal.
H. Prosedur Kemoterapi
1. Memastikan identifikasi pasien,obat,dosis ,rute,dan waktu pemberian sesuai
petunjuk dokter
2. Meninjau riwayat alergiobat bersama pasien
3. Mengantisipasi dan merencanakan kemungkinan terjadi nya efek samping
atau toksisitas sistemik
4. Membahas data laboratorium dan pemeriksaan lainnya
5. Memastikan persetujuan tindakan bagi terapi
6. Memilih peralatan yang sesuai
7. Menghitung dan menyediakan obat dengan teknik aseptik;mengikuti
ppeyunjuk yang ada
8. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukankepada pasien
9. Memberikan antimetik atau obat lain yang disarankan
10. Mempersiapkan lokasi pemasangan infus atau jalur vena sentral
11. Memberikan agens kemoterapi
12. Memantau pasien pada masa interval sesi pemberian obat
13. Membuang seluruh perlatan yang telah di gunakan atau tidak terpakai
dalam suatu tempat yang aman dari kebocoran jauh dari jangkuan pasien
14. Mencatat setiap prosedur menurut ketetepan yang berlaku.
6
14. Mencatat setiap prosedur menurut ketetepan yang berlaku.
I. WOC
Kanker
Sel menyebar
Kemoterapi
BAB 2
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
7
PASIEN DENGAN KEMOTERAPI
A. Pengkajian Dasar
1. Melakukan pengkajian meliputi
a. Identitas (pekerjaan klien dan tempat tinggal memengaruhi riwayat
penyakit yang diderita)
b. Tingkat kesadaran
c. Berat badan (Berat badan pada pasien kemoterapi biasanya akan
turun)
d. TTV
e. Rasa tidak nyaman pada saluran pencernaan (mual, muntah, nyeri)
f. Masalah tentang berkemih (rasa terbakar, frekuensi)
g. Perubahan pada fungsi neurologis (sakit kepala,rasa baal, gangguan
penglihatan, berjalan, dan mendengar)
h. Kondisi kulit
i. Bunyi paru
j. Nafsu makan (biasanya nafsu makan turun karena mual dan muntah)
k. Perubahan pada pola defekasi atau warnanya dan konsistensi dari
feses
l. Perubahan dalam tingkat aktivitas seperti kelemahan yang terus
menerus.
2. Pemeriksaan hasil laboratorium, digunakan untuk memantau reaksi-reaksi
yang merugikan :
a. Nilai JDL untuk supresi sumsum tulang
b. Nilai BUN dan kreatinin untuk untuk fungsi ginjal
c. Pemeriksaan fungsi untuk kerusakan hati
d. Nilai sinar-X dada untuk fibrosis pulmoner
e. Nilai EKG untuk kardiotoksisitas
f. Kadar asam urat serum meningkat pada penggunaan beberapa agen
3. Kaji pemahaman tentang kemoterapi dan masalah potensial efek samping
terapi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual dan muntah sekunder terhadap kemoterapi
2. Ganguan konsep diri berhubungan dengan perubahan aktual citra tubuh
sekunder terhadap kemoterapi
3. Perubahan fungsi defekasi berhubungan dengan efek efek merugikan dari
kemoterapi
8
4. Ansietas berhubungan dengan takut akan kemoterapi dan kemungkinan
efek samping
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan sekunder terhadap
anemia karena kemoterapi
6. Resiko tinggi terhadap perubahan mukosa mulut berhubungan dengan
stomatitis dan infeksi candida sekunder terhadap kemoterapi
7. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
efek kemoterapi
8. Resiko infeksi berhubungan dengan pengobatan kemoterapi berkaitan
dengan destruksi secara cepat pembelahan sel hematopoietik normal yang
mengakibatkan imunosupressi
Intervensi Rasional
1. Observasi TTV klien 1. Mengetahui perkembangan
TTV klien
9
4. Anjurkan makan posi kecil namun 4. Mencegah mual
sering jika pasien mengalami
penurunan nafsu makan dan cepat
merasa kenyang
10
membantu perencanaan makanan 10. Ahli gizi adalah spesialis
nutrisi yang dapat
membantu kebutuhan
nutrisi pasien dan langsung
mempersiapkan kebutuhan
11. Kolaborasi dengan dokter dalam nutrisi pasiennya
11. Mual menyebabkan tidak
pemberian obat antimetik 30 menit
nafsu makan kombinasi
sebelum kemoterapi dengan interval
terapi antimetik paling
yang teratur selama kemoterapi dan 2-3
efektif dalam mengontrol
dosis setelah kemetorapi.dianjurkan
mual
untuk di beri kombinasi antimetik:
Lorezam(ativan) dikombinasi
dengan deksametason
(decadron)atau difenhidramin
HCL(benadryl)
Metoklopramida HCL (reglan)
dikombinasi dengan decadron atau
benadryl
Intervensi Rasional
11
1. Anjurkan pasien untuk 1. Mengeluarkan perasaan
mengekspresikan perasaan dan membantu memoermudah
minat nya tentang pencegahan penyusaian
efek samping
12
3. Perubahan fungsi defekasi berhubungan dengan efek merugikan dari
kemoterapi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
tidak terjadi perubahan fungsi defekasi pada pasien
Kriteria hasil : 1. Penurunan gangguan pada fungsi defekasi, kontsipasi
dan diare berkurang
2. Pasien defekasi 2-3 x sehari
3. Konsistensi feses lunak
4. Warna feses coklat
Intervensi Rasional
1. Pantau warna ,konsistensi dan 1. Mengenali indikasi kemajuan atau
banyak nya feses penyimpangan dari sasaran
Untuk konstipasi :
2. Berikan obat obat pelunak feses 2. Mencegah konstipasi
13
5. Jika selama 3hari tidak ada 5. Kerja obat katartik adalah
keinginan untuk defekasi maka meningkatkan kandungan air
berikan laksatif jika tidak dalam feses ,enema membersihkan
berhasil setelah 24 jam berikan feses dari rektum
enema
Untuk diare :
6. Berikan obat obat anti diare 6. Agen ini bekerja untuk
setiap habis defekasi dan menurunkan spastisitas dari
evaluasi keefektifannya saluran gastrointestinal
14
10. Berikan diet rendah sisa atau
diet cair sampai diare dapat di 10. Diet ini memberi kesempatan usus
kontrol.tambahkan konsumsi untuk istirahat:gatorade dapat
cairan elektrolit seperti gatorade membantu mengganti ciran dan
elektrolit yang hilang karena diare
terus menerus
11. Lapor dokter jika diare atau
konstipasi 11. Dosis kemotrapi perlu diturunkan.
15
nyaman, mis., posisi nyaman 5. Meningkatkan relaksasi
16
adekuat
4. Anjurkan pasien untuk
merencanakan periode istirahat
sesuai kebutuhan sepanjang hari 5. Meningkatkan aktivitas selama
proses pencegahan keletihan
5. Bantu pasien merencakan
aktivitas yang berdasarkan pola
istirahat/keletihan 6. Mempertahankan cadangan
protein yang diperlukan untuk
6. Bantu pasien dalam masukan
menghasilkan energi
makanan adekuat
Intervensi Rasional
1. Anjurkan sikat gigi dengan sikat 1. Untuk menurunkan iritasi
gigiberbulu lembut setiap setelah pada gusi. Kebersihan mulut
makan akan tidur adalah pencegahan paling
baik, terhadap stomatitis
2. Berikan perawatan mulut atau
perawatan gigi sesuai kebutuhan 2. Memberikan perawatan jika
pasien tidak mampu
melakukannya
3. Gunakan cairan pencuci mulut yang
dapat meningkatkan pH pada 3. Asam meningkatkan karies
rongga mulut, seperti soda kue dan gigi. Reaksi oksidasi
larutan salin (kira-kira ½ liter air membantu menghilangkan
17
hangat atau dingin dengan ½ sendok debris, sekresi yang kental
the garam dan ½ sendok teh soda dan bakteri. Larutan ini
kue) membantu mencegah
kekeringan
18
f. Gunakan larutan pembersih mulut
yang memberikan efek
menyejukkan. Misalnya 1 ons
Benadryl eliksir dicampur
kedalam 0,95 l atau pencuci
mulut viscoain xylocain.
Intervensi Rasional
Nefrotoksisitas
1. Mendeteksi tanda-tanda dini
1. Pantau:
Masukan dan haluan setiap 8 insufisiensi ginjal.
jam
Lapran hasil asam urat serum
pH urine
laporan hasil BUN dan kreatinin
2. berikan allopurinol (zyloprom)
2. Agen ini menghambat
sesuai pesanan.
formasi asam urat, akibat
cepatnya pengrusakan SDP
19
oleh agen kemoterapi
20
turun sampai 1000/mm3atau 2. Jumlal leukosit yang rendah
kurang . merupakan predisposisi px
untuk infeksi.
3. Mulai tindakan pencegahan
perdarahan pada jumlah trombosit
3. Pemelihara integritas
pembuluh darah penting
utama untuk mengontrol
4. Berikan periode istirahat diantara perdarahan.
pengobatan.
4. Istirahat menurunkan
5. Berikan tranfusi eritrosit kemasan
pengeluaran energy.
sesuai pesanan.
Sintisis
1. Beritahu dokter bila px melaporkan 6. Untuk menurunkan
berkemih tidak nyaman, seperti pengeluaran energy.
rasa terbakar, disuria, dorongan,
frekwensi. Dapatkan specimen urin
untuk kultur dan tes sensivitas 1. Gejala ini indikasi sistitis,
sasuai pesanan. yang sering terjadi bila kadar
leukosit turun dibawah
normal. Kateter membantu
mengisolasi organismen
penyebab infeksi. Kultur dan
tes sensivitas membantu
21
mengidentifikasi agen
2. Tingkatkan masukan cairan 2-3 antimikroba yang lebih
liter sehari. Anjurkan banyak efektif untuk menanggulangi
minum. infeksi.
Ototoksisitas
3. Darah tidak selalu Nampak
1. Selidiki tentang masalah
tapi mungkin dapat dideteksi
pendengaran sebelum memulai
dengan tes litmus.
kemoterapi.
Neurotoksisitas
2. Untuk mencegah kehilangan
1. Beritahu dokter jika px mengalami
pendengar secara permanen,
sakit rahang, gangguan penglihatan,
obat tidak diteruskan
sakit kepala, kebar, kesemutan,
gangguan berjalan, konstipasi terus
menerus parestesia atau sensorium
1. Temuan ini indikasi
berkurang.
kerusakan saraf dini dan
Toksisitas pulmonal obat-obat tidak diteruskan.
22
1. Pantau :
Bunyi napas setiap 8 jam
TTV setiap 4 jam
23
nyeri perut. jantung, obat dihentikan bila
3. Intruksikan px untuk menghindari
terdapat gangguan pada
minum alcohol dan aspirin
jantung.
sementara menjalani kemoterapi.
24
2. Untuk mengatur aliran lebih
akurat yang dengan
demikian menurunkan
kemungkinan kelebihan.
25
adanaya tanda infeksi imun
5. Anjurkan pasien istirahat 6. Mencegah sepsis dan infeksi
pada daerah invasif atau daerah
6. Ganti balutan setiap hari lain
7. Antibiotik dapat menghambat
termasuk pada jalur sentral
pertumbuhan bakteri
D. Evaluasi
1. Daerah penyuntikan IV akan tetap terbebas dari tanda dan gejala
ekstravasasi selama pemberian agen kemoterapi vesikan
2. Jika ekstravasasi terjadi, ini dapat diidentifikasi dan ditangani secara dini
untuk meminimalkan kerusakan jaringan
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemoterapi merupakan bentuk terapi yang dilakukan untuk membunuh sel-
sel kanker atau menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker yang masih
tertinggal. Kemoterapi dapat menimbulkan banyak efek samping. Efek
samping yang timbul secara umum dari kemoterapi seperti mual, muntah,
rambut rontok, dan penurunan berat badan.
B. Saran
Memberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada pasien dengan
kemoterapi merupakan tugas utama yang harus dilakukan oleh perawat.
26
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan meliputi tindakan
dependen,independen,dan kolaborasi.
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN
Ilustrasi kasus :
Tn. Antoni 40 tahun MRS pada tanggal 20 Juni 2014 untuk melakukan
kemoterapi yang ke dua. Dua minggu yang lalu Tn. Antoni melakukan
pembedahan atas penyakit yang dideritanya yaitu ca kolon. Pada saat pembedahan
di temukan penyebaran sel ke limfonodi setempat. Sehingga Tn. Antoni harus
dilakukan kemoterapi untuk menghentikan pertumbuhan sel tersebut. Setelah
dilakukan kemoterapi, Tn. Antoni mengeluh perutnya mual dan sering muntah.
Selain itu rambutnya juga mudah rontok ketika di sisir. Tn. Antoni mengeluh
tubuhnya terasa lemas. Sejak kemoterapi yang pertama, Tn. Antoni mengaku
susah BAB, 1-2 x dalam 2 hari. Pada saat pemeriksaan didapatkan kesadaran
compos mentis, TD : 110/70 mmHg, Nd : 70 x/ menit, RR : 20 x / menit, suhu
37˚C, konjungtiva anemis, k/u lemah.
Pengkajian
I. Identitas Klien
Nama : Tn. A
27
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Alamat : Surabaya
No. Reg : 23456
Pekerjaan : Chef
Pendidikan : S1
Dx. Medis : Ca kolon
28
Pola interaksi klien dengan perawat cukup baik, klien dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh perawat, klien berbahasa Jawa disertai
Indonesia
d. Pola pertahanan
Tubuh klien masih lemah dan hanya berbaring di tempat tidur
e. Pola nilai dan kepercayaan
Klien beragama islam, klien juga berkata bahwa ia tak pernah berhenti
berdoa kepada Allah SWT atas kesembuhannya
f. Pengkajian konsep diri
1) Ideal diri
Klien berharap agar dirinya cepat sembuh, klien merasa sedih jika
harus dikemoterapi lagi
2) Harga diri
Klien mengaku menderita atas penyakitnya, karena klien merasa tidak
mampu lagi bekerja untuk menghidupi keluarganya
3) Identitas diri
Klien adalah seorang suami dan ayah bagi kedua anaknya, klien
bekerja sebagai chef di salah satu restoran terkenal di surabaya
4) Peran diri
Klien merupakan tulang punggung bagi keluarganya
g. Genogram
Ket :
29
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Pasien
e. Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, hidung
sedikit kotor
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip
f. Mulut
Inspeksi : Bibir sianosis, mukosa bibir kering, lidah kotor
g. Telinga
Inspeksi : Telinga kanan kiri simetris, kotor
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa
30
h. Thorak
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada pergerakan otot
intercostae, tidak ada kelainan pada bentuk dada, warna
kulit sama dengan sekitar, tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, tactil fremitus
kanan kiri sama
Perkusi : Suara resonan
Auskultasi : Tidak bunyi napas tambahan
i. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat di bawah puting susu, tidak ada lesi
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 4-5 mid clavicula sinistra, tidak
ada nyeri tekan
Perkusi : Suara redup
Auskultasi : Bunyi jantung lup-dup, S1 dan S2 tunggal
j. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada lesi, warna sama dengan sekitar, tidak ada
asites
Auskultasi : Bising usus 4x/menit
Palpasi : Nyeri tekan di daerah rektum, tidak teraba massa
Perkusi : Suara timpani
k. Genetalia
Inspeksi : Penyebaran bulu pubis merata, genetalia kotor warna sesuai
sekitar, skrotum simetris, tidak ada lesi, terapasang kateter
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
l. Ektremitas dan kuku
Inspeksi : Warna kulit sawo matang, tidak ada oedem
Palpasi : Pada kuku CRT kembali 4 detik, KO 3 3
3 3
m. Status neurologis
Mata dapat membuka dengan spontan (E=4)
Klien dapat diajak berbicara dengan baik (V=5)
Klien dapat menggerakkan anggota tubuhnya sesuai perintah (M=6)
Kesadaran compos mentis
31
sehari sekitar 5 gelas, sehari.
klien minum kopi
setiap pagi dan malam
hari.
Eliminasi
Klien BAK sehari ± 5x, Klien terpasang
BAK
warna kuning keruh, kateter, warna urine
klien tidak merasakan kuning keruh.
nyeri saat berkemih.
Sejak dilakukan
Klien BAB sehari 2-3x,
BAB kemoterapi yang
warna coklat, tidak
pertama klien BAB
merasakan nyeri saat
hanya 1-2 x dalam 2
BAB, konsistensi
hari,sejak MRS klien
padat.
belum BAB
Istirahat Klien tidur ± 6 Klien lebih banyak
jam/hari. Tidur mulai tidur, klien tidur sehari
pukul 22.00-04.00. ± 10 jam.
Personal higine Klien mandi sehari 2x, Klien hanya disibin
gosok gigi 3x sehari, oleh keluargaya, klien
keramas 4x seminggu. gosok gigi sehari 1x,
klien belum keramas
sejak MRS.
Aktivitas Klien bekerja sebagai Klien hanya berbaring
chef di salah satu di tempat tidur.
restoran ternama di
Surabaya. Klien
bekerja mulai pukul
07.00-20.00.
32
ANALISA DATA
33
mmHg, Nadi =70x/menit,
RR =20X/menit, Suhu
=37⁰C, GCS = 4,5,6
compos mentis, konjugtiva
anemis, wajah pucat,
KO 3 3
3 3
34
DAFTAR MASALAH
35
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
36
makan dan cepat
merasa kenyang
5. Distensi
5. Nasihatkan pasien
lambung
untuk menghindari
bila lapisan
makan banyak
muksa
sebelum kemotrapi
terinflamasi
jika lapar makan
mencetuskan
makanan kecil atau
muntah
minuman seperti
sefen up atau air
jahe tunggu tiga
sampai empat jam
setelah tindakan
kemotrapi untuk
makan reguler
6. Tambahkan
makanan yang
mengandung tinggi
protein,vitamin,mi
6. Kemotrapi
neral dan kalori
dan kanker
berhubungan
dengan
meeningkatn
7. Hindari makan
ya
makanan yang
katabolisme
pedas, berlemak,
dan manis-manis
7. Perubahan
selama pengobatan
pengecapan
37
selama
kemoterapi
dapat
menimbulka
8. Berikan diet halus n intoleransi
selama kemoterapi terhadap
makanan
jenis ini
8. Makanan
halus lebih
9. Berikan suplemen mudah
nutrisi seperti ditoleransi
sustacal atau selama
sejenis ,di berikan kemoterapi
antara waktu
makan bila makan
9. Suplemen
klien buruk
ini
memberikan
10. Kolaborasi dengan
protein,
ahli gizi untuk
vitamin,
membantu
kalori
perencanaan
makanan
38
membantu
kebutuhan
nutrisi
pasien dan
langsung
mempersiap
kan
kebutuhan
nutrisi
pasiennya
2. Perubahan Setelah 1. Pantau warna 1. Mengenali
fungsi dilakukan ,konsistensi dan indikasi
defekasi tindakan banyak nya feses kemajuan
kontsipasi keperawatan atau
b/d efek selama 2x24 penyimpang
merugikan jam,tidak an dari
dari terjadi sasaran
kemoterapi perubahan
fungsi defekasi 2. Berikan obat obat 2. Mencegah
pada pasien. pelunak feses konstipasi
Kriteria hasil:
3. Anjurkan untuk
1. Penurunan 3. cairan
masukan cairan 2-
gangguan membantu
3 litr sehari
pada fungsi kecepatan
defekasi, gerakan
kontsipasi makanan
4. Anjurkan untuk
dan diare melalui usus
makan makanan
berkurang
4. Serat untuk
2. Pasien yang mengandung
membantu
defekasi 2- tinggi serat.
kecepatan
3 x sehari
3. Konsistensi gerakan
39
feses lunak 5. Jika selama 3hari makanan
4. Warna
tidak ada keinginan melalui usus
feses
untuk defekasi
coklat
maka berikan 5. Kerja obat
laksatif jika tidak katartik
berhasil setelah 24 adalah
jam berikan enema meningkatka
n kandungan
air dalam
feses ,enema
membersihk
an feses dari
rektum
40
maksimal mengungkapkan dalam
2. Pasien
perasaan adanaya koping
akan
keterbatasan dengan
memaksim
keletihan
alkan
4. Anjurkan pasien
energi
untuk 4. Menungkatk
dengan
merencanakan an istirahat
beristirahat
periode istirahat yang
untuk
sesuai kebutuhan adekuat
meminimal
sepanjang hari
kan efek
keletihan
pada 5. Bantu pasien
aktivitas merencakan
sehari-hari aktivitas yang 5. Meningkat
3. K/U
berdasarkan pola kan aktivitas
sedang
istirahat/keletihan selama
proses
pencegahan
6. Bantu pasien dalam keletihan
masukan makanan
adekuat 6. Mempertaha
nkan
cadangan
protein yang
diperlukan
untuk
menghasilka
n energi
41
b/d tindakan mengekspresikan membantu
perubahan keperawatan perasaan dan minat memoermud
aktual citra selama 1x24 nya tentang ah
tubuh jam, pasien pencegahan efek penyusaian
sekunder akan samping
2. Beri tahu tentang
akibat menunjukkan 2. Pengetahuan
pasien obat obat
kemoterapi penghargaan tentang hal
kemoterapi
diri yang yang
meliputi nama
realistis. diharapkan
dosis
mempermud
,jadwal,tujuan dan
Kriteria hasil : ah menerima
efek efek
1. Pasien terapi dan
msamping yang
menyatakan macam
bisa terjadi
cara-cara tujuan
masukan
3. Beritahu pasien
perubahan 3. Perencanaan
bahwa rambut nya
fisik ke jalan yang
akan tumbuh
dalam gaya efektif
kembali pada
hidup dalam
2. Pasien pemberian
mengantisip
mengungka kemoterapi telah
asi
pkan rasa selesai
perubahan
positif
pada citra
tentang
tubuh dan
dirinya
membantu
mepermudah
penyusaian
4. Beritahu tentang
4. Pada laki
efek kemoterapi
laki agen
pada organ
kemoterapi
42
reproduksi menekan
.anjurkan pasien jumlah
laki laki yang usia sperma
produktif ,biasanya
mendiskusikan dapat
dengan dikternya menyebab
tentang penyipanan kan
sperma di bank kemandulan
sperma ,sebelum permanen
kemoterapi (bila dalam
mungkin) wanita
pengentian
menstruasi
biasa
nyakira kira
dua bulan
setelah
kemoterapi
di
hentikan
,menstruasi
terjadi
kembali
43
TINDAKAN KEPERAWATAN
44
4. Injeksi metoklopramida 1 ampul (iv)
R/ : Klien kooperatif
45
3. Memotivasi klien untuk
memperbanyak istirahat dan tidur
R/: Klien mengatakan “iya”
4. Memotivasi klien agar mau
mengukapkan perasaan adanya
keterbatasan
R/: Klien mengatakan selamasakit dia
tidak bisa bekerja lagi &
memerlukan bantuan untuk
beraktivitas seperti berjalan dan
mandi
4. 14.15 1. Menanyakan keluhan klien
R/: Klien mengatakan bahwa dia
merasa sedih ,klien mengatakan
takut jika efek samping dari
kemoterapi yangdijalani semakin
parah .
2. Memotivasi klien agar tetap semangat
dan berdoa kepada allah atas
kesembuhan nya
R/:Klien mengatakan”iya”
3. Memberitahu klien bahwa efek
samping kemoterapi akan hilang jika
kemoterapi telah selesai.
R/ : klien mengangguk
CATATAN PERKEMBANGAN
46
No.dx Tanggal/jam Perkembangan Tanda
tangan
1. 20.30 S : Klien mengeluh masih mual, dan
sesekali muntah, makan malam yang
diberikan rumah sakit hanya dimakan 3
sendok makan.
O : TD : 110/70 mmHg, nadi : 70x/menit,
RR : 20x/menit, suhu : 36,5˚C, k/u
lemah, Konjungtiva anemis, GCS
4,5,6
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi nomor 3,4,6,7,9,10
2. 20.30 S : Klien mengatakan belum BAB sejak
pagi
O : Terdapat nyeri tekan di daerah rektum,
teraba massa di rektum
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi nomor 1,2,3,4
3. 20.30 S : Klien mengatakan tubunya terasa
lemas, klien mengaku banyak tidur
O : k/u lemah, KO 3 3
3 3
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi nomor 1,2,4,5,6
4. 20.30 S : Klien mengatakan semangat untuk
sembuh, klien yakin bahwa setelah
kemoterapi nya selesai dikakukan
kondisi tubuh klien akan kembali
normal
O : k/u lemah, klien minum obat dengan
rutin sesuai petunjuk dokter
A : Masalah teratasi
47
P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
Gale, Danielle dan Jane Charette. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
Jakarta : EGC.
http://semangatku.com/956/kesehatan/penyakit-dan-obat/pengertian-kemoterapi-
bentuk-pengobatan-dan-efek-samping/ diakses tanggal 16 Oktober 2014.
http://www.deherba.co.id/seberapa-efektifkah-kemoterapi-pada-kanker.html diakses
tanggal 16 Oktober 2014.
Otto, Shirley E.. 2003. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC.
48
49