PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu menghtiung nilai MSL harian di Teluk Awur Jepara.
2. Mahasiswa dapat membuat dan menganalisa grafik pasang surut.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tipe pasang surut di Teluk Awur Jepara.
Lokasi :
Stasiun 1 Asrama Teluk Awur, Jepara (S 06° 38' ; E 110° 38')
Stasiun 2 Dermaga Teluk Awur, Jepara (S 06° 37' 01.28" ; E 110° 34' 20.81")
membantu bagi keamanan kapal yang akan berlabuh atau meninggalkan pelabuhan ( Lisnawati et
al,2013).
Menurut Mahmudin et al (2016), Titik pengamatan perubahan ketinggian permukaan laut pada
lokasi dimana palem pasut yang di pasang tidak boleh tergantung pada saat surut terendah dan tidak
boleh tenggelam saat pasang tertinggi. Untuk itu maka pemasangan palem pasut akan di lakukan
sebagai berikut :
1. Memilih lokasi/tempat pengamatan dan pengukuran pasang surut yang akan dilakukan.
2. Lokasi pengamatan yang di pilih merupakan tempat yang aman dan tempat yang memberikan
kemudahan selama kegiatan pengamatan dan pengukuran.
3. Pada saat dilakukan pengamatan dan pengukuran pasang-surut permukaan air, skala papan duga
harus dapat di lihat/dibaca dengan jelas
4. Pemasangan papan duga/palem pasang surut di tempat yang telah ditentukan harus di pasang
dengan baik dan benar, karena papan duga tidak boleh berada di bawah permukaan air/tenggelam
saat pasang tinggi dan tidak berada di atas permukaan air saat surut terenda.
5. Mencatat angka skala pada papan duga tepat berada pada posisi yang sejajar dengan permukaan
air, dan pencatatan dilakukan setiap 30’(menit) sekali.
6. Setelah dilakukan pengamatan dan pengukuran pasang-surut, usahakan memberi tanda di tempat
tersebut kedalaman 0 (nol) meter, sehingga tempat dan kedalaman tersebut dapat di jadikan
sebagai Bench Mark (patokan pengamatan dan pengukuran pasang-surut pada waktu yang akan
datang) yang di perlukan oleh pengguna.
7. Menentukan titik ikat (Bench Mark) dan mencatat titik koordinat.
8. Menentukan titik pasang pola pasut dan menentukan titik koordinat.
II.7. Benchmark
II.7.1. Pengertian Benchmark
Benchmark (patokan) adalah suatu titik yang posisinya diketahui dengan tingkat akurasi
yang tinggi dan biasanya ditandai dalam beberapa cara. Penanda tersebut biasanya dibuat dari
piringan logam, tetapi bisa juga dibuat seperti puncak gereja, menara stasiun radio, dipahat di
batuan, atau batang logam yang dikubur ke dalam tanah(Nugroho, 2013).
1. Untuk memastikan bahwa area situasi pengukuran berada dalam wilayah konsesi yang
diijinkan oleh Pemerintah.
2. Mengintegrasikan area-area situasi pengukuran yang terpisah ke dalam satu sistem
koordinat global.
3. Dalam melakukan pengukuran Benchmark, kami menggunakan metode penentuan posisi
dengan teknologi Global Positioning System (GPS) yang memiliki akurasi sampai
dengan level subcentimeter.
3.1 Materi
3.1.1 Waktu dan Tempat
Hari, Tanggal : Rabu-Sabtu, 1-4 Mei 2019
Waktu : 16.00 WIB – selesai
Tempat : Dermaga Marine Station, Teluk Awur, Jepara (Stasiun 2) dan Belakang
Asrama Marine Station, Teluk Awur, Jepara (Stasiun 1)
Menunjukkan waktu
4 Jam
pengamatan pasut
5 Senter Alat penerangan
N
NAMA GAMBAR FUNGSI
O
Tempat memeasang
1 Tripod
Theodolit
Menghitung hasil
4 Kalkulator
pengamatan
Mengukur Kelerengan
7 Theodolit
Pantai
3.2. Metode
3.2.1 Pengambilan Data Pasut
1. Palem pasut diletakkan di dua lokasi pengamatan yang berbeda, yaitu pada stasiun 1
dan stasiun 2.
2. Pengamatan dilakukan dengan membaca nilai puncak dan nilai lembah dengan
interval waktu 15 menit selama 24 jam pengamatan di setiap stasiunnya.
3. Nilai ketinggian (H) diperoleh dengan mencari nilai rata-rata dari puncak dan lembah
hasil pengamatan.
4.1 Hasil
4.1.1 Data Hasil Pengamatan
c. Stasiun 1 dan 2
Grafik 3. Data Pengamatan Pasut Stasiun 1 dan 2
Theodolit ke BM
Tinggi BM BM
MSL
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisa kondisi Perairan dan lingkungan Teluk Awur
Praktikum lapangan pasang surut dilakukan di perairan Jepara di sekitar dermaga Marine
Station, Teluk Awur yang dibagi menjadi 2 lokasi pengamatan (Stasiun 1 dan Stasiun 2), pada
perairan stasiun 1 terletak di dermaga dan pada stasiun 2 terletak di tepat berada di belakang
kampus marine station, Teluk Awur. Teluk Awur sendiri berlokasi di Jepara, Jawa Tengah yang
terdapat banyak spesies lamun dan terumbu karang. Jepara yang terletak di Utara Jawa membuat
kondisi perairan di sana tenang hanya pada saat jam-jam tertentu saja dan pada saat cuaca yang
tidak bersahaaat yang mengakibatkan hembusan angin yang kencang dapat membuat gelombang
yang besar. Lokasi pantai Utara Jawa memiliki topografi dasar laut (bathimetri) yang landai,
gelombang relatif kecil serta berbatasan dengan laut Jawa.
Jika dilihat dari letak geografis dari perairan Jepara memang merupakan perairan yang
tenang karena termasuk dalam deretan pantai laut utara. Selain itu perairan utara merupakan
perairan tertutup. Dimana perairan utara tidak langsung berhubungan dengan laut lepas. Selain
itu pantai Utara Jawa memiliki topografi dasar atau batrimetri yang landai, gelombang relatif
kecil serta berbatasan dengan laut Jawa. Laut Jawa berbatasan langsung dengan pulau-pulau
dihadapannya, sehingga arus kencang yang datang menuju Laut Jawa telah teredam akibat
tabrakan dengan pulau-pulau. Maka dari itu, perairan yang berlokasi di wilayah Utara Jawa
termasuk Perairan Teluk Awur lebih tenang dibandingkan perairan yang berlokasi di wilayah
Selatan Jawa. Berdasarkan praktikum lapangan yang dilaksanakan, pengamatan data pasang
surut yang tercatat memiliki hasil yang tidak terlalu tinggi ataupun rendah. Nilai tersebut
dipengaruhi oleh kondisi perairan Utara Jawa yang memiliki karakteristik lebih tenang dengan
topografi yang landai dibandingkan Selatan Jawa.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh melalui praktikum lapangan pasang surut adalah:
1. Perhitungan MSL harian di Teluk Awur Jepara diperoleh dengan mencari nilai rata-rata
ketinggian muka air laut. Nilai MSL pada stasiun 1 lokasi pengamatan adalah 100.5803 cm
dan nilai MSL pada stasiun 2 lokasi pengamatan adalah 70.59326425cm.
2. Grafik pasang surut dibuat berdasarkan jam pengamatan dengan ketinggian muka air,
dimana hasil interpretasi pada grafik adalah nilai ketinggian muka air laut terhadap jam
pengamatan pada stasiun 1 lebih kecil dibandingkan dengan nilai ketinggian muka air laut
terhadap jam pengamatan pada stasiun 2.
3. Setelah melakukan pengamatan serta pengolahan data diketahui bahwa tipe pasang surut di
Teluk Awur Jepara adalah tipe pasang surut harian ganda (Semi diurnal tide).
5.2 Saran
Darmiati, 2013. Hidrodinamika Perairan Pantai Bau-Bau dan Transformasi Gelombang di atas
Terumbu Karang Alami. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Hassanudin. Makassar.
Haryono, Sri Narni. 2004. Karakteristik Pasang Surut Laut Di Pulau Jawa.Yogyakarta. Forum
Teknik. 28(1): 1-5
Heron Surbakti. 2012. Karakteristik Pasang Surut Dan Pola Arus Di Muara Sungai
Musi,Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Sains. 15(1): 35-38.
Lisnawati, Lucy Amellia, Baskoro Rochaddi, Dwi Haryo Ismunarti. 2013. Studi Tipe Pasang
Surut di Pulau Parang Kepulauan Karimunjawa Jepara, Jawa Tengah. Jurnal
Oseanografi Marina. Vol. 2 hal: 61-67.
Mahmudin; Iwan Suyatna; dan Adnan. 2016. Prediksi Pasang Surut Menggunakan Proses Neural
Nets ( Backpropagation) Di Pantai Indah Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara
Kalimantan Timur. Jurnal Ilmu Perikanan Tropis. 22(1).
Nugroho, Septriono Hari. 2013. Prediksi Luas Genangan Pasang Surut (Rob) Berdasarkan
Analisis Data Spasial di Kota Semarang, Indonesia. Jurnal Lingkungan dan Bencana
Geologi. 4(1) : 71-87
Wijaya, M Iskandar; Heryoso Setiyono; Warsito Atmodjo. 2017. Karakteristik Pasang Surut dan
Kedudukan Muka Air Laut Di Perairan Pangkalan Pendarata Ikan (PPI) Campurejo
panceng, Kabuaten Gresik. Junal Oseanografi. 6(1) :151-157
II
LAMPIRAN