PENDAHULUAN
1
Kecamatan Sayung Demak salah satunya adalah dengan membangun sabuk pantai dan
melestarikan mangrove.
I.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum lapangan mitigasi bencana ini adalah :
1. Mengetahui definisi mitigasi bencana.
2. Mengetahui dampak banjir rob.
3. Mengetahui upaya mitigasi bencana yang dilakukan di Kecamatan Sayung Demak.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
Gambar 2. Pusat gempa di Jateng berada pada zona gesekan lempeng
(Adi, 2008).
2.2. Potensi Bencana Pantai Utara Jawa
Rusaknya ekologi pantai seperti mangrove dan tanaman vegetasi lainnya yang berfungsi
sebagai peredam kecepatan dan energi gelombang serta penahan sedimen membawa dampak
yang buruk bagi wilayah utara jawa. Rusaknya mangrove yang ada di wilayah utara jawa,
menyebabkan pada saat pasang tertinggi, hempasan gelombang akan menerjang sampai pada
daratan. Hal ini dikarenakan sudah tidak ada mangrove yang berfungsi sebagai penahan laju
gelombang dimana kerusakan mangrove di wilayah utara jawa sudah mencapai 67%. Selain
itu, abrasi semakin meluas di wilayah utara jawa, terlebih lagi pantai Utara Jawa merupakan
daerah yang rawan abrasi. Seiring dengan bertambahnya tahun, abrasi dan erosi yang terjadi
di utara jawa semakin meningkat. Abrasi dan erosi yang terjadi menyebabkan kemunduran
garis pantai, sehingga dapat mengancam kehidupan dan penghidupan masyarakat pesisir
(Wahyudi et al, 2009).
Pantai Utara Jawa merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa.
Selain itu, pantai utara Jawa cenderung memiliki topografi yang rendah. Apabila pengambilan
air tanah pada daerah yang memiliki toporgafi rendah dilakukan secara berlebihan akan
memberikan dampak pada penurunan permukaan tanah. Penurunan permukaan tanah ynag
terjadi di utara jawa dapat menyebabkan banjir rob, dimana air pasang tertinggi akan masuk
menggenangi sampai daratan. Selain itu, pantai Utara Jawa pada daerah hulu dan daerah hilir
merupakan daerah yang memiliki material lempung yang bersifat plastis dengan daya dukung
yang rendah. Sehingga, apabila terlalu besar, dapat memberikan beban diatasnya dan
menyebabkan amblesan atau subsidence yang dapat memicu banjir rob. Selain banjir rob dan
penurunan permukaan tanah, potensi bahaya yang mengancam wilayah utara jawa juga
berasal dari pembuangan limbah industri. Pembuangan limbah industri yang sembarangan
dapat menyebabkan pendangkalan sungai dan semakin rusaknya ekosistem terumbu karang
(Wahyudi et al, 2009).
4
Keempat, adalah meningkatkan koordinasi dan kapasitas kelembagaan mitigasi bencana.
Kelima adalah menyusun payung hukum yang efektif dalam upaya mewujudkan upaya-
upaya mitigasi bencana yaitu dengan jalan penyusunan produk hukum yang mengatur
pelaksanaan upaya mitigasi, pengembangan peraturan dan pedoman perencanaan dan
pelaksanaan bangunan penahan bencana, serta pelaksanaan peraturan dan penegakan
hukum terkait mitigasi.
Sedangkan kebijakan yang ke enam adalah mendorong keberlanjutan aktivitas ekonomi
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui melakukan kegiatan mitigasi
yang mampu meningkatkan nilai ekonomi kawasan, meningkatkan keamanan dan
kenyamanan kawasan pesisir untuk kegiatan perekonomian.
Menurut Ongkosongo (2004) ternyata daerah pantai, pesisir dan pulau-pulau kecil
merupakan bagian yang dinamik, karena berhubungan dengan kondisi lingkungan yang juga
dinamik. Dinamika tersebut dapat terjadi karena gerakan massa air, serta akibat bencana alam
yang sering terjadi di wilayah lepas pantai seperti gempa, banjir pasang, dan angin besar.
Tahapan untuk melakukan deteksi, mitigasi dan pencegahan degradasi akibat bencana dapat
dilakukan dengan mempertimbangkan akar masalah penyebab degradasi, komponen utama
yang menjadi pokok pendeteksi, satuan upaya deteksi dan tindakan umum deteksi bencana.
Memberi pengetahuan tentang bangunan rumah tahan gempa
Melakukakn rehabilitasi dan rekontruksi
Mengadakan simulasi tanggap bencana
Pemulihan psikologi warga yang mengalami trauma
Sosialisai tanggap darurat
Pengerukan tanah
5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
= ((144-100)/500)*100%
= (44/500)*100%
= 8.80%
Lokasi 2
Koordinat : 06o56’35.1” S 110o29’53.7” E
= ((135-107)/500)*100%
= (28/500)*100%
= 5.60%
Lokasi 3
Koordinat : 06o57’0.2” S 110o30’31.3” E
= ((160-130)/500)*100%
= (30/500)*100%
= 6.00%
III.1.2.Jenis Sedimen/Batuan
Pada daerah desa Bedono, Demak didapatkan jenis sedimen berlumpur bercampur
pasir yang di mana pada daerah pinggiran pantai banyak sekali sedimen berlumpur. Pada
praktikum ini, kita melakukan pengamatan di daerah sekolah dasar Bedono dimana
sekolahnya berdampingan langsung dengan laut. Sedimen yang terdapat dikawasan
tersebut adalah tanah liat berpasir untuk daerah jalan yang dilalui disertai dengana batuan-
batuan yang membuatnya lebih kokoh untuk dilewati. Sedimen yang terdapat di daerah
laut yaitu sedimen berlumpur bercampur pasir pada koordinat 06o55’32.4” 110o29’27.4”.
6
Banyaknya jenis sedimen berlumpur ini yang menyebabkan daerah tersebut berwarna
coklat.
III.1.5.Sketsa
7
Gambar 3. Sketsa Tracking lokasi Praktikum
8
III.3. Analisis Kerentanan Pantai
Tabel 4. Hasil Perhitungan Potensi Bahaya di Perairan Desa Bedono, Kecamatan Sayung,
Kabupaten Demak
9
III.5. Analisis Perubahan Garis Pantai
IV.KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum lapangan Mitigasi Bencana ini adalah :
10
1. Mitigasi bencana adalah upaya yang dilakukan untuk meminimalisir dampak yang terjadi
karena adanya suatu bencana.
2. Adanya banjir rob membawa dampak negatif bagi masyarakat pesisir, dimana air laut
yang bersifat korosif akan merusak bangunan, dan selain itu adanya banjir rob akan
merusak tambak-tambak yang ada.
3. Untuk menangani banjir rob yang terjadi, perlu dilakukan upaya mitigasi bencana untuk
meminimalisir dampak yang terjadi. Upaya mitigasi bencana yang dilakukan di
Kecamatan Sayung Demak adalah dengan membangun sabuk pantai, groin, hybrid
engineering dan pelestarian mangrove yang bertujuan untuk meredam kekuatan
gelombang dan mengurangi abrasi.
4.2. Saran
1. Sebelum praktikum dimulai, alangkah baiknya dimulai dengan do’a.
2. Dalam perjalanan menuju lokasi, alangkah baiknya untuk tidak terlalu mengebut agar
sampai di tujuan dengan selamat dan tidak ada yang tertinggal di jalan.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Henny Pratiwi et al.2008.Studi Tentang Kerusakan Infrastruktur Keairan Akibat Gempa
Tektonik Di Kabupaten Klaten. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol. 11 No. 2
11
Indriana, Rina Dwi. 2008. Analisis Sudut Kemiringan Lempeng Subduksi di Selatan Jawa
Tengah dan Jawa Timur Berdasarkan Anomali Gravitasi dan Implikasi Tektonik
Vulkanik. Jurnal Berkala Fisika Vol. 11 No. 3
Jokowinarno, Dwi. 2011. Mitigasi Bencana Tsunami di Wilayah Pesisir Lampung. Jurnal
Rekayasa Vol. 15 No. 1
Ongkosongo, O.2004. Perubahan Lingkungan di Wilayah Pesisir. Stuktur Fisik dan Dinamik
Pesisir. Makalah Workshop: Deteksi, Mitigasi dan Pencegahan Degradasi Lingkungan
Pesisir dan Laut Indonesia
Wahyudi et al. 2009. Analisa Kerentanan Pantai di Wilaya Pesisir Pantai Utara Jawa Timur.
Institut Teknik Surabaya. Surabaya
12
LAMPIRAN
13