Anda di halaman 1dari 11

BAKTERIOLOGI DASAR

Perananan Bakteri dan Bakteriologi Dasar dalam Bidang Teknologi Laboratorium Medik

Disusun Oleh:
Ruswin Rahman 1604039002
Dhea Agistianti 1804034058
Larasati Kirana Putri 1804034059
Muhammad Rizky 1804034063
Anita Oktaviani 1804034079
Septi Juar Khairana 1804034083
Rahmah Nur Anisa 1804034089
Ahmad Abdul Aziz 1804034094

D4 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF Dr. HAMKA
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah,sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan benar serta dapat terselesaikan sesuai waktunya dalam
makalah ini kami akan membahas “PERANAN BAKTERI DAN
BAKTERIOLOGI DASAR DALAM BIDANG TEKNOLOGI
LABORATORIUM MEDIK”.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
beberapa pihak untuk membantu menyelesaikan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses


pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif,
guna penulisan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami,
semoga makalah ini, dapat memberi pemahaman yang lebih jelas bagi kita
semua tentang Peranan Bakteri dan Bakteriologi Dasar dalam Bidang Teknologi
Laboratorium Medik.

1
DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 1

1.3 Manfaat 1

BAB II PEMBAHASAN 2

2.1. Bakteri Patogen 2

2.2. Bakteri Prebiotik 3

2.3. Contoh Kasus 4

BAB III PENUTUP 7


3.1 Kesimpulan 7
DAFTAR PUSTAKA 8

2
BAB I
PENDAHULUAN

1..1 Latar Belakang


Bakteri merupakan kelompok organisme hidup yang bersel tunggal dan
bersifat mikroskopik. Dalam kesehatan manusia dan kehidupan sehari hari
terdapat bakteri yang menguntungkan dan bakteri yang merugikan atau biasa
disebut bersifat patogen yang dapat menyebabkan suatu penyakit dalam tubuh
manusia.Adapun bakteri yang merugikan manusia menyebabkan beberapa
penyakit seperti pada bakteri Gram negative Eschericia coli penyebab diare dan
bakteri yang menguntungkan bagi manusia biasanya disebut sebagai bakteri
prebiotik yang dapat meningkatkan kesehatan manusia seperti bakteri
Lactobacilus casei.

1..2 Tujuan
Makalah ini disusun agar dapat mengetahui peranan dari bakteri dan
bakteriologi dasar dalam bidang Teknologi Laboratorium Medik.

1..3 Manfaat
 Mengetahui bakteri patogen
 Mengetahui bakteri baik (prebiotik) untuk kesehatan
 Mempelajari berbagai manfaat bakteri dalam kesehatan tubuh manusia

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Bakteri Patogen


Beberapa penyakit dapat disebabkan oleh mikroorganisme seperti
virus,parasit dan bakteri. Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit dalam
tubuh manusia dalam kondisi tertentu disebut sebagai bakteri patogen.
Bakteri E.coli adalah salah satu bakteri yang paling sering menyebabkan
diare di seluruh dunia. E.coli adalah anggota flora normal usus (komensal). Flora
normal adalah mikroba yang secara alamiah menghuni tubuh manusia dan
memiliki peranan dalam beberapa proses pencernaan makanan namun dapat
berubah menjadi patogen jika jumlah dalam saluran pencernaan meningkat atau
berpindah tempat dari habitat normalnya (diluar usus) di tubuh manusia.
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan flora normal pada kulit
manusia, tetapi pada kondisi yang memungkinkan dapat menginfeksi kulit
manusia menimbulkan jerawat dan bisul. Staphylocococus aureus juga dapat
meng-infeksi luka, lalu masuk ke peredaran darah menyebar ke organ lain dan
menyebabkan pneumonia, infeksi pada katup jantung yang memicu gagal
jantung, radang tulang, bahkan dapat menyebabkan shock yang dapat
menimbulkan kematian.
Bakteri Citrobacter sp. yang ditemukan biasanya tersebar luas
dilingkungan, sehingga bakteri ini dapat dijumpai di dalam air, tanah dan
makanan. Bakteri ini dapat menimbulkan infeksi pada saluran urin, saluran
pernafasan, kulit permukaan (ulcer, otitis luar, luka kulit), bagian dalam
(bacteriaemia, peritonitis, osteomyelitis) dan neonatal meningitis.
Klebsiella sp. hidup sebagai saprofit pada lingkungan hidup, pada air,
tanah, makanan dan sayur-sayuran. Bakteri ini dapat menimbulkan infeksi pada
saluran urin, paru-paru, saluran pernafasan, luka-luka dan septicaemia
(Soemarno, 2000).
Bakteri Salmonella sp. merupakan bakteri patogen yang dapat
menyebabkan demam, diare dan ketegangan otot abdominal (abdominal cramp).
Akan tetapi pada pasien yang mempunyai sistem imun yang lemah, Salmonella
sp. akan menginvasi sirkulasi darah dan menyebabkan infeksi yang bersifat fatal
(Anonim, 2007).
Shigella dysenteriae adalah bakteri kelompok gram negatif dan bersifat
fakultatif anaerobik yang dapat hidup dalam usus manusia dan termasuk flora

2
normal. Bakteri ini dapat menyebabkan shigellosis pada manusia.Shigellosis
disebut juga disentri basiler.

2.2. Bakteri Prebiotik


Bakteri prebiotik adalah bakteri baik yang dapat meningkatkan
kesehatan. Bakteri prebiotic dalam usus dapat berkembang biak, tidak beracun
dan bersifat antagonis terhadap bakteri patogen.
Beberapa bakteri yang termasuk sebagai bakteri prebiotic adalah bakteri
dari genus Bifidobacterium dan Lactobacillus seperti Bifidobacterium bifidum,
Bifidobacterium breve, Bifidobacterium infantis, Bifidobacterium longum,
Lactobacillus acidophilus, Lactobacillius casei subsp. Casei, Lactobacillus
plantarum, Lactobacillus reuteri, Lactobacillus rhamnosus.
Bakteri prebiotik yang terdapat dalam yakult, Bifidobacterium dan
Lactobacillus acidophilus. Bakteri yoghurt yaitu L. bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus tidak termasuk bakteri probiotik. Yoghurt
ditambahkan L. acidophilus, agar mempunyai efek fungsional bagi kesehatan.
Yoghurt yang sudah ditambahkan bakteri probiotik dapat dikatakan sebagai
yoghurt probiotik.
Suatu mikroorganisme bakteri dapat menjadi bakteri prebiotic dengan
beberapa syarat tertentu yaitu berasal dari manusia ( human origin ), stabil
terhadap asam maupun cairan empedu, dapat berkolonisasi di saluran
pencernaan manusia, memproduksi senyawa antimikroba, dapat melawan
bakteri patogenik dan kariogenik dan tetap hidup dalam proses pengelohan dan
penyimpanan .
Peran prebiotic bagi kesehatan tubuh terdiri dari tiga mekanisme fungsi
yaitu:
1. Protektif, yaitu kemampuannya untuk menghambat bakteri patogen dalam
salurn pencernaan di usus. Terbentuknya kolonisasi prebiotic dalam saluran
pencernaan, mengakibatkan kompetisi nutrisi dan lokasi adhesi antara bakeri
prebiotic dan bakteri lain, khususnya bakteri patogen.
2. Sistem imun tubuh, yaitu peningkatan sistem imun tubuh melalui
kemampuan prebiotic.
3. Penanggulangan diare
4. Menurunkan kadar kolestrol, pertumbuhan bakteri prebiotic mempunyai
kemampuan mengambil kolestrol di usus halus sebagai pengontrol serum
kolestrol pada manusia.
5. Pencegahan kanker kolon dan usus, bakteri prebiotic dapat menekan kanker
kolon dengan menekan perkembangan sel tumor dan meningkatkan system
imun, eliminasi senyawa mutagenic atau prokarsinogenik yaitu prebiotic

3
dapat secara langsung menghilangkan/menetralisir/mengikat senyawa
pemicu kanker seperti pada bakteri Lactobacillus achidophilus
Fungsi bakteri prebiotic adalah mengurangi bakteri patogen dalam usus,
menstimulasi respon kekebalan, dan untuk menjaga kesehatan. Pemberian
prebiotic yang teratur dapat mempercepat penyembuhan diare yang disebabkan
oleh infeksi kuman virus. Bakteri prebiotic akan mengatur microflora usus,
merintangi kolonisasi patogen, dan memindahkan bakteri patogen nelalui
dinding usus dan organ lain.

2.3. Contoh Kasus


Sebuah studi di Finlandia menunjukkan bahwa penyakit kulit eksim yang
diderita anak membaik secara signifikan setelah dua bulan di-treatment dengan
probiotik hypoallergenic, secara ekstensif dengan formula hydrolysed. Temuan
ini juga didukung oleh studi lebih lanjut yang menggunakan strainbakteri yang
berbeda. Hasilnya menunjukkan bahwa alergi meluas yang berisiko kematian
pada anak-anak berusia dua-empat tahun menjadi berkurang.
Sebuah studi lain di Perancis melibatkan 287 anak (18,9-6 bulan) yang
diberikan yogurt konvensional dan yogurt yang mengandung probiotik 108
cfu/ml Lactobacillus casei.Masing-masing produk diberikan setiap hari selama
satu bulan. Hasilnya menunjukkan, durasi diare anak-anak yang mengonsumsi
yogurt konvensional berkurang dari delapan hari menjadi lima hari, sementara
yang mengonsumsi yogurt mengandung probiotik, durasi diarenya berkurang
menjadi hanya selama empat hari. Studi ini kemudian dikembangkan dan
dikontrol oleh klinik uji multisenter yang melibatkan 928 anak (6-24bulan).
Anak-anak selama mengonsumsi L casei yang dicampur susu fermentasi setiap
hari selama dua bulan,hasil pengamatan menunjukkan bahwa frekuensi diare
yang dialami anak-anak tersebut berkurang lebih banyak jika dibandingkan
dengan anak-anak yang mengkonsumsi yogurt konvensional (15,9 persen VS 22
persen).

4
Introduction
Introduction Communicable diseases continue to account for an unduly high proportion
of the health budgets of developing countries. According to The world health report, 1
acute diarrhoea is responsible for as many as 2.2 million deaths annually. Acute
respiratory infections (primarily pneumonia) are another important cause of death,
resulting in an estimated 4 million deaths each year. Analysis of data on lung aspirates
appears to indicate that, in developing countries, bacteria such as Haemophilus
influenzae and Streptococcus pneumoniae, rather than viruses, are the predominant
pathogens in childhood pneumonia. b-Lactamase-producing H. influenzae and S.
pneumoniae with decreased sensitivity to benzylpenicillin have appeared in different
parts of the world, making the surveillance of these pathogens increasingly important.
Sexually transmitted diseases are on the increase. There are still threats of epidemics
and pandemics of viral or bacterial origin, made more likely by inadequate
epidemiological surveillance and deficient preventive measures. To prevent and
control the main bacterial diseases, there is a need to develop simple tools for use in
epidemiological surveillance and disease monitoring, as well as simplified and reliable
diagnostic techniques. To meet the challenge that this situation represents, the health
laboratory services must be based on a network of laboratories carrying out
microbiological diagnostic work for health centres, hospital doctors, and
epidemiologists. The complexity of the work will increase from the peripheral to the
intermediate and central laboratories. Only in this way will it be possible to gather,
quickly enough, sufficient relevant information to improve surveillance, and permit the
early recognition of epidemics or unusual infections and the development, application,
and evaluation of specific intervention measures.

5
Summary Basic research on bacteria has had significant impact on many areas of science. This
research has revealed many fundamental features of all living cells, and has produced novel
tools that allow us to study previously inaccessible problems. Discoveries continue to be made
using model systems such as Escherichia coli and many other microbes with unique
properties. Making discoveries often relies upon insights from studying the physiology and
genetics of model organisms coupled with newly developed experimental tools and creative
ideas. Thus, multiple perspectives provide the same answers to the two questions posed in
the overview—there is a need for continued investment in basic research on bacteria, and a
continuing major role for research by individual research groups. This raises the question:
How can these objectives be met in a time of limited resources? One approach would be for
the research community to tell its story in a manner that will make the points in this document
clear to the public. Part of this story is a recognition of the significance of bacteria in basic
biology, genetics, chronic disease, and nutrition as well as infectious disease. In addition,
research on topics like evolution and ecology has a direct impact on the advancement of
human health. Increased interagency cooperation could promote progress in these critical
areas. Basic research on bacteria is a critical long-term investment for private and Federal
research funding; it is vital to the development of applications that improve human health
and well-being, and impacts our nationʼs economy. Applications of basic research on bacteria
are essential for medicine, the pharmaceutical industry, biotechnology, bioremediation, and
alternative energy production. Developing these applications will demand integration of
many scientific disciplines. Given the importance of this field for the Federal mission and the
interdisciplinary approaches required to exploit future challenges and opportunities, there is
a continued need for basic research on bacteria.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan peranan bakteri


dalam bidang Teknologi Laboratorium medik yaitu terdapat bakteri patogen yang
menyebabkan beberapa penyakit dalam tubuh manusia dan dapat digunakan sebagai
identifikasi suatu penyebab penyakit oleh mikroorganisme dan bakteri baik yaitu
bakteri prebiotic yang dapat mengurangi dan menghambat bakteri patogen karena
bakteri prebiotic bersifat antagonis terhadap bakteri lain, khususnya bakteri prebiotik
seperti bakteri Lactobacillus casei.

7
DAFTAR PUSTAKA
American Society for Microbiology,National Institute of Health. 2007. Basic Research
on Bacteria The Essential Frontier. Workshop on Basic Bacterial Research.
Falany, R., Efrida W., dan Ety A. Deteksi Bakteri Coliform pada Jajanan Pasar
Cincau Hitam di Pasar Tradisional dan Swalayan Kota Bandar Lampung.
Medical Journal of Lampung University.

Huda, M. 2013. Pengaruh Madu Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif


(Staphylococcus aureus ) dan Bakteri Gram Negatif ( Escherichia coli ). Jurnal
Analis Kesehatan. Vol 2, No 2, hal. 251

Mufti, N., Elizabeth B., dan Dessy A. 2017. Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Sawo
terhadap Bakteri Esherichia coli secara In Vitro. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol
6,No 2, hal. 290

Prasetyo, A.D., dan Hadi S. 2014. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Daun
Kersen ( Muntingia calabura L. ) Terhadap Bakteri Bacillus subtilis dan
Shigella dysenteria Sebagai Materi Pembelajaran Biologi SMA kelas X untuk
mencapai Kd 3.4 pada Kurikulum 2013. Jurnal Jupemasi PBIO. Vol 1, No 1,
hal. 98-102.

Sunarlim, R. 2009. Potensi Lactobacillus sp. Asal dari Dadih Sebagai Starter pada
Pembuatan Susu Fermentasi Khas Indonesia. Buletin Teknologi Pascapanen
Pertanian: Vol 5, hal. 71-72.

Vandepitte, J. dkk. 2003. Basic Laboratory Procedures in Clinical Bacteriology Second


Edition. Singapura : World Health Organzation Geneeva.

Yuniastuti, A. 2015. Buku Monograf Prebiotik ( Dalam Perspektif Keshatan).


Semarang: UNNES PRESS

Anda mungkin juga menyukai