Oleh:
NURAKIVA
NIM. D1A114151
i
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI GOGO, JAGUNG DAN
UBI KAYU PADA LAHAN KERING DI DESA LAANOIPI
KECAMATAN BONEGUNU KABUPATEN BUTON UTARA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Pertanian
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
di Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo
Oleh:
NURAKIVA
NIM. D1A114151
ii
iii
iv
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat
dan Hidayah-Nya jualah maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Seiring
penghormatan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. H. R. Marsuki Iswandi, M.Si selaku
Pembimbing I dan kepada Dr. La Ode Alwi, SP., MP selaku Pembimbing II yang
kasih penulis tujukan kepada Ayahanda Muh. Tahir dan Ibunda Sudarmi atas
3. Dosen Penguji yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.
mengikuti pendidikan.
lain yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
vi
7. Kepada kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku yang selalu mendukung
dan bantuan serta kerja sama dalam proses penyusunan Skripsi ini.
yang telah membantu untuk kesempurnaan skripsi ini dan semoga dapat
Penyusunan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saran-saran
dari semua pihak yang sifatnya membangun untuk meningkatkan mutu dari
Penulis
vii
RIWAYAT HIDUP
tahun 2008. Pada tahun yang sama Penulis melanjutkan Studi di SMP Negeri 2
Kolono dan lulus pada Tahun 2011, kemudian penulis melanjutkan studi di SMK
Negeri 10 Konawe Selatan pada Tahun 2011 dan lulus pada Tahun 2014. Pada
tahun yang sama penulis diterima menjadi Mahasiswa Program Studi Sosial
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRCT
x
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul ………………………………………………………... i
Halaman Judul …………………………………………………………... ii
Halaman Pernyataan ……………………………………………............. iii
Halaman Pengesahan …………………………………………..….......... iv
Halaman Persetujuan Panitia Ujian …………………………………… v
Ucapan Terima Kasih…………………………………………...………. vi
Riwayat Hidup …………………………………………………………... viii
Abstrak …………………………………………………………………... ix
Abstract …………………………………………………………….…….. x
Daftar Isi …………………………………………………………………. xi
Daftar Tabel ……………………………………………………………... xiii
Daftar Gambar ………………………………………………………….. xv
Daftar Lampiran ………………………………………………………… xiv
I. PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang …………………………………………………. 1
1.3 Rumusan Masalah ……………………………………………… 5
1.4 Tujuan Penelitian ………………………………………………. 5
1.5 Manfaat ………………………………………………………… 5
xi
IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
4.1 Keadaan Geografis …………….. ……………………………... 34
4.2 Keadaan Demografi ……..……………………………………. 35
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiii
14. Jumlah Penggunaan Pupuk pada Usahatani Padi Gogo, Jagung
dan Ubi Kayu di Desa Laanoipi Kecamatan Bonegunu
Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 ………………………….. 45
15. Rata-Rata Biaya Tetap (Biaya Penyusutan) Pada Usahatani
Padi Gogo, Jagung dan Ubi Kayu di Desa Laanoipi Kecamatan
Bonegunu Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 ………………. 47
16. Rata-Rata Biaya Variabel pada Usahatani Padi Gogo, Jagung
dan Ubi Kayu di Desa Laanoipi Kecamatan Bonegunu
Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 ………………………….. 48
17. Rata-Rata Total Biaya pada Usahatani Padi Gogo, Jagung dan
Ubi Kayu di Desa Laanoipi Kecamatan Bonegunu Kabupaten
Buton Utara Tahun 2018 ………………………………………. 49
18. Rata-Rata Total Produksi dan Penerimaan pada Usahatani Padi
Gogo, Jagung dan Ubi Kayu di Desa Laanoipi Kecamatan
Bonegunu Kabupaten Buton Utara Tahun 2018 ……………… 49
19. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Gogo, Jagung dan Ubi
Kayu di Desa Laanoipi Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton
Utara Tahun 2018 ……………………………………………… 50
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
aktif dalam memajukan usahatani dalam rangka peningkatan taraf hidup dan
Statistik, 2014).
Pertanian tanaman pangan terdiri dari dua kelompok besar yaitu pertanian
padi dan pertanian palawija. Tanaman padi maupun palawija memiliki peran yang
pendapatan rumah tangga daerah berbasis non-padi lebih tinggi, stabil, dan
1
2
tradisional berbasis usahatani padi. Selain itu tanaman palawija dapat digunakan
sebagai tanaman pangan pengganti beras sebagai salah satu kegiatan diversifikasi
Tanaman pangan (padi, jagung dan ubi kayu) mempunyai peranan penting
dalam penyediaan pangan di Indonesia, dengan kontribusi lebih dari tiga puluh
persen dari total nilai produksi tanaman pangan (Badan Pusat Statistik, 2008).
Tanaman pangan (padi, jagung dan ubi kayu) merupakan tanaman yang
mempunyai banyak kegunaan, yaitu sebagai sumber makanan pokok bagi manusia
dan ternak, sebagai bahan baku industri, dan sisa hijauannya dapat digunakan
sumber daya lahan kering ini sebagai solusi untuk dikembangkan dan menjadi
tumpuan harapan dalam menyediakan pangan didalamn negeri. Hanya saja untuk
dapat menghasilkan tanaman padi gogo, jagung dan ubi kayu, lahan kering ini
hanya dapat menghasilkan tanaman tersebut di musim hujan, yang dikenal dengan
sawah tadah hujan, dimana kebutuhan air sangat tergantung pada hujan.
Sedangkan dimusim kemarau lahan kering ini cocok untuk diusahakan tanaman
padi gogo, jagung dan ubi kayu. Termasuk kelompok tanaman palawija
diantaranya jagung, ubi kayu, padi gogo, jagung dan ubi kayu yang merupakan
pangan lokal yang diharapkan pemerintah dapat menjadi pangan alternatif untuk
merupakan Kabupaten yang membudidayakan tanaman padi gogo, jagung dan ubi
3
kayu. Selain itu tanaman padi gogo, jagung dan ubi kayu juga bisa tumbuh dengan
baik. Hal ini dikarenakan tanaman padi gogo, jagung dan ubi kayu tidak
keseluruhan luas tanam dan luas panen tanaman padi gogo, jagung dan ubi kayu
Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi Gogo, Jagung
dan Ubi Kayu di Kabupaten Buton Utara Tahun 2016
Luas Lahan Produksi Produktivitas
No Jenis Tanaman
(Ha) (Ton) (Kw/Ha)
1 Padi gogo 683 1.938 28,37
2 Jagung 926 2.029 21,92
5 Ubi kayu 763 23.821 312,20
Sumber : BPS Sultra, 2017
Pada Tabel 1 diatas, untuk penggunaan luas lahan 683 ha produksi padi
gogo sebesar 1.938 ton dengan produktivitas 28,37 kw/ha, luas lahan 926 ha
produksi jagung sebesar 2.029 ton dengan produktivitas 21,92 kw/ha, dan luas
lahan 763 ha produsi ubi kayu sebesar 23.821 ton dengan produktivitas 312,20
tanam padi gogo 63,1 ha dengan luas lahan panen 62,0 ha, luas lahan tanam
jagung 59,0 ha dengan luas lahan panen 50,0 ha, dan luas lahan tanam ubi kayu
Utara, lahan kering banyak dimanfaatkan untuk tanaman tanaman padi gogo,
jagung dan ubi kayu. Selaian itu, desa Laanoipi juga membudidayakan tanaman
jambu mete, kelapa dan sayur-sayuran. Namun demikian, masih ada lahan kering
ketersediaan air pada lahan kering mengakibatkan usahatani tidak dapat dilakukan
agar memperoleh pendapatan yang besar pula. Petani menggunakan tenaga, modal
memenuhi kewajiban membayar bunga modal, alat yang digunakan, upah tenaga
luar serta sarana produksi lainnya (Suratiyah, 2006). Seperti diketahui bahwa
tenaga kerja, modal (biaya benih, biaya pupuk dan obat-obatan) dan manejemen.
dapat meningkatkan produksi dan dapat menekan biaya produksi. Oleh karena itu
yang diperoleh petani dari usahatani padi gogo, jagung dan ubi kayu di Desa
Laanoipi?
atas, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pendapatan yang
diperoleh dari usahatani padi gogo, jagung dan ubi kayu pada lahan kering di
Desa Laanoipi.
pengembangan lahan tanaman padi gogo, jagung dan ubi kayu di daerah
penelitian.
c. Sebagai salah satu syarat kelulusan dalam mencapai gelar Sarjana S-1 pada
berusaha mengelola unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan
mencukupi kebutuhan pangan bagi keluarga sendiri dan bersifat komersial dengan
adalah menghasilkan dengan tujuan untuk dijual baik untuk bahan baku industri
perolehan petani dalam usahatani dalam waktu satu tahun baik yang dapat
produksi tentunya dapat meningkatkan pendapatan petani. Untuk itu agar produksi
dapat meningkat diperlukan faktor produksi yang dapat menunjang, baik faktor
beberapa faktor, antara lain tingkat pendidikan atau latihan yang pernah diperoleh
matang dan terperinci dalam menentukan rencana produk yang dihasilkan, yaitu
harus berorientasi kepada pasar dan untuk menguasai pasar, produk yang
(Abdulrodjak, 1996).
membayar bunga modal yang dipakai dalam usahatani tersebut, baik modal
layak.
9
d. Usahatani harus dapat membayar tenaga petani sebagai manajer yang harus
dan bagaimana.
tahun.
Padi gogo adalah padi yang diusahakan ditanah tegalan kering secara
menetap, sedangkan padi ladang diusahakan secara tidak menetap atau berpindah-
famili oryzadeae dan genus oryza. Tanaman padi terdiri dari ribuan varietas yang
satu sama lain mempunyai ciri tersendiri, namun diantara ribuan varietas tanaman
padi ada beberapa sifat yang sama. Apabila dibandingkan dengan tanaman padi
sawah, tanaman padi gogo mempunyai kendala lebih banyak dalam penanamnya
antara lain peka terhadap kekeringan , jumlah anakan maksimum dan jumlah
anakan produktif lebih sedikit, luas permukaan daun lebih sempit, umur berbunga
lebih lambat, persentase gabah hampa lebih tinggi, dan bobot brangkasan lebih
tumbuh seperti tinggi tanaman, anakan, warna dan luas daun serta berat bahan
hijauan. Indikator tumbuh tersebut sangat tergantung pada sifat genetik tanaman,
namun sifat genetik tersebut masih dapat berubah akibat pengaruh lingkungan
diantaranya adalah kondisi hara tanah. Hara adalah unsur pelengkap dari
komposisi asam nukleik, hormon, dan enzim yang berfungsi sebagai katalis dalam
merombak fotosintat atau respirasi menjadi senyawa yang lebih sederhana dan
telah ditanam oleh suku Indian jauh sebelum benua Amerika ditemukan. Tanaman
pangan ini adalah makanan utama orang Indian. Daerah yang dianggap sebagai
asal tanaman jagung adalah Meksiko karena ditempat tersebut ditemukan biji
jagung sebagai bahan pangan dan industri yang biasanya ditanam secara
monokultur maupun campuran, baik di lahan sawah setelah tanam padi maupun di
lahan kering. Sebagai bahan pangan, biji jagung mengandung protein 10%, lemak
beriklim subtropis dan tropis basah, dimana sinar matahari dan air optimal untuk
kecuali pada daerah yang terlalu dingin atau daerah yang musim pertumbuhannya
panas dan lembab dari waktu tanam sampai pada periode mengakhiri pembuahan
persyaratan lingkungan yang harus dipenuhi, antara lain sebagai berikut (Danarti
Tanah yang bertekstur berat, harus diolah hingga aerasi dan drainasenya baik.
d. Membutuhkan air yang cukup terutama pada saat awal pertumbuhannya, yaitu
dan Yustina (2002), benih memberi andil besar dalam usaha peningkatan produksi
a. Persiapan
Persiapan lahan untuk tanaman jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam
15-20 cm, diikuti dengan penggaruan tanah sampai rata. Sebaiknya tanah
jangan terlampau basah, tetapi cukup lembab, sehingga mudah dikerjakan dan
tidak lengket.
b. Penanaman
Pada saat penanaman, tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak
antar tanaman diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan
dibuat sedalam 3-5 cm, setiap lubang diisi 2-3 biji jagung kemudian lubang
c. Pemupukan
Unsur hara yang dibutuhkan jagung diantaranya nitrogen (N), fosfor (P), dan
sampai stadia lanjut, jumlah pupuk fosfat yang dianjurkan sekitar 40-80 kg
TSP/ha yang diberikan sebagai pupuk dasar, sedangkan dosis pupuk K kurang
13
lebih 50 kg KCl per hektar, diberikan pada waktu tanam sebagai pupuk dasar.
Pupuk diberikan di dalam lubang di kiri atau kanan lubang tanaman dengan
d. Pemeliharaan
tanaman dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Agar tanaman jagung dapat
tumbuh dengan baik, lahan jagung harus bebas dari gulma dengan cara
dan harus dijaga agar jangan sampai mengganggu atau merusak akar tanaman.
e. Pengairan
Pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak layu. Air
sangat diperlukan pada saat penan aman, pembungaan (45-55 hari setelah
tanam) dan pengisian biji (60 - 80 hari setelah tanam). Pengairan yang
terlambat akan mengakibatkan daun menjadi layu. Daerah dengan curah hujan
produksi yang memiliki peranan terpenting adalah benih. Menurut Danarti dan
14
Najiyati (2000), benih bermutu adalah benih yang mempunyai daya tumbuh besar,
tidak tercampur dengan benih/varietas lain, tidak mengandung kotoran, dan tidak
tercemar hama dan penyakit. Benih demikian, akan diperoleh dari penggunaan
benih bersertifikat. Menurut Suprapto dan Marzuki (2005), benih jagung varietas
hibrida merupakan benih varietas unggul yang dibuat dengan cara menyilangkan
biji galur murni (FO) dari dua induk yang telah diseleksi, dan memiliki beberapa
keunggulan, yaitu daya produksi tinggi, tahan terhadap serangan hama dan
penyakit, masa panen lebih cepat, serta toleran di berbagai jenis dan ketinggian
lahan. Akan tetapi, benih ini juga memiliki kelemahan di mana biji buahnya tidak
dapat dijadikan benih kembali karena sifat unggul induknya telah menghilang.
a. Silang tunggal, yaitu keturunan pertama dari hasil persilangan antara 2 galur
murni.
b. Silang ganda, yaitu keturunan pertama dari hasil persilangan antara 2 silang
tunggal.
c. Silang tiga jalur, yaituketurunan pertama dari hasil persilangan galur murni
berupa galur hinbrida. Varietas hibrida dapat dibentuk pada tanaman menyerbuk
sendiri maupun menyerbuk silang. Jagung hibrida di Indonesia mulai diteliti pada
15
Indonesia pertama kali dilepas pada tahun 1983 yang dihasilkan oleh PT.BISI,
yaitu varietas C-1 yang merupakan hibrida silang puncak.Selanjutnya pada tahun
1980an PT. BISI melepas CPI-1, Pioneer melepas hibrida P-1 dan P-2, dan IPB
melepas hibrida IPB-4. Pada awalnya hibrida yang dilepas di Indonesia adalah
hibrida silang ganda atau double cross hybrid, namun sekarang lebih banyak
hibrida silang tunggal dan modifikasi silang tunggal. Hibrida silang tunggal
mempunyai potensi hasil yang tinggi dengan fenotipe tanaman lebih seragam
daripada hibrida silang ganda atau silang puncak (Takdir, dkk., 2007).
Manihot dengan spesies esculenta Crantz dengan berbagai varietas (Henry, 2007).
Bagian tanaman yang biasanya dimanfaatkan adalah umbi (akar), batang, dan
daunnya. Menurut Devendra (1977), produk utama tanaman ini dibagi menjadi
tiga bagian yaitu daun 6%, batang 44%, dan umbi 50%. Singkong kaya akan
Tanaman ini tidak dapat langsung dikonsumi ternak dalam bentuk segar tapi
penghancuran atau beberapa proses lainnya untuk mengurangi asam sianida yang
singkong mulai menghasilkan umbi pada umur 6 bulan (Prihatman, 2000). Umbi
yang dihasilkan banyak digunakan untuk bahan baku produk olahan seperti
merupakan salah satu tanaman yang memiliki nilai strategis, selain sebagai bahan
pangan dan pakan juga sebagai bahan baku industri dan termasuk sebagai bahan
bakar nabati, seperti etanol. Daun muda tanaman singkong sering digunakan
sebagai sayur, batang tanaman singkong dapat digunakan untuk kayu bakar
bahkan sebagai pagar hidup (Prihatman, 2000). Tanaman singkong juga potensial
sebagai pakan ternak, dapat menghasilkan biomassa sumber energi pada bagian
a. Penyiapan Bibit
Sumber bibit ubi kayu berasal dari pembibitan tradisional berupa stek yang
diambil dari tanaman yang berumur lebih dari 8 bulan dengan kebutuhan bibit
stek/ha(Tim Prima Tani, 2006). Untuk satu batang ubi kayu hanya diperoleh
10-20 stek sehingga luas areal pembibitan minimal 20% dari luas areal yang
akan ditanami ubi kayu. Asal stek, diameter bibit, ukuran stek, dan lama
penyimpanan bibit berpengaruh terhadap daya tumbuh dan hasil ubi kayu.
Bibit yang dianjurkan untuk ditanam adalah stek dari batang bagian tengah
dengan diameter batang 2-3 cm, panjang 15-20 cm, dan tanpa penyimpanan.
b. Penyiapan Lahan
struktur tanah; (2) Menekan pertumbuhan gulma; dan (3) Menerapkan system
baik untuk budidaya ubi kayu adalah memiliki struktur gembur atau remah
yang dapat dipertahankan sejak fase awal pertumbuhan sampai panen. Kondisi
17
tersebut dapat menjamin sirkulasi O2 dan CO2 di dalam tanah terutama pada
lapisan olah sehingga aktivitas jasad renik dan fungsi akar optimal dalam
penyerapan hara. Menurut Tim Prima Tani (2006), tanah sebaiknya diolah
bedengan dan jarak antar bedengan disesuaikan jarak tanam ubi kayu, yaitu
80-130 cm x 60-100 cm. Pada lahan miring atau peka erosi, tanah perlu
dikelola dengan sistem konservasi, yaitu: (1) tanpa olah tanah; (2) olah tanah
minimal; dan (3) olah tanah sempurna sistem guludan kontur. Pengolahan
minimal (secara larik atau individual) efektif mengendalikan erosi tetapi hasil
ubi kayu seringkali rendah dan biaya pengendalian gulma relatif tinggi. Dalam
hal ini tanah dibajak (dengan traktor 3-7 singkal piring atau hewan tradisional)
dua kali atau satu kali yang diikuti dengan pembuatan guludan (ridging).
Untuk lahan peka erosi, guludan juga berperan sebagai pengendali erosi
c. Penanaman
Stek ditanam di guludan dengan jarak antar barisan tanaman 80-130 cm dan
dalam barisan tanaman 60-100 cm untuk sistem monokultur (Tim Prima Tani,
2006), sedangkan jarak tanam ubi kayu untuk sistem tumpangsari dengan
kacang tanah, kedelai, atau kacang hijau adalah 200 x 100 cm dan jarak tanam
adalah 40 cm antara barisan dan 10-15 cm dalam barisan. Penanaman stek ubi
kayu disarankan pada saat tanah dalam kondisi gembur dan lembab atau
ketersediaan air pada lapisan olah sekitar 80% dari kapasitas lapang. Tanah
18
dengan kondisi tersebut akan dapat menjamin kelancaran sirkulasi O2 dan CO2
ditranslokasikan ke dalam umbi secara maksimal pula. Posisi stek di tanah dan
hasil tertinggi baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Penanam stek
dengan posisi vertikal juga dapat memacu pertumbuhan akar dan menyebar
merata di lapisan olah. Stek yang ditanam dengan posisi miring atauhorizontal
(mendatar), akarnya tidak terdistribusi secara merata seperti stek yang ditanam
d. Pemupukan
ubi kayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hara yang hilang terbawa
panen untuk setiap ton umbi segar adalah 6,54 kg N; 2,24 kg P2O5; dan 9,32
K2O ha-1 musim-1, dimana 25% N, 30% P2O5, dan 26% K2O terdapat di dalam
umbi. Berdasarkan perhitungan tersebut, hara yang terbawa panen ubi kayu
pada tingkat hasil 30 ton ha-1 adalah 147,6 kg N; 47,4 kg P2O5; dan 179,4 kg
kesuburan tanah, hara yang terbawa panen tersebut harus diganti melalui
dan tidak berimbang juga dapat merusak kesuburan tanah. Pemupukan harus
19
akibat dosis pemupukan yang tinggi dapat menurunkan hasil panen. Efisiensi
pemupukan dipengaruhi oleh jenis pupuk, varietas, jenis tanah, pola tanam,
dan keberadaan unsur lainnya di dalam tanah. Untuk pertanaman ubi kayu
Urea, 100 kg SP36, dan 100 kg KCl/ha yang diberikan sebanyak tiga tahap.
Tahap I umur 7-10 hari diberikan 50 kg Urea, 100 kg SP36, dan 50 kg KCl/ha,
dan tahap II umur 2-3 bulan diberikan 75 kg Urea dan 50 kg KCl/ha, serta
tahap III umur 5 bulan diberikan lagi 75 kg Urea/ha. Pupuk organik (kotoran
e. Pemeliharaan
Tanaman Kelemahan ubi kayu pada fase pertumbuhan awal adalah tidak
mampu berkompetisi dengan gulma. Periode kritis atau periode tanaman harus
bebas gangguan gulma adalah antara 5-10 minggu setelah tanam. Bila
Untuk itu, penyiangan diperlukan hingga tanaman bebas dari gulma sampai
berumur sekitar 3 bulan (Tim Prima Tani, 2006). Menurut Wargiono dkk.
(2006), pada bulan ke-4 kanopi ubi kayu mulai menutup permukaan tanah
matahari di antara ubi kayu. Oleh karena itu, kondisi bebas gulma atau
penyiangan pada bulan ke-4 tidak diperlukan karena tidak lagi mempengaruhi
hasil. Pada saat penyiangan, juga dilakukan pembumbunan, yaitu umur 2-3
pada saat tanaman berumur 1 bulan dilakukan pemilihan tunas terbaik, tunas
yang jelek dibuang sehingga tersisa dua tunas yang paling baik. Sementara itu,
pengendalian hama dan penyakit tidak perlu dilakukan karena sampai saat ini
tanaman ubi kayu tidak memerlukan pengendalian hama dan penyakit. Bila di
dilakukan sbb.:
mekanik dengan memetik daun sakit pada pagi hari dan kemudian dibakar.
2) Kutu sisik hitam (Parasaissetia nigra) dan kutu sisik putih (Anoidomytilus
methil.
tahan.
21
pengendaliannya.
e. Panen
Waktu panen yang paling baik adalah pada saat kadar karbohidrat mencapai
sedangkan kadar pati cenderung stabil pada umur 7-9 bulan. Hal ini
menunjukan bahwa umur panen ubi kayu fleksibel. Tim Prima Tani (2006)
menganjurkan panen pada saat tanaman berumur 8-10 bulan dan dapat ditunda
petani melakukan pemanenan pada saat harga jual tinggi. Dalam kurun waktu
5 bulan tersebut (panen 8-12 bulan) dapat dilakukan pemanenan bila harga
jual ubi kayu naik karena tidak mungkin melakukan penyimpanan ubi kayu di
biasanya akan membeli ubi kayu dalam bentuk segar yang umurnya tidak
uang yang dimiliki secara sah oleh petani biasanya disebut assets atau resources.
Untuk keperluan analisa pendapatan petani diperlukan empat unsur, yaitu rata-rata
22
berbagai sumber. Keadaan rata-rata inventaris adalah jumlah nilai inventaris awal
ditambah nilai inventaris akhir dibagi dua (Hernanto, 1991). Menurut Soekartawi
(2002), pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya
merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual, dan biaya
Secara umum pendapatan usahatani terdiri dari dua hal pokok yaitu
usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu unsur permintaan dan pengeluaran
dari usahatani tersebut. Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produk total
dengan satuan harga jual, sedangkan pengeluaran atau biaya sebagai nilai
penggunaan sarana produksi dan lain-lain yang dikeluarkan pada proses produksi
tersebut diterima petani karena masih harus dikurangi dengan biaya produksi yaitu
keseluruhan biaya yang dipakai dalam proses produksi tersebut (Suratiyah, 2015).
Pendapatan = TR – TC
TR = Py . Y
TC = VC + FC
Keterangan :
TR = Total Penerimaan (Rp)
TC = Total Biaya (Rp)
Py = Harga per satuan hasil produksi (Rp)
Y = Jumlah Produksi (Rp)
VC = Biaya variabel (Rp)
FC = Biaya tetap (Rp)
23
dalam proses produksi, yang semula fisik kemudian diberikan nilai rupiah. Biaya
ini tidak lain adalah korbanan. Biaya merupakan pengorbanan yang dapat diduga
sebelumnya dan dapat dihitung secara kuantitatif, secara ekonomis tidak dapat
dihindarkan dan berhubungan dengan suatu proses produksi tertentu. Apabila hal
yaitu:
1. Biaya Tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan
walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya
Semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan dan sebaliknya
jika volume kegiatan semakin rendah maka biaya satuan semakin tinggi.
Contoh biaya tetap antara lain : sewa tanah, pajak, alat pertanian dan iuran
irigasi.
oleh produksi yang diperoleh. Semakin besar volume kegiatan, maka semakin
tinggi jumlah total biaya variabel dan sebaliknya semakin rendah volume
kegiatan, maka semakin rendah jumlah total biaya variabel. Biaya satuan pada
dengan harga jual. Dalam menghitung penerimaan usahatani, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan yaitu lebih teliti dalam menghitung produksi pertanian,
tunai atau besarnya proporsi penerimaan tunai dari total penerimaan termasuk
yang lain. Dengan demikian jika kita mencoba menerapkan perbandingan tersebut
menjadi invailid dan tidak sepenuhnya benar. Dalam masyarakat yang demikian,
penerimaan tunai hanya merupakan sebagian kecil saja, sedangkan yang terbesar
berupa penerimaan dalam bentuk natura yang dikonsumsi keluarga (Dalas, 2004).
25
Penelitian Terdahulu
Bannae Kecamatan Insana dengan total biaya sebesar Rp17.236.516,00 dengan rata-rata biaya
Barat Kabupaten Timor sebesar Rp430.913,00 sedangkan total penerimaan yang diperoleh
Tengah Utara petani jagung Rp63.190.000,00 dengan rata-rata penerimaan sebesar
Rp1.579.750,00 sehingga total pendapatan petani jagung sebesar
Rp45.953.483,00 dengan rata-rata pendapatan sebesar
Rp1.148.837,00. Keuntungan relatif yang diperoleh petani rata-rata
3,61 dan dapat dikatakan bahwa kegiatan usahatani jagung
menguntungkan secara ekonomis dan setiap pengeluaran satu rupiah
dapat memberikan rata-rata keuntungan sebesar 3,61.
5. Barokah, U. Analisis Biaya Dan Analisis biaya, Rata-rata pendapatan usahatani padi di Karanganyar adalah
dkk (2014) Pendapatan Usahatani Padi pendapatan, dan efisiensi Rp14.429.117,37/ha/tahun dengan biaya tahunan sebesar
Di Kabupaten usahatani Rp7.142.446,39/ha. Penghasilan tahunan rata-rata mencapai
Karanganyar Rp7.286.670,98/ha. Nilai efisiensi usahatani padi adalah 2,02 yang
menunjukkan bahwa usahatani padi di Karanganyar layak untuk
dilakukan.
27
dilapangan yang pada akhirnya akan dinilai dari penerimaan yang diperoleh dari
usahatani tersebut dan biaya produksi usahatani, karena dalam kegiatan itu
seorang petani berperan sebagai pekerja dan sebagai penanam modal pada
usahatani.
Usahatani padi gogo, jagung dan ubi kayu ini merupakan usaha
Dengan pengembangan usahatani padi gogo, jagung dan ubi kayu diharapkan
pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usahatani dapat digunakan untuk menilai
diterima petani dari kegiatan usahatani sangat dipengaruhi oleh besarnya biaya
yang dikeluarkan (biaya produksi) dan penerimaan yang diterima petani tersebut
Dalam penelitian ini biaya produksi yang dikeluarkan terdiri dari biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang dimaksud berupa penyusutan alat,
sedangkan biaya variabel berupa biaya benih, pupuk, dan tenaga kerja. Sementara
penerimaan yang dimaksud adalah keseluruhan nilai produksi dari usahatani padi
gogo, jagung dan ubi kayu yang diterima petani, dapat dihitung dengan
28
biaya produksi yang dikeluarkan petani dalam kegiatan usahatani selama satu
jagung dan ubi kayu ini perlu diperhatikan biaya input-input produksi maupun
Usahatani
- Padi gogo
- Jagung
- Ubi kayu
Proses Produksi
Pendapatan
Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara, Tempat ini dipilih secara sengaja
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani lahan kering di desa
dengan Rusdin Kepala Desa Laanoipi, diketahui jumlah populasi di desa Laanoipi
3.2.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah sebagian jumlah petani lahan kering.
𝑁
𝑛=
1 + (𝑁. 𝑒 2 )
𝑛 = 57 petani
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah total populasi
e : Batas toleransi error (10%)
30
Tabel 2. Sampel Petani Padi Gogo, Jagung dan Ubi Kayu di Desa Laanoipi
No. Jenis Usahatani Sampel (Petani)
1. Padi Gogo 20
2. Jagung 22
3. Ubi Kayu 15
Jumlah 57
Data yang diperoleh secara langsung dari para petani melalui interview
daerah penelitian.
a. Survei lapangan yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan jalan
langsung ke lapangan tempat objek yang akan diteliti dan informasi dari hasil
wawancara langsung.
31
relevansi.
usahatani. Dimana struktur biaya yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan tersebut
TRi = Yi x Pyi
Keterangan :
penelitian ini adalah selisih antara penerimaan dengan biaya total usahatani
Menurut Case (2006) untuk menghitung biaya dari responden rumus yang
digunakan yakni:
I = TR - TC
Dimana:
I : Pendapatan (income)
TR : Penerimaan total/ total revenue (Rp)
TC :Biaya total/total cost (Rp)
Dengan kriteria :
TR>TC, maka usaha menguntungkan
TR=TC, maka usaha impas
TR<TC, maka usaha rugi
yang ada, dimana konsep operasional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Petani responden adalah petani yang melakukan penanaman padi gogo, jagung
jagung dan ubi kayu dan total biaya usahatani padi gogo, jagung dan ubi kayu
c. Penerimaan usahatani adalah produksi padi gogo, jagung dan ubi kayu yang
dihasilkan selama satu kali musim tanam dikali dengan harga yang diperoleh
d. Produksi padi gogo, jagung dan ubi kayu adalah besarnya jumlah produksi
tanaman padi gogo, jagung dan ubi kayu yang dihasilkan oleh petani yang
datanya diambil dalam satu musim panen terakhir 2018 dan dihitung dalam
e. Harga padi gogo, jagung dan ubi kayu merupakan sejumlah uang yang diterima
petani dari penjualan padi gogo, jagung dan ubi kayu. Harga yang dipakai
adalah harga rata-rata padi gogo, jagung dan ubi kayu selama satu tahun. Harga
padi gogo, jagung dan ubi kayu dihitung dengan rupiah per kilogram (Rp/kg).
f. Biaya total adalah jumlah biaya variabel dan biaya tetap per usahatani padi
gogo, jagung dan ubi kayu dan dihitung dalam satuan rupiah (Rp).
g. Biaya variabel adalah biaya yang dipakai dalam satu kali proses produksi
selama satu kali musim panen. Biaya variabel dihitung dengan satuan rupiah
(Rp).
h. Luas lahan adalah luas tanah yang digunakan oleh petani untuk menanam padi
gogo, jagung dan ubi kayu dalam satu musim tanam, yang diukur dalam satuan
hektar (ha).
34
i. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang dikeluarkan petani untuk
membayar tenaga kerja yang terlibat langsung dalam kegiatan usahatani padi
gogo, jagung dan ubi kayu dalam satu kali proses produksi yaitu tenaga kerja
(Rp).
j. Biaya benih adalah sejumlah uang yang dikeluarkan petani dalam satu musim
tanam terakhir dan dihitung dalam satuan rupiah per hektar per musim tanam
(Rp/ha/musim tanam).
k. Biaya pupuk adalah sejumlah uang yang dikeluarkan petani untuk membeli
pupuk yang digunakan dalam satu kali musim tanam yang dihitung dalam
l. Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu kali
proses produksi selama satu musim panen dan dihitung dalam satuan rupiah
(Rp).
35
kecamatan 15 km, dari pusat pemerintahan kabupaten 15 km, dan dari ibu kota
Desa Laanoipi terletak pada ketinggian 1.200 meter diatas permukaan laut,
sedangkan banyaknya curah hujan 150 mm/Tahun. Pada umumnya kondisi tanah
di Desa Laanoipi berada di dataran rendah dengan suhu udara rata-rata 30 oC.
Secara umum keadaan iklim di Desa Laanoipi tidak jauh berbeda dengan keadaan
iklim pada beberapa wilayah lain yang ada di wilayah Indonesia. Ciri iklim tropis
dengan dua jenis musim dalam setahun merupakan sifat kondisi iklim secara
umum yang terjadi di Indonesia yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, hal ini disebabkan oleh
dengan baik.
Penduduk Desa Laanoipi pada Tahun 2017 sebesar 341 jiwa yang terdiri
atas 173 jiwa jumlah penduduk laki-laki dan 168 jiwa jumlah penduduk
Desa Laanoipi berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 4.
berada pada kelompok usia 15-54 tahun (46,92%) yang merupakan kelompok
37
melakukan aktifitas yang rutin. Penduduk yang produktif akan membantu dalam
dikatakan usia produktif, ketika penduduk berusia pada rentan 15-64 tahun.
Dengan struktur dan komposisi penduduk berdasarkan umur pada tabel diatas,
secara teori demografi diprediksikan bahwa jumlah penduduk Desa Laanoipi dari
tahun ke tahun akan bertambah lebih cepat dari angka pertumbuhan normalnya.
penduduk Desa Laanoipi menurut mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 5.
bermata pencaharian sebagai petani, yaitu sebesar 134 jiwa atau sebanyak 73,22%
usia sekolah telah menempuh atau sedang menempuh pendidikan sesuai jenjang
tingkat pendidikan. Hal ini dijelaskan bahwa penduduk di Desa Laanoipi belum
berusahatani.
5.1.1 Umur
bahwa kategori umur produktif adalah mulai dari usia 15-54 tahun dan selebihnya
masuk kategori umur non produktif. Tabel 7 berikut ini menyajikan karateristik
golongan umur produktif (15-54 tahun) petani padi padi gogo sebesar 10
responden, petani jagung sebesar 16 responden, dan petani ubi kayu sebesar 14
responden. Berdasarkan hal tersebut, maka umur petani di Desa Laanoipi yang
menjadi responden dalam penelitian ini sebagian besar berada pada usia produktif,
40
cukup baik. Umur petani dapat menentukan kekuatan fisik dan daya tahan tubuh
petani. Petani dalam umur produktif akan memiliki kekuatan dan daya tahan
tubuh yang lebih tinggi daripada petani tergolong dalam umur yang produktif. Hal
ini akan mempengaruhi kontribusi petani pada umur produktifitas lebih besar
usahatani yang lebih maju. Berdasarkan hasil di lapangan diperoleh data tingkat
diperoleh diluar sekolah dan mempunyai arti penting bagi petani dalam mengelola
satu rumah dimana dalam memenuhi kebutuhan hidupnya berada dalam satu unit
pula usaha yang dilakukan oleh seorang petani dalam membantu keluarga untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka, tetapi jika anggota keluarga tersebut telah
responden petani lebih dominan pada keluarga kecil. Berdasarkan hasil penelitian
kategori keluarga kecil, sehingga pengeluaran petani dari hasil yang didapatkan
Luas lahan garap yang dikelola oleh setiap petani akan berpengaruh
terhadap perolehan hasil panen. Semakin luas lahan usahatani yang dipergunakan
akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh hasil panen yang
lebih besar, dan sebaliknya kepemilikan luas lahan yang dimiliki oleh petani tidak
43
dapat ditambah lagi karena ketersediaan areal lahan yang dapat digunakan untuk
memperluas lahan sangat terbatas. Luas lahan yang dimiliki oleh responden petani
mengelola lahan > 1 ha (lahan luas) untuk padi gogo sedangkan penggunaan
lahan 0,5 -1 ha (lahan sedang) unntuk usahatani jagung dan ubi kayu. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa lahan yang di kelola oleh petani responden di
dalam kategori lahan sedang untuk jagun dan ubi kayu dan lahan luas untuk padi
gogo.
gogo, jagung dan ubi kayu. Pengolahan lahan untuk padi gogo, jagung dan ubi
kayu terdapat dua cara yang dilakukan petani yaitu pengolahan dengan
lubang untuk penanaman dan pupuk. Pupuk yang diberikan petani adalah pupuk
urea. Tenaga kerja yang banyak digunakan pada saat pengolahan lahan adalah
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting
dalam pengelolaan kegiatan usahatani. Ketersediaan tenaga kerja yang cukup dan
digunakan dalam usahatani padi gogo, jagung dan ubi kayu di daerah penelitian
terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga (sewa).
Jumlah penggunaan tenaga kerjadi daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Padi Gogo, Jagung
dan Ubi Kayu di Desa Laanoipi Kecamatan Bonegunu Kabupaten
Buton Utara Tahun 2018
Penggunaan Tenaga Kerja (HOK)
No. Jenis Tanaman
Tertinggi Terendah Rata-Rata
1. Padi Gogo 5 3 4
2. Jagung 5 3 3,95
3. Ubi Kayu 5 3 3,93
Sumber: Data Primer, 2018
usahatani padi gogo sebanyak 4 HOK, jagung sebayak 3,95 HOK dan ubi kayu
sebesar 3,93 HOK. Hal ini menunjukkan bahwa petani di Desa Laanoipi pada
Usahatani padi gogo, jagung dan ubi kayu yang dilakukan di Desa Laanoipi
pada usahatani padi gogo, jagung dan ubi kayu di daerah penelitian lebih banyak
digunakan pada saat kegiatan pengolahan tanah, penanaman, dan pemanenan, dan
tenaga kerja yang banyak digunakan dalam berusahatani padi gogo, jagung dan
45
ubi kayu adalah tenaga kerja pria, sedangkan tenaga kerja wanita banyak
Tenaga kerja yang digunakan berasal dari tenaga kerja dalam dan luar
keluarga yang terdiri dari tenaga kerja pria dan wanita. Upah tenaga kerja di Desa
berusahatani dan menjadi salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya
produksi yang akan dihasilkan dalam berusahatani. Jumlah bibit yang digunakan
bibit oleh responden petani di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Jumlah Penggunaan Benih pada Usahatani Padi Gogo, jagung dan Ubi
Kayu di Desa Laanoipi Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara
Tahun 2018
Penggunaan Benih (Unit/Ha)
No. Jenis Tanaman Satuan
Tertinggi Terendah Rata-Rata
1. Padi Gogo 45 30 36,3 Kg/ha
2. Jagung 28 19 21,82 Kg/ha
3. Ubi Kayu 7.000 4.000 5.067 Batang/ha
Sumber: Data Primer, 2018
kg/ha, jagung sebesar 21,82 kg/ha dan ubi kayu adalah sebesar 5.067 pohon/ha.
Tinggi rendahnya penggunan bibit tergantung pada luas lahan yang dimiliki petani.
Bagi petani yang memiliki lahan luas, maka jumlah bibit yang digunakan juga
Harga bibit rata-rata yang digunakan petani untuk padi gogo Rp 16.000/kg,
bibit jagung Rp 8.000/kg dan bibit ubi kayu Rp 250/batang. Petani rata-rata
46
mengeluarkan biaya untuk benih padi gogo sebesar Rp 580.000 per 12.000 m2
jagung sebesar Rp 174.545 per 10.000 m2 dan ubi kayu sebesar Rp 1.266.667 per
5.000 m2.
Bibit padi godo, jagung dan ubi kayu dipersiapkan sebelum dilakukannya
penanaman. Bibit yang dipakai untuk jagung yaitu bibit jagung hibrida dan lokal.
Bibit yang digunakan petani diperoleh dengan membelinya. Bibit yang dipilih
yaitu jenis unggul. Pemilihan bibit sangatlah perlu diperhatikan karena bibit yang
produksi yang diperoleh. Pemberian pupuk penting dilakukan karena tanah tidak
dapat menyediakan kebutuhan optimal bagi tanaman. Pupuk yang digunakan oleh
Tabel 14. Jumlah Penggunaan Pupuk pada Usahatani Padi Gogo, Jagung dan Ubi
Kayu di Desa Laanoipi Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara
Tahun 2018
Penggunaan Pupuk (Kg/Ha)
No. Jenis Tanaman
Tertinggi Terendah Rata-Rata
1. Padi Gogo 50 15 7,3
2. Jagung 25 15 4,09
3. Ubi Kayu 25 15 6
Sumber: Data Primer, 2018
padi gogo sebanyak 7,3 kg/ha, jagung sebayak 4,09 kg/ha dan ubi kayu sebesar 6
47
kg/ha. Penggunaan pupuk oleh Petani di Desa Laanoipi masih sangat kurang.
menggunakan pupuk dan tidak menggunakan dosis pupuk sesuai yang di anjurkan
dan hanya dilakukan sekali. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan
menyebar. Jenis pupuk yang digunakan petani adalah pupuk urea. Harga pupuk
urea yang di gunakan petani yaitu Rp 15.000/ Kg. Petani rata-rata mengeluarkan
biaya untuk pupuk padi gogo sebesar Rp 108.750 per 12.000 m2, jagung sebesar
Rp 61.364 per 10.000 m2 dan ubi kayu sebesar Rp 90.000 per 5.000 m2.
Biaya usahatani padi gogo, jagung dan ubi kayu diartikan sebagai besarnya
biaya yang dikeluarkan oleh petani sampel untuk memproduksi suatu produk
dalam mengolah tanaman padi gogo, jagung dan ubi kayu miliknya, baik itu biaya
pupuk, biaya benih, biaya tenaga kerja dan lain-lain. Biaya usahatani dibagi
Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang sifatnya tidak dipengaruhi
oleh besarnya produksi. Menurut Tuwo (2011), yang terdiri dari biaya tetap yaitu
pajak, penyusutan alat-alat produksi, bunga pinjaman, sewa tanah, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil penelitian, biaya yang dihitung adalah biaya penyusutan alat
Tabel 15. Rata-Rata Biaya Tetap (Penyusutan Alat) pada Usahatani Padi Gogo,
Jagung dan Ubi Kayu di Desa Laanoipi Kecamatan Bonegunu
Kabupaten Buton Utara Tahun 2018
Total Biaya
No Jenis Tanaman Alat Biaya (Rp)
(Rp/MT)
1. Padi Gogo Parang 28.167 49.621
Cangkul 5.321
Arit 16.133
biaya penyusutan alat dalam usahatani padi gogo sebesar Rp 49.621/MT, jagung
biaya alat dikarenakan pada harga beli persatuan dan lamanya alat usahatani
produksi variabel. Biaya ini dapat berbentuk tunai, barang atau nilai jasa dan kerja
benih, pupuk dan upah tenaga kerja, jagung dan ubi kayu seperti pupuk. Adapun
rata-rata biaya variabel pada usahatani padi gogo, jagung dan ubi kayu dapat
Tabel 16. Rata-Rata Biaya Variabel pada Usahatani Padi Gogo, Jagung dan Ubi
Kayu di Desa Laanoipi Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara
Tahun 2018
Total Biaya Variabel
No Jenis Tanaman Faktor Pembagi Biaya (Rp)
(Rp/ha/MT)
1. Padi Gogo Tenaga Kerja 316.000 1.004.750
Pupuk 108.750
Benih 580.000
biaya variabel oleh petani dalam usahatani padi gogo sebesar Rp 1.004.750/MT,
rendahnya biaya variabel dikarenakan pada penggunaan lahan, pupuk dan benih
usahatani padi gogo, jagung dan ubi kayu di daerah penelitian. Total biaya
diperoleh dengan menjumlahkan antara total biaya tetap dan total biaya variabel.
Berikut merupakan rata-rata total biaya usahatani padi gogo, jagung dan ubi kayu
Tabel 17. Rata-Rata Total Biaya Pada Usahatani Padi Gogo, Jagung dan Ubi
Kayu di Desa Laanoipi Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara
Tahun 2018
Biaya (Rp/MT) Total Biaya
No. Jenis Tanaman
Biaya Tetap Biaya Variabel (Rp/MT)
1. Padi Gogo 30.050 1.004.750 1.034.800
2. Jagung 17.591 552.273 569.864
3. Ubi Kayu 17.933 1.581.333 1.616.798
biaya oleh petani dalam usahatani padi gogo sebesar Rp 1.034.800/MT, jagung
dengan harga jual, besarnya penerimaan yang diterima oleh petani untuk setiap
semakin rendah jumlah produksi dan harga satuan produksi yang dihasilkan maka
Tabel 18. Rata-Rata Total Produksi dan Penerimaan Usahatani Padi Gogo,
Jagung dan Ubi Kayu di Desa Laanoipi Kecamatan Bonegunu
Kabupaten Buton Utara Tahun 2018
Produksi Harga Satuan Penerimaan
No Jenis Tanaman
(Kg/ha) (Rp) (Rp/ha/MT)
1. Padi Gogo 328 26.000 9.392.500
2. Jagung 534 8.000 4.269.818
3. Ubi Kayu 2.424 1.500 3.636.500
padi gogo sebanyak kg/ha dengan rata-rata harga sebesar Rp 26.000/kg, jagung
51
kg/ha dengan rata-rata harga sebesar Rp 8.000/kg dan ubi kayu sebanyak 1.989
harga jual persatuan produksi didapat hasil rata-rata penerimaan usahatani padi
dan ubi kayu yang dihasilkan serta harga jual yang berlaku saat itu.
semua biaya produksi usahatani padi gogo, jagung dan ubi kayu selama proses
padi gogo, jagung dan ubi kayu dapat dilihat pada Tabel 19 berikut.
Tabel 19. Analisis Pendapatan Usahatani Jagung dan Ubi kayu Di Desa Laanoipi
No Uraian Padi Gogo Jagung Ubi kayu
1. Penerimaan (Rp/musim/ha) 9.392.500 4.269.818 3.636.500
terlihat bahwa total penerimaan lebih besar dari total biaya yang dikeluarkan, hal
ini berarti penerimaan petani dapat menutupi semua biaya yang dikeluarkan dalam
proses produksi usahatani padi gogo, jagung dan ubi kayu di daerah penelitian.
menutupi kebutuhan hidup dan menunjang keuangan rumah tangga petani dikala
6.1 Kesimpulan
hasil produksi sebesar 534 kg/ha dan pendapatan ubi kayu sebesar Rp
6.2 Saran
tanaman yang sesuai dengan petunjuk budidaya yang telah dianjurkan seperti
Oleh karena itu, untuk memperoleh informasi yang lebih akurat perlu
masih terbilang rendah, oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian yang sama
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2014. Luas Lahan di Indonesia Tahun 2009-2013. BPS.
Jakarta.
Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Buni Aksara.
Devendra C. 1977. Cassava as a Feed Source for Ruminants. In: Nestle B. And
Graham, M. Cassava as Animal Feed. IDRC. Canada.
Fagi, A.M. dan Irsal Las. 1988. Lingkungan Tumbuh Padi. Padi. Buku 1. Badan
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Hlm 167-214
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. CV Andi offset. 308 hlm.
Khalik dkk. 2013. Optimasi Pola Tanam Usahatani Sayuran Selada Dan Sawi Di
Daerah Produksi Padi. Jurnal Agrisep 1 (14) Halaman: 19 - 27.
Manurung dan Ismunadji. 1988. Morfologi dan Fisiologi Padi. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Bogor. 55 – 102.
Purnomo dan Heni, P. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Rezkiyanti P. 2000. Uji Potensi Hasil Beberapa Galur Padi Gogo (Oryza sativa L.)
pada beberapa tingkat naungan. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian.
Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Taha. 1996. Riset Operasi Edisi Kelima. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Lampiran 1.
Lanjutan Lampiran 1.
RINCIAN BIAYA VARIABEL USAHATANI PADI GOGO DI DESA LAANOIPI KECAMATAN BONEGUNU
KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2018
Biaya Variabel
Benih Pupuk Tenaga Kerja Total Biaya
NO.
Jumlah Jumlah Harga (Rp/MT)
Harga (Rp) Total (Rp) Jumlah Harga (Rp) Total (Rp) Total (Rp)
(Kg) (HKP) (Rp/HOK)
1 30 16.000 480.000 25 15.000 375.000 3 80.000 240.000 1.095.000
2 34 16.000 544.000 0 15.000 0 3 80.000 240.000 784.000
3 38 16.000 608.000 0 15.000 0 3 80.000 240.000 848.000
4 30 16.000 480.000 15 15.000 225.000 4 80.000 320.000 1.025.000
5 38 16.000 608.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 928.000
6 35 16.000 560.000 15 15.000 225.000 3 80.000 240.000 1.025.000
7 38 16.000 608.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 928.000
8 40 16.000 640.000 15 15.000 225.000 5 80.000 400.000 1.265.000
9 30 16.000 480.000 0 15.000 0 5 80.000 400.000 880.000
10 38 16.000 608.000 0 15.000 0 5 80.000 400.000 1.008.000
11 38 16.000 608.000 0 15.000 0 3 80.000 240.000 848.000
12 34 16.000 544.000 50 15.000 750.000 3 80.000 240.000 1.534.000
13 34 16.000 544.000 0 15.000 0 5 80.000 400.000 944.000
14 42 16.000 672.000 0 15.000 0 5 80.000 400.000 1.072.000
15 38 16.000 608.000 25 15.000 375.000 4 80.000 320.000 1.303.000
16 45 16.000 720.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 1.040.000
17 30 16.000 480.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 800.000
18 38 16.000 608.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 928.000
19 37 16.000 592.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 912.000
20 38 16.000 608.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 928.000
Jumlah 725 320.000 11.600.000 145 300.000 2.175.000 79 1.600.000 6.320.000 20.095.000
Rerata 36 16.000 580.000 7 15.000 108.750 4 80.000 316.000 1.004.750
60
61
Lanjutan Lampiran 1.
RINCIAN BIAYA PENYUSUTAN ALAT USAHATANI PADI GOGO DI DESA LAANOIPI KECAMATAN BONEGUNU KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2018
Biaya Tetap
Parang Cangkul Arit Total
No Umur Biaya Umur Biaya Umur Biaya Biaya
Jumlah Harga Beli Nilai Sisa Jumlah Harga Beli Jumlah Harga Beli Nilai Sisa (Rp)
Ekonomis Penyusutan Nilai Sisa (Rp) Ekonomis Penyusutan Ekonomis Penyusuta
(Unit) (Rp/Unit) (Rp) (Unit) (Rp/Unit) (Unit) (Rp/Unit) (Rp)
(Tahun) (Rp) (Tahun) (Rp) (Tahun) n (Rp)
1 2 100.000 60.000 5 16.000 1 75.000 50.000 7 3.571 3 30.000 13.000 6 8.500 28.071
2 2 85.000 55.000 4 15.000 1 80.000 45.000 7 5.000 3 35.000 15.000 6 10.000 30.000
3 2 85.000 50.000 4 17.500 1 80.000 50.000 5 6.000 3 30.000 10.000 6 10.000 33.500
4 3 95.000 60.000 5 21.000 1 80.000 45.000 5 7.000 4 30.000 15.000 4 15.000 43.000
5 3 95.000 60.000 6 17.500 1 75.000 55.000 6 3.333 4 45.000 14.000 5 24.800 45.633
6 2 85.000 40.000 5 18.000 1 75.000 40.000 6 5.833 3 30.000 10.000 4 15.000 38.833
7 3 85.000 40.000 3 45.000 1 85.000 55.000 6 5.000 4 30.000 10.000 5 16.000 66.000
8 3 80.000 40.000 3 40.000 2 75.000 55.000 6 6.667 5 40.000 15.000 4 31.250 77.917
9 3 85.000 40.000 3 45.000 1 75.000 45.000 4 7.500 5 40.000 15.000 4 31.250 83.750
10 3 85.000 40.000 3 45.000 1 75.000 55.000 5 4.000 5 40.000 15.000 5 25.000 74.000
11 2 100.000 50.000 5 20.000 1 75.000 40.000 5 7.000 3 30.000 12.000 7 7.714 34.714
12 2 85.000 45.000 5 16.000 1 70.000 50.000 7 2.857 3 30.000 12.000 5 10.800 29.657
13 4 85.000 45.000 3 53.333 1 70.000 50.000 5 4.000 5 35.000 20.000 4 18.750 76.083
14 4 90.000 45.000 5 36.000 1 75.000 50.000 6 4.167 5 30.000 15.000 5 15.000 55.167
15 3 90.000 45.000 5 27.000 1 75.000 50.000 5 5.000 4 35.000 20.000 4 15.000 47.000
16 3 90.000 45.000 3 45.000 1 75.000 55.000 4 5.000 4 30.000 15.000 5 12.000 62.000
17 3 90.000 60.000 5 18.000 1 70.000 35.000 5 7.000 4 30.000 15.000 5 12.000 37.000
18 3 85.000 60.000 3 25.000 1 80.000 50.000 4 7.500 4 40.000 18.000 5 17.600 50.100
19 3 80.000 50.000 5 18.000 1 80.000 55.000 5 5.000 4 30.000 15.000 4 15.000 38.000
20 3 85.000 60.000 3 25.000 1 75.000 50.000 5 5.000 4 30.000 15.000 5 12.000 42.000
Jumlah 56 1.760.000 990.000 83 563.333 21 1.520.000 980.000 108 106.429 79 670.000 289.000 98 322.664 992.426
Rerata 3 88.000 49.500 4 28.167 1 76.000 49.000 5 5.321 4 33.500 14.450 5 16.133 49.621
Lanjutan Lampiran 1.
Biaya Variabel
Benih Pupuk Tenaga Kerja Total Biaya
NO.
Jumlah Jumlah Jumlah Harga (Rp/MT)
Harga (Rp) Total (Rp) Harga (Rp) Total (Rp) Total (Rp)
(Kg) (Kg) (HOK) (Rp/HOK)
1 20 8.000 160.000 20 15.000 300.000 3 80.000 240.000 700.000
2 20 8.000 160.000 0 15.000 0 3 80.000 240.000 400.000
3 19 8.000 152.000 0 15.000 0 3 80.000 240.000 392.000
4 20 8.000 160.000 15 15.000 225.000 4 80.000 320.000 705.000
5 20 8.000 160.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 480.000
6 22 8.000 176.000 15 15.000 225.000 3 80.000 240.000 641.000
7 25 8.000 200.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 520.000
8 27 8.000 216.000 15 15.000 225.000 5 80.000 400.000 841.000
9 20 8.000 160.000 0 15.000 0 5 80.000 400.000 560.000
10 25 8.000 200.000 0 15.000 0 5 80.000 400.000 600.000
11 26 8.000 208.000 0 15.000 0 3 80.000 240.000 448.000
12 23 8.000 184.000 0 15.000 0 3 80.000 240.000 424.000
13 24 8.000 192.000 0 15.000 0 5 80.000 400.000 592.000
14 28 8.000 224.000 25 15.000 375.000 5 80.000 400.000 999.000
15 21 8.000 168.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 488.000
16 20 8.000 160.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 480.000
17 20 8.000 160.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 480.000
18 20 8.000 160.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 480.000
19 20 8.000 160.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 480.000
20 20 8.000 160.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 480.000
21 20 8.000 160.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 480.000
22 20 8.000 160.000 0 15.000 0 4 80.000 320.000 480.000
Jumlah 480 176.000 3.840.000 90 330.000 1.350.000 87 1.760.000 6.960.000 12.150.000
Rerata 22 8.000 174.545 4 15.000 61.364 4 80.000 316.364 552.273
Lanjutan Lampiran 2.
RINCIAN BIAYA PENYUSUTAN ALAT USAHATANI JAGUNG DI DESA LAANOIPI KECAMATAN BONEGUNU
KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2018
Biaya Tetap
Parang Cangkul Total
No Harga Umur Biaya Umur Biaya Biaya
Jumlah Nilai Sisa Jumlah Harga Beli Nilai Sisa
Beli Ekonomis Penyusutan Ekonomis Penyusutan (Rp)
(Unit) (Rp) (Unit) (Rp/Unit) (Rp)
(Rp/Unit) (Tahun) (Rp) (Tahun) (Rp)
1 2 85.000 60.000 5 10.000 1 75.000 50.000 7 3.571 13.571
2 2 100.000 55.000 4 22.500 1 80.000 45.000 7 5.000 27.500
3 2 85.000 50.000 4 17.500 1 80.000 50.000 5 6.000 23.500
4 3 85.000 60.000 5 15.000 1 80.000 45.000 5 7.000 22.000
5 3 95.000 60.000 6 17.500 1 75.000 55.000 6 3.333 20.833
6 2 95.000 40.000 5 22.000 1 75.000 40.000 6 5.833 27.833
7 3 95.000 40.000 3 55.000 1 85.000 40.000 7 6.429 61.429
8 3 85.000 40.000 3 45.000 2 75.000 55.000 6 6.667 51.667
9 3 85.000 40.000 3 45.000 1 75.000 45.000 4 7.500 52.500
10 3 85.000 40.000 3 45.000 1 75.000 55.000 5 4.000 49.000
11 2 80.000 50.000 5 12.000 1 75.000 40.000 5 7.000 19.000
12 2 85.000 45.000 5 16.000 1 70.000 50.000 7 2.857 18.857
13 4 85.000 45.000 3 53.333 1 70.000 50.000 5 4.000 57.333
14 4 85.000 45.000 5 32.000 1 75.000 50.000 6 4.167 36.167
15 3 85.000 45.000 5 24.000 1 75.000 50.000 5 5.000 29.000
16 2 85.000 45.000 3 26.667 1 75.000 55.000 7 2.857 29.524
17 3 85.000 60.000 5 15.000 1 70.000 35.000 5 7.000 22.000
18 3 100.000 60.000 3 40.000 1 80.000 50.000 4 7.500 47.500
19 2 85.000 50.000 5 14.000 1 80.000 55.000 5 5.000 19.000
20 3 90.000 60.000 3 30.000 1 75.000 50.000 5 5.000 35.000
21 3 90.000 50.000 5 24.000 1 75.000 55.000 7 2.857 26.857
22 2 90.000 60.000 5 12.000 1 75.000 55.000 5 4.000 16.000
Jumlah 59 1.940.000 1.100.000 93 593.500 23 1.670.000 1.075.000 124 112.571 706.071
Rerata 3 88.182 50.000 4 26.977 1 75.909 48.864 6 5.117 32.094
Lanjutan Lampiran 2.
Biaya Variabel
Benih Tenaga Kerja Total Biaya
NO.
Jumlah Harga Jumlah Harga (Rp/MT)
Total (Rp) Total (Rp)
(Batang) (Rp) (HKP) (Rp/HKP)
1 7.000 250 1.750.000 3 80.000 240.000 1.990.000
2 6.500 250 1.625.000 3 80.000 240.000 1.865.000
3 5.000 250 1.250.000 3 80.000 240.000 1.490.000
4 5.000 250 1.250.000 4 80.000 320.000 1.570.000
5 5.000 250 1.250.000 4 80.000 320.000 1.570.000
6 4.000 250 1.000.000 3 80.000 240.000 1.240.000
7 5.000 250 1.250.000 4 80.000 320.000 1.570.000
8 4.500 250 1.125.000 5 80.000 400.000 1.525.000
9 4.000 250 1.000.000 5 80.000 400.000 1.400.000
10 5.000 250 1.250.000 5 80.000 400.000 1.650.000
11 5.000 250 1.250.000 3 80.000 240.000 1.490.000
12 5.000 250 1.250.000 3 80.000 240.000 1.490.000
13 5.000 250 1.250.000 5 80.000 400.000 1.650.000
14 5.000 250 1.250.000 5 80.000 400.000 1.650.000
15 5.000 250 1.250.000 4 80.000 320.000 1.570.000
Jumlah 76.000 3.750 19.000.000 59 1.200.000 4.720.000 23.720.000
Rerata 5.067 250 1.266.667 4 80.000 314.667 1.581.333
Lanjutan Lampiran 3.
RINCIAN BIAYA PENYUSUTAN ALAT USAHATANI UBI KAYU DI DESA LAANOIPI KECAMATAN BONEGUNU
KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2018
Biaya Tetap
Parang Cangkul Total
No Umur Biaya Umur Biaya Biaya
Jumlah Harga Beli Nilai Sisa Jumlah Harga Beli Nilai Sisa
Ekonomis Penyusutan Ekonomis Penyusutan (Rp)
(Unit) (Rp/Unit) (Rp) (Unit) (Rp/Unit) (Rp)
(Tahun) (Rp) (Tahun) (Rp)
1 2 95.000 50.000 5 18.000 1 80.000 45.000 5 7.000 25.000
2 2 95.000 40.000 3 36.667 1 75.000 55.000 6 3.333 40.000
3 2 85.000 40.000 4 22.500 1 75.000 40.000 6 5.833 28.333
4 3 85.000 40.000 3 45.000 1 85.000 40.000 7 6.429 51.429
5 3 85.000 40.000 3 45.000 1 75.000 55.000 6 3.333 48.333
6 2 80.000 50.000 5 12.000 1 75.000 45.000 4 7.500 19.500
7 3 85.000 45.000 5 24.000 1 75.000 55.000 5 4.000 28.000
8 3 85.000 45.000 3 40.000 2 75.000 40.000 5 14.000 54.000
9 3 85.000 45.000 5 24.000 1 70.000 50.000 7 2.857 26.857
10 3 85.000 45.000 5 24.000 1 70.000 50.000 5 4.000 28.000
11 2 85.000 45.000 3 26.667 1 75.000 50.000 6 4.167 30.833
12 2 85.000 40.000 5 18.000 1 75.000 50.000 5 5.000 23.000
13 4 100.000 60.000 3 53.333 1 75.000 55.000 7 2.857 56.190
14 4 85.000 50.000 5 28.000 1 70.000 35.000 5 7.000 35.000
15 3 90.000 60.000 3 30.000 1 80.000 50.000 4 7.500 37.500
Jumlah 41 1.310.000 695.000 60 447.167 16 1.130.000 715.000 83 84.810 531.976
Rerata 3 87.333 46.333 4 29.811 1 75.333 47.667 6 5.654 35.465
Lanjutan Lampiran 3.
DOKUMENTASI PENELITIAN