Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HDR

a) Masalah Utama
Harga Diri Rendah
b) Proses Terjadinya Masalah
A. Pengertian
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
membuatseseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan
oranglain (Stuart dan sundeen 1998: 227). Konsep diri seseorang tidak terbentuk waktu
lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil daripengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri,
dengan orang terdekat dan dengan realita dunia.
Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana individu mengalami kondisi
pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang negatif. Konsep diri
terdiri atas komponen-komponen berikut:
a) Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari
terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang
ukuran, fungsi, penampilan dan potensi yang secara berkesinambungan dimodifikasi
dengan persepsi dan pengalaman baru.
b) Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berprilaku
berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal tertentu.
c) Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik prilaku seseorang sesuai dengan identitas diri, harga diri
yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpasyarat,
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetapi merasa sebagai
seorang yang penting dan berharga.
d) Penampilan peran adalah serangkaian pola prilaku yang diharapkan oleh lingkungan
sosial berhubungan dengan fungsi diberbagai kelompok sosial. Peranyang ditetapkan
adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan. Peranyang di terima adalah
peran yang terpilih atau dipilih oleh individu.
e) Identitas personal adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung
jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi dan keunikan individu.
Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang
hidupnya, tetapi merupakan tugas utama pada masa remaja. Gangguan harga diri
dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap dirisendiri, hilang kepercayaan
diri, merasa gagal mencapai keinginan
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara kronik, yaitu perasaan
negatif terhadap diri telah berlangsung lama. Gangguan harga diri rendah merupakan
masalah bagi banyak orang dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang
sampai berat. Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif, membenci diri sendiri dan
menolak diri sendiri (Keliat, 1998).
Evaluasi dari dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dapat secara
langsung atau tidak langsung diekspresikan (Townsend, MC, 1998).
Penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara
langsung maupun tidak langsung (Schult & Videbeck, 1998). Gangguan harga diri yang
disebut harga diri rendah dapat terjadi secara:
a. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (
korban perkosaan, ditubuh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena:
1) Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya: pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
2) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/ sakit/ penyakit.
3) Perlakuan petugas kesehatan yang yidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, tanpa persetujuan. Kondisi ini
banyak ditemukan pada klien gangguan fisik
b. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit atau dirawat. Klien mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respon yang maladaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien
gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.

B. Rentang Respon Konsep Diri

C. Penyebab
Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang
tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistik.
Stressor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal, seperti:
trauma fisik maupun psikis, ketegangan peran, transisi peran situasi dengan bertambah
atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian, serta transisi peran
sehat sakit sebagai transisi dari keadaan sehat dan keadaan sakit.
D. Faktor Predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah adalah pengalaman masa kanak-kanak
merupakan suatu faktor yang dapat menyebabkan masalah atau gangguan konsep diri.
Anak-anak sangat peka terhadap perlakuan dan respon orang tua, lingkungan, sosial serta
budaya. Orang tua yang kasar, membenci dan tidak menerima akan mempunyai keraguan
atau ketidakpastian diri, sehingga individu tersebut kurang mengerti akan arti dan tujuan
kehidupan, gagal menerima tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, tergantung pada
orang lain serta gagal mengembangkan kemampuan diri. Sedangkan faktor biologis, anak
dengan masalah biologis juga bisa menyebabkan harga diri rendah. Misalnya anak lahir
menilai dirinya rigatif.
E. Faktor Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh situasi yang dihadapi individu
dan individu yang tidak mampu menyelesaikan masalah. Situasi atau stresor dapat
mempengaruhi konsep diri dan komponennya. Stresor yang mempengaruhi harga diri dan
ideal diri adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua yang berarti: pola
asuh anak tidak tepat, misalnya: terlalu dilarang, dituntut, dituruti, persaingan dengan
saudara, kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang tidak dapat dicapai, gagal
bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Sepanjang kehidupan individu sering menghadapi
transisi peran yang dapat menimbulkan stres tersendiri bagi individu. Stuart dan Sundeen,
1991 mengidentifikasi transisi peran menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Transisi perkembangan
Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap tahap
perkembangan harus dilalui individu dengan menyelesaikan tugas perkembangan
yang berbeda-beda. Hal ini dapat merupakan stresor bagi konsep diri
b. Transisi peran situasi
Transisi peran situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau berkurang
orang yang berarti melalui kelahiran atau kematian, misalnya status sendiri menjadi
berdua atau menjadi orang tua. Perubahan status menyebabkan perubahan peran
yang dapat menimbulkan ketegangan peran, yaitu konflik peran tidak jelas atau
peran berlebihan
c. Transisi peran sehat-sakit
Stresor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat
perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen
konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri, peran dan harga diri.
F. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang dapat dikaji pada gangguan harga diri rendah adalah:
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit, misalnya: malu dan sedih karena rambut jadi rontok setelah mendapat
terapi sinar pada kanker
b. Rasa bersalah pada diri sendiri, misalnya ini tidak akan terjadi jika saya segera ke
rumah sakit, menyalahkan, mengejek, dan mengkritik diri sendiri
c. Merendahkan martabat, misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya tidak tahu
apa-apa atau saya orang bodoh
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Pasien tidak ingin bertemu dengan
orang lain, suka menyendiri
e. Percaya diri kurang. Pasien sukar mengambil keputusan, misalnya memilih alternatif
tindakan
f. Mencederai diri, akibat harga diri rendah disertai harapan yang suram, mungkin
klien ingin mengakhiri kehidupan

Gangguan perilaku pada konsep diri dapat dibagi sebagai berikut:


a. Perilaku berhubungan dengan harga diri rendah
Sepuluh cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri rendah:
1) Mengejek dan mengkritik diri sendiri, pasien mempunyai pandangan negatif
tentang dirinya, klien sering mengatakan dirinya bodoh dan tidak tahu apa-
apa
2) Merendahkan/mengurangi martabat, pasien menghindari, mengabaikan atau
menolak kemampuan yang nyata dimiliki
3) Rasa bersalah dan khawatir, pasien menghukum dirinya sendiri, ini dapat
ditampilkan berupa: fobia, obsesi, klien menolak dirinya sendiri
4) Manifestasi fisik: tekanan darah meningkat, penyakit psikosomatis dan
penyalahgunaan obat
5) Menunda keputusan, pasien sangat ragu-ragu dalam mengambil keputusan,
rasa aman terancam, seseorang mungkin tidak melaporkan perilaku kasar
terhadap dirinya.
6) Gangguan berhubungan karena ketakutan, penolakan dan harga diri rendah,
pasien menjadi kejam, merendahkan diri atau engesploitasi orang lain,
perilaku ini adalah menarik diri atau isolasi sosial yang disebabkan oleh
perasaan tidak berharga.
7) Menarik diri dari realitas, bila kecemasan yang disebabkan oleh penolakan
diri sendiri mencapai tingkat berat atau panik, pasien mungkin mengalami
gangguan asosiasi, halusinasi, curiga, cemburu atau paranoid
8) Merusak diri, harga diri rendah dapat mendorong pasien mengakhiri
kehidupannya
9) Merusak atau melukai orang
10) Menolak tekanan
b. Perilaku yang berhubungan dengan kekacauan identitas terjadi karena kegagalan
mengintegrasikan berbagai identifikasi pada masa kanak-kanak secara selaras
dan harmonis. Perilaku yang berhubungan dengan identitas kabur adalah
hubungan interpersonal yang kacau atau masalah hubungan intim. Pasien
mengalami kesukaran tampil sesuai dengan jenis kelaminnya.
c. Perilaku berhubungan dengan depersonalisasi
Jika individu mengalami tingkat panik dan kecemasan maka respon mal
adaptif terhadap masalah identitas akan bertambah yang mengakibatkan klien
menarik diri dari realitas. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis
dimana klien tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya. Ini
merupakan perasaan asing akan diri sendiri. Pasien sukar membedakan dirinya
dengan orang lain/lingkungan. Depersonalisasi adalah pengalaman subjektif
yang dapat merusak ego. Depersonalisasi dapat terjadi pada depresi, skizofrenia,
mania dan gangguan mental organik.
G. Proses Terjadinya Masalah
Individu yang kurang mengerti akan arti dan tujuan hidup akan gagal menerima
tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain. Ia akan tergantung pada orang tua dan
gagal mengembangkan kemampuan sendiri ia mengingkari kebebasan mengekspresikan
sesuatu termasuk kemungkinan berbuat kesalahan dan menjadi tidak sabar, kasar dan
banyak menuntut diri sendiri, sehingga ideal diri yang ditetapkan tidak tercapai.
Sedangkan stressor yang mempengaruhi harga diri rendah dan ideal diri adalah
penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, pola asuh
yang tidak tepat, misalnya terlalu dilarang, dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara.
Kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang tidak tercapai, gagal bertanggung
jawab terhadap diri sendiri.
Harga diri rendah dapat terjadi karena adanya kegagalan atau berduka disfungsional
dan individu yang mengalami gangguan ini mempunyai koping yang tidak konstruktif
atau kopingnya maladaptive. Resiko yang dapat terjadi pada individu dengan gangguan
harga diri rendah adalah isolasi sosial: menarik diri karena adanya perasaan malu kalau
kekurangannya diketahui oleh orang lain
H. Mekanisme Koping
Menurut Keliat (1998), mekanisme koping pada klien dengan gangguan konsep diri
dibagi dua yaitu:
a. Koping jangka pendek
1) Aktivitas yang memberikan kesempatan lari sementara dari krisis, misalnya:
pemakaian obat, ikut musik rok, balap motor, olah raga berat dan obsesi nonton
televisi.
2) Aktivitas yang memberi kesempatan mengganti identitas, misalnya: ikut
kelompok tertentu untuk mendapat identitas yang sudah dimiliki kelompok,
memiliki kelompok tertentu, atau pengikut kelompok tertentu.
3) Aktivitas yang memberi kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri
atau identitas diri yang kabur, misalnya: aktivitas yang kompetitif, olah raga,
prestasi akademik, kelompok anak muda.
4) Aktivitas yang memberi arti dari kehidupan, misalnya: penjelasan tentang
keisengan akan menurunnya kegairahan dan tidak berarti pada diri sendiri dan
orang lain.
b. Koping jangka panjang
Semua koping jangka pendek dapat berkembang menjadi koping jangka
panjang. Penyelesaian positif akan menghasilkan ego identitas dan Keunikan individu.
Identitas negatif merupakan rintangan terhadap nilai dan harapan masyarakat. Remaja
mungkin menjadi anti sosial, ini dapat disebabkan karena ia tidak mungkin
mendapatkan identitas yang positif. Mungkin remaja ini mengatakan “saya mungkin
lebih baik menjadi anak tidak baik” Individu dengan gangguan konsep diri pada usia
lanjut dapat menggunakan ego-oriented reaction (mekanisme pertahanan diri) yang
bervariasi untuk melindungi diri. Macam mekanisme koping yang sering digunakan
adalah: fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi. Dalam keadaan yang semakin berat dapat
terjadi deviasi perilaku dan kegagalan penyesuaian sebagai berikut: psikosis, neurosis,
obesitas, anoreksia, nervosa, bunuh diri criminal, persetubuhan dengan siapa saja,
kenakalan, penganiayaan
I. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan harga diri rendah
adalah:
a. Gangguan konsep diri: harga diri rendah situasional atau kronik
b. Gangguan citra tubuh
c. Perubahan penampilan peran
d. Ideal diri tidak realistik
e. Ketidakberdayaan
f. Isolasi sosial: menarik diri
J. Akibat
Pasien yang mengalami gangguan harga diri rendah bisa mengakibatkan gangguan
interaksi sosial: menarik diri, perubahan penampilan peran, keputusasaan maupun
munculnya perilaku kekerasan yang beresiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan.
K. Pohon Maslah
Isolasi sosial: menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Gangguan citra tubuh


L. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
a. Masalah keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. Gangguan citra tubuh
b. Data yang perlu dikaji
N Masalah
o Keperawatan Data Subyektif Data Obyektif

Masalah utama : Mengungkapkan


1. Gangguan - ingin - Merusak diri
konsep diri: harga
diri diakui jati dirinya Sendiri
Mengungkapkan
rendah - tidak - Merusak orang lain
ada lagi yang
peduli - Menarik diri dari
Mengungkapkan
- tidak hubungan sosial
bisa apa-apa - Tampak mudah
- Mengungkapkan Tersinggung
dirinya tidak
berguna - Tidak mau makan
Mengkritik diri
- sendiri dan tidak tidur

Masalah Mengkritik diri


2. Keperawatan: - sendiri - Tampak sedih dan
Penyebab
gangguan citra - Mengungkapkan tidak melakukan
Tubuh perasaan main aktivitas yang
terhadap diri seharusnya dapat
sendiri
Mengungkapkan
- malu Dilakukan
dan tidak bisa bila - Wajah tarnpak
diajak melakukan Murung
sesuatu - Pasien terlihat lebih
Perasaan tidak
- mampu suka sendiri
- Perasaan negatif - Bingung bila
mengenai dirinya disuruh memilih
sendiri alternatif tindakan

Masalah Mengungkapkan
3. Keperawatan: - tidak - Ekspresi wajah
Akibat isolasi
sosial : berdaya dan tidak Kosong
menarik diri ingin hidup lagi

J. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra
tubuh
K. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
1) Tujuan umum
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
2) Tujuan khusus
a) Pasein dapat membina hubungan saling percaya
1. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip
komunikasi terapeutik
2. Sapa pasien dengan ramah secara verbal dan nonverbal.
3. Perkenalkan diri dengan sopan
4. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai pasien
5. Jelaskan tujuan pertemuan
6. Jujur dan menepati janji
7. Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa adanya
8. Beri perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan dasar pasien
b) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang Dimiliki :
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2. Hindarkan pemberian penilaian negatif setiap bertemu pasien
3. Utamakan memberi pujian yang realistik
c) Pasien dapat menilai kemampuan yang digunakan :
1. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan
2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya
3. Pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
4. Rencanakan aktivitas bersama pasien yang dapat dilakukan setiap hari
5. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi pasien
6. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat pasien lakukan
7. Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya
8. Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
9. Diskusikan pelaksanaan kegiatan di rumah
d) Pasien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat pasien dengan harga
diri rendah
2. Bantu keluarga dengan memberikan dukungan selama pasien dirawat
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah
e) Hasil yang diharapkan
1. Pasien dapat mengungkapkan perasaannya terhadap penyakit yang diderita
2. Pasien menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya (fisik, intelektual, sistem
pendukung)
3. Pasien berperan serta dalam perawatan dirinya
4. Percaya diri pasien menetapkan keinginan atau tujuan yang realistik
b. Gangguan konsep diri harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
1) Tujuan umum]
Pasien menunjukkan peningkatan harga diri
2) Tujuan Khusus
a. Klien dapat meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya
1. Bina hubungan perawat – pasien yang terapeutik
2. Salam terapeutik
3. Komunikasi terbuka, jujur dan empati
4. Sediakan waktu untuk mendengarkan pasien. Beri kesempatan mengungkapkan
perasaan pasien terhadap perubahan tubuh.
5. Lakukan kontrak untuk program asuhan keperawatan (pendidikan kesehatan,
dukungan, konseling dan rujukan)
b. Pasien dapat mengidentifikasi perubahan citra tubuh
1. Diskusikan perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh
2. Observasi ekspresi pasien pada saat diskusi
c. Pasien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki (tubuh, intelektual, keluarga)
oleh pasien diluar perubahan yang terjadi
2. Beri pujian atas aspek positif dan kemampuan yang masih dimiliki pasien
3. Pasien dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh.
4. Dorong pasien untuk merawat diri dan berperan serta dalam asuhan klien secara
bertahap
5. Libatkan pasien dalam kelompok klien dengan masalah gangguan citra tubuh
6. Tingkat dukungan keluarga kepada pasien terutama pasangan.
7. Pasien dapat menyusun rencana cara-cara menyelesaikan masalah yang dihadapi
8. Diskusikan cara-cara (booklet, leaflet) sebagai sumber informasi yang dapat
dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh

Anda mungkin juga menyukai