Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

MATA KULIAH PRAK PATHOFISIOLOGI


“MAKALAH PENYAKIT JANTUNG KORONER”

Nama : FARIC VIGA N


NIM : 30118020
Prodi : D3 TLM
Kelas : IA

FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI, DAN ANALISIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan ridho-Nya lah kami dapat

menyusun serta dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa juga kami

haturkan untuk Rasulullah Muhammad SAW, beserta pengikut beliau dari dahulu, sekarang,

hingga hari akhir.

Ucapan terima kasih juga tak lupa kami ucapkan kepada dosen pengasuh mata kuliah Gizi

Kerja, Ibu Dwi Santy, yang telah memberikan bimbingan serta pengajaran kepada kami,

sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, meskipun kami telah berusaha

dengan sebaik-baiknya dalam menyelesaikan makalah ini, tetapi, kami menyadari bahwa

makalah ini jauh dari kesempurnaan. Karena itu, mohon kritik serta saran, yang kiranya dapat

membangun, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang lebih baik lagi. kami berharap

makalah ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular saat ini merupakan salah
satu penyebab utama dan pertama kematian di negara maju dan berkembang, termasuk
Indonesia. Pada tahun 2010, secara global penyakit ini akan menjadi penyebab kematian
pertama di negara berkembang, menggantikan kematian akibat infeksi. Diperkirakan bahwa
diseluruh dunia, PJK pada tahun 2020 menjadi pembunuh pertama tersering yakni sebesar 36%
dari seluruh kematian, angka ini dua kali lebih tinggi dari angka kematian akibat kanker. Di
Indonesia dilaporkan PJK (yang dikelompokkan menjadi penyakit system sirkulasi) merupakan
penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali
lebih tinggi dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih
kurang satu diantara empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK. Berbagai
faktor risiko mempunyai peran penting timbulnya PJK mulai dari aspek metabolik, hemostasis,
imunologi, infeksi, dan banyak faktor lain yang saling terkait (Anonimª, 2006).
Jantung sanggup berkontraksi tanpa henti berkat adanya suplai bahanbahan energi secara
terus menerus. Suplai bahan energi berupa oksigen dan nutrisi ini mengalir melalui suatu
pembuluh darah yang disebut pembuluh koroner. Apabila pembuluh darah menyempit atau
tersumbat proses transportasi bahanbahan energi akan terganggu. Akibatnya sel-sel jantung
melemah dan bahkan bias mati. Gangguan pada pembuluh koroner ini yang disebut penyakit
jantung koroner . Pengobatan penyakit jantung koroner dimaksudkan tidak sekedar menggurangi atau
bahkan menghilangkan keluhan. Yang paling penting adalah memelihara fungsi jantung sehingga
harapan hidup akan meningkat (Yahya,2010).
Sebagian besar bentuk penyakit jantung adalah kronis, pemberian obat umumnya berjangka
panjang, meskipun obat-obat itu berguna tetapi juga memberikan efek samping (Soeharto, 2001). Hal
yang perlu diperhatikan dalam pengobatan ada beberapa obat, meskipun memulihkan keadaan, tidak
selalu membuat lebih baik, penggunaan obat harus secara teratur. Penghentian penggobatan tanpa
konsultasi dengan dokter dapat menimbulkan masalah baru (Soeharto, 2001).
Penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif dan tidak aman, telah menjadi masalah
tersendiri dalam pelayanan kesehatan. Penggunaan obat dinilai tidak tepat jika indikasi tidak jelas,
pemilihan obat tidak sesuai, cara penggunaan obat tidak sesuai, kondisi pasien tidak dinilai, reaksi
yang tidak dikehendaki, polifarmasi, penggunaan obat tidak sesuai dan lain-lain. Maka dari itu perlu
dilaksanakan evaluasi ketepatan obat, untuk mencapai pengobatan yang efektif, aman dan
ekonomis (Anonim, 2000).

B. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit jantung koroner
2. Untuk mengetahui Etiologipenyakit jantung koroner
3. Untuk mengetahui penyebab penyakit jantung koroner

C. Tujuan
Untuk mengetahui penyakit jantung koroner pada pekerja

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya kelainan pada pembuluh
koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darahke aorta ke jaringan yang melindungi
rongga-rongga jantung (Yenrina, Krisnatuti, 1999).
Penyakit jantung koroner dalam suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan,
penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyakit jantung koroner diakibatkan oleh
penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner. Penyempitan atau penyumbutan ini
dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri
(Yenrina, Krisnatuti, 1999).
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung akibat adanya kelainan pada pembuluh
koroner yakni pembuluh nadi yang mengantarkan darahke aorta ke jaringan yang melindungi
rongga-rongga jantung (Kartohoesodo, 1982).
jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang ruang terletak rongga dada,
di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri stemum (Elizabeth J.Corwin, 2009,
441).
B. Etiologi Penyakit Jantung Koroner
Salah satu penyakit jantung koroner adalah kebiasaan makan makan makanan berlemak
tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam peredarah darah dan di serap
tubuh maka lemak harus diubah oleh enzim lipase menjadi gliserol (Yenrina, Krisnatuti, 1999).
Aterosklerosis adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai oleh endapan lemak,
trombosit, makrofag dan leukosit di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media
(Elizabeth J. Corwin, 2009, 477).

Penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh beberapa hal :


a. Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) arteri koronaria, tetapi penyempitan terhadap
akan memungkinkan berkembangnya koleteral yang cukup sebagai pengganti.
b. Aterosklerosis, menyebabkan sekitar 98% kasus PJK
c. Penyempitan arteri koronaria pada sifilis, aortitis takayasu, berbagai jenis arteritis yang
mengenai arteri coronaria, dll.
Salah satu penyakit jantung akibat insufiensi aliran darah koroner yaitu, Angina pectoris
dan infark miokardium.
1. Angina pectoris
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon, terhadap
suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium. Nyeri angina dapat menyebar ke
lengan kiri, ke punggung, ke rahang, atau ke daerah abdomen (Elizabeth J .corwin, 2009, 492).
a. Ateriosklirosis
b. Spasmearterikoroner
c. Anemia berat
d. Artritis
e. Aorta insufisiensa
Adapun jenis-jenis angina :
a. Angina stabil
Disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat berdilatasi
untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen meningkat. Peningkatan jantung
dapat menyertai aktivitas misalnya berolahraga atau naik tangga.
b. Angina prinzmental
Terjadi tampa peningkatan jelas beban kerja jantung pada kenyataannya sering timbul pada
waktu beristirahat atau tidur. Pada angina prinzmental terjadi spasme arteri koroner yang
menimbulkan iskemi jantung di bagian hilir. Kadang-kadang tempat spasme berkaitan dengan
arterosklerosis.
c. Angina tak stabil
Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmental ; dijumpai pada individu dengan
perburukan penyakit arteri koroer. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja
jantung; hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang ditandi oleh trombus yang
tumbuh dan mudah mengalami spasme.
2. Infark miokardium
Terlepasnya plak arteriosklerosis dari salah satu arteri koroner dan kemudian tersangkut di
bagian hilir sehingga menyumbat aliran darah ke seluruh miokardium yang di perdarahi oleh
pembuluh tersebut. Infark miokardium juga dapat terjadi jika lesi trombosit yang melekat di
arteri menjadi cukup besar untuk menyumbat total aliran ke bagian hilir, atau jika suatu ruang
jantung mengalami hipertrofi berat sehingga kebutuhan oksigen tidak dapat terpenuhi. (Elizabet
J. Corwin, 2009,

C. Penyebab Penyakit Jantung Koroner


Penyakit jantung yang diakibatkan oleh penyempitan pembuluh nadi koroner ini disebut
penyakit jantung koroner. Penyempitan dan penyumbatan ini dapat menghentikan aliran darah ke
otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri. Dalam kondisi lebih parah kemampuan
jantung memompanya darah dapat hilang. Hal ini akan merusak system golongan irama jantung
dan berakibat dengan kematian (Krisatuti dan Yenrina, 1999).
Salah satu penyakit jantung koroner adalah kebiasaan makanmakanan berlemak tinggi
terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam peredarah darah dan diserap tubuh maka
lemak harus diubah oleh enzim lipase menjadi gliserol. Sebagian sisa lemak akan disimpan di
hati dan metabolisme menjadi kolesterol pembentuk asam empedu yang berfungsi sebagai
pencerna lemak, berarti semakin meningkat pula kadar kolesterol dalam darah. Penumpukan
tersebut dapat menyebabkan (artherosklerosis) atau penebalan pada pembuluh nadi koroner
(arteri koronoria).
Kondisi ini menyebabkan kelenturan pembuluh nadi menjadi berkurang, serangan jantung
koroner akan lebih mudah terjadi ketika pembuluh nadi mengalami penyumbatan ketika itu pula
darah yang membawa oksigen ke jaringan dinding jantung pun terhenti (Sulistiani, W, 2005).
Penyakit jantung coroner (PJK) ternyata bukan ditimbulkan oleh satu penyebab saja.
Hasil penyelidikan medis mengungkapkan bahwa ada serangkaian keadaan yang
memungkinkan Anda terkena PJK, dan inilah yang dinamakan factor risiko.

Faktor risiko
Sebagaimana orang berbadan tinggi lebih mudah terantuk ambang pintu dari pada orang
pendek, begitupun orang dengan satu atau lebih faktor risiko lebih mudah terkena serangan
jantung , meski kemungkinannya lebih besar.
Faktor risiko untuk penyakit jantung dapat dibagi dalam dua bagian, yang kami
sebut “dapat diubah” dan “yang tak dapat diubah” (lihat tabel hlm.29). Kemungkinan terkena
PJK akan semakin besar jika faktor risikonya lebih banyak.
Tidak semua faktor risiko sama beratnya. Beberapa faktor, seperti merokok, bisa memiliki
efek yang lebih besar untuk menimbulkan PJK. Jadi, misalnya, seorang perokok dengan
tingkat kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi mempunyai risiko lebih tinggi dari pada orang
yang tidak mempunyai faktor – faktor tersebut.
Jadi, tingkat kolestrol yang tinggi pada seseorang tanpa factor risiko lain berarti bahwa
risiko itu akan meningkat hanya sedikit di atas rata-rata. Hal ini mungkin tak perlu terlalu
dikhawatirkan, dokter anda bisa memberi nasehat yang diperlukan.
1. Usia dan Gender
Penyakitjantung, sebagaimana penyakit lain, semakin meningkat seiring pertambahan
usia. Di Inggris, misalnya, separuh dari jumlah serangan jantung terjadi pada mereka yang
berusia di atas 65 tahun, dan jumlahnya bertambah sesuai rata – rata pertambahan usia.
Hal yang mencolok pada PJK adalah dibawah usia 55 tahun, jumlah pria yang terkena PJK
lebih banyak dari pada wanita. Penyebabnya, sebelum menopause (berhenti haid pada wanita),
sangat jarang wanita yang terkena serangan jantung.Setelah menopause,jumlah wanita yang
terkena PJK meningkat, dan diatas 75 tahun , jumlah wanita dan pria yang terkena penyakit ini
kira – kira sebanding.
Penyebab yang tepat wanita jarang terkena PJK sebelum menopause belum diketahui
secara pasti, namun tampaknya berhubungan dengan hormone yang tidak produksi lagi setelah
haid berhenti.Terapi pengganti hormone (TPH) yang banyak dilakukan kaum wanita ternyata
dapat mencegah terjadinya serangan jantung.

2. Riwayat Keluarga
Dokter biasanya akan menanyakan tentang riwayat keluarga anda jika ada anggota
keluarga dekat (orang tua, kakak, adik, atau anak) terkena PJK. Jika ayah anda kena serangan
jantung sebelum usia 60 tahun atau ibu terkena sebelum 65 tahun, anda berisiko tinggi terkena
PJK. Namun, jika orang tua anda hidup sampai usia ketika serangan jantung biasanya terjadi,
hal ini tidak mengkhawtirkan. Hal sama juga berlaku untuk kakak dan adik. Walaupun dalam
suatu keluarga besar, ternyata ada salah seorang terkena serangan jantung, mungkin hanya
suatu kebetulan saja.
Bagaimana PJk bisa menurun dalam keluarga? Sebagian jawabnya bergantung pada gen
yang diwarisi dari orang tua yang membuat kita mudah terkena kolestrol tinggi, tekanan darah
tinggi atau diabetes. Selain itu kesamaan gaya hidup keluarga juga menentukan, misalnya makan
makanan yang sama dan jika orang tua merokok, anak biasanya juga merokok.
Jika keluarga anda cenderung terkena penyakit jantung, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke
dokter untuk memastikan bahwa anda tidak mengidap kolestrol tinggi, tekanan darah tinggi, atau
gangguan kesehatan lain yang harus segera diobati untuk menghindari risiko tinggi.

3. Makanan dan Kolesterol


Seperti dikatakan sebelumnya, atheroma adalah penyebab utama penyakit jantung koroner.
Timbunan lemak, khususnya akibat kolesterol yang disebut plak, terbentuk pada dinding
pembuluh nadi. Inilah yang membuatnya makin sempit sehingga menghambat aliran darah. Jika
plak itu pecah , terbentuklah gumpalan darah pada daerah yang terkena dan menghambat darah
ke bagian otot jantung. Inilah yang menyebabkan serangan jantung. Proses ini umumnya terjadi
(dan menimbulkan kerusakan lebih parah) pada seseorang dengan tingkat kolesterol tinggi dalam
darahnya.
Faktor genetik juga berpengaruh pada tingkat kolesterol anda.
Beberapa keluarga mempunyai gen dengan tingkat lemak tinggi dalam darah. Keadaan ini
disebut hyperlipidemia keluarga, atau disingkat HK. Namun, makanan juga berperan besar dalam
menentukan tingkat kolesterol. Semakin banyak lemak terutama lemak hewan dan hasil
susu yang anda makan, semakin tinggi kolesterol anda, dan semakin tinggi pula risiko terkena
PJK (lihat diagram dihalman sebelah ). Karena itu, kurangilah konsumsi lemak hewan dalam
makanan anda (lebih jauh , lht hlm. 84-86).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yng menyerang organ jantung. Gejala dan
keluhan dari PJK hampir sama dengan gejala yang dimiliki oleh penyakit jantung secara umum.
Penyakit jantung koroner juga salah satu penyakit yang tidak menular. Kejadian PJK terjadi
karena adanya faktor resiko yang antara lain adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), tingginya
kolesterol, gaya hidup yang kurang aktivitas fisik (olahraga), diabetes, riwayat PJK pada
keluarga, merokok, konsumsi alkohol dan faktor sosial ekonomi lainnya. Penyakit jantung
koroner ini dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat dan menghindari fakto-faktor
resiko.seperti pola makan yang sehat, menurunkan kolesterol, melakukan aktivitas fisik dan
olehraga secara teratur, menghindari stress kerja.
Kadar kolesterol yang tinggi lebih dominan terjadi pada pekerja kantoran dibandingkan
dengan pekerja kasar. Terdapat perbedaan yang signifikan kadar kolesterol pada pekerja
kantoran dan pekerja kasar. Pada pekerja dengan aktivitas rendah perlu kiranya melakukan
control terhadap kadar kolesterol darah dan menjaga jenis makanan yang dikonsumsi rendah
kolesterol. Berolahraga secara rutin perlu dilakukan untuk menjaga kelancaran peredaran darah
dan keseimbangan metabolisme.

B. Saran

1. Gaya hidup seimbang dan menghindari risiko stres.


2. Mengonsumsi makanan berserat, jangan makan berlebihan serta kontrol kolesterol, kontrol
tekanan darah dan gula darah, serta kontrollah kesehatan secara rutin.
3. Hentikan kebiasaan merokok, karena merokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah
berkurang sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri yang memicu stroke.
4. Berolahraga yang teratur, istirahat cukup.
PUSTAKA

Adam Sagan, 2009. Coronary Heart Disease Risk Factors and Cardiovascular Risk in Physical
Workers and Managers.

Anwar, B. 2004. Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner.


www.library.usu.ac.id [diakses 18 Mei 2014].

Christian Sandi, Saryono, Dian Ramawati. (2013). Penelitian Tentang Perbedaan Kadar
Kolesterol Darah Pada Pekerja Kantoran dan Pekerja Kasar.

Corwin J. Elizabeth, ( 2009 ), Buku Saku Patofisiologi, Edisi Revisi 3, Penerbit : Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Corwin Elizabeth J. Buku saku patofisiologi : Sistem kardiovaskular. Edisi 1. Jakarta : EGC,
2009.

Darmojo, dkk, 1993, Pengelolaan Pengajaran Sains, Rineka Cipta, Jakarta.

Davidson Christopher. (2003), Penyakit Jantung Koroner. Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.

Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina. (1999). Panduan Mencegah & Mengobati
Penyakit Jantung. Jakarta: Pustaka Swara

Hendriantika, H. (2012), Penelitian Tentang Studi Komparatif Aktivitas Fisik dengan Faktor
Resiko Terjadinya Penyakit jantung Koroner.

Anda mungkin juga menyukai