Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TANDA BAHAYA NIFAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir

Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh :

Nama : Shafira Qurratunainy

NIM : 1608820

Tingkat : III C

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS SUMEDANG

Jalan Margamukti Ds. Licin No. 93 Cimalaka Sumedang Telp. (0261) 203084

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Tanda Bahaya Nifas

Sub Pokok Bahasan : Mengenali Tanda Bahaya Nifas

Sasaran : Ny. X dan keluarga

Waktu : Pukul (selama 30 menit)

Hari, Tanggal : , Juni 2019

Tempat : Ruang Dahlia, RSUD Sumedang

Nama Penyuluh : Shafira Qurratunainy

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Ny. X dan keluarga dapat

memahami dan mengerti tentang mengenali tanda bahaya nifas.

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang mengenali tanda bahaya nifas, Ny. X

dan keluarga, diharapkan dapat :

1. Menjelaskan pengertian mengenali tanda bahaya nifas.

2. Menjelaskan mengenali tanda bahaya nifas.

3. Menjelaskan hal yang harus dilakukan bila terjadi tanda bahaya nifas.

C. Materi Penyuluhan

1. Pengertian tanda bahaya nifas.

2. Mengenali tanda bahaya nifas.

3. Hal yang harus dilakukan bila terjadi tanda bahaya nifas.


D. Metode Penyuluhan

a. Ceramah.

b. Tanya Jawab.

E. Media Penyuluhan

Leaflet.

F. Setting Tempat

Ny. X dan Keluarga, Ruang Dahlia RSUD Sumedang.

G. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Sasaran

No Pengkajian Penyuluhan Penyuluhan

1. Pembukaaan 2 menit - Membuka acara dengan - Menjawab salam

mengucapkan salam dan

dan perkenalan. mendengarkan

- Menyampaikan topik perkenalan.

dan tujuan penyuluhan - Penyampaian

kepada sasaran. topik dan tujuan.

- Kontrak waktu untuk - Menyetujui

kesepakatan kesepakatan

penyuluhan dengan pelaksanaan

sasaran. Penkes.

2. Kegiatan Inti 20 menit - Mengkaji ulang tingkat - Menjawab


pengetahuan sasaran. pertanyaan dari

- Menjelaskan penyuluh.

pengertian tanda - Mendengarkan

bahaya nifas. materi yang

- Menjelaskan mengenali disampaikan.

tanda bahaya nifas. - Menanyakan

- Menjelaskan hal yang hal yang belum

harus dilakukan bila dipahami.

terjadi tanda bahaya

nifas.

- Menanyakan apakah

sasaran mengerti atau

tidak.

- Memberikan

kesempatan kepada

sasaran untuk bertanya

seputar hal-hal yang

disampaikan.

- Menjelaskan hal-hal

yang ditanyakan oleh

sasaran.

3. Evaluasi dan 8 menit - Memberikan - Menjawab

Penutup pertanyaan kepada pertanyaan.

sasaran tentang materi - Mendengarkan

yang disampaikan. kesimpulan.


- Memberikan - Menjawab salam.

reinforcement positif.

- Menyimpilkan materi.

- Menutup acara dengan

mengucapkan salam.

Hasil Evaluasi :

1. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan materi dengan baik.

2. Sasaran memahami dan mengerti tentang mengenali tanda bahaya nifas.

3. Sasaran mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar.


LAMPIRAN

A. Pengertian Tanda Bahaya Nifas

Masa nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu (Prawirohardjo, 2010).

Masa nifas adalah periode yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan pulih seperti keadaan sebelum hamil yang

lamanya 6 minggu atau 42 hari (Bobak, 2014).

B. Mengenali Tanda Bahaya Nifas

Adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya

bahaya/komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau

tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2011).

Tanda-tanda bahaya masa nifas, sebagai berikut:

1. Pendarahan Post Partum

a. Tanda dan gejala

Pendarahan post partum adalah pendarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa

24 jam setelah anak lahir (Prawirohardjo, 2010).

Menurut waktu terjadinya dibagi atas 2 bagian:

1) Pendarahan Post Partum Primer (Early Post Partum Hemorragie) yang terjadi

dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio

plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam

pertama.
2) Pendarahan Post Partum Sekunder (Late Post Partum Hemorragie) yang terjadi

setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke 5-15 post partum. Penyebab

utama adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta (Prawirohardjo, 2010)

Menurut Manuaba (2008), pendarahan post partum merupakan penyebab

penting kematian maternal khususnya di Negara berkembang. Factor-faktor

penyebab pendarahan post partum adalah:

a) Grandemultipara

b) Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun

c) Persalinan yang dilakukan dengan tindakan

b. Penanganan

Perdarahan yang perlahan dan berlanjut atau perdarahan tiba-tiba merupakan

suatu kegawatdaruratan, segeralah bawa ibu ke fasilitas kesehatan.

2. Lochea yang Berbau Busuk (Bau dari Vagina)

Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas

sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran lender waktu

menstruasi dan berbau anyir (Cairan ini berasal dari bekas melekatnya plasenta).

Tanda dan gejala dapat berupa keluarnya cairan dari vagina, adanya bau yang

menyengat dari vagina dan disertai dengan demam > 38oC.

Lochea dibagi dalam beberapa jenis (Pusdiknakes, 2011) :

a. Lochea rubra (cruenta): Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-

sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama dua hari pasca

persalinan.

b. Lochea Sanguinolenta: Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke

3-7 pasca persalinan.


c. Lochea Serosa: Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14

pasca persalinan.

d. Lochea Alba: Cairan putih, setelah 2 minggu.

e. Lochea Purulenta: Terjadi infeksi, cairan seperti nanah berbau busuk.

f. Lochiostasis: Lochea tidak lancar keluarnya.

Penanganannya, jagalah selalu kebersihan vagina anda, jika terjadi hal – hal yang

tidak diinginkan segeralah periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.

3. Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)

Involusi adalah keadaan uterus yang mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat

rahim dari 1000 gr saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian.

Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub-involusi (Rustam

Muchtar, 2008).

Factor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus,

endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2010).

a. Tanda dan gejala

1) Uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya

2) Fundus masih tinggi

3) Lochea banyak dan berbau

4) Pendarahan

b. Penanganan

Segera periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.

4. Nyeri pada Perut dan Panggul

a. Tanda dan gejala


Peritonitis: Peradangan pada peritoneum

1) Demam

2) Nyeri perut bagian bawah

3) Suhu meningkat

4) Nadi cepat dan kecil

5) Nyeri tekan

6) Pucat muka cekung, kulit dingin

7) Anoreksia terkadang muntah

b. Penanganan

Lakukan istirahat baring, bila nyeri tidak hilang segera periksakan ke fasilitas

kesehatan.

(Pusdiknakes, 2011).

5. Pusing dan Lemas yang Berlebihan

Menurut Manuaba (2009), pusing dan lemas pada masa nifas dapat disebabkan

karena tekanan darah rendah, anemia, kurang istirahat dan kurangnya asupan

kalori sehingga ibu kelihatan pucat.

a. Tanda dan gejala

1) Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala

2) Kepala terasa berdenyut dan disertai ras mual dan muntah

3) Lemas

b. Penanganan

1) Lakukan istirahat baring

2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan

vitamin yang cukup


3) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari

4) Meminum tablet fe selama 40 hari

5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit)

6. Suhu Tubuh Ibu >38oC

Peningkatan suhu tubuh pada ibu selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi nifas.

a. Tanda dan gejala

Biasanya terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan dengan suhu > 38 oC

b. Penanganan

1) Istirahat baring

2) Kompres dengan air hangat

3) Perbanyak minum

4) Jika ada syok, segera bawa ibu ke fasilitas kesehatan.

Manuaba (2009).

C. Hal Yang Harus Dilakukan Bila Terjadi Tanda Bahaya Nifas

1. Perbanyak minum.

2. Istirahat / tirah baring.

3. Segeralah bawa ibu ke fasilitas kesehatan.

Manuaba (2009).
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, I. I., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M. D. (2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.

Jakarta : EGC.

Manuaba. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, S. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : Tiga Putera Bengawan.

Pusdinakes. (2011). Asuhan Antenatal. Jakarta : Pusdinakes WHO JHPIGO.

Anda mungkin juga menyukai