Anda di halaman 1dari 17

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PARIWISATA: TEMPAT IBADAH


KWA OMPO (DAK)
TAHUN ANGGARAN 2017

1. PAPAN PENGENAL KEGIATAN (PAPAN PROYEK)


 Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor/rekanan harus memasang Papan
Pengenal Kegiatan atau Papan Nama Proyek yang lengkap sesuai dengan nama
pekerjaan di dalam surat perjanjian.
 Papan Nama Proyek harus dipasang pada tempat yang berdekatan dengan lokasi
pekerjaan yang bersangkutan atau yang mudah dilihat.

2. PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PEMBONGKARAN


 Pekerjaan ini meliputi pembongkaran bangunan lama dan pembersihan area yang akan
ditempati bangunan.
 Pembersihan semua tanaman yang tumbuh termasuk akar-akar pohon yang terkena area
bangunan termasuk perataan tanah.

3. PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK


 Sebelum mulai pekerjaan Kontrakor harus melakukan pengukuran lokasi dan memasng
patok-patok ukur untuk menetapkan level.
 Peralatan untuk melaksanakan pengukuran harus tersedia lengkap dan sesuai dengan
kebutuhan/tuntutan kebutuhan pekerjaan, baik dari mulainya pekerjaan, selama
berlangsung sampai akhir masa pekerjaan.
 Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu 5/7.
 Patok terancap ditanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah.
 Papan patok ukur dibuat dari kayu dengan ukuran 3 x 20 cm, lurus dan diserut rata
pada sisi sebelah atasnya (waterpass). Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama
satu dengan yang lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.

4. PENGADAAN AIR DAN LISTRIK KERJA


 Kontrakor harus mengadakan sumber air dan listrik untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan. Bila sumber air atau listrik berasal dari instalasi PDAM/PLN yang sudah
ada maka kontraktor harus menanggung semua biaya termasuk biaya penyambungan,
biaya perapihan kembali dan izin-izin yang diperlukan.
 Air kerja harus memenuhi syarat syarat yang diperlukan masing-masing pekerjaan
yang bersangkutan dan harus cukup untuk pemakaian pekerjaan, termasuk untuk
keperluan sub-kontraktor (jika ada).
 Bila air bersumber dari sumur bor sebelum dipergunakan untuk pengecoran harus
terlebih dulu diperiksa pada Laboratorium Penelitian Masalah Air, karena air yang
akan dipakai untuk pengecoran harus bersih dan sesuai dengan persyaratan.

5. GALIAN TANAH
 Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar-gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut keperluan.
 Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar pohon, segala macam rumput, bahan-bahan organik atau bagian
tanah yang gembur, maka ini harus digali keluar, sedang lubang-lubang tadi diisi
kembali dengan pasir yang disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan dasar yang
waterpass.
 Terhadap kemungkinan berkumpulnya air di dalam galian-galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pengerjaan pondasi, harus disediakan pompa atau
pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus-menerus untuk menghindari
terkumpulnya air tersebut.

6. URUGAN PASIR BAWAH PONDASI


1. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan, hingga dapat diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
 Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah pondasi poer dan pondasi batu
gunung, atau seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.

2. Cara-cara Pelaksanaan
 Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak
Direksi/Supevisi/Konsultan Pengawas.
 Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di
bawahnya/didalamnya telah selesai dengan baik dan sempurna.
 Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal
yang diinginkan, atau seperti yang disyaratkan dalam gambar.
 Setiap lapis pasir urug harus diratakan, disiram air dan dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui Direksi/Supevisi/Konsultan Pengawas.
 Di tempat-tempat yang sulit dilakukan pemadatan dengan alat pemadat, dapat
dikerjakan dengan tenaga manusia yang disetujui Direksi Supevisi/Konsultan
Pengawas.
 Lapisan pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir
padat telah sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah
mendapat persetujuan Direksi/ Supevisi/Konsultan Pengawas.

7. PEKERJAAN PONDASI POER


Pekerjaan pondasi poer ini meliputi pekerjaan pembesian, bekisting (acuan) dan
pengecoran beton
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan struktur Beton yang Campurannya menggunakan mutu
beton K.175 atau sesuai dengan diisyarakan dalam gambar kerja yang ada.

Besi Beton

 Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24
 Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
 Kawat pengikat besi beton dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBBI tahun 1984).
 Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran,
lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat
mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.
 Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan selimut
beton minimum yang disyaratkan di atas, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
 Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga
tidak tergeser pada saat pengecoran.
 Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada
Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada Gambar,
tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap
penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan
setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada
titik dengan tegangan tarik minimum.

Bekisting
 Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.
 Acuan harus rapat, tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti
tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
 Tiang-tiang acuan harus diatas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan
perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu.
 Kayu yang dipakai sebagai cetakan adalah papan tebal 2,5 cm yang disesuaikan dengan
bentuk, ukuran batas bidang dari hasil beton yang diinginkan oleh perencana dalam
gambar-gambar.
 Pembongkaran acuanlbekisting hanya boleh dilakukan dengan izin dari
Direksi/Supevisi/Konsultan Pengawas dan setelah bekisting dibuka, tidak diizinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi/ Supevisi/Konsultan Pengawas.
 Kontraktor bertanggung jawab atas kesempunaan pekerjaannya sampai dengan saat-
saat penyerahan (selesai).
 Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat ataupun yang tercantum dalam gambar-gambar maupun peraturan yang
berlaku.
 Bahan untuk membuat bekisting adalah kayu klas III
 Semua bekisting sebelum dicor harus disiram air lebih dahulu.
 Pada waktu pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengajukan rencana gambar cetakan
untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.

Beton
 Sebelum diadakan pengecoran seluruh agregat yang digunakan untuk campuran beton
harus disesuaikan dengan standar mutu yang ditetapkan atau sesuai dengan Bestek
serta spesifikasi yang ada.
 Sebelum pengecoran, Direksi dan Pengawas lapangan menyetujui semua bahan yang
akan dipakai.
 Portland Cement
Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus dalam
keadaan fresh (belum mulai mengeras). Untuk menjaga mutu semen harus
disimpan dengan baik ditempat yang kering.
 Air
Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali, bahan-
bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton.
 Kerikil
Kerikil harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous, dan memenuhi syarat
kekerasan. Kerikil ini tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % ditentukan
terhadap berat kering. Apabila kadar lumpur sangat tinggi maka kerikil harus
dicuci. Besar butir-butirnya minimal Ø 1 cm dan maksimal Ø 2,50 cm.
 Pasir
Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam ataun pasir buatan yang dihasilkan oleh
alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras dan
mempunyai gradasi yang baik, tidak porous dan memenuhi syarat kekerasannya.
Pasir tidak boleh mengandung lumpur.

 Rekanan/kontraktor tidak diperkenankan memulai pekerjaan pengecoran beton


sebelum bekisting (cetakan) dan kelengkapan lainnya diperiksa dan disetujui oleh
Direksi atau Pengawas Lapangan.
 Setelah pekerjaan pengecoran beton selesai dan telah cukup keras, maka sebelum
kering harus disiram atau dibasahi terus menerus selama 2 (dua) minggu.
 Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 hari.
 Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai penutup dari beton.
 Pada pelat-pelat kedap air pembasahan terus menerus dilakukan dengan jalan
meredamnya (menggenanginya) dengan air.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut
penilaian Direksi Pekerjaan, untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas
resiko Kontraktor. Cara-cara perbaikan lainnya harus senantiasa mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.

8. PEKERJAAN PONDASI
Pekerjaan Pondasi ini meliputi:
1. Pekerjaan Trimbisan Batu kosong
2. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung 1 Pc : 4 Psr.

Cara Pelaksanaan
 Pekerjaan pasangan batu kosong dilaksanakan setelah pekerjaan galian selesai dan
kedalamannya didasar galian sesuai dengan ukuran yang ada dalam gambar rencana
serta disetujui oleh Direksi atau pengawas lapangan .
 Batu yang dimaksud adalah batu gunung yang mempunyai kualitas baik, keras tanpa
retak-retak, tidak keropos dan tidak mudah pecah.
 Pasangan Batu menggunakan Campuran 1 Pc : 4 Psr.
 Pekerjaan adukan mortel yang terdiri dari Portland Cement (PC) dan pasir, harus
diaduk sedemikian rupa sehingga tercapai campuran yang merata dan homogeny,
sebaiknya menggunakan molen.
 Tinggi pasangan pondasi disesuaikan dengan gambar atau Bestek yang ada, pada
bagian tertentu disiapkan lubang-lubang untuk saluran pembuangan yang disesuaikan
dengan gambar yang ada atau bestek.
 Semua bahan-bahan bangunan untuk pasangan batu, harus bersih dari zat-zat organic
dan lumpur serta bahan reaktif alkalis yang dapat mengurangi kekuatan konstruksi.
 Celah-celah batu (naat) harus diisi penuh dengan adukan/mortel.

9. URUGAN TANAH KEMBALI
 Bahan urugan adalah tanah sisa hasil galian
 Bagian-bagian yang diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih dari segala
kotoran. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan.

10. PEKERJAAN SLOEF


Pekerjaan Sloef ini meliputi pekerjaan pembesian, bekisting (acuan) dan pengecoran
beton. Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan struktur Beton yang Campurannya
menggunakan mutu beton K.175 atau sesuai dengan diisyarakan dalam gambar kerja yang
ada.

Besi Beton

 Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24
 Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
 Kawat pengikat besi beton dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBBI tahun 1984).
 Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran,
lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat
mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.
 Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan selimut
beton minimum yang disyaratkan di atas, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
 Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga
tidak tergeser pada saat pengecoran.
 Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada
Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada Gambar,
tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap
penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan
setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada
titik dengan tegangan tarik minimum.

Bekisting
 Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.
 Acuan harus rapat, tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti
tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
 Tiang-tiang acuan harus diatas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan
perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu.
 Kayu yang dipakai sebagai cetakan adalah papan tebal 2,5 cm yang disesuaikan dengan
bentuk, ukuran batas bidang dari hasil beton yang diinginkan oleh perencana dalam
gambar-gambar.
 Pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan izin dari
Direksi/Supevisi/Konsultan Pengawas dan setelah bekisting dibuka, tidak diizinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi/ Supevisi/Konsultan Pengawas.
 Kontraktor bertanggung jawab atas kesempunaan pekerjaannya sampai dengan saat-
saat penyerahan (selesai).
 Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat ataupun yang tercantum dalam gambar-gambar maupun peraturan yang
berlaku.
 Bahan untuk membuat bekisting adalah kayu klas III
 Semua bekisting sebelum dicor harus disiram air lebih dahulu.
 Pada waktu pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengajukan rencana gambar cetakan
untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.

Beton
 Sebelum diadakan pengecoran seluruh agregat yang digunakan untuk campuran beton
harus disesuaikan dengan standar mutu yang ditetapkan atau sesuai dengan Bestek
serta spesifikasi yang ada.
 Sebelum pengecoran, Direksi dan Pengawas lapangan menyetujui semua bahan yang
akan dipakai.
 Rekanan/kontraktor tidak diperkenankan memulai pekerjaan pengecoran beton
sebelum bekisting (cetakan) dan kelengkapan lainnya diperiksa dan disetujui oleh
Direksi atau Pengawas Lapangan.
 Setelah pekerjaan pengecoran beton selesai dan telah cukup keras, maka sebelum
kering harus disiram atau dibasahi terus menerus selama 2 (dua) minggu.
 Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 hari.
 Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai penutup dari beton.
 Pada pelat-pelat kedap air pembasahan terus menerus dilakukan dengan jalan
meredamnya (menggenanginya) dengan air.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut
penilaian Direksi Pekerjaan, untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas
resiko Kontraktor. Cara-cara perbaikan lainnya harus senantiasa mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.

11. PEKERJAAN TIMBUNAN PILIHAN UNTUK BANGUNAN

 Untuk timbunan harus dipakai tanah yang bersih dari kotoran, akar tanaman, puing-
puing dan segala kotoran lainnya.
 Timbunan tanah untuk pondasi harus dilakukan lapis demi lapis, tiap lapisan tebalnya
max. 30cm dan ditumbuk padat serta disiram dengan air secukupnya.
 Seluruh penimbunan harus dibawah Supervisi/Konsultan Pengawasan atau Direksi,
yang harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu sebelum digunakan.
Kontraktor tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari Direksi
atau konsultan pengawas.
 Kontraktor harus menempatkan bahan penimbunan di atas lapisan tanah yang akan
ditimbun, dibasahi, seperti yang diharuskan, kemudian digilas/ditumbuk sampai
mencapai kepadatan yang diinginkan. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis. Bila ada
material pengisi yang tidak memuaskan sebagai bahan pemadatan, maka bahan tersebut
harus diganti dengan pasir.

12. PEKERJAAN URUGAN PASIR BAWAH LANTAI


1. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan, hingga dapat diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
 Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah lantai (lantai dasar) serta seluruh
detail yang ditunjukkan dalam gambar.

2. Cara-cara Pelaksanaan
 Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak
Direksi/Supevisi/Konsultan Pengawas.
 Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain di
bawahnya/didalamnya telah selesai dengan baik dan sempurna.
 Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal
yang diinginkan, atau seperti yang disyaratkan dalam gambar.
 Setiap lapis pasir urug harus diratakan, disiram air dan dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui Direksi/Supevisi/Konsultan Pengawas.
 Di tempat-tempat yang sulit dilakukan pemadatan dengan alat pemadat, dapat
dikerjakan dengan tenaga manusia yang disetujui Direksi Supevisi/Konsultan
Pengawas.
Lapisan pekerjaan di atasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir padat telah
sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah mendapat persetujuan
Direksi/ Supevisi/Konsultan Pengawas.

13. PEKERJAAN RABAT BETON


 Pekerjaan Rabat beton ini meliputi pekerjaan pengecoran beton tanpa tulangan.
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan Beton yang Campurannya sesuai dengan diisyarakan
dalam gambar kerja yang ada
 Rabat beton ini dilaksanakan setelah urugan pasir dipadsatkan dengan baik.
 Mutu yang digunakan untuk beton rabat ini adalah mutu K.100

14. PEKERJAAN KOLOM


Pekerjaan Kolom ini meliputi pekerjaan pembesian, bekisting (acuan) dan pengecoran
beton. Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan struktur Beton yang Campurannya
menggunakan mutu beton K.175 atau sesuai dengan diisyarakan dalam gambar kerja yang
ada.

Besi Beton

 Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24
 Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
 Kawat pengikat besi beton dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBBI tahun 1984).
 Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran,
lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat
mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.
 Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan selimut
beton minimum yang disyaratkan di atas, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
 Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga
tidak tergeser pada saat pengecoran.
 Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada
Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada Gambar,
tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap
penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan
setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada
titik dengan tegangan tarik minimum.

Bekisting
 Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.
 Acuan harus rapat, tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti
tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
 Tiang-tiang acuan harus diatas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan
perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu.
 Kayu yang dipakai sebagai cetakan adalah papan tebal 2,5 cm yang disesuaikan dengan
bentuk, ukuran batas bidang dari hasil beton yang diinginkan oleh perencana dalam
gambar-gambar.
 Pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan izin dari
Direksi/Supevisi/Konsultan Pengawas dan setelah bekisting dibuka, tidak diizinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi/ Supevisi/Konsultan Pengawas.
 Kontraktor bertanggung jawab atas kesempunaan pekerjaannya sampai dengan saat-
saat penyerahan (selesai).
 Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat ataupun yang tercantum dalam gambar-gambar maupun peraturan yang
berlaku.
 Bahan untuk membuat bekisting adalah kayu klas III
 Semua bekisting sebelum dicor harus disiram air lebih dahulu.
 Pada waktu pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengajukan rencana gambar cetakan
untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.

Beton
 Sebelum diadakan pengecoran seluruh agregat yang digunakan untuk campuran beton
harus disesuaikan dengan standar mutu yang ditetapkan atau sesuai dengan Bestek
serta spesifikasi yang ada.
 Sebelum pengecoran, Direksi dan Pengawas lapangan menyetujui semua bahan yang
akan dipakai.
 Rekanan/kontraktor tidak diperkenankan memulai pekerjaan pengecoran beton
sebelum bekisting (cetakan) dan kelengkapan lainnya diperiksa dan disetujui oleh
Direksi atau Pengawas Lapangan.
 Setelah pekerjaan pengecoran beton selesai dan telah cukup keras, maka sebelum
kering harus disiram atau dibasahi terus menerus selama 2 (dua) minggu.
 Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 hari.
 Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai penutup dari beton.
 Pada pelat-pelat kedap air pembasahan terus menerus dilakukan dengan jalan
meredamnya (menggenanginya) dengan air.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut
penilaian Direksi Pekerjaan, untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas
resiko Kontraktor. Cara-cara perbaikan lainnya harus senantiasa mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.

15. PEKERJAAN DINDING PASANGAN BATU BATA, ORNAMEN ROSTER GRC,


PLESTERAN DAN ACIAN

 Pasangan dinding harus mempergunakan batu bata kualitas baik kuat dan tidak rapuh.
Sebelum dipakai batu bata direndam terlebih dahulu ke dalam air hingga jenuh air.
Siar-siar pasangan dinding batu bata harus dibersihkan sedalam 1 cm.
 Batu bata yang pecah-pecah tidak diperkenankan dipasang. Batu bata yang dapat
digunakan adalah dengan toleransi pecah pada waktu penerimaan maksimal sebesar
5%.
 Pasangan dinding trasraam (kedap air) dibuat dengan adukan 1 PC : 2 Psr dengan
tinggi minimal 30 cm diatas lantai. Pada dinding KM/WC, trasraam dibuat minimal
160 cm diatas lantai gambar.
 Pada dinding luar bangunan dipasang profil beton lebar 10 cm, sesuai gambar.
 Pasangan dinding batu bata lainnya menggunakan adukan 1 PC : 4 Psr.
 Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24
lapis/harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis.
 Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali tidak
diperkenankan.
 Tidak diperkenankan memasang bata merah patah dua.
 Pasangan dinding batu bata harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm setelah
diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus
cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
 Pasangan batubata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah diagonal
seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/ diplester) adapun toleransi terhadap
as dinding yang diizinkan maksimal 1 cm (sebelum diaci/ diplester).

 Semua permukaan pasangan dinding sebelum diplester harus disiram air hingga jenuh.
Khusus untuk permukaan-permukaan beton sebelum diplester harus dibuat kasar
terlebih dahulu.
 Adukan untuk plesteran dibuat dengan perbandingan :
· Plesteran tembok biasa = 1 PC : 4 Psr.
· Plesteran trasraam/kedap air = 1 PC : 2 Psr.
· Plesteran beton/sudut = 1 PC : 2 Psr.
· Plesteran Profil/motif = 1 PC : 2 Psr.
 Permukaan plesteran harus rata dan tegak lurus vertikal terutama pada sudut-sudut
tembok dan kolom.
 Permukaan plesteran harus dihaluskan dengan acian sehingga permukaan dinding
menjadi halus dan rata.
 Pada waktu akan melaksanakan pekerjaan plesteran semua pipa-pipa instalasi harus
sudah terpasang dalam tembok, baik instalasi listrik, pipa air bersih, pipa air kotor dan
pipa lainnya.
 Semua sudut-sudut dinding (sponing) harus lurus/waterpass dibuat dengan membentuk
sudut siku-siku.

16. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA


 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk pola layout/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme, dan detail-detail sesuai
gambar.
 Pemasangan kusen harus dikerjakan oleh tenaga ahli, sehingga menghasilkan pekerjaan
yang tepat, rapih, lurus tanpa cacat. Kusen yang cacat baik karena bengkok, pecah atau
cacat-cacat lainnya harus diganti, sehingga memuaskan Direksi dengan biaya
ditanggung kontraktor.
 Pemasangan kusen-kusen pintu dan jendela harus dipasang tegak lurus (lot) dan sipat
datar (water passs)
 Kusen pintu dan jendela terbuat dari kayu kls I
 Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker--
angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh
ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
 Semua kayu yang tampak harus diserut halus, rata, lurus, dan siku-siku satu sama lain
sisi-sisinya dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan pemasangan,
kecuali bila ditentukan lain.
 Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di luar tempat pekerjaan/ pemasangan.
 Kusen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran, bentuk
profil, type kusen, dan arah pembukaan pintu/ jendela.
 Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kusen-kusen harus lurus dan siku, sehingga
mekanisme pembukaan plntu/jendela bekerja dengan sempurna.
 Kusen tldak dlperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing lainnya
sebelum diperiksa dan diteliti oleh Direksi/ Supervisi/Konsultan Pengawas.
 Semua kusen yang melekat pada dlnding beton/bata diberi penguat angker diameter
minimum 10 mm. Pada setiap kusen pintu yang tegak dipasang 3 angker dan untuk sisi
kusen jendela 2 angker.
 Pemasangan tiang kusen yang langsung di atas lantai (kusen pintu) dibuat neud neud
tinggi 10 cm. Bahan dari beton adukan 1 PC : 2 Ps , 3 Kr.

17. PEKERJAAN BALOK, RINGBALK, DAK BETON DAN LISTPLANK BETON


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembesian, bekisting (acuan) dan pengecoran beton.
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan struktur Beton yang Campurannya menggunakan mutu
beton K.175 atau sesuai dengan diisyarakan dalam gambar kerja yang ada.
Besi Beton

 Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24
 Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
 Kawat pengikat besi beton dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBBI tahun 1984).
 Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran,
lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat
mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.
 Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan selimut
beton minimum yang disyaratkan di atas, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
 Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga
tidak tergeser pada saat pengecoran.
 Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada
Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada Gambar,
tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap
penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan
setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada
titik dengan tegangan tarik minimum.

Bekisting
 Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.
 Acuan harus rapat, tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti
tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
 Tiang-tiang acuan harus diatas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan
perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu.
 Kayu yang dipakai sebagai cetakan adalah papan tebal 2,5 cm yang disesuaikan dengan
bentuk, ukuran batas bidang dari hasil beton yang diinginkan oleh perencana dalam
gambar-gambar.
 Pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan izin dari
Direksi/Supevisi/Konsultan Pengawas dan setelah bekisting dibuka, tidak diizinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi/ Supevisi/Konsultan Pengawas.
 Kontraktor bertanggung jawab atas kesempunaan pekerjaannya sampai dengan saat-
saat penyerahan (selesai).
 Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat ataupun yang tercantum dalam gambar-gambar maupun peraturan yang
berlaku.
 Bahan untuk membuat bekisting adalah kayu klas III
 Semua bekisting sebelum dicor harus disiram air lebih dahulu.
 Pada waktu pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengajukan rencana gambar cetakan
untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.

Beton
 Sebelum diadakan pengecoran seluruh agregat yang digunakan untuk campuran beton
harus disesuaikan dengan standar mutu yang ditetapkan atau sesuai dengan Bestek
serta spesifikasi yang ada.
 Sebelum pengecoran, Direksi dan Pengawas lapangan menyetujui semua bahan yang
akan dipakai.
 Rekanan/kontraktor tidak diperkenankan memulai pekerjaan pengecoran beton
sebelum bekisting (cetakan) dan kelengkapan lainnya diperiksa dan disetujui oleh
Direksi atau Pengawas Lapangan.
 Setelah pekerjaan pengecoran beton selesai dan telah cukup keras, maka sebelum
kering harus disiram atau dibasahi terus menerus selama 2 (dua) minggu.
 Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 hari.
 Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai penutup dari beton.
 Pada pelat-pelat kedap air pembasahan terus menerus dilakukan dengan jalan
meredamnya (menggenanginya) dengan air.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut
penilaian Direksi Pekerjaan, untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas
resiko Kontraktor. Cara-cara perbaikan lainnya harus senantiasa mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.

18. PEKERJAAN RANGKA, PENUTUP ATAP DAN LISTPLANK


 Untuk struktur rangka atap menggunakan rangka atap baja ringan
 Struktur dan konstruksi atap keseluruhannya memakai rangka atap baja ringan dengan
lapisan Zinc, aluminium dan magnesium. Setara dengan produk Jsteel + Zam. Bentuk
kuda-kuda dan dimensi sesuai gambar. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti
gambar. Gording, kaso, reng dan ikatan angin memakan bahan yang sama.
 Pelaksanaannya struktur rangka atap harus dikerjakan oleh tukang yang telah
berpengalaman. Sambungan-sambungan harus rigid/kaku dan harus menghasilkan
konstruksi yang kuat.
 Sebelum dimulai pemasangan, permukaan semua rangka diperiksa terlebih dahulu
apakah sudah berada pada satu bidang, jika perlu mengganjal atau menyetel bagian-
bagian ini terhadap rangka penumpunya.
 Dalam keadaan apapun juga ganjal tidak boleh dipasang langsung di bawah gording
untuk mengatur kemiringan atap.
 Pada waktu pelaksanaan, harus selalu diperiksa dengan seksama, untuk menghindarkan
penggeseran pada pemasangan.
 Semua sisa-sisa pekerjaan (sisa potongan dan lain-lain yang berupa kotoran), harus
dibersihkan dari atas permukaaan atap, agar tidak terjadi pengaratan.
 Hasil pemasangan harus datar dengan kemiringan yang cukup agar tidak terjadi
kebocoran.
 Sebelum pemasangan penutup atap, terlebih dahulu dipasang listplank
 Listplank yang digunakan adalah listplank Kalsiplank. Listplank harus dipasang lurus
rata, rapih.
 Karet pelapis atap harus dipasang sebelum penutup atap dipasang.
 Pelaksanaan pemasangan penutup atap ini, harus sesuai dan mengikuti persyaratan dari
pabrik bahan yang bersangkutan berikut kelengkapannya serta petunjuk-petunjuk
Direksi/ Supervisi/Konsultan Pengawas.
 Bahan atap yang dipakai adalah Genteng Metal kualitas baik. Pemasangan atap harus
sesuai dengan petunjuk teknis pemakaian bahan tersebut yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuatnya.
 Sebelum bahan atap dipasang kontraktor harus mengajukan contoh bahan atap kepada
Direksi/Konsultan Perencana untuk disetujui oleh Direksi. Pemakaian bahan yang tidak
dibubuhi tanda persetujuan oleh Direksi tidak dapat diterima dan tidak diperbolehkan
untuk dipasang.
 Kontraktor harus memasang material atap yang sama kualitas dan warnanya dengan
contoh yang telah disetujui.. Nok atap dibuat dari bahan yang sejenis

19. PEKERJAAN PLAFOND

Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit baik di dalam ruangan, maupun di
luar ruangan. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua pekerjaan rangka langit-
langit, bahan penutup dan list plafond.

Pedoman Pelaksanaan :
 Bahan plafond yang digunakan adalah bahan Gypsumboard 9 mm dan Lambrisering 9 mm.
Plafond yang cacat harus diganti.
 Pemasangan plafond harus dikerjakan dengan rapi dan waterpass serta tidak boleh ada
bagian-bagaian yang melengkung.
 Bagian plafond yang berhubungan dengan dinding tembok harus diberi list dari bahan
Gypsum yang dipasang lurus, rapih tanpa noda cat.
 Untuk rangka plafond dipakai besi hollow 40.40.2 galvanis, Jarak –jarak rangka hollow
sesuai ukuran plafond sesuai gambar. Pemasangan rangka plafond harus teliti dan rapih,
sehingga memungkinkan pemasangan bahan plafond menjadi rata, lurus dan rapih, tidak
bergelombang. Balok penggantung menggunakan bahan yang sama. Sambungan antar
rangka diperkuat dengan paku keling.

20. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Lingkup Pekerjaan :
 Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi, penyediaan
bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa dan sebagainya sehingga listrik dalam bangunan siap
menyala.
 Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuaikan dengan jumlah
yang tertera dalam gambar.
 Titik lampu dan stop kontak mengandung maksud tempat mata lampu dan stop kontak
yang telah dipasang lengkap dengan kabel dan pipa-pipa yang diperlukan.

Pedoman Pelaksanaan :
 Pelaksanaan pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta
jenis armature lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi
listrik.
 Sedangkan system pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus
ditanam (in bouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) di atas plafond diikat dengan
isolator khusus dengan jarak 1,00 m sampai 1,20 m.
 Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pertanahan) sesuai
dengan peraturan yang berlaku

21. PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK

Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainya yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini hingga dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
 Pekerjaan lantai ubin/tegel keramik dilakukan sebagai finishing seluruh lantai sesuai
detail yang ditunjukkan dalam gambar/sesuai petunjuk Direksi/ Supevisi/Konsultan
Pengawas.

Cara pelaksanaan.
 Pekerjaan pemasangan keramik lantai hanya diperkenankan dipasang setelah semua
pekerjaan dinding, plesteran dan plafond sudah selesai dikerjakan.
 Sebelum pemasangan lantai, keramik yang akan dipakai harus disortir, keramik yang
pecah pecah atau cacat harus disingkirkan. Keramik lalu direndam dalam air sampai
jenuh minimal 12 jam.
 Lantai keramik yang dipasang tidak boleh ada cacat berupa: retak-retak, gelombang-
gelombang, berlubang, noda, permukaan cembung atau cekung.
 Bahan utama lantai digunakan keramik 40 x 40 cm halus kualitas KW1 setara dengan
produk KIA. Warna keramik akan ditentukan oleh Konsultan Perencana dan disetujui
oleh Direksi. Untuk itu kontraktor harus mengajukan contoh sebelum pemasangan untuk
mendapat persetujuan.
 Keramik 40 x 40 cm kualitas KW1 tekstur kasar dipasang pada tangga setara dengan
produk KIA. Warna keramik akan ditentukan kemudian oleh Direksi.
 Pemasangan ubin keramik harus dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli dan harus
menghasilkan penyelesaian yang rapih dan naad yang lurus. Lebar naad pada semua
pasangan keramik lantai maksimal 3 mm. Semua kotoran bekas campuran harus
dibersihkan dari permukaan keramik sebelum kering. Dilarang keras membersihkan
permukaan keramik dengan air keras atau sejenisnya (mis. Portex), karena akan merusak
kualitas keramik.
 Naad harus diisi dengan bahan grouting/pasta-semen/okker yang warnanya disesuaikan
dengan warna ubin yang dipakai. Pengisian naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah
tegel/ubin keramik dipasang serta celah-celah keramik satu sama lain harus dibersihkan
terlebih dahulu dari kotoran yang dapat menghambat masuknya cairan bahan pengisi.
 Segera setelah pengisian naad dengan pasta semen, permukaan lantai harus segera
dibersihkan, agar tidak terdapat noda bekas semen.
 Pemasangan keramik pada lantai harus menghasilkan pekerjaan yang rapih, lurus, rata
dan tidak ada bagian permukaan ubin yang kosong yang tidak terisi dengan adukan. trap
tangga harus rapih.
 Tidak diperkenankan memasang lantai ubin yang cacat seperti pecah-pecah, tergores,
miring, tidak rata, atau terdapat noda yang sulit dibersihkan.
 Pemasangan keramik yang tidak rapih, bergelombang, naad tidak lurus dan sebagainya
akibat dari pemasangan yang tidak teliti harus dibongkar / diganti sehingga memuaskan
Direksi.

22. PEKERJAAN DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA KACA


a. Lingkup Pekerjaan

 Lingkup Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bafian-bahan, peratatan dan alat
bantu lainya yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini hingga dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
 Pekerjaan daun pintu dan daun jendela dipasang pada seluruh detail dalam bangunan ini
yang ditunjukkan dalam gambar/ sesuai petunjuk Direksi/Supervisi/Konsultan Pengawas.

b. Metode Pelaksanaannya :

 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar yang


ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk
pola layout/penernpatan, cara pemasangan, mekanisme, dan detail-detail sesuai gambar.
 Untuk pekerjaan pintu panil dan jendela menggunakan kayu Kls II
 harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu dan penguat lain agar tetap
terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan, tidak boleh ada
lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
 Penyambungan rangka daun pintu harus digunakan sistem lubang dengan pasak kayu.
 Daun pintu dan jendela setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir,
dan semua peralatan dapat bertungsi dengan baik dan sempurna.
 Kontraktor harus membuat semua type pintu/jendela seperti yang ditunjukkan dalam
gambar dengan mempertimbangkan kondisi pada saat pelaksanaan. Ukuran-ukuran kusen
yang berselisih harus dikonsultasikan kepada Direksi.
 Kontraktor harus mengukur dengan teliti semua ketinggian-ketinggian dan ukuran-
ukuran, guna menghindari pembongkaran.
 Semua kaca yang dipakai untuk jendela memakai kaca polos dengan tebal 5mm atau
sesuai gambar. Untuk kaca mati memakai kaca dengan tebal 5mm. Untuk jendela juga
memakai kaca tebal 5mm. Kualitas kaca yang dipasang setara produksi Asahi Glass.

23. PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG

Lingkup pekerjaan:
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan ,perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil-hasil yang baik dan sempurna.
 Pekerjaan pengunci dan penggantung dilakukan pada semua daun pintu dan jendela,
selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan haag angin.

Cara pelaksanaan
 Semua alat-alat penggantung dan pengunci untuk pintu pintu/ jendela harus baru bukan
bekas dan dipasang dengan baik dan lengkap, pemasangannya harus sesuai dengan
sistim pembukaannya.
 Kunci pintu yang dipakai adalah type cilynder 2 x putar ukuran besar, kualitas baik.
Jenis dan type kunci harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/direksi.
 Semua daun pintu digantung dengan minimal 3 buah engsel. Jendela digantung dengan
2 buah engsel.
 Jendela harus dilengkapi dengan gerendel jendela dan hak angin.
 Semua macam kunci, engsel, hak angin sebelum dipasang harus mendapat persetujuan
konsultan direksi.

24. PEKERJAAN AIR KOTOR


Lingkup pekerjaan:
Pemborong harus melaksanakan semua persiapan, pengerjaan, pengadaan peralatan
dan bahan-bahan yang berhubungan dengan instalasi-instalasi plumbing selengkapnya.

Pedoman Pelaksanaan :
 Semua pekerjaan harus dilakukan dengan baik dan penuh keahlian dan sesuai dengan
spesifikasi dan gambar-gambar.
 Pipa pembuangan air huan dari dak beton menggunakan pipa PVC Type AW 3”.
 Penggunaan lem (pada pemakaian pipa PVC) pada setiap sambungan. Tidak dibenarkan
memakai bahan lem selain yang telah ditentukan dan apabila ingin melaksanakan
pemakaian lem tersebut terlebih dahulu harus diketahui oleh direksi/ pengawas
lapangan.
 Fitting-fitting harus dari jenis standard dan dikeluarkan oleh pabrik yang disetujui. Pipa
dan fitting harus disambungkan dengan memakai ring karet, perekat khusus atau cara-
cara lain yang sesuai.

25. PEKERJAAN PENGECATAN


 Pekerjaan pengecetan harus dilakukan oleh tukang yang ahli dan berpengalaman.
Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai permukaan tembok harus dibersihkan dari
kotoran. Setelah selesai, permukaan dinding harus digosok dengan amplas kemudian
diplamur untuk menutupi bagian-bagian permukaan tembok yang berlubang dan yang
terdapat celah-celah kemudian digosok lagi hingga permukaan pekerjaan menjadi halus
lalu dicat paling sedikit tiga kali.
 Untuk pekerjaan pengecetan dinding dan plafond gypsumboard, harus dilakukan dengan
baik menggunakan cat tembok sekualitas dengan produk setara Mowilex, warna akan
ditentukan kemudian oleh Direksi.
 Semua Listplank dan plafond lambrisering, kusen, daun pintu dasn jendela dicat
menggunakan cat kayu setara produk Mowilex. Warna akan ditentukan oleh Konsultan
Perencana dan disetujui oleh Direksi.
 Sebelum pekerjaan cat dimulai permukaan harus digosok dengan amplas sampai halus.
Sebelum dilakukan cat warna harus diplamur terlebih dahulu dan diamplas sampai rata.
Plamur harus sejenis dengan cat yang digunakan. Setelah permukaan rata dan halus baru
dapat dilakukan pengecatan dengan cat warna. Pelaksanaan pengecatan harus sesuai
petunjuk teknis bahan cat yang dipakai.

26. PEKERJAAN LAIN-LAIN


Pembersihan
Setelah pekerjaan selesai, Halaman sekitar pekerjaan harus dibersihkan dan diratakan.
Sisa-sisa tanah atau bahan yang dipakai harus diangkut keluar lokasi pekerjaan atau sesuai
dengan petunjuk Direksi atau konsultan Pengawas.

Watansoppeng, 9 Juni 2017

Penawar,

CV. SINAR MEUBEL

MAPPIASSE
Direktur

Anda mungkin juga menyukai