NRP : 04311640000039
Kelas : Metode Penelitian B
Dari metodologi maka sesuai dengan studi kasus yaitu Pembuangan harian dan
pengukuran sedimen dari 35 stasiun gaging di Korea Selatan dianalisis Debit sedimen
total dihitung oleh K-air menggunakan versi MEP yang sangat mirip dengan
BORAMEP tersebut. Dalam studi ini, beban sedimen total akan dihitung ulang dengan
menggunakan SEMEP dan hasil ini dibandingkan dengan hasil dari MEP.
Kesimpulan :
Solusi analitis Qm/Qt dan Qs/Qt membawa wawasan untuk aplikasi praktis. Pertama,
untuk sungai dengan fine suspended materials. rasio Qm/Qt hanya bergantung pada
kedalaman air. Ketika kedalaman lebih dari 1 meter. Kedalaman integgrasi dihitung
dan diperoleh lebih dari 80% total sedimen terkumpul.
Ketika Ro < 0.3, Qs/Qt menjadi fungsi h/ds dan dari pengukuran yaitu 90% dari total
beban ketika h/ds>15 untuk pasir 2 mm, sejalan dengan h > 3.
2. Judul : Kondisi kohesif sedimen di Muara yang didominasi oleh rawa
Penulis : Xiaohe Zhang, Nicoletta Leonardi, Carmine Donatelli, Sergio
Fagherazz
Vol. dan Halaman : Advances in Water Resources, Volume 125,Pages 32-40
Tahun Terbit : March 2019
Abstrak :
Dalam penelitian ini dilakukan anaisa mengenai pengaruh
Kebanyakan sedimen diendapkan diatas muka air dan pada kondisi pasang surut
sedimen tidak dapat menembus jauh di rawa-rawa karena kedalaman air yang terbatas
dan kecapatan aliran rawa.Selain itu, deposisi sedimen di rawa berkurang secara
eksponensial dengan jarak dari saluran dan tepi rawa. tingkat peluruhan ini adalah
fungsi dari menetap kecepatan dan nilai maksimum kedalaman air dan kecepatan pada
platform rawa. deposisi sedimen di rawa berkurang secara eksponensial dengan jarak
dari saluran dan tepi rawa. tingkat peluruhan ini adalah fungsi dari menetap kecepatan
dan nilai maksimum kedalaman air dan kecepatan pada platform rawa. deposisi
sedimen di rawa berkurang secara eksponensial dengan jarak dari saluran dan tepi rawa.
tingkat peluruhan ini adalah fungsi dari menetap kecepatan dan nilai maksimum
kedalaman air dan kecepatan pada aliran rawa.
Pendahuluan :
Kapal dan struktur lepas pantai lainnya diharuskan untuk dapat dioperasikan
dilaut, yang mana dapat menimbulkan keretakan pada struktur. Keretakan tersebut
dapat ditimbulkan dari kondisi gelombang dan arus, korosi, efek sambungan las, dll.
Secara umum, struktur didesain untuk dapat bertahan selama 25 tahun. Sehingga,
menentuka pertumbuhan keretakan dan mengidentifikasi jenis keretakan pada suatu
struktur sangat penting dilakukan. Metode-metode berdasarkan mekanika kepesahan
sangat diperlukan dalam menentukan nilai FCP struktur.
Dengan menggunakan kurva S-N, analisa kelelahan berdasarkan spektral
merupakan metode yang dapat menentukan nilai FCP yang akurat. Namun, metode
tersebut sangat jarang digunakan hingga saat ini. Namun tedapat beberapa kekurangan
saat menggunakan metode ini, yaitu :
a. Susahnya dalam menentukan hubungan antara SIF dan tegangan saat
keretakan terjadi pada daerah yang kompleks.
b. Kondisi batas untuk struktur sebenarnya adalag sangan rumit, sehingga
susah dalam menentuka kondisi batasannya.
Oleh karena itu, penelitian ini menyediakan sebuuah pendekatan untuk
menentukan FCP dengan analisa spektral.
Metodelogi :
Objek penelitian yang digunakan adalah kapal kontainer. Data yang digunakan
adalah kecepatan kapal, heading, dan amplitudo gelombang pada daerah sekitar kapal.
Lalu dari data tersebut, penulis melakukan analisa hidrodinakika, analisis struktur, dan
menentukan kondisi batas tambahan struktur untuk menentukan FCP.
Metodelogi yang dilakukan dalam penelitian ini :
a. Melakukan meshing dengan software ANSYS untuk menentukan respon
struktur secara global
Dimana N adalah jumlah siklus, ∆KE adalah rentang dari SIF, C dan m
adalah parameter hukum Paris dengan R = 0, ∆Kth adalah permulaan rasio
SIF, MR adalah faktor koreksi, Kmin adalah SIF minimum, Kmax adalah SIF
maksimal, Kres adalah SIF yang diakibatkan tegangan sisa, Kstatic adalah SIF
karena beban statis.
e. Validasi metode yang digunakan penulis secara numeris dengan software
ANSYS.
Kesimpulan:
Dari penelitian yang sudah dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan jika
metode yang digunakan untuk menentukan fungsi perambatan SIF untuk keretakan
sangat membutuhkan biaya komputasi yang cukup banyak dalam menganalisis kembali
dan meperbahurui model. Oleh karena itu, metode Euler perlu digunakan untuk
mempermudah komputasi. Hasil dari penelitian yang telaah dilakukan, kapal kontainer
dapat berlayar selama 4 tahun sebelum muncul keretakan sebesar 0.6 T.
Metode spectral yang digunakan dalam menentukan nilai FCP masih
merupakan metode baru. Dibandingkan dengan metode yang sering dipakai, metode ini
masig sangat rumit untuk digunakan, sehingga perlu dilakukan penelitian ulang untuk
mengembangkan metode ini.