Anda di halaman 1dari 8

[20:51, 4/28/2019] Roshan: Sebut saja dua sekolah. Sekolah A dan B.

Keduanya memiliki
sumber keuangan yang sama besar, namun penampilan fisik dan prestasinya berbeda.
Kenapa? Jawabannya tentu tidak sesederhana seperti “Dikarenakan begini” atau
“Dikarenakan begitu”. Namun jauh di atas semua fasilitas dan keuangan sebagai penopang
kehidupan di sekolah, ada satu faktor yang sangat berpengaruh: budaya sekolah. Apa
maksudnya budaya sekolah? Istilah “ budaya “ mula-mula datang dari disiplin ilmu
Antropologi Sosial. Apa yang tercakup dalam definisi sangatlah luas. Istilah budaya dapat
diartikan sebagai totalitas pola perilaku, kesenian, kepercayaan, kelembagaan, dan semua
produk lain dari karya dan pemikiran manusia yang mencirikan kondisi suatu masyarakat
atau penduduk yang ditransmisikan bersama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1991:149) mendefinisikan budaya dalam dua pandangan, pertama hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan , kesenian, dan adat istiadat ;
kedua menggunakan pendekatan antropologi, yaitu keseluruhan pengetahuan manusia
sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya
dan yang menjadi pedoman tingkah laku. Dalam pemakaian sehari-hari, orang biasanya
menyamakan pengertian budaya dengan tradisi (tradition). Dalam hal ini, tradisi diartikan
sebagai ide-ide umum, sikap dan kebiasaan dari masyarakat yang nampak dari perilaku
sehari-hari yang menjadi kebiasaan dari kelompok dalam masyarakat tersebut.
Koentjaraningrat (1987) mengartikan budaya sebagai keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
miliknya melalui belajar. Sedangkan Tylor mengartikan budaya sebagai suatu kesatuan
yang unik dan bukan jumlah dari bagian-bagian suatu kemampuan kreasi manusia yang
immaterial, berbentuk kemampuan psikologis, seperti ilmu pengetahuan, teknologi,
kepercayaan, keyakinan, seni dan sebagainya. Agar budaya tersebut menjadi nilai-nilai
yang tahan lama, maka harus ada proses internalisasi budaya. Dalam bahasa Inggris,
Internalized berarti to incorporate in oneself. Jadi internalisiasi berarti proses menanamkan
dan menumbuhkembangkan suatu nilai atau budaya menjadi bagian diri (self) orang yang
bersangkutan. Penanaman dan penumbuhkembangan nilai tersebut dilakukan melalui
berbagai didaktik metodik pendidikan dan pengajaran. Seperti pendidikan, pengarahan,
indoktrinasi dan lain sebagainya. Koentjaraningrat, menyebutkan bahwa budaya itu paling
sedikit mempunyai tiga wujud, yaitu kebudayaan sebagai : (1) suatu kompleks ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma ; (2) suatu kompleks aktivitas kelakuan dari manusia
dalam masyarakat ; dan (3) sebagai benda-benda karya manusia. Tiga wujud budaya di
atas, dalam konteks organisasi disebut dengan budaya organisasi (organizational culture).
Dalam konteks perusahaan, diistilahkan dengan budaya perusahaan (corporate culture),
dan pada lembaga pendidikan/sekolah disebut dengan budaya sekolah (school culture).
Dari beberapa pengertian tentang budaya diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah
adalah nilai-nilai dominan yang didukung oleh sekolah atau falsafah yang menuntun
kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk stakeholders
pendidikan. Bila dihubungkan kepentingan sekolah, maka budaya sekolah merupakan
pengetahuan dan hasil karya cipta komunitas sekolah yang berusaha ditransformasikan
kepada peserta didik, dan dijadikan pedoman dalam setiap tindakan komunitas sekolah.
Pengetahuan dimaksud terwujud dalam setiap sikap dan perilaku nyata komunitas sekolah,
sehingga mencerminkan warna kehidupan sekolah yang bisa dijadikan cermin bagi siapa
saja yang terlibat di dalamnya. Contoh sederhananya adalah kebiasaan murid mencium
tangan guru dan rutinitas shalat Dhuha, senam/olahraga dan melakukan kebersihan pada
setiap hari Jumat di sekolah. Bisa jadi bagi sebagian orang, kegiatan ini terlalu berat,
namun jika sudah menjadi sebuah rutinitas, maka inilah budaya yang melekat di lingkungan
sekolah tersebut. Budaya sekolah; Visi Besar Kepala Sekolah Walau bagaimanapun budaya
sekolah merupakan cerminan dari etos kerja, prinsip, dan visi besar dari kepala sekolah.

Sumber: https://www.sekolahdasar.net/2015/08/budaya-sekolah

[20:51, 4/28/2019] Roshan: Budaya sekolah

[20:53, 4/28/2019] Roshan: udaya sekolah; Visi Besar Kepala Sekolah Walau
bagaimanapun budaya sekolah merupakan cerminan dari etos kerja, prinsip, dan visi besar
dari kepala sekolah. BACA JUGA Budaya Sekolah, Rahasia di Balik Integritas Seorang
Peserta Didik Rokok Dalam Posisi Yang Dilematis Sejenak Refreshing Dengan Menulis Di
Blog Belum semua sekolah memahami pentingnya budaya sekolah. Hal ini terlihat pada
fakta bahwa belum semua sekolah memiliki program pengembangannya. Kondisi ini terjadi
karena sebagian kepala sekolah belum memahami dan terampil dalam merencanakan,
melaksanakan pengembangan, dan mengukur efektivitas pengembangan budaya sekolah.
Hal itu tidak berarti kepala sekolah tidak memperhatikan pengembangannya. Baca juga:
Kepala Sekolah; Manager and Leader Pada kenyataannya banyak kepala sekolah yang
sangat memperhatian akan pentingnya membangun suasana sekolah, suasana kelas,
membangun hubungan yang harmonis untuk terbentuknya norma, keyakinan, sikap,
karakter, dan motif berprestasi sehingga tumbuh menjadi sikap berpikir warga sekolah
yang positif. Hanya saja kenyataan itu sering tidak tampak pada dokumen program
pengembangan budaya. Berkenaan dengan itu, Stolp dan Smith (1994: xiii) menyatakan
bahwa, bagaimanapun keadaannya, perubahan budaya lingkungan sebenarnya menjadi
tantangan yang berat. Sekolah berada dalam kondisi ketidakpastian. Karena itu, sekolah
memerlukan perhatian pimpinan yang cerdas, yang pandai memecahkan masalah yang
kompleks pada gelombang perubahan yang arahnya serba tidak pasti. Langkah ini biasa
disebut dengan mindset experimental. Gelombang masalah yang datang selalu berbeda.
Karena itu kepala sekolah harus selalu membaharui idenya secara inovatif untuk
mendukung kebijakan dan tindakan yang efektif atau mencapai tujuan. Tantangan utama
kepala sekolah dalam mengembangkan budaya sekolah adalah membangun suasana
sekolah yang kondusif melalui pengembangan komunikasi dan interaksi yang sehat antara
kepala sekolah dengan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan orang tua peserta
didik, masyarakat, dan pemerintah. Komunikasi dan interaksi yang sehat memiliki dua
indikator yaitu tingkat keseringan dan kedalaman materi yang dibahas. Di samping itu,
kepala sekolah perlu mengembangkan komunikasi multi arah untuk mengintegrasikan
seluruh sumber daya secara optimal. Relevan dengan kondisi itu, Peter Senge menyatakan
bahwa kepala sekolah perlu memerankan diri sebagai teladan yang ditunjukkan dengan
indikator : 1) Menjadi personal yang berdisiplin tinggi dalam memfokuskan energi dalam
mewujudkan visi-misi, bersabar, dan memahami fakta secara objektif. 2) Menjadi mental
model dalam mempengaruhi dan memahami keadaan sekitar dan serta dapat merespon
dengan tepat. 3) Mengembangkan visi-misi bersama sebagai dasar untuk mengembangkan
komitmen yang berkembang secara berkelanjutan sehingga kepala sekolah tidak hanya
mengembangkan kepatuhan. 4) Mengembangkan tim pembelajar yang dialogis,
mengembangkan kapasitas tim, mengganti asumsi dengan pemikiran bersama. 5)
Mengembangkan berpikir sistem yang mengintegrasikan dengan keempat disiplin di atas.
Mengapa harus mengembangkan budaya sekolah? Jawaban dari pertanyaan ini sebenarnya
menunjukkan visi besar seorang kepala sekolah. Tujuan dari pengembangan budaya
sekolah adalah untuk membangun suasana sekolah yang kondusif melalui pengembangan
komunikasi dan interaksi yang sehat antara kepala sekolah dengan peserta didik, pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah. Jadi jelaslah di
sini, sebuah proses pendidikan menciptakan dan membutuhkan suasana yang komprehensif
yang melibatkan hampir semua elemen kehidupan di sekitar. Semuanya terlibat, guru di
sekolah, orang tua di rumah, lingkungan sekitar dan juga pemerintah. Dari uraian itu dapat
disimpulkan bahwa keberhasilan pengembangan budaya sekolah menjadi penentu
keberhasilan meningkatkan lulusan yang bermutu. Karena itu, kepala sekolah penting
memperhatikan berbagai prinsip utama sebagai berikut: 1) Budaya merupakan norma, nilai,
keyakinan, ritual, gagasan, tindakan, dan karya sebagai hasil belajar. 2) Perubahan budaya
mencakup proses pengembangan norma, nilai, keyakinan, dan tradisi sekolah yang
dipahami dan dipatuhi warga sekolah yang dikembangkan melalui komunikasi dan interaksi
sehingga mengukuhkan partisipasi. 3) Untuk dapat mengubah budaya sekolah memerlukan
pemimpin inspiratif dan inovatif dalam mengembangkan perubahan perilaku melalui proses
belajar 4) Efektivitas perubahan budaya sekolah dapat terwujud dengan mengembangkan
sekolah sebagai organisasi pembelajar melalui peran kepala sekolah menjadi teladan. 5)
Mengembangkan budaya sekolah memerlukan ketekunan, keharmonisan, dan perjuangan
tiada henti karena budaya di sekitar sekolah selalu berubah ke arah yang tidak selalu sesuai
dengan harapan sekolah. Jadi, ketika kita mendapati ada seseorang lulusan SD, SMP, atau
SMA, yang mempunyai integrasi yang tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan, yakinlah
bahwa hal tersebut bukanlah sebuah proses yang berdiri sendiri, melainkan ada mekanisme
yang sangat syamil dari sudut rumah, ruang kelas, dan lingkungan sekitar. Nah, sudahkah
sekolah kita berbudaya? *) Ditulis oleh Anwar Mulyana, M.Pd. Kepala SDN 2 Nagri Kidul
Purwakarta

Sumber: https://www.sekolahdasar.net/2015/08/budaya-sekolah-rahasia-di-balik-integritas-
seorang-peserta-didik.html

[20:55, 4/28/2019] Roshan: Pentingnya Budaya Sekolah Bagi Seluruh Warga Sekolah

Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Belajar dan


mengajar tidak hanya dimaknai sebagai kegiatan transfer ilmu pengetahuan dari guru ke
siswa. Berbagai kegiatan seperti bagaimana membiasakan seluruh warga sekolah disiplin
dan patuh terhadap peraturan yang berlaku di sekolah, saling menghormati, membiasakan
hidup bersih dan sehat serta memiliki semangat berkompetisi secara fair dan sejenisnya
merupakan kebiasaan yang harus ditumbuhkan di lingkungan sekolah sehari-hari.

Zamroni (2003:149) mengatakan bahwa kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, norma, ritual,


mitos yang dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah disebut budaya sekolah. Budaya
sekolah dipegang bersama oleh kepala sekolah, guru, staf aministrasi, dan siswa sebagai
dasar mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di
sekolah. Sekolah menjadi wadah utama dalam transmisi kultural antar generasi.

Penelitian di Amerika serikat membuktikan bahwa kultur sekolah berpengaruh terhadap


peningkatan prestasi dan motivasi siswa untuk berprestasi, sikap dan motivasi guru serta
produktivitas dan kepuasan kerja guru. Untuk menciptakan kultur sekolah yang positif
dibutuhkan adanya kesadaran dan motivasi terutama dari diri masing-masing warga
sekolah. Guru sebagai ujung tombak di lapangan harus mampu memberikan motivasi dan
inspirasi bagi siswa khususnya.

Kebiasaan guru yang datang tepat waktu dan melaksanakan tugas mengajar dengan baik,
sikap dan cara berbicara saat berkomunikasi dengan siswa dan unsur sekolah lainnya,
disiplin dalam melaksanakan tugas merupakan kebiasaan, nilai dan teladan yang harus
senantiasa dijaga dalam kehidupan sekolah.

Agar kebiasaan-kebiasaan positif tersebut terpelihara dan mendarah daging dalam diri
seluruh warga sekolah yang selanjutnya diwujudkan dalam perilaku sehari-hari, dibutuhkan
adanya “ sense of belonging” atau rasa memiliki terhadap sekolah.

Berbagi

[21:01, 4/28/2019] Roshan: PENTINGNYA BUDAYA SEKOLAH DAN KEYAKINAN DIRI


(MENUJU CHARATER BUILDING)

Ada penelitian internasional signifikanyang membuktikan pentingnya budayasekolah dan ke


yakinan diri warga sekolah dalam membangun karakter, hal tersebut diungkapkan oleh
Lindahl, seorang peneliti senior dibidang pendidikan.

Penelitian ini mengidentifikasi tiga halyang menarik bagi personil sekolah agarberpartisipasi
dalam kegiatan yang menjadi program sekolah. Tiga hal tersebut antara lain:
budaya sekolah memiliki dampak langsung pada pembangunanketahanan dan hasil-hasil
sosial,emosional dan akademis;atribut dan keyakinan yang
membentuk budaya sekolah dapat diubah atau diubah, dankeyakinan inti dari orang-orang
disekolah merupakan dasar untuk mengubah atau menyesuaikan iklim.

Dalam usaha menerapkan hal tersebut, sangat penting keudukannya ketika guru harus
memilih strategi mengajar yang tepat. Karena strategi mengajar yang dipilih secara tepat
akan membawa dampak luar biasa bagi pembentukan culture sekolah. Pada sekolah yang
sudah dalam kategori maju, jelas terlihat bahwa budaya sekolah yang merupakan bagian
dari unsur paedagogies mendapat porsi utama. Beberapa indicator paedagogies jelas
dinampakkan secara eksplisit. Baik dalam teori mengajar yang dibangun oleh guru maupun
kegiatan praktek yang direncanakan.

School Culture atau dikenal budaya sekolah dapat membentuk/menciptakansolidaritas


dan dapat mengilhami warga sekolah untuk membentuk komitmen kerja yang luar biasa.
Konsep budayaharus jelas dan ada kesesuaian serta mampu mempertahankan
fitur positif,agar sekolah dapat bergerak maju dan berkembang dengan lebih mudah. Ini
adalah fondasi dimana perubahan kelasdapat terjadi sehingga siswa dapat lebih mudah
dalam mengembangkan perilakupositifnya. Lantas apakah budaya sekolah itu?

TENTANG BUDAYA SEKOLAH

School culture atau dikenal budaya sekolah adalah iklim sekolah atau etossekolah. Kondisi
yang menunjukkan seperti apa iklim sekolah yang terbentuk. Sesungguhnya komunitas
sekolah dengan segenap isi sumberdaya yang ada merupakan bangunan sistematik. Secara
natural, sebagai lembaga pendidikan tentunya berbagai aspek paedagogis dan professional
akan terbentuk pada pola kerja yang mapan. Hal ini akan Nampak pada iklim sekolah yang
terbentuk, dengan berbagai factor yang mempengaruhinya. Faktor itu berupa keberadaan
sekolah dari sisi geografis, jenis input peserta didik dan etos kerja personal sekolah (baik
tenaga pendidik maupun kependidikanya).

Pengaruh besar terbentuknya iklim sekolah yang baik bila didukung oleh sumberdaya
manusia yang professional, hal ini juga tergantung pada sifat manusia, aktifitasnya dan
sejauh mana mampu mengembangkan sikap social yang baik (human relationship).

APA YANG PERLU DIBUDAYAKAN?

Membentuk budaya sekolah memiliki beberapa tahapan, yang paling utama adalah:

budaya yang berkaitan dengan hal-hal seperti pengaturan fisik, bahasa dan apresiasi
keberhasilan sekolah(seperti merayakan peristiwa sebelumnya atau prestasi yang pernah
dicapai).budaya mengacu pada sisi asesoris sekolah, seperti pelaksanaan upacara,
pemakaian atribut sekolah, seragam sekolah yang telah disepakati.

Dua hal itulah yang akhirnya sekolah dapat menjalankan operasional yang lain agar
terbentuk iklim sekolah dan etos kerja yang baik.

Untuk hal tersebut, setiap sekolah hendaknya harus memiliki visi dan misi yang jelas.
Bukan sekedar simbolis yang sulit dioperasionalkan.
Anggapan yang salah selama ini adalah, bahwa kemajuan sekolah ditumpukan pada sisi
guru sebagai tenaga edukatif. Semoga tulisan ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam
membangun system dan membentuk school culture yang presentatif.

Anda mungkin juga menyukai