Anda di halaman 1dari 19

PEMANFAATAN AIR BUANGAN AC (AIR CONDITIONER) MENJADI AIR LAYAK

MINUM DENGAN PROSES PENYARINGAN MENGGUNAKAN CARBON AKTIF

Oleh:

Kelompok 2
Rio Fajri .B (03021381722123)
Ira Lusiana Nababan (03021381722089)
Raka Medio Hidayat (03021381520091)
M. Rafli Pandita (03021381722105)
M. Reynaldi Romadhon (03021381621067)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
A. JUDUL

Pemanfaatan Air Buangan AC (Air Conditioner) Menjadi Air Layak Minum Menggunakan Alat
Sederhana

B. LOKASI

C. BIDANG ILMU
Lingkungan

D. LATAR BELAKANG

Pemanasan global (Global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat
0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Pemanasan global juga
menyebabkan perubahan suhu yang cenderung naik yang diakibatkan oleh emisi CO2 yang
menyebabkan sinar matahari yang tiba ke permukaan bumi tidak menembus kembali ke ruang
angkasa karena panas tersebut terperangkap dekat permukaan bumi menghasilkan gejala seperti di
rumah kaca, cahaya yang masuk tidak dapat menembus kaca tetapi dipantulkan kembali oleh
benda-benda didalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas, akibatnya suhu didalam
ruangan rumah kaca lebih tinggi dari pada suhu di luarnya dan hal tersebut yang dikatakan sebagai
efek rumah kaca. Dengan adanya atap kaca ini, pancaran sinar matahari yang masuk berulang kali
dipantulkan kembali yang menyebabkan suhu di permukaan bumi naik.

Untuk mengantisipasi hal tersebut dengan pengembangan teknologi pada zaman modern ini
manusia menciptakan alat pendingin ruangan yang disebut Air Conditioner (AC).Air Conditioner
(AC) merupakan suatu modifikasi pengembangan teknologi mesin pendingin yang dimanfaatkan
untuk berbagai tujuan terutama yang bertempat tinggal di wilayah subtropis. Dalam prosesnya, Air
Conditioner (AC) menghasilkan air yang merupakan hasil kondensasi atau pengembunan udara
dari lingkungan sekitar sehingga air buangan Air Conditioner (AC) mengandung sedikit mineral
dan memiliki suhu rendah.
Pada umumnya air buangan dari Air Conditioner (AC) ini terbuang percuma, padahal air
merupakan Sumber yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti
memasak, mandi, mencuci baju, mencuci kendaraan dan menyiram tanaman. Mengingat
dibeberapa tempat khususnya di kota-kota besar, air bersih merupakan suatu kebutuhan yang harus
dibeli dengan mahal akan baiknya jika air

E. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang dimaksud adalah :
1. Zat-zat apa yang terkandung di dalam air buangan AC (Air Conditioner)?
2. Apa standarisasi yang mendasari suatu air minum menjadi layak konsumsi?
3. Bagaimana mengubah air buangan AC (Air Conditioner) menjadi air layak minum?

F. BATASAN MASALAH

G. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


Adapun Tujuan dari Penelitian ini adalah:
1. Mengetahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalam air buangan AC (Air Conditioner).
2. Mengetahui standarisasi yang mendasari suatu air minum menjadi layak konsumsi.
3. Dapat membuat suatu alat yang bisa mengubah air buangan AC (Air Conditioner) menjadi
air layak minum.

Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah bila nantinya penelitian ini berhasil,
kita bias memanfaatkan air dari buangan AC menjadi air layak minum dengan
menggunakan alat yang sederhana dengan kerja yang efesien dan dengan biaya yang
seefektif mungkin.
2. Dapat mengembangkan suatu teknlogi yang berbasis masa depan yang dapat bermanfaat
bagi masyarakat dalam memanfaatkan limbah dari suatu alat yang mereka gunakan yang
dalam hal ini adalah air buangan dari AC.

H. LANDASAN TEORI
2.1 Sumberdaya Air
Menurut Suparmoko (2008), air yang terdapat di alam ini tidak semata-mata dalam bentuk cair,
tetapi dapat dalam bentuk padat, serbuk, dan gas, seperti es, salju, dan uap yang terkumpul di
atmosfir. Air yang ada di alam ini tidaklah statis tetapi selalu mengalami perputaran sehingga
dalam jangka panjang air yang tersedia di alam selalu mengalami perpindahan. Penguapan terjadi
pada air laut, danau, sungai, tanah, maupun tumbuh-tumbuhan karena panas matahari.
Kemudian lewat suatu proses waktu, air dalam bentuk uap terkumpul di atmosfir dalam bentuk
gumpala-gumpalan awan hingga mengalami perubahan bentuk menjadi butir-butir air dan butir
butir es. Kemudian butir-butir inilah yang jatuh ke bumi berupa hujan, es, dan salju. Menurut
Suparmoko (2008), air yang jatuh ke bumi akan mengalami beberapa kejadian antara lain:
1. Air akan membentuk kolam, danau, dan sungai dan segera menguap kembali ke atmosfir
(evaporasi).
2. Kemudian melalui siklus hidup dari tumbuh-tumbuhan kembali menguap ke atmosfir melalui
penguapan dari daun (transpirasi).
3. Air dapat jatuh dalam bentuk salju di pegunungan akan tersimpan di permukaan sampai
mencair kembali kemudian meresap ke dalam tanah.
4. Air dapat terserap melalui permukaan tanah kemudian masuk ke dalam tanah atau ke lapisan-
lapisan yang membentuk persediaan air di bawah tanah (aquifers).
5. Air dapat mengalir langsung (run-off) di atas tanah kemudian masuk ke dalam sungai.
6. Air dapat terjerat dalam bentuk es di kutub atau di sungai es (gletser).
Dari kejadian-kejadian yang dijelaskan pada poin diatas, maka untuk kejadian pertama dan kedua
tampak bahwa air tersebut kembali lagi ke aliran atmosfir sehingga air yang jatuh ke bumi tersebut
tidak sempat dimanfaatkan oleh manusia. Sedangkan untuk kejadian selanjutnya bahwa air
tersebut jatuh ke bumi dan dapat dimanfaatkan terlebih dahulu oleh masyarakat sebelum kembali
ke atmosfir atau terbuang ke laut.
Air yang jatuh ke bumi ini sebagian akan tetap berada di daratan sedangkan sebagian lagi akan
mengalir ke laut. Dimana air yang berada di daratan ini, nantinya akan tampak berada di
permukaan tanah yaitu danau, mata air, dan sungai dan sebagian akan meresap ke dalam tanah
yang membentuk air tanah. Untuk kepentingan penghuni alam ini proses atau terjadinya siklus
hidrologi itu sendiri yang menyebabkan air akan selalu tersedia untuk manusia, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan. Air yang jatuh ke bumi sebelum kembali ke atmosfir atau ke laut diharapkan
dapat dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kepentingan manusia. Hal ini akan terlaksana apabila
siklus hidrologi itu berjalan stabil, maksudnya jika air jatuh ke bumi terlebih dahulu kemudian
meresap ke dalam tanah atau tersimpan di kolam, danau, dan sungai-sungai dalam yang kemudian
dimanfaatkan oleh manusia. Selanjutnya air buangan setelah penggunaan akan kembali ke atmosfir
atau mengalir ke laut. Apabila proses hidrologi ini terganggu; maksudnya bila ada kerusakan pada
jaringan penyimpan air di bumi, seperti kerusakan hutan. Pemukiman yang padat dan sebagainya,
maka air yang jatuh ke bumi sebagian besar akan menguap kembali ke atmosfir atau mengalir
langsung (run-off) ke laut sehingga yang tersedia bagi manusia hanya sebagian kecil saja
(Suparmoko, 2008).
Menurut Sanim (2011), air merupakan kebutuhan dasar manusia yang keberadaannya dijamin ,
yaitu Pasal 33 UUD 1945 ayat 3, yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkadung
di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Konstitusi ini jelas menunjukkan dan merupakan kontrak sosial antara pemerintah dan warga
negaranya. Penjaminan konstitusi ini lebih dipertegas lagi pada Pasal 5 No. 7 Tahun 2004 tentang
Sumberdaya Air, yang menyatakan “Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air
bagi kebutuhan pokok produktif”. Secara eksplisit isi pasal tersebut menunjukkan bahwa untuk
dapat memperoleh air bersih adalah hak setiap orang, warga negara dari suatu negara, dan tak
terkecuali warga negara Indonesia. Jaminan tersebut menjadi tanggung jawab bersama antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, termasuk di dalamnya menjamin akses setiap orang ke
sumber air untuk mendapatkan air. Air, selain merupakan kebutuhan dasar manusia, juga sebagai
barang publik yang tidak dimiliki oleh siapapun, melainkan dalam bentuk kepemilikkan bersama
(global common atau sebagai common resources), sumberdaya alam yang dikelola secara kolektif,
bukan untuk dijual atau diperdagangkan guna memperoleh keuntungan. Dengan adanya UU No.
7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air dan Konvensi Internasional, pandangan tradisional tersebut
sudah berubah dan ditinggalkan, karena air tidak sekedar hanya barang public tetapi sudah menjadi
komoditas ekonomi. Paradigma ekonomi ini bertentangan dengan paradigma pengelolaan air
modern yang berdasarkan pada nilai ekonomi intrinstik (intrinstic value) dari air, yang didasarkan
pada asumsi adanya keterbatasan dan kelangkaan air (limited and scarcity water) serta
dibutuhkannya investasi atau penyediaan air bersih, sebagai pemenuhan hak atas setiap warga
negara.

2.2 Baku Mutu Air


Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan
industri terdapat pengertian mengenai air bersih yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari
dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Berdasarkan peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang pengembangan sistem penyediaan
air minum, didapat beberapa pengertian mengenai:
1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang
berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku
mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
3. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari penggunaan rumah tangga termasuk tinja
manusia dari lingkungan pemukiman.
4. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.
5. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM yang merupakan satu kesatuan
sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum.
6. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas, dan/atau
meningkatkan system fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran
masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum
kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
7. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan
kontruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem
fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.
8. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah badan
usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, dan/atau
kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air
minum.
Berdasarkan keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan hidup Nomor: KEP-
02/MENKLH/I/1988 BAB II Pasal 2 mengenai Baku Mutu Air pada Sumber Air, air pada sumber
air menurut kegunaannya digolongkan menjadi:
a) Golongan A, yaitu air yang dapat digunkan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
b) Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai iar
minum dan keperluan rumah tangga.
c) Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
d) Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian dan dapat
dimanfaatkan.

2.3 Pengertian Air Conditioner


Menurut Ariza (2007), Air Conditioner (AC) adalah suatu alat, sistem atau mekanisme yang
dirancang untuk mengubah udara panas di suatu area melalui siklus pendinginan seingga
menghasilkan kesejukan. AC dapat digunakan sebagai penyejuk ruangan atau kendaraan. Ada
beberapa jenis air conditioner, diantaranya:
1. Window and through the wall air conditioner
Window and through the wall air conditioner merupakan AC yang biasa digunakan sebagai
penyejuk ruangan di sebuah rumah. Berbentuk persegi panjang dan diletakkan di dinding atau
dekat jendela.

2. Portable air conditioner


Portable air conditioner merupakan AC yang berbentuk box berukuran besar dan memiliki
beberapa roda sehingga dapat dengan mudah dipindahkan dari satu ruangan ke ruangan yang
lainnya.

3. Central air conditioner


Central air conditioner merupakan suatu sistem penyejuk ruangan yang menggunakan pipa untuk
mendistribusikan udara dingin ke setiap ruangan dalam sebuah bangunan. AC ini banyak
digunakan pada gedung pusat bisnis. Kelebihan dari AC jenis ini adalah di dalam pemrosesan
udara dingin terjadi penyaringan udara dari berbagai polutan mikroskopis dan menghasilkan
tingkat kebisingan yang rendah. Namun penggunaan pipa sebagai pendistribusi udara dingin dapat
menyebabkan perkembangbiakan mikroorganisme yang berbahaya.

4. Ductless, duct-free, atau mini split air conditioner


Ductless, duct-free, atau mini split air conditioner merupakan AC yang mengkombinasikan
beberapa karakteristik dari central air conditioner dengan beberapa karakteristik dari window atau
though-the-wall-units.

Sama seperti window air conditioner, ductless mini split air conditioner tidak menggunakan pipa
saluran dan setiap ruangan pada suatu gedung dapat memiliki pengatur suhunya. Tetapi, sama
seperti central air conditioner, AC ini tidak dipasang di dinding ataupun di jendela dan meletakkan
kompresor sebagi sumber kebisingan di luar ruangan.

2.4 Kondensasi Air Conditioner

Fungsi dari kondenser adalah merubah wujud refrigerant dari bentuk uap / gas menjadi refrigerant
dengan bentuk cair. Proses perubahan dari gas ke cair ini dilakukan dengan membuang kalor yang
ada pada refrigerant ke lingkungan sekitarnya pada suhu dan tekanan konstan. Dalam percobaan
ini kalor dibuang dengan cara konveksi yaitu meniupkan udara yang mempunyai temperatur lebih
rendah dari refrigerant melewati kondenser sehingga terjadi perpindahan kalor. Proses
perpindahan kalor ini dimaksimalkan dengan adanya sirip-sirip pada kondenser dan aliran udara
yang cukup dan bebas dari hambatan. Proses kondensasi atau perubahan dari wujud gas ke cair ini
terjadi dialam pipa kondenser dan terjadi pada kondisi tekanan dan temperatur tetap. Pada sistem
refrigerasi yang telah dipelajari sebelumnya, proses kondensasi ini adalah proses dari titik 2 ke
titik 3. Pada titik 3 idealnya seluruh refrigerant telah berwujud cair jenuh (saturated liquid). Jika
perancangan dan pemilihan ukuran kondenser tidak tepat ataupun sirip-sirip kondenser kotor maka
pada ujung kondenser belum tentu semua refrigerant telah berbentuk cair. Suhu/temperatur pada
waktu proses kondensasi ini terjadi masih lebih tinggi dari temperatur udara disekitarnya. Oleh
karena itu refrigerant yang mengalir keluar dari kondenser menuju TXV melalui filter drier masih
akan mengalami proses perpindahan kalor yang akan menurunkan suhu refrigerant lebih rendah
lagi dari suhu cair jenuhnya (saturated liquid). Proses penurunan suhu setelah melalui titik
saturated liquid ini disebut proses subcooling dan wujud refrigerant disebutsubcooled liquid.
Daerah subcooled liquid ini terletak disebelah kiri dari kurva saturated liquid pada diagram pH.
Besarnya pendinginan lanjut yang terjadi di kondenser ini dihitung dengan cara mengurangi
temperatur kondensasi dengan temperatur yang terukur di akhir condenser.

2.6. Alat Pemurni Air


Alat pemurnian air adalah suatu alat yang berfungsi untuk menjernihkan, memurnikan atau
memfiltrasi air. Alat pemurnian air semakin dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia dan
ekosistem karena polusi air semakin meningkat (bau, kuning, kotor, berminyak, berkapur dsb). Air
yang sudahterkontaminasi bila digunakan untuk mandi, mencuci, memasak, dan minum,
dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Banyak teknologi pemurnian air
antara lain adalah : Disinfektansi (dimasak, Chlorinisasi, Ozonisasi, dan Sinar Ultra
Violet),Destilasi, Mikrofiltrasi, dan Filterisasi (ACtivated Alumina, ACtivated Carbon, Anion &
Cation Exchange, dan Reverse Osmosis ). Metode Reverse Osmosis dikembangkan sejak tahun
1950an dalam rangka mencari metoda yang ekonomis untuk desalinasi air laut. Metoda ini yang
juga dikenal sebagai “Hyperfiltration” ini kemudian terus dikembangkan untuk membuang
hampir semua kontaminan dari air tersebut.
Berdasarkan bahan dan teknologi yang digunakan ada 2 jenis alat pemurnian air yaitu sebagai
berikut :
1. Alat pemurnian air sederhana
Alat pemurnian air ini proses pengolahan air di dalamnya meliputi 2 tahap yaitu:
a. Proses pengendapan
b. Proses penyaringan dengan arang, koral, kerikil, dan pasir
Keuntungan menggunakan alat model ini adalah :
a. Dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk skala kecil
b. Biaya pembuatan yang relatif murah dan ekonomis
c. Pembuatannya mudah dengan teknologi sederhana
Kelemahan menggunakan alat model ini adalah :
a. Hasil penyaringan harus melalui proses desinfektan sebelum diminum dengan cara
dimasak terlebih dahulu.
b. Bentuk alat yang dihasilkan masih belum praktis, bila dilihat dari desain maupun
ukurannya.

Gambar 5. Alat Pemurni Air Sederhana


(Sumber : BWSSUM1, 2013)
Gambar 6. Gravity-Fed Filtering System
(Sumber : BWSSUM1, 2013)

Alat pemurnian air modern.


Pada alat ini air mengalami tahapan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan alat pemurnian
sederhana yaitu :
a. Filterisasi
b. Mikrofiltrasi
c. Disinfektansi dengan cara Chlorinisasi, Ozonisasi, dan Sinar Ultra Violet
Selain itu sudah menggabungkan dengan teknik pemurnian air modern (Reverse Osmosis)
yang mampu menghilangkan beberapa kontaminasi/kotoran dalam air seperti padatan terlarut,
kekeruhan, asbes, timbal dan logam berat beracun lainnya. Karbon aktif juga digunakan oleh
penjernih air ini karena kemampuannya untuk menghilangkan bahan kimia dalam air terutama
menghilangkan kandungan klorin dan dapat meningkatkan kualitas air. Keuntungan menggunakan
alat model ini adalah :
a. Dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk skala yang lebih besar.
b. Hasil penyaringan air dapat langsung diminum.
c. Bentuk alat yang dihasilkan sudah praktis bila dilihat dari desain dan ukurannya.
d. Hasil penjernihan telah memenuhi syarat kesehatan.
Kelemahan menggunakan alat model ini adalah :
a. Harga pembelian alat jauh lebih mahal.
b. Menggunakan teknologi yang lebih modern.

1. Proses penyaringannya telah menggunakan teknologi yang modern, dan melalui 4 (empat)
tahapan penyaringan yaitu :
a. Tahap Penyaringan Sedimen
Pada tahap ini terdapat saringan serat mikro yang dapatmenghilangkan semua kotoran yang
terlihat.
b. Tahap Penyaringan yang menggunakan Karbon Aktif
Pada tahap ini akan menghilangkan parasit, pestisida, rasa dan bau termasuk klorin yang terdapat
pada air.
c. Tahap Pembunuhan Kuman,
Yang dilakukan dengan menggunakan sinar UV Intensitas tinggi yang dapat menghilangkan
bakteri dan virus berbahaya dalam air.
d. Tahap Penjernihan Air
Pada tahapan ini air akan kembali dijernihkan sehingga akan menghasilkan air yang jernih, tidak
berbau, dengan rasa yang alami.
Komponen pada tahap b-c-d, berada dalam satu rangkaian alat yang
disebut Germkill Kit, yang harus diganti setelah memurnikan 1500 liter
air.

Gambar 7. J Water Filter RO, Rp. 3,5 Juta


(Sumber : JwaterFilter, 2014)
Gambar 8. Water Flo Deluxe, Rp. 2- 5 juta
(Sumber : Waterflo, 2016)

Gambar 9. Bio Ken – Sigma, Rp. 6-8 Juta


(Sumber :Elken Bio Pure, 2013)

Gambar 10. Nesca, Rp. 1-1.5 Juta


(Sumber : Wate –RO, 2011)
Gambar 11. Pure It Unilever, Rp. <1 Juta
(Sumber : Unilever, 2016)

2.7. Kebutuhan Air Minum


Menurut (Sunita Almatsir, 2005:220 dalam Reza Imran, 2016), tubuh dapat bertahan
selama berminggu-minggu tanpa makanan, tapi hanya beberapa hari tanpa air. Air atau cairan
tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60 % dari berat badan orang dewasa atau 70 %
dari bagian tubuh tanpa lemak (lean body mass).
Menurut Reza Imran, (2016) cairan dalam tubuh berfungsi sebagai:
1. Zat pembangun,
2. Pelarut,
3. Pengangkut nutrisi dan zat yang dibuang,
4. Pengatur suhu tubuh,
5. Pelumas,
6. Penahan guncangan.
Menurut Reza Imran (2016), jika tubuh kehilangan banyak cairan, maka tubuh akan
mengalami dehidrasi. Ada 3 jenis dehidrasi, antara lain :
a) Hypotonic adalah tubuh kehilangan larutan elektrolit (garam, kalium, klor, kalsium, dan
pospat.
b) Hypertronic adalah tubuh kehilangan air
c) Isotonic adalah tubuh kehilangan air dan larutan elektrolit, kondisi ini paling sering terjadi.
Sedangkan bahaya dehidrasi adalah kemampuan kognitif menurun karena sulit berkonsentrasi,
resiko infeksi saluran kemih dan terbentuknya batu ginjal, minum yang cukup dan jangan menahan
air kemih adalah cara yangpaling efektif untuk mencegah infeksi saluran kemih, serta menurunkan
stamina, produktivitas kerja melalui gangguan sakit kepala, lesu, kejang hingga pingsan.
Kehilangan cairan lebih dari 15% akan berakibat fatal (Manz, Friderich.MD.2005 dalam Reza
Imran, 2016) Menurut (Murray, B,2007 dalam Reza Imran, 2016), penanganan dehidrasi
umumnya yang terjadi adalah dehidrasi ringan sampai menengah, sehingga dapat diatasi dengan
minum untuk mengganti cairan tubuh yang keluar. Kebutuhan air minum memang beragam. Hal
ini tergantung usia, jenis kelamin, dan aktivitas. Jumlah kebutuhan tubuh akan air adalah 1 ml per
kilo kalori kebutuhan energi tubuh. Misalnya pada remaja dan dewasa yang kebutuhan energinya
1800–3000 kkal maka kebutuhan cairan berkisar 1.8–3 liter sehari. Umumnya 1/3 nya dipenuhi
dari makanan, maka konsumsi air yang diminum langsung sekitar 2 liter sehari. International
Marathon Medical Directors Association (IMMDA), menyarankan untuk mengkonsumsi air 0.03
liter/kg berat badan (kgBB) setiap harinya. Sebagai contoh, jika kita memiliki berat badan (BB)
50 kg, maka kebutuhan air adalah0.03 x 50 = 1.5 liter per hari. Kebutuhan air bagi ibu hamil
bertambah 300 ml, sedangkan, ibu menyusui bertambah lebih banyak, yaitu 500-600 ml (Kompas,
2016). Cara lain untuk mengukur kebutuhan cairan tubuh menurut (Baker, M. Chow, et al. 2006
dalam Reza Imran, 2016) adalah sebagai berikut:
1. Orang dewasa adalah 50 cc per kg berat badan,
2. Anak-anak adalah 100 cc utk 10 kg berat badan pertama 50 cc utk 10 kg berat badan kedua
20 cc utk berat badan selanjutnya.
Contoh: anak umur 8 th dengan berat = 23 kg, kebutuhannya (100 x 10)+ ( 50 x 10) + (3 x 20) =
1.560 cc.
Namun pendapat para ahli diatas tentunya tidak bisa disamakan seluruhnya. Hal ini hanya
disarankan pada individu dengan kondisi tubuh yang normal. Metode yang terbaik untuk
menentukan kebutuhan minum yang tak menyebabkan dehidrasi atau pun over hidrasi adalah
dengan mendengarkan tubuh dan sesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan.

2.8. Kandungan Mineral dalam Air


Mineral tak diproduksi oleh tubuh, oleh karena itu dibutuhkan asupan mineral dari luar
yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi air putih. Menurut dr. Ulul Albab, SpOG (IDI, 2015),
idealnya, tubuh kita memerlukan asupan mineral sebanyak 5 persen. Meskipun jumlahnya kecil,
jika kebutuhan akan mineral tidak terpenuhi, maka dampaknya bisa berbahaya. Mineral berfungsi
sebagai kofaktor, yaitu senyawa yang penting untuk aktivitas enzim,sekaligus katalisator
penyeimbang bagi tubuh manusia. Kekurangan mineral menyebabkan tubuh lebih rentan penyakit.
Berikut ini merupakan mineral –mineral yan biasanya terkandung dalam air, yaitu :

1. Kalsium
Menjaga kesehatan tulang dan gigi. Berperan penting dalam proses kontraksi, relaksasi otot,
pembekuan darah, dan menunjang imunitas tubuh.
2. Sodium
Menjaga keseimbangan cairan tubuh. Menopang transmisi saraf, kontraksi otot, absorpsi
glukosa, dan menjadi alat angkut zat gizi melalui membran sel.
3. Magnesium
Membantu proses pencernaan protein. Memelihara kesehatan otot dansistem jaringan
penghubung. Membantu menghilangkan timbunan lemak di dinding dalam pembuluh darah.
Sebagai zat pembentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.
4. Kalium
Membantu pembentukan sel, pembentukan organ dalam tubuh dan jaringan.
5. Bikarbonat
Memelihara keseimbangan keasaman darah, menyokong proses pencernaan dalam perut.
6. Fluorida
Fluorida yang berfungsi mencegah gigi dari pembentukan karies , serta menjaga kekuatan
tulang dan gigi
7. Natrium
Natrium membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh, mineral jenis ini ditemukan dalam
infus yang biasa diberikan untuk menghidrasi tubuh.
8. Silika
Silika yang membantu keutuhan dan kelembapan kulit.
9. Zinc
Zinc berperan sebagai co-enzim, yang membantu 300 enzim di dalam tubuh. Selain itu, zat ini
penting untuk menjaga daya tahan tubuh dan fungsi saraf otak

2.4. Standar Kualitas Air Minum


Standar air minum yang digunakan di Indonesia berdasarkan Permenkes no. 492/
MENKES/ PES/ IV/ 2010 dan sama seperti yang digunakan oleh WHO. Air dianggap layak minum
apabila memenuhi persyaratan fisik, mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktif. Berikut ini adalah
parameter air minum :
1. Parameter Fisik
 Tidak berwarna / jernih
 Tidak berbau
 Rasa alami
2. Parameter biologis
Tidak mengandung kuman berbahaya seperti bakteri E Coli dan Coliform.
3. Parameter kimia
 TDS < 500.
Total dissolved solid atau kandungan mineral yang terlarut di dalam air lebih kecil dari
500. Tubuh kita memerlukan mineral yang berguna bagi tubuh. Namun mineral tersebut
tidak boleh melebihi batas yang diatur oleh pemerintah.
 pH 6,5-8,5.
Kadar keasaman air yang baik adalah antara 6,5 sampai 8,5.
 Bebas zat kimia beracun.
 Tidak mengandung logam berat
 Tidak mengandung pestisida
 Tidak mengandung bahan radioaktif
Di negara-negara yang maju untuk membuat air mineral, air harus dimurnikan terlebih dahulu
setelah itu baru ditambahkan mineral didalamnya, sehingga jumlah dan jenis mineralnya
terkontrol. Standar air minum yang masuk klasifikasi air murni diatur oleh USP dengan peraturan
No. 23, th. 1995 dengan TDS (Total Dissolved Solid/ jumlah zat padat terlarut) max. 10 ppm atau
sesuai standard yang dikeluarkan NSF (National Sanitation Foundation), air bersih dan murni
memiliki TDS kurang dari 40 ppm.
I. METODE PENELITIAN
1. Teknik Pengambilan data
Data yang diambil harus akurat dan relevan dengan permasalahan yang ada.

Pengumpulan data penelitian dilakungan dengan dua cara yaitu pengumpulan data yang

diperoleh dari studi literatur (data sekunder) dan pengumpulan data yang diperoleh dari

pengamatan lapangan. Adapun data yang akan diambil yang berkaitan dengan penelitian

antara lain:

a. Data primer

1) Melakukan pengukuran cycle time pada masing-masing alat Excavator dan alat

Dump Truck pada kegiatan penambangan batu kapur di PT Semen Baturaja

dengan menggunakan stopwatch.

2) Mengetahui jumlah alat Excavator dan Dump Truck yang beroperasi

b. Data sekunder

1) Spesifikasi alat Excavator dan alat Dump Truck

Untuk data spesifikasi alat baik itu Dump truck komatsu HD 785-7 dan

Excavator PC 200-8 berdasarkan Manual Book Komatsu dan yang penulis

peroleh langsung dari vendor penyedia alat.

2) Target produksi penambangan batu kapur yang didapatkan melalui data pada PT

Semen Baturaja

3) Data jam kerja operasional, spesifikasi alat Excavator dan alat Dump Truck serta

target produksi yang didapat dari PT Semen Baturaja

2. Teknik Pengolahan Data


Pengolahan data dengan beberapa perhitungan, selanjutnya disajikan dalam

bentuk rangkaian perhitungan. Data yang didapat dikelompokkan sesuai pengerjaannya.

Adapun tahapan pada pengolahan data ini adalah sebagai berikut:

a. Perhitungan waktu cycle time rata-rata alat Excavator dan alat Dump Truck

b. Perhitungan produktivitas alat Excavator dan alat Dump Truck

Data-data cycle time alat angkut, efisiensi kerja alat dan lainnya dikumpulkan

dan dihitung sehingga diperoleh produktivitas masing-masing alat.

c. Hasil perhitungan produktivitas yang diperoleh dikorelasikan dengan produksi Batu

Kapur yang dapat tercapai dengan alat yang ada dan dengan jumlah jam kerja yang

diterapkan sebelumnya.

d. Analisa Hasil Pengolahan Data

Setelah semua data yang ada diolah selanjutnya dilakukan analisis data yang sudah

diolah. Dari data produksi yang didapat kemudian dianalisis apakah hasil produksi sudah

mencapai target atau tidak.

Setelah itu kemudian hasil perhitungan tersebut menjadi acuan apakah harus menambahkan

alat atau memperpanjang jumlah jam kerja.

Anda mungkin juga menyukai