Oleh:
Kelompok 2
Rio Fajri .B (03021381722123)
Ira Lusiana Nababan (03021381722089)
Raka Medio Hidayat (03021381520091)
M. Rafli Pandita (03021381722105)
M. Reynaldi Romadhon (03021381621067)
Pemanfaatan Air Buangan AC (Air Conditioner) Menjadi Air Layak Minum Menggunakan Alat
Sederhana
B. LOKASI
C. BIDANG ILMU
Lingkungan
D. LATAR BELAKANG
Pemanasan global (Global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat
0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Pemanasan global juga
menyebabkan perubahan suhu yang cenderung naik yang diakibatkan oleh emisi CO2 yang
menyebabkan sinar matahari yang tiba ke permukaan bumi tidak menembus kembali ke ruang
angkasa karena panas tersebut terperangkap dekat permukaan bumi menghasilkan gejala seperti di
rumah kaca, cahaya yang masuk tidak dapat menembus kaca tetapi dipantulkan kembali oleh
benda-benda didalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas, akibatnya suhu didalam
ruangan rumah kaca lebih tinggi dari pada suhu di luarnya dan hal tersebut yang dikatakan sebagai
efek rumah kaca. Dengan adanya atap kaca ini, pancaran sinar matahari yang masuk berulang kali
dipantulkan kembali yang menyebabkan suhu di permukaan bumi naik.
Untuk mengantisipasi hal tersebut dengan pengembangan teknologi pada zaman modern ini
manusia menciptakan alat pendingin ruangan yang disebut Air Conditioner (AC).Air Conditioner
(AC) merupakan suatu modifikasi pengembangan teknologi mesin pendingin yang dimanfaatkan
untuk berbagai tujuan terutama yang bertempat tinggal di wilayah subtropis. Dalam prosesnya, Air
Conditioner (AC) menghasilkan air yang merupakan hasil kondensasi atau pengembunan udara
dari lingkungan sekitar sehingga air buangan Air Conditioner (AC) mengandung sedikit mineral
dan memiliki suhu rendah.
Pada umumnya air buangan dari Air Conditioner (AC) ini terbuang percuma, padahal air
merupakan Sumber yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti
memasak, mandi, mencuci baju, mencuci kendaraan dan menyiram tanaman. Mengingat
dibeberapa tempat khususnya di kota-kota besar, air bersih merupakan suatu kebutuhan yang harus
dibeli dengan mahal akan baiknya jika air
E. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang dimaksud adalah :
1. Zat-zat apa yang terkandung di dalam air buangan AC (Air Conditioner)?
2. Apa standarisasi yang mendasari suatu air minum menjadi layak konsumsi?
3. Bagaimana mengubah air buangan AC (Air Conditioner) menjadi air layak minum?
F. BATASAN MASALAH
Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah bila nantinya penelitian ini berhasil,
kita bias memanfaatkan air dari buangan AC menjadi air layak minum dengan
menggunakan alat yang sederhana dengan kerja yang efesien dan dengan biaya yang
seefektif mungkin.
2. Dapat mengembangkan suatu teknlogi yang berbasis masa depan yang dapat bermanfaat
bagi masyarakat dalam memanfaatkan limbah dari suatu alat yang mereka gunakan yang
dalam hal ini adalah air buangan dari AC.
H. LANDASAN TEORI
2.1 Sumberdaya Air
Menurut Suparmoko (2008), air yang terdapat di alam ini tidak semata-mata dalam bentuk cair,
tetapi dapat dalam bentuk padat, serbuk, dan gas, seperti es, salju, dan uap yang terkumpul di
atmosfir. Air yang ada di alam ini tidaklah statis tetapi selalu mengalami perputaran sehingga
dalam jangka panjang air yang tersedia di alam selalu mengalami perpindahan. Penguapan terjadi
pada air laut, danau, sungai, tanah, maupun tumbuh-tumbuhan karena panas matahari.
Kemudian lewat suatu proses waktu, air dalam bentuk uap terkumpul di atmosfir dalam bentuk
gumpala-gumpalan awan hingga mengalami perubahan bentuk menjadi butir-butir air dan butir
butir es. Kemudian butir-butir inilah yang jatuh ke bumi berupa hujan, es, dan salju. Menurut
Suparmoko (2008), air yang jatuh ke bumi akan mengalami beberapa kejadian antara lain:
1. Air akan membentuk kolam, danau, dan sungai dan segera menguap kembali ke atmosfir
(evaporasi).
2. Kemudian melalui siklus hidup dari tumbuh-tumbuhan kembali menguap ke atmosfir melalui
penguapan dari daun (transpirasi).
3. Air dapat jatuh dalam bentuk salju di pegunungan akan tersimpan di permukaan sampai
mencair kembali kemudian meresap ke dalam tanah.
4. Air dapat terserap melalui permukaan tanah kemudian masuk ke dalam tanah atau ke lapisan-
lapisan yang membentuk persediaan air di bawah tanah (aquifers).
5. Air dapat mengalir langsung (run-off) di atas tanah kemudian masuk ke dalam sungai.
6. Air dapat terjerat dalam bentuk es di kutub atau di sungai es (gletser).
Dari kejadian-kejadian yang dijelaskan pada poin diatas, maka untuk kejadian pertama dan kedua
tampak bahwa air tersebut kembali lagi ke aliran atmosfir sehingga air yang jatuh ke bumi tersebut
tidak sempat dimanfaatkan oleh manusia. Sedangkan untuk kejadian selanjutnya bahwa air
tersebut jatuh ke bumi dan dapat dimanfaatkan terlebih dahulu oleh masyarakat sebelum kembali
ke atmosfir atau terbuang ke laut.
Air yang jatuh ke bumi ini sebagian akan tetap berada di daratan sedangkan sebagian lagi akan
mengalir ke laut. Dimana air yang berada di daratan ini, nantinya akan tampak berada di
permukaan tanah yaitu danau, mata air, dan sungai dan sebagian akan meresap ke dalam tanah
yang membentuk air tanah. Untuk kepentingan penghuni alam ini proses atau terjadinya siklus
hidrologi itu sendiri yang menyebabkan air akan selalu tersedia untuk manusia, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan. Air yang jatuh ke bumi sebelum kembali ke atmosfir atau ke laut diharapkan
dapat dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kepentingan manusia. Hal ini akan terlaksana apabila
siklus hidrologi itu berjalan stabil, maksudnya jika air jatuh ke bumi terlebih dahulu kemudian
meresap ke dalam tanah atau tersimpan di kolam, danau, dan sungai-sungai dalam yang kemudian
dimanfaatkan oleh manusia. Selanjutnya air buangan setelah penggunaan akan kembali ke atmosfir
atau mengalir ke laut. Apabila proses hidrologi ini terganggu; maksudnya bila ada kerusakan pada
jaringan penyimpan air di bumi, seperti kerusakan hutan. Pemukiman yang padat dan sebagainya,
maka air yang jatuh ke bumi sebagian besar akan menguap kembali ke atmosfir atau mengalir
langsung (run-off) ke laut sehingga yang tersedia bagi manusia hanya sebagian kecil saja
(Suparmoko, 2008).
Menurut Sanim (2011), air merupakan kebutuhan dasar manusia yang keberadaannya dijamin ,
yaitu Pasal 33 UUD 1945 ayat 3, yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkadung
di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Konstitusi ini jelas menunjukkan dan merupakan kontrak sosial antara pemerintah dan warga
negaranya. Penjaminan konstitusi ini lebih dipertegas lagi pada Pasal 5 No. 7 Tahun 2004 tentang
Sumberdaya Air, yang menyatakan “Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air
bagi kebutuhan pokok produktif”. Secara eksplisit isi pasal tersebut menunjukkan bahwa untuk
dapat memperoleh air bersih adalah hak setiap orang, warga negara dari suatu negara, dan tak
terkecuali warga negara Indonesia. Jaminan tersebut menjadi tanggung jawab bersama antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, termasuk di dalamnya menjamin akses setiap orang ke
sumber air untuk mendapatkan air. Air, selain merupakan kebutuhan dasar manusia, juga sebagai
barang publik yang tidak dimiliki oleh siapapun, melainkan dalam bentuk kepemilikkan bersama
(global common atau sebagai common resources), sumberdaya alam yang dikelola secara kolektif,
bukan untuk dijual atau diperdagangkan guna memperoleh keuntungan. Dengan adanya UU No.
7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air dan Konvensi Internasional, pandangan tradisional tersebut
sudah berubah dan ditinggalkan, karena air tidak sekedar hanya barang public tetapi sudah menjadi
komoditas ekonomi. Paradigma ekonomi ini bertentangan dengan paradigma pengelolaan air
modern yang berdasarkan pada nilai ekonomi intrinstik (intrinstic value) dari air, yang didasarkan
pada asumsi adanya keterbatasan dan kelangkaan air (limited and scarcity water) serta
dibutuhkannya investasi atau penyediaan air bersih, sebagai pemenuhan hak atas setiap warga
negara.
Sama seperti window air conditioner, ductless mini split air conditioner tidak menggunakan pipa
saluran dan setiap ruangan pada suatu gedung dapat memiliki pengatur suhunya. Tetapi, sama
seperti central air conditioner, AC ini tidak dipasang di dinding ataupun di jendela dan meletakkan
kompresor sebagi sumber kebisingan di luar ruangan.
Fungsi dari kondenser adalah merubah wujud refrigerant dari bentuk uap / gas menjadi refrigerant
dengan bentuk cair. Proses perubahan dari gas ke cair ini dilakukan dengan membuang kalor yang
ada pada refrigerant ke lingkungan sekitarnya pada suhu dan tekanan konstan. Dalam percobaan
ini kalor dibuang dengan cara konveksi yaitu meniupkan udara yang mempunyai temperatur lebih
rendah dari refrigerant melewati kondenser sehingga terjadi perpindahan kalor. Proses
perpindahan kalor ini dimaksimalkan dengan adanya sirip-sirip pada kondenser dan aliran udara
yang cukup dan bebas dari hambatan. Proses kondensasi atau perubahan dari wujud gas ke cair ini
terjadi dialam pipa kondenser dan terjadi pada kondisi tekanan dan temperatur tetap. Pada sistem
refrigerasi yang telah dipelajari sebelumnya, proses kondensasi ini adalah proses dari titik 2 ke
titik 3. Pada titik 3 idealnya seluruh refrigerant telah berwujud cair jenuh (saturated liquid). Jika
perancangan dan pemilihan ukuran kondenser tidak tepat ataupun sirip-sirip kondenser kotor maka
pada ujung kondenser belum tentu semua refrigerant telah berbentuk cair. Suhu/temperatur pada
waktu proses kondensasi ini terjadi masih lebih tinggi dari temperatur udara disekitarnya. Oleh
karena itu refrigerant yang mengalir keluar dari kondenser menuju TXV melalui filter drier masih
akan mengalami proses perpindahan kalor yang akan menurunkan suhu refrigerant lebih rendah
lagi dari suhu cair jenuhnya (saturated liquid). Proses penurunan suhu setelah melalui titik
saturated liquid ini disebut proses subcooling dan wujud refrigerant disebutsubcooled liquid.
Daerah subcooled liquid ini terletak disebelah kiri dari kurva saturated liquid pada diagram pH.
Besarnya pendinginan lanjut yang terjadi di kondenser ini dihitung dengan cara mengurangi
temperatur kondensasi dengan temperatur yang terukur di akhir condenser.
1. Proses penyaringannya telah menggunakan teknologi yang modern, dan melalui 4 (empat)
tahapan penyaringan yaitu :
a. Tahap Penyaringan Sedimen
Pada tahap ini terdapat saringan serat mikro yang dapatmenghilangkan semua kotoran yang
terlihat.
b. Tahap Penyaringan yang menggunakan Karbon Aktif
Pada tahap ini akan menghilangkan parasit, pestisida, rasa dan bau termasuk klorin yang terdapat
pada air.
c. Tahap Pembunuhan Kuman,
Yang dilakukan dengan menggunakan sinar UV Intensitas tinggi yang dapat menghilangkan
bakteri dan virus berbahaya dalam air.
d. Tahap Penjernihan Air
Pada tahapan ini air akan kembali dijernihkan sehingga akan menghasilkan air yang jernih, tidak
berbau, dengan rasa yang alami.
Komponen pada tahap b-c-d, berada dalam satu rangkaian alat yang
disebut Germkill Kit, yang harus diganti setelah memurnikan 1500 liter
air.
1. Kalsium
Menjaga kesehatan tulang dan gigi. Berperan penting dalam proses kontraksi, relaksasi otot,
pembekuan darah, dan menunjang imunitas tubuh.
2. Sodium
Menjaga keseimbangan cairan tubuh. Menopang transmisi saraf, kontraksi otot, absorpsi
glukosa, dan menjadi alat angkut zat gizi melalui membran sel.
3. Magnesium
Membantu proses pencernaan protein. Memelihara kesehatan otot dansistem jaringan
penghubung. Membantu menghilangkan timbunan lemak di dinding dalam pembuluh darah.
Sebagai zat pembentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.
4. Kalium
Membantu pembentukan sel, pembentukan organ dalam tubuh dan jaringan.
5. Bikarbonat
Memelihara keseimbangan keasaman darah, menyokong proses pencernaan dalam perut.
6. Fluorida
Fluorida yang berfungsi mencegah gigi dari pembentukan karies , serta menjaga kekuatan
tulang dan gigi
7. Natrium
Natrium membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh, mineral jenis ini ditemukan dalam
infus yang biasa diberikan untuk menghidrasi tubuh.
8. Silika
Silika yang membantu keutuhan dan kelembapan kulit.
9. Zinc
Zinc berperan sebagai co-enzim, yang membantu 300 enzim di dalam tubuh. Selain itu, zat ini
penting untuk menjaga daya tahan tubuh dan fungsi saraf otak
Pengumpulan data penelitian dilakungan dengan dua cara yaitu pengumpulan data yang
diperoleh dari studi literatur (data sekunder) dan pengumpulan data yang diperoleh dari
pengamatan lapangan. Adapun data yang akan diambil yang berkaitan dengan penelitian
antara lain:
a. Data primer
1) Melakukan pengukuran cycle time pada masing-masing alat Excavator dan alat
b. Data sekunder
Untuk data spesifikasi alat baik itu Dump truck komatsu HD 785-7 dan
2) Target produksi penambangan batu kapur yang didapatkan melalui data pada PT
Semen Baturaja
3) Data jam kerja operasional, spesifikasi alat Excavator dan alat Dump Truck serta
a. Perhitungan waktu cycle time rata-rata alat Excavator dan alat Dump Truck
Data-data cycle time alat angkut, efisiensi kerja alat dan lainnya dikumpulkan
Kapur yang dapat tercapai dengan alat yang ada dan dengan jumlah jam kerja yang
diterapkan sebelumnya.
Setelah semua data yang ada diolah selanjutnya dilakukan analisis data yang sudah
diolah. Dari data produksi yang didapat kemudian dianalisis apakah hasil produksi sudah
Setelah itu kemudian hasil perhitungan tersebut menjadi acuan apakah harus menambahkan