Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK

TERMODINAMIKA II

“SISTEM REFRIGERASI (PENDINGINAN)”

Disusun oleh :

May Anggriany Simatupang 21030113060030

Ifa Virdiyas Muna Candra 21030113060053

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat, petunjuk, kasih dan
karunia-Nya, penyusun diberikan kelancaran dalam membuat makalah ini. Karena
semua itu juga, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
terselesaikan tepat pada waktunya.

Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan pihak lain baik secara langsung
maupun tidak langsung, makalah ini tidak mungkin terselesaikan. Pada kesempatan ini
penyusun ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dan membimbing penulis sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang berisikan ilmu


pengetahuan Termodinamika II. Maksud dan tujuan penyusun dalam menyusun
makalah ini adalah untuk membahas materi yang berkaitan dengan Sistem Refrigerasi
(Pendinginan).

Penyusun menyadari sebagai sebagai manusia biasa yang memiliki keterbatasan,


makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun, penyusun telah berusaha menyusun
makalah ini sebaik mungkin baik dari segi isi, bentuk, teknik penyajian, bahasa, dan
lain-lain. Penyusun sangat berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi pihak lain.

Semarang, 14 November 2014

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia.
Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari
perkembangan sistem kontrol yang menunjang kinerja dari sistem
refrigerasi. Apalikasi dari sistem refrigerasi tidak terbatas, tetapi yang paling
banyak digunakan adalah untuk pengawetan makanan dan pendingin suhu,
misalnya lemasi es, freezer, cold strorage, air conditioner/AC Window, AC split
dan AC mobil. Dengan perkembangan teknologi saat ini, refrigeran (bahan
pendingin) yang di pasarkan dituntut untuk ramah lingkungan, di samping aspek
teknis lainnya yang diperlukan. Apapun refrigeran yang dipakai, semua
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing oleh karena itu, diperlukan
kebijakan dalam memilih refrigerant yang paling aman berdasarkan kepentingan
saat ini dan masa yang akan datang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian refrigerasi ?
2. Apa saja peralatan pada system refrigerasi ?
3. Apa saja komponen system refrigerasi ?
4. Bagaimana siklus refrigerasi ?
5. Apa dasar-dasar refrigerasi ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian refrigerasi
2. Mengetahui peralatan apa saja yang terdapat pada system refrigerasi
3. Mengetahui apa saja komponen system refrigerasi
4. Mengetahui siklus refrigerasi
5. Mengetahui dasar-dasar refrigerasi
BAB II
ISI

A. PENGERTIAN REFRIGERASI

Refrigeration adalah metode perpindahan panas (method of removing


heat). Ilmu pengetahuan refrigeration berdasarkan bahwa suatu zat cair dapat
diuapkan pada temperatur berapa saja yang diinginkan dengan merubah tekanan
diatasnya.

Refrigerant (bahan pendingin) adalah suatau zat yang mudah menguap


dan berfungsi sebagai penghantar panas dalam sirkulasi pada instalasi sistem
pendingin. Refrigerant adalah suatu zat yang mudah diubah wujud dari gas
menjadi cair atau sebaliknya serta dapat mengambil panas dari evaporator dan
membuangnya di condensor. Beberapa contoh refrigerant antara lain gas
amoniak, gas SO2, gas Methyl Chloride, gas freon 12, gas freon 22, gas freon
114, dll.

B. PERALATAN PADA SISTEM REFRIGERASI

Dalam sistem refrigerasi, dibutuhkan peralatan-peralatan yang


membentuk suatu sistem refrigerasi yang ideal. Peralatan tersebut antara lain :

1. Akumulator
Fungsinya untuk menampung atau memisahkan antara cairan refrigerant dan
gas refigerant agar refrigerant yang masuk ke dalam kompresor semuanya
berbentuk gas refrigerant.
2. Shock absorber
Fungsinya untuk meradam getaran dari kompresor pada saat sistem berjalan
agar tidak menyebabkan pipa dari bagian suction dan discharge menjadi
patah.
3. Liquid receiver
Fungsinya untuk menampung sementara cairan refrigerant yang keluar dari
kondensor, agar refrigerant yang mengalir ke katup ekspansi semuanya
berbentuk cairan.
4. Solenoid valve
Fungsinya untuk mengalirkan dan menghentikan refrigerant dalam sistem
refrigerasi dan tata udara.
5. Filter drier
Fungsinya untuk menyaring kotoran dari sistem.
6. Sight glass
Fungsinya untuk melihat keadaan refrigerant di dalam sistem.
7. Liquid receiver
Fungsinya untuk menampung sementara cairan refrigerant yang keluar dari
kondensor agar refrigerant yang mengalir ke katup ekspansi semuanya
berbentuk cairan.

C. KOMPONEN SISTEM REFRIGERASI

1. Kompresor
Kompresor merupakan jantung dari sistem refrigerasi. Pada saat yang
sama kompresor menghisap uap refrigeran yang bertekanan rendah dari
evaporator dan mengkompresinya menjadi uap bertekanan tinggi
sehingga uap akan tersirkulasi.
2. Kondensor
Kondensor juga merupakan salah satu komponen utama dari sebuah
mesin pendingin. Pada kondensor terjadi perubahan wujud refrigeran
dari uap super-heated (panas lanjut) bertekanan tinggi ke cairan sub-
cooled (dingin lanjut) bertekanan tinggi. Agar terjadi perubahan wujud
refrigeran (dalam hal ini adalah pengembunan/condensing), maka kalor
harus dibuang dari uap refrigeran.
3. Katup Ekspansi
Setelah refrigeran terkondensasi di kondensor, refrigeran cair tersebut
masuk ke katup ekspansi yang mengontrol jumlah refrigeran yang masuk
ke evaporator. Ada banyak jenis katup ekspansi; tiga di antaranya adalah
pipa kapiler, katup ekspansi otomatis dan katup ekspansi termostatik.
4. Evaporator
Pada evaporator, refrigeran menyerap kalor dari ruangan yang
didinginkan. Penyerapan kalor ini menyebabkan refrigeran mendidih dan
berubah wujud dari cair menjadi uap (kalor/panas laten). Panas yang
dipindahkan berupa panas sensibel (perubahan tempeataur) dan Panas
laten (perubahan wujud).

D. SIKLUS REFRIGERASI

1. Kompresor melepaskan refrigerant yang bertemperatur tinggi dan bertekanan


tinggi karena menyerap panas dari evaporator ditambah panas yang
dihasilkan kompressor saat langkah pengeluran [discharge stroke].
2. Gas refrigerant mengalir ke dalam condenser. Di dalam kondenser gas
refrigerant mengembun kembali menjadi cairan.
3. Cairan refrigerant mengalir ke dalam receiver yang menyimpan dan
menyaring cairan refrigerant sampai evaporator memerlukan refrigerant.
4. Expansion valve atau pipa kapiler merubah cairan refrigerant menjadi
campuran dan cairan yang bertemperatur dan bertekanan rendah.
5. Selanjutnya cairan refrigerant yang bertemperatur dan bertekanan rendah
tersebut dialirkan ke evaporator .dan disinilah terjadi penguapan ,udara
ruang yang dihembuskan oleh fan mengalir melalui rusuk-rusuk coil
pendingin sehingga terjadi pertukaran panas .panas dari udara pindah
kedalam refrigerant dan selanjutnya dibawa lagi keluar untuk dibuang yang
sebelumnya terlebih dahulu melewati kompressor.
E. DASAR – DASAR REFRIGERASI

Dalam sistem refrigerasi, refrigerant harus dialirkan ke evaporator atau

koil pendingin dalam bentuk cair, karena ia hanya bisa menyerap panas hanya

dengan penguapan. Refrigerant akan meninggalkan evaporator dalam bentuk

uap, dan ia harus dicairkan kembali agar bisa digunakan kembali. Untuk

mengembunkan uap refrigerant, panas laten yang harus dilepaskan oleh

refrigerant selama pengembunan harus dipindahkan ke medium yang lain.

Medium yang biasa digunakan adalah air atau udara. Temperatur air atau udara

udara yang digunakan harus lebih rendah daripada temperatur pengembunan dari

refrigerant.

Uap refrigerant yang meninggalkan evaporator harus dinaikkan

tekanannya sampai mencapai suatu tekanan, dimana temperatur pengembunan

lebih tinggi dari pada temperatur air atau udara yang tersedia. Setalah tekanan

uap refrigerant dinaikkan cukup tinggi, ia akan mencair didalam kondensor

dengan menggunakan air atau udara yang temperaturnya relatif agak tinggi.

Satu-satunya alasan digunakannya kompresor dan kondensor dalam sistem

refrigeration adalah agar refrigerant dapat dipakai berulang-ulang.


Setelah meninggalkan tabung penampung, refrigerant cair mengalir

melalui katup ekspansi, yang tidak lain adalah katup jarum. Kompresor

mempertahankan perbedaan tekanan refrigerant antara evaporator dan

kondensor. Tanpa katup ekspansi, perbedaan tekanan ini tidak bisa

dipertahankan. Katup ekspansi memisahkan daerah tekanan rendah dan tekanan

tinggi dalam sistem. Katup ekspansi bekerja sebagai alat untuk menurunkan

tekanan (pressure reducing valve) karena tekanan cairan refrigerant turun ketika

melewati katup ini.

Cairan yang mengalir melalui evaporator semuanya menguap karena

menyerap panas yang mengalir melalui dinding evaporator. Panas ini berasal

dari udara atau medium lain yang didinginkan. Setelah meninggalkan

evaporator, uap refrigerant mengalir ke kompresor dimana tekanannya dinaikkan

sampai suatu titik dimana ia dapat diembunkan dengan air atau udara yang

temperaturnya relatif agak tinggi. Setelah ditekan oleh kompresor, uap

refrigerant mengalir ke kondensor. Disini dinding dari kondensor didinginkan

oleh air atau udara, akibatnya uap menjadi cair. Panas laten dipindahkan dari uap

refrigerant yang sedang mengembun ke air atau udara melalui dinding

kondensor. Dari kondensor, refrigerant cair mengalir kembali ke receiver dan

siklus refrigeration diulang kembali.

Keterangan :
1-2 : Evaporasi isobaris

2-3 : Kompresi isentropis

3-4 : Kondensasi isobaris

4-1 : Ekspansi isoentalpi


BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Refrigeration adalah metode perpindahan panas (method of removing heat).


Ilmu pengetahuan refrigeration berdasarkan bahwa suatu zat cair dapat diuapkan
pada temperatur berapa saja yang diinginkan dengan merubah tekanan diatasnya.
Refrigerant (bahan pendingin) adalah suatau zat yang mudah menguap dan
berfungsi sebagai penghantar panas dalam sirkulasi pada instalasi sistem pendingin.

Dalam sistem refrigerasi, dibutuhkan peralatan-peralatan yang membentuk


suatu sistem refrigerasi yang ideal. Peralatan tersebut antara lain: Akumulator,
Shock absorber, Liquid receiver, Solenoid valve, Filter drier, Sight glass, Liquid
receiver. Komponen system refrigerasi antara lain kompresor, kondensor, katup
ekspansi dan evaporator.

B. SARAN
Demikian yang dapat kami paaparkan mengenai materi Sistem Refrigerasi
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun banyak berharap para pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun pada khususnya juga para
pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA

http://amirfatoni.blogspot.com/2010/06/teori-dasar-sistem-refrigerasi_27.html

http://atasimasalahpc.com/gado-gado/system-pendingin/teori-dasar-sistem-pendinginan

https://muhammadyusuffirdaus.wordpress.com/2012/03/19/sistem-refrigerasi/

http://teknikmekanikal-elektrikal.blogspot.com/2010/02/dasar-sistem-refrigerasi.html

http://tptusmkn1cimahi.blogspot.com/p/teori-dasar-refrigerasi.html

http://wahidmulia.blogspot.com/2013/05/prinsip-dasar-refrigeration.html

Anda mungkin juga menyukai