Anda di halaman 1dari 26

PERSALINAN SPONTAN PADA PRESENTASI BOKONG

Disusun untuk Memenuhi sebagian Syarat Program Dokter Indonesia

Oleh :
dr. Iklima Asiah

Pembimbing:
dr. Darlin Forbes, Sp. OG

Pendamping Wahana:
dr. Azharul Yusri, Sp. OG
dr. Aisah Bee

PROGRAM DOKTER INTERNSIP


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEPULAUAN MERANTI
2017
BAB I

PENDAHULUAN

Presentasi bokong (breech presentation) terjadi ketika bokong janin lebih dahulu

memasuki rongga panggul. Istilah breech (bokong) mungkin berasal dari kata yang sama

dengan britches, yang menggambarkan kain untuk menutupi selangkangan dan paha. Untuk

alasan tertentu, presentasi bokong umumnya terjadi sebelum aterm. Namun yang paling

sering terjadi sebelum proses persalinan dimulai janin berputar spontan sehingga

presentasinya menjadi presentasi kepala. Oleh karena itu presentasi bokong hanya terjadi
(1,2)
pada 3 - 4 % kelahiran tunggal.

Hal ini menunjukkan bahwa secara normal bayi memilih posisi yang paling tepat

sesuai dengan ruang intrauterin yang normal. Maka jika tetap terjadi presentasi bokong, ini

berhubungan dengan adanya kelainan pada janin, volume air ketuban, lokasi plasenta atau

kelainan pada uterus.

Di Indonesia,Program Indonesia Sehat 2010, Angka kematian ibu bersalin dan angka

kematian perinatal merupakan indikator yang paling peka untuk menilai keberhasilan

program kesehatan ibu dan anak. Malpresentasi dapat mengakibatkan timbulnya penyebab

kematian perinatal termasuk diantaranya adalah presentasi bokong. Kejadian hipoksia dan

trauma lahir pada perinatal dapat ditemui pada kasus persalinan dengan malpresentasi yaitu

pada presentasi bokong.

Kematian perinatal langsung yang disebabkan karena persalinan dengan presentasi

bokong sebesar 4-5 kali dibandingkan dengan presentasi kepala. Sebab kematian yang paling

sering pada persalinan dengan presentasi bokong adalah penanganan persalinan yang kurang

sempurna.
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PENDERITA


Nama : Ny. B (074698)
Usia : 38 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Ds. Mengkirau
Tanggal masuk : 21 Agustus 2017 (jam 15.29 WIB)

2.2 ANAMNESIS
 Keluhan utama
Mules-mules rasa ingin melahirkan.
 Riwayat penyakit sekarang (Autoanamnesis dan Alloanamnesis)
Pasien masuk melalui UGD dengan keluhan ingin melahirkan secara operasi
dikarenakan posisi janin terbawah adalah bokong. Pasien direncanakan operasi secsio
sesaria pada tanggal 22 Agustus 2017. Mules-mules dirasakan ada. Keluar darah dan
lendir tidak ada.
Pada pukul 04.20 WIB tanggal 22 Agustus 2017 pasien mengeluhkan mules-mules
semakin sering. Keluar darah dan lendir (+). HPHT 21-11-2016. Taksiran persalinan
28-08-2017.
 Riwayat Hamil Muda
Mual (+), muntah (+), perdarahan (-), keputihan (-)
 Riwayat Hamil Tua
Mual (-), muntah (-), perdarahan (-), keputihan (-)
 Riwayat Prenatal Care
Teratur, ANC ke puskesmas setiap bulannya
 Riwayat Minum Obat
Konsumsi vitamin dari bidan.
 Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi (-), asma(-), diabetes melitus(-), penyakit jantung(-), kelainan
darah (-) dan alergi(-).
 Riwayat penyakit keluarga
Hipertensi (-), asma(-), diabetes melitus(-), penyakit jantung(-), kelainan darah dan
alergi disangkal.
 Riwayat menstruasi
Pasien pertama kali datang haid saat pasien berusia 13 tahun, siklus haid teratur yaitu
30 hari, lama haid setiap bulannya 5-7 hari, ganti pembalut 2-3 kali setiap harinya dan
tidak ada keluhan nyeri pada saat haid.
 Riwayat perkawinan
Menikah 1 kali. Tahun 2007
 Riwayat obstetri
Hamil/ melahirkan/keguguran : 2/1/0
Anak pertama : Laki-laki/ 8 tahun/ BBL 3800 gram/ Aterm / Spontan / Langsung
menangis
Anak kedua : kehamilan saat ini
 Riwayat KB
Menggunakan pil KB selama 5 tahun
Riwayat sosial ekonomi
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.

2.3 PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : CM
Vital sign :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/m
Pernapasan : 22 x/m
Suhu : 36,70C
Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher :Tidak teraba pembesaran KGB dan peningkatan JVP tidak ditemukan
Jantung : Jantung dalam batas normal, S1 dan S2 reguler, murmur (-), gallop(-)
Paru : Simetris, tidak ada bagian yang tertinggal, vesikuler (+/+), ronkhi (-/-
), wheezing (-/-)
Abdomen : Status obstetrikus
Genitalia : Status obstetrikus
Ekstremitas : Edema (+/+), akral hangat, CRT <2 detik

Status obstetrikus
Muka : Kloasma gravidarum (-)
Mammae
Inspeksi : papil mammae menonjol, corpus mammae simetris, tanda-tanda
radang (-), retraksi (-), kulit jeruk (-), areola mammae hiperpigmentasi,
tidak ada retraksi dan tidak ada menyerupai kulit jeruk.
Palpasi : corpus mammae nyeri (-), benjolan (-), areola mammae tidak
mengeluarkan ASI, teraba kenyal
Abdomen
Inspeksi : tampak membuncit sesuai usia kehamilan, striae gravidarum (+),
Palpasi :
Leopold I : Teraba massa keras di bagian bawah, melenting, kesan kepala
Leopold II : Teraba bagian keras memanjang di bagian kanan dan bagian
terkecil janin disebelah kiri, kesan punggung kanan
Leopold III : Teraba masa bulat, lunak, tidak terfiksir, kesan bokong.
Leopold IV : Sudah masuk PAP

TFU 3 jari di bawah processus xyphoideus, 31 cm. TBJ Klinis: 3200 gram, DJJ: 132 dpm,
His : 2 x 30-35’’/10’

Pemeriksaan Genitalia
Genitalia eksterna
Inspeksi : vulva / uretra tenang, perdarahan aktif (-)
Vaginal Toucher
Pembukaan : 6 cm
Effisment : 60-70%
Konsistensi : lunak
Posisi : axial
Station : H-2
Lendir darah : (+)
2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG :
USG 21 Agustus 2017
Kesan: Janin presentasi bokong tunggal hidup ~ usia kehamilan 39-40 Minggu.

Laboratorium (30 Mei 2017)


HB : 12 gr%
RBC : 3,90 jt/mm
WBC : 7.650 rb/mm
HT : 36 %
PLT : 247.000 rb/mm
CT : 6’
BT : 1’30”
Protein uria +1

2.8 DIAGNOSIS
G2P1A0H1 hamil 39-40 minggu janin tunggal hidup letak sungsang presentasi
bokong kala I fase aktif
2.9 TATALAKSANA LANJUTAN
1. Rencana partus normal
2. Informed consent jika bisa terjadi after coming head
LAPORAN PARTUS

Tanggal 22-8-2017 pukul 05.40 WIB ketuban pecah dan pada pukul 06.10 WIB pembukaan
telah lengkap (G2P1A0H1 hamil 39-40 minggu janin tunggal hidup letak sungsang presentasi
bokong kala II), dan pimpinan persalinan mulai dilakukan :
 Ibu tidur dalam posisi litotomi, dipimpin mengedan saat puncak his. Pasien dilakukan
episiotomi. Saat bokong crowning, sampai bokong lahir, bokong dicengkeram secara
bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha, sedangkan jari-jari lain
memegang panggul
 Pada setiap his ibu disuruh mengedan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak sangat
tegang, tali pusat dikendorkan lebih dahulu.
 Badan janin dipegang secara femuro-pelviks dan sambil dilakukan traksi curam kebawah
badan janin diputar setengah lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu depan.
Kemudian sambil dilakukan traksi, badan janin diputar kembali ke arah yang berlawanan
setengah lingkaran, demikian seterusnya bolak balik, sehingga bahu belakang tampak
dibawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.
 Kemudian berturut-turut lahir dagu, mulut, dan akhirnya seluruh kepala
 Pukul 06.24 WIB lahir bayi laki-laki hidup, apgar score 8/9, bayi langsung menangis,
dengan berat badan 3060 gram, panjang badan 52 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada
34 cm, anus (+), mekonium (+), kelainan kongenital (-).
 Manajemen aktif kala III, diberikan injeksi oksitosisn 10 IU, secara IM, dilanjutkan
dengan melakukan peregangan tali pusat terkendali.
 Pukul 06.35 WIB lahir plasenta, kesan lengkap. Dilakukan eksplorasi, terdapat laserasi
dan dihecting.

FOLLOW UP POST PARTUM


22 Agustus 2017 (jam 06.50 WIB)
S : Nyeri jalan lahir
O : ku : baik, kesadaran : CM
Vital sign : TD 140/90 mmHg, HR 61 x/menit, RR 20 x/menit, T 36,60C
Status generalis : dalam batas normal
Status obstetrikus :
Abdomen
- TFU 2 jari dibawah pusat
- Kontraksi uterus baik

Genitalia
- Vulva tenang
- Perdarahan aktif (-)

A : P2A0H2 post ekstraksi parsial a/i presentasi bokong


P : - Observasi tanda vital dan perdarahan
- IVFD RL + 20 IU oxytosin
- Cefadroxil 2 x 500 mg
- Asam mefenamat 3 x 500 mg
- Vitamin C
- Vulva higiene
- Mobilisasi

23 Agustus 2017 (jam 08.00 WIB)


S : Tidak ada keluhan
O : ku : baik, kesadaran : CM
Vital sign : TD 120/60 mmHg, HR 80 x/menit, RR 20 x/menit, T 36,60C
Status generalis : dalam batas normal
Status obstetrikus :
Abdomen
- TFU 2 jari dibawah pusat
- Kontraksi uterus baik

Genitalia
- Vulva tenang
- Perdarahan aktif (-)

A : P2A0H2 post ekstraksi parsial a/i presentasi bokong


P : - Cefadroxil 2 x 500 mg
- Asam mefenamat 3 x 500 mg
- Vitamin C
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Presentasi bokong adalah letak memanjang, dimana bokong sebagai bagian terendah,

sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri. (1,2,3,4)

2.2. EPIDEMIOLOGI

Presentasi bokong biasanya ditemukan kira-kira 3-4% kelahiran bayi tunggal. Pada

tahun 1990-an ditemukan sekitar 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir di AS. Di

Belanda, GreenHill melaporkan 2,3% jumlah kasus persalinan dengan presentasi bokong. Di

RS.Hasan Sadikin Bandung sebesar 4,6%, dan di RSUP.H. Adam Malik/ RSUD. Dr. Pirngadi

Medan ditemukan 4,4% kasus presentasi bokong.

2.3. ETIOLOGI

Umumnya penyebabnya belum jelas, tetapi ada beberapa faktor predisposisi yaitu ;

a. Kelainan dari Ibu

1. Kelainan Uterus

- Tumor dari uterus yang mendesak uterus

- Kelainan bawaan uterus, seperti uterus arkuatus yang dapat mengubah letak

janin

2. Kelainan panggul

Pintu atas panggul yang terlalu luas atau terlalu sempit dapat mengganggu

fiksasi dari kepala janin.


3. Kelainan dari jumlah air ketuban

Hidramnion menyebabkan terlampau bebasnya pergerakkan janin dalam

uterus sehingga fiksasi kepala terganggu dan pada oligohidramnion gerakan

janin terbatas sehingga terhalang versi spontan dari janin.

4. Kelainan implantasi plasenta

Misalnya plasenta previa yang menghalangi turunnya kepala ke pintu atas

panggul.

b. Kelainan dari Janin

1. Bayi prematur

Pada bayi premature ukuran kepala masih kecil, fiksasi kepala tidak sempurna

2. Kehamilan ganda

Umumnya pada kehamilan kembar, janin menyesuaikan dirinya dalam rahim.

3. Bayi mati

Presentasi bokong terjadi pada keadaan ini oleh karena gerakan janin tidak ada

lagi.

4. Bayi dengan kelainan bawaan

Kelainan bawaan pada kepala bayi dapat mengganggu fiksasi dari kepala bayi,

misalnya hidrosefalus, ansefalus dan mikrosefalus. (3,4)

2.4. JENIS-JENIS PRESENTASI BOKONG

Ada 3 klasifikasi dari presentasi bokong :

1. Frank breech (Presentasi bokong sempurna)

Dimana ekstremitas bawah fleksi pada paha dan ekstensi pada lutut. Sehingga kaki

terletak dekat dengan kepala. Pada pemeriksaan dalam hanya bokong yang dijumpai

sebagai bagian terbawah.

2. Complete breech (Presentasi bokong lengkap)


Dimana ekstremitas bawah fleksi pada paha dan salah satu atau kedua lutut juga

fleksi. Pada pemeriksaan dalam selain bokong, kaki juga dijumpai disamping bokong.

3. Incomplete breech (Presentasi bokong tidak lengkap)

Dimana salah satu atau kedua paha tidak fleksi dan salah satu atau kedua kaki terletak

di bawah bokong. Sehingga pada pemeriksaan dalam kaki atau lutut yang merupakan

bagian terbawah.

Terdiri dari :

- Footling breech → salah satu atau kedua kaki dijumpai dulu, dengan bokong

pada posisi yang tinggi. Ini jarang tetapi relatif umum pada janin premature.

- Kneeling breech → janin dalam posisi lutut, dengan salah satu atau kedua kaki

ekstensi di pinggul dan fleksi di lutut. Ini sangat jarang. (2,3,4)

Dari semua persalinan diperoleh 2,5 – 3 % merupakan persalinan presentasi bokong,

diantaranya 75 % presentasi bokong sempurna dan 25 % adalah presentasi bokong tidak

sempurna seperti presentasi kaki dan lutut. (3)


2.5. DIAGNOSIS(1-6)

Disamping presentasi bokong ditegakkan dengan pemeriksaan luar, pemeriksaan

dalam dan pemeriksaan penunjang seperti USG yang dilakukan apabila dengan pemeriksaan

dalam menemui kesulitan seperti pasien dengan berat badan yang lebih, perut tegang,

hidramnion dan lain-lain. Ibu hamil dengan presentasi bokong selalu mengemukakan gerakan

janin yang dirasakan padanya yaitu adanya penekanan pada ulu hati oleh kepala janin yang

diraba pada bagian fundus. (1,3,4)

2.5.1. Inspeksi

Umumnya secara inspeksi tidak dijumpai tanda yang spesifik. Bentuk rahim kadang kala

kelihatan dengan bentuk cekungan yang melintang difundus. (2,3)

2.5.2. Palpasi

Cara palpasi yang dipakai adalah dengan cara LEOPOLD.

Pada Leopold I : Teraba bagian janin yang keras dan bulat serta mudah digerakkan (

ballottement ) pada fundus uteri. Kepala biasanya terletak di daerah hypochondrium,

disebabkan fleksi tulang panggul. Kadang-kadang kepala teraba di daerah epigastrium. Jika

air ketuban sedikit dan posisi dorso – posterior kepala menjadi fleksi dan tidak mudah

bergerak sehingga ballottement sukar ditemukan, juga jika air ketuban berlebihan

(polihidramnion) sukar untuk meraba kepala. (2,3)

Pada Leopold II : Menunjukkan punggung berada pada satu sisi abdomen dan bagian-

bagian kecil janin pada sisi yang lain.

Pada Leopold III : Teraba bokong janin yang lunak, dan kurang bulat dibandingkan

kepala janin yang teraba pada perasat Leopold I. Bila belum Enggagement, diameter

intertrochanterica dari panggul janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas panggul.
Pada Leopold IV : Menunjukkan posisi bokong yang mapan dibawah simfisis.

Seringkali ibu menyatakan bahwa pada kehamilannya ini terasa penuh di bagian atas

abdomen dan menyesak daerah ulu hati dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah

abdomen.

2.5.3. Auskultasi

Bunyi jantung janin umumnya cenderung terdengar setinggi sekitar umbilicus atau

sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.. (2,3)

2.5.4. Pemeriksaan Dalam

Sebelum inpartu sedikit yang dapat diperoleh dari pemeriksaan dalam terhadap

presentasi dan posisi janin. Bila telah inpartu pemeriksaan dalam diperlukan untuk

menentukan jenis dan posisi presentasi bokong. Pada presentasi bokong dapat teraba sacrum,

kedua tuberositas ischiadica dengan processus spinosumnya dan anus. Pada penurunan lebih

lanjut, dengan pemeriksaan dalam yang baik, genitalia eksterna dapat dikenali.

Apabila teraba bagian kecil yakni kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada

kaki teraba tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar

dengan jari-jari lain dan panjang jari tangan kurang lebih sama dengan panjang telapak

tangan janin.

Pada partus tak maju, bokong bisa terjadi edema, sehingga dapat meragukan diagnosa

presentasi muka. Anus teraba seperti mulut dan tuberositas ischiadica seperti rahang atas.

Dengan perabaan hati – hati, telunjuk yang masuk ke dalam anus terasa tegangan otot – otot

spinter ani dan bila tangan dikeluarkan terdapat meconium pada sarung tangan.

Posisi presentasi bokong ditentukan berdasarkan letak sakrum janin terhadap panggul

ibu. Sakrum kiri depan yang terbanyak 45%, menyusul sakrum kanan depan 30%.(2,3)
Pada Presentasi bokong sempurna (Complete Brecch), kedua kaki dapat diraba

disamping bokong. Sedangkan pada Incomplete Breech , hanya teraba satu kaki disamping

bokong. Dan pada Frank Breech tidak teraba kaki disamping bokong.

2.5.5. Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi atau USG dapat dipergunakan untuk menentukan lokasi kepala janin,

memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan untuk menentukan usia kehamilan serta

kesejahteraan janin. (1,2,3)

Apabila dipertimbangkan untuk persalinan pervaginam, tipe presentasi bokong

merupakan hal yang penting diperhatikan, serta ada tidaknya fleksi dari kepala janin. Peran

Pelvimetri radiologik dalam menentukan tindakan persalinan sungsang masih menjadi

kontroversial.

2.6. TATALAKSANA PENANGANAN PRESENTASI BOKONG

2.6.1. Penanganan dalam kehamilan, dapat dibagi :(1-5)

a. Knee Chest Position ( KCP )

Greenhill menyatakan bahwa versi spontan adalah hasil yang diharapkan setelah

melakukan KCP ini. Dilakukan 2 – 3 kali sehari selama 10 – 15 menit.

Diharapkan bokong janin yang telah turun bebas kembali sehingga terjadi versi

spontan. Usia kehamilan yang dianjurkan untuk melakukan KCP adalah pada usia

kehamilan 30 – 32 minggu.

b. Versi Luar

Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan diatas 32 minggu. Pada primigravida

32 – 34 minggu dan pada multigravida 34 – 36 minggu. Sedangkan setelah 38 minggu


versi luar sulit dilakukan karena janin sudah cukup besar, jumlah air ketuban sudah

berkurang.

Syarat-syarat versi luar :

1. Janin diharapkan dapat dilahirkan pervaginam

2. Bagian terendah janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas panggul

3. Ibu tidak gemuk, agar penolong dapat meraba bagian-bagian janin

4. Selaput ketuban masih utuh

5. Pada keadaan yang inpartu, dilatasi serviks < 4 cm

Kontraindikasi untuk melakukan versi luar adalah :

- Panggul sempit

- Perdarahan antepartum

- Hipertensi

- Hamil kembar

- Kelainan uerus

Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak dan presentasi janin harus pasti, dan

denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Versi luar harus dengan kekuatan

ringan tanpa paksaan. Penggunaan narkosis dalam versi luar masih kontroversial,

mengingat penderita tidak merasakan sakit sehingga tenaga penolong berlebihan


melakukan versi luar, dapat menyebakan terjadinya solusio plasenta. Perlu alat

ultrasonografi untuk memandu reposisi janin pada versi luar.

2.6.2. Penanganan dalam persalinan

Penanganan pada masa persalinan secara garis besar ada dua cara persalinan

presentasi bokong yaitu pervaginam dan perabdominal ( seksio sesaria ). (2,3,4)

1. Persalinan Pervaginam

Syarat – syarat persalinan pervaginam :

1. Panggul adekuat

2. Presentasi bokong sempurna (Frank breech)

3. Berat badan janin < 3500 gram,

4. Kehamilan aterm

5. Kepala janin fleksi

6. Pemeriksaan USG untuk mengestimasi berat badan janin, fleksi kepala janin dan

kelainan kongenital

7. Tidak ada lilitan tali pusat di leher janin (1,2,3)

Syarat Pimpinan Meneran Kala II Pada Persalinan Letak Sungsang :

1. Pembukaan lengkap

2. Bokong di Hodge III atau lebih

3. Ketuban ditunggu pecah sendiri, atau dipecahkan bila pembukaan lengkap

4. Hati-hati prolaps tali pusat

5. Hati-hati "aftercoming head


6. Tersedia forcep (cunam) Piper

7. Operator yang kompeten dalam menolong persalinan sungsang dan dapat melakukan

penanganan komplikasi.

Persalinan pervaginam dibagi atas :

1. Persalinan spontan (Spontaneus Breech)

Yang dimaksud persalinan spontan adalah lahirnya janin seluruhnya dengan tenaga

ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara BRACHT.

 Tahap Pertama : Fase Lambat, lahirnya bokong sampai dengan umbilikus

 Tahap Kedua : Fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut bayi, dimana

harus dilahirkan cepat karena umbilikus dapat terjepit.

 Tahap Ketiga : Fase lambat, lahirnya mulut sampai seluruh kepala.

S8etelah bokong lahir, umbilikus dikendorkan terlebih dahulu, kemudian bokong

dicengkeram dan melakukan hiperlordosis pada punggung janin guna mengikuti

gerakan rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya

mengarahkan gerakan tanpa melakukan tarikan pada bayi.

2. Ekstraksi Parsial (Partial Breech Extraction/Assisted Breech Delivery/Manual Aid

adalah lahirnya anak secara spontan sampai batas umbilikus ( pasif ). Kemudian

seluruh tubuh bayi dilahirkan dengan pertolongan aktif. Pada fase pasif kita harus

menunggu dengan sabar sampai lahir tubuh bayi sebatas umbilikus.

A. Cara melahirkan bahu dan lengan ada beberapa cara :

Cara Klasik (Deventer)


Adalah melahirkan bahu dan lengan belakang lebih dahulu, karena lengan belakang

berada di ruangan yang lebih luas (sakrum), baru kemudian melahirkan lengan depan

yang berada dibawah simfisis.

Cara Lovset

Setelah sumbu bayi berada dalam ukuran muka belakang, tubuh bayi ditarik ke bawah

lalu dilahirkan bahu dan lengan belakang, setelah itu bayi diputar 900 sehingga bahu

depan menjadi bahu belakang, lalu dilahirkan.

Cara Muller

Tarik bayi vertikal ke bawah lalu dilahirkan bahu dan lengan depan. Cara melahirkan

bahu-lengan depan bisa spontan atau dikait dengan satu jari menyapu muka. Lahirkan

bahu belakang dengan menarik kaki ke atas, lalu bahu-lengan belakang dikait dengan

menyapu muka.

B. Cara Melahirkan Kepala

Cara Mauriceau (Veit Smellie)

Masukka jari-jari penolong ke dalam mulut bayi (muka mengarah ke kiri gunakan

jari kiri, mengarah ke kanan gunakan jari kanan). Kegunaan jari dalam mulut untuk

menambah fleksi kepala bayi. Selanjutnya, Letakkan tubuh bayi dengan menunggang

pada lengan penolong, sementara tangan lain memegang pada tengkuk bayi sambil

menundukkan kepala bayi agar tetap fleksi

Cara Naujoks
Satu tangan memegang leher bayi dari depan, tangan lain memegang leher dari

belakang pada bahu, tarik bayi ke bawah dengan bantuan penolong lain menekan dari

atas simfisis.

Cara Prague terbalik

Cara ini dipakai bila ubun-ubun kecil berada di belakang dekat sakrum dan muka

bayi menghadap simfisis. Satu tangan memegang bahu bayi dari belakang/bawah dan

punggung bayi diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan lain memegang

kedua pergelangan kaki, lalu menarik bayi ke arah atas bersamaan dengan tarikan

paada bahu bayi. Sehingga perut bayi mendekati perut ibu. Dalam hal ini laring

sebagai sumbu (hipomoclion).

3. Ekstraksi Totalis (Total Breech Extraction )

Dilakukan dimana seluruh badan anak masih berada di dalam jalan lahir. Hampir

seluruh ahli kebidanan menyetujui bahwa tindakan ini hanya dilakukan bila ada

indikasi darurat. Misalnya indikasi untuk anak adalah gawat janin.

Sedangkan indikasi untuk ibu adalah penyakit – penyakit ibu yang tidak boleh

mengedan. Mortalitas anak dengan tindakan ini sangat tinggi, oleh karena itu semua

ahli sependapat untuk melakukan seksio sesaria dari pada melakukan ekstraksi totalis.

Ada 2 cara melakukan Ekstraksi Totalis, yaitu :

a. Ekstraksi kaki (Perasat Pinard)

Jika kaki yang turun maka dilakukan tarikan dengan memegang kaki yang

turun
b. Ekstraksi bokong

Dilakukan jika bokong telah turun memasuki rongga panggul. (1,2,3,4)

Cara Reposisi Lengan Menunjuk (Nuchal Arms)

Lengan menunjuk adalah bila salah satu lengan janin melingkar di belakang leher dan

menunjuk ke suatu arah. Cara reposisinya adalah sebagai berikut :

1. Satu tangan menunjuk

Janin diputar 900 ke arah mana tangan menunjuk, sehingga tangan akan terlepas

dengan gerakan menyapu kepala.

2. Kedua tangan menunjuk

Untuk tangan pertama seperti diatas, dan untuk tangan kedua diputar berlawanan

arah 1800

Cara Melahirkan Lengan Menjungkit

Lengan menjungkit adalah lengan dalam posisi lurus keatas di samping kepala. Cara

terbaik untuk melahirkan lengan menjungkit adalah dengan cara Lovset.

Cara melahirkan kepala yang sulit lahir (After Coming Head)

1. Bila janin masih hidup, lahirkan kepala dengan ekstraksi forcep (Cunam Piper).

Cunam Piper memiliki lengkung kepala dan lengkung panggul yang sesuai dan

panjang, dapat dipergunakan untuk melahirkan kepala pada keadaan After Coming

Head. Langkah 1 : Tubuh janin disanggah keatas menggunakan kain/handuk yang

hangat. Langkah 2 : dilakukan pemasangan cunam piper pada kepala janin yang

after coming head. Langkah 3 : dilakukan tarikan kepala searah sumbu lahir dan

ke arah atas, sementara penolong lain memegang kain/ handuk yang menyanggah

tubuh bayi mengikuti arah tarikan kepala oleh cunam piper yang dilakukan
penolong pertama. Indikasi Cunam Piper ini setara dengan pertolongan

pengeluaran kepala cara Mauriceau.

2. Bila janin sudah meninggal, dilakukan embriotomi

2.6.3.Penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi

1. Sufokasi : aspirasi darah, lendir, mekonium, air ketuban terhisap ke jalan napas

2. Prolaps tali pusat

3. Asfiksia

4. Kerusakan jaringan otak

5. Fraktur pada tulang-tulang bayi : humerus, klavikula, femur, dislokasi bahu, tulang

kepala

6. Cedera pleksus brakialis, hematoma otot-otot. (1,3)

II. Persalinan Per-abdominal

Pritchard menganjurkan untuk memperkecil morbiditas dan mortalitas pada bayi, seksio

sesaria dilakukan dalam keadaan-keadaan berikut (1)

1. Presentasi bokong dengan bayi besar > 4000 gram

2. Presentasi bokong dengan bayi besar dengan panggul sempit serta beberapa kelainan

bentuk panggul

3. Presentasi bokong dengan kepala hiperekstensi

4. Presentasi bokong belum inpartu dan keadaan Ketuban pecah dini.

5. Presentasi bokong dengan disfungsi uterus

6. Presentasi kaki atau Incomplete Breech

7. Janin Prematur yang Viable

8. Severe IUGR
9. Presentasi bokong dengan kematian perinatal sebelumnya atau riwayat trauma lahir

pada persalinan sebelumnya dan nilai sosial anak yang tinggi (anak sangat berharga).
(2,3)

10. Permintaan untuk sterilisasi

11. Penolong yang kurang kompeten

Gambar :
Gambar: melahirkan bayi perabdominal dengan persentasi bokong

2.7. Zatuchni dan Andros Scoring

Zatuchni dan Andros telah melakukan suatu indeks prognosis untuk menilai lebih tepat

apakah persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau perabdominal, sebagai berikut :

Kriteria Skor 0 Skor 1 Skor 2

Paritas Primigravida Multigravida

Umur Kehamilan >39 minggu <38 minggu

Taksiran Berat Janin >3650 gr 3176 - 3649 gr <3176 gr

Riwayat letak sungsang Tidak ada 1 kali >2 kali

Pembukaan Serviks <2 cm 3 cm >4cm

-1 atau lebih
Station <-3 -2
rendah

Skor : < 3 : Persalinan per abdominal

4 : Evaluasi kembali secara cermat, khususnya taksiran berat janin, bila tidak

yakin/alat diagnosa penunjang tidak ada, dapat dilakukan persalinan per

abdominal.

5 : Dilahirkan pervaginam
2.8. PROGNOSIS

Resiko persalinan pervaginam pada presentasi bokong lebih tinggi dibandingkan dengan

persalinan presentasi kepala, yaitu :

1. After coming head

2. Nuchl arm ( tangan menjungkit )

3. Prolaps tali pusat

4. Perdarahan intracranial, robeknya selaput otak

5. Asfiksia janin karena terjepit tali pusat

6. Robekan pada pleksus brachialis sehingga menyebabkan parese lengan

7. Pada ibu dapat timbul laserasi luas jalan lahir. (1,2,3,4)


DAFTAR PUSTAKA

1. Cuningham G, Leveno JK, William Obstetrics 22nd Edition, McGraw Hill, 2005

2. Prawirohardjo S, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo,

Edisi kedua, Jakarta, 2002.

3. Mochtar R, Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Penerbit Buku EGC, Jakarta, 1998

4. Vaginal Breech Delivery, available from Alarm International Second Edition, 108

5. Fischer R, Breech Persentation, Witlin A, Talavera F, Legro RS, Gaupp FB, Shulman

LP, eds, last update Juli 2006, available from

http://www.emedicine.com/med/OBSTETRICSGYNECOLOGY/topic3272.htm

6. Gallagher K, Breech Position and Breech Birth, last update January 2007, available

from : http://www.revolutionhealth.com/articles?id=tx1038

7. Terey A, Brecch Presentation, On January 2007, available at :

http://www.medilinux.blogspot.com

8. Wikipedia, Breech Birth, last update Juni 2007, available from

http://en.wikipedia.org/wiki/Breech_birth"

Anda mungkin juga menyukai