Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA BERMAIN

TERAPI BERMAIN ANAK SAKIT USIA 1 – 12 BULAN

disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Anak


dengan dosen pengampu Ibu Musviro., S.Kep., Ners

Disusun:
Kelas 2A; Kelompok 3
1. Esti Warih Prasetyaningrum (15.006/ 02)
2. Risah Ismi Sholikhah (15.022/ 08)
3. Aryula Putri Beraria (15.036/ 11)
4. Regita Andes S.M.S (15.043/ 14)
5. Bayu Anggara (15.076/ 24)
6. Anik Maria Ulfa (15.101/ 34)
7. Alivia Rizky Ramandita (15.116/ 38)
8. Rahmad Kurniawan (15.126/ 42)
9. Fidya Yanuar R. (15.128/ 43)
10. Risa Wulansari (15.131/ 44)

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG


DINAS KESEHATAN
AKADEMI KEPERAWATAN
Jalan Brigjend Katamso Telp (0334) 882262 Lumajang 67311
Tahun Akademik 2016/ 2017
SATUAN ACARA BERMAIN (SAB)
ANAK SAKIT USIA 1 BULAN-12 BULAN

a. Sasaran
1. Anak usia 1 bulan-12 bulan, di ruang Bougenvile RSUD dr. Haryoto
Lumajang, dengan kriteria:
1) Anak sakit
2) Kesadaran compos mentis
3) Tanda vital stabil
TD : 85/ 54 mmHg ( usia 1 bulan), 95/ 65 mmHg (12 bulan)
Nadi : 80-140 x/menit (rata-rata 120 x/menit)
RR : 30 x/menit
Suhu : 36-37 ºC (aksilla)
4) Tidak bertentangan dengan jenis penyakit dipandang dari sudut
penularan, seperti pada anak yang menderita TBC
5) Pada usia perkembangan yang sama (1-12 bulan)
2. Jumlah anak: 15 anak
b. Waktu
Terapi bermain akan dilaksanakan pada :
Hari/ tanggal : Senin/ 13 Maret 2017
Jam : 08.00 WIB
Waktu : 20 menit
c. Tempat
1. Taman bermain ruang Bougenvile RSUD dr. Haryoto Lumajang
2. Luas 8 x 8 meter
3. Ruangan baik, menarik, penuh warna dan dapat menampung ± 20 orang
4. Penerangan, pencahayaan, dan fasilitator cukup baik disertai suasana
kondusif untuk terlaksananya kegiatan terapi bermain.
d. Penyuluh
1) Mahasiswa akper lumajang semester 4.
2) Mampu berkomunikasi dengan baik pada anak.
3) Mempunyai kemampuan ilmu tentang keperawatan anak terutama tentang
terapi bermain.
4) Mempunyai kemampuan untuk memberikan terapi bermain pada anak.

e. Media, Alat, dan Bahan

2
KETERANGAN MACAM KLASIFIKASI
Jenis permainan 1. Meraih mainan Usia 12 bulan
2. Bermain Ciluk-Ba
3. Bermain bunyi-bunyian
4. Mencari mainan
5. Menyusun donat warna
warni
6. Bermain kejar-kejaran
(merangkak)
Alat-alat yang 1. Kerincingan pegang dan tergantung
diperlukan 2. 4 Boneka hewan berukuran kecil atau sedang
3. Mainan yang mengeluarkan bunyi (bebek mainan)
4. Alat musik mini
5. Selimut
6. Mainan susun donat
7. 6 bola dari plastik, sesuai ukuran kepal tangan anak
8. Mainan yang mengeluarkan musik
9. Tempat tidur bayi
Tujuan khusus 1. Meningkatkan hubungan perawat degan anak dan
pada permainan keluarga
ini : 2. Mengurangi kecemasan dan kejenuhan anak
3. Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stres
4. Permainan yang teraputik akan meningkatkan
kemampuan anak untuk mempunyai tingah laku yang
positif
5. Menurunkan ketegangan pada anak dan keluarga
6. Mampu bergerak maju ketika berusaha mencapai
rangsangan didepannya.
7. Menumbuhkan rasa percaya diri saat berhasil
8. Mengajari anak membedakan suara dan mengenali
bahan-bahan yang mengeluarkan bunyi
9. Belajar toleransi terhadap kehilangan sementara yang
besar pengaruhnya untuk menumbuhkan rasa aman

3
dalam diri anak.
10. Melatih keterampilan sosial anak dengan permainan
ciluk-ba
11. Melatih koordinasi mata-tangan
12. Melatih motorik kasar anak dengan merangkak
Prinsip bermain 1. Sederhana dan menarik
2. Tidak banyak menggunakan energi
yang dilakukan :
3. Waktu yang cukup untuk bermain
4. Alat permainan sesuai usia anak ( 1-12 bulan) dan aman
5. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang yang
mungkin terjadi
6. Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan
7. Melibatkan orang tua atau keluarga
Hambatan – 1. Anak merasa bosan
hambatan yang 2. Anak merasa capek
mungkin terjadi 3. Anak rewel
Antisipasi untuk 1. Membatasi waktu bermain
meminimalkan 2. Jadwal bermain disesuaikan
hambatan 3. Melibatkan keluarga supaya anak kooperatif sehingga
terapi bermain dapat dilakukan
4. Awasi dengan cermat selama anak menjalani terapi
supaya anak tetap aman atau tidak terluka
5. Konsultasi dengan pembimbing
f. Materi
(Terlampir)

g. Pengorganisasian
Leader : Esti Warih P.
Co Leader : Risah Ismi Sholikhah
Fasilitator : Aryula Putri Beraria
Observer : Fidya Yanuar Rahmadani
h. Strategi
Strategi pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Leader membuka acara terapi bermain dan memperkenalkan diri kepada
peserta

4
2. Leader menjelaskan tujuan, manfaat dan tehnik permainan dan aturan
permainan.
Aturan permainan: 1). Waktu permainan 20 menit.
2). Untuk ibu-ibu dan adik-adik diharapkan
menempati tempat yang sudah ditentukan petugas.
3). Apabila ibu-ibu dan adik-adik ingin ke kamar
mandi maka kami persilahkan dengan izin terlebih
dahulu kepada petugas.
3. Co-Leader dan Fasilitator membagikan alat permainan sesuai dengan
usia anak
4. Co-Leader dan fasilitator bergabung dengan anak-anak dan ibunya
untuk bermain bersama sesuai permainan dan usianya.
5. Leader memberikan informasi waktu bermain telah selesai
6. Fasilitator membereskan alat permainan dan mengembalikan ke
tempat semula.
7. Observer menyerahkan hasil observasinya kepada leader
8. Leader memberikan umpan balik positif atas keikutsertaan dalam
pelaksanaan terapi bermain
9. Leader menyampaikan terima kasih dan menyampaikan jadwal
kegiatan berikutnya
10. Leader menutup acara terapi bermain

i. Evaluasi
1) Evaluasi struktur
a. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi bermain sudah disusun
b. Program sudah direncanakan
c. Semua anak yang memenuhi kriteria dapat mengikuti terapi bermain
2) Evaluasi proses
a. Peserta antusias dan senang mengikuti terapi bermain
b. Tidak ada peserta yang bosan atau drop out saat terapi bermain
berlangsung
c. Keluarga dapat bekerja sama dengan baik
3) Evaluasi hasil
a. Anak menikmati permainan

5
b. Anak mampu mengendalikan emosinya (tidak rewel dan kooperatif
dengan petugas)
c. Anak tidak mengalami kelelahan setelah melakukan permainan

Lampiran
PEMBAHASAN MATERI

1. Definisi
Terapi bermain adalah suatu aktivitas bermain yang dijadikan sarana untuk
menstimulasi perkembangan anak, mendukung proses penyembuhan dan
membantu anak lebih kooperatif dalam program pengobatan serta
perawatan (Indrawaty, 2013)
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi
kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Yuniarti,
2015).

6
2. Manfaat Bermain
Isenberg dan Jalongo (1997) mengemukaan bahwa bermain dapat
memberikan manfaat aspek bagi kognitif, aspek fisik, dan aspek sosiemosketiga
(Yuniarti, 2015) .
a.) Manfaat bagi aspek kognitif.
Dengan bermain anak mampu belajar dan mengembangkan daya pikirnya.
Selain bermain sebagai saran rekreasi, bermain juga harus memiliki nilai
edukasi. Sehingga anak memiliki kemampuan mengembangkan
pengetahuannya.
b.) Manfaat bagi aspek fisik.
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan kegiatan yang
melibatkan gerakan-gerakan tubuh yang membuat tubuh anak sehat dan otot-
otot tubuh menjadi kuat. Perkembangan fisik inilah bepengaruh pada
perkembangan motoric halus dan motoric kasar yang mana dalam bermain
dibutuhkan gerakan dan koordinasi tubuh (tangan, kaki, mata). Selain itu
berpengaruh juga pada perkembangan alat indera (penglihatan, pendengaran,
penciuman, pengecapan, dan perabaan) yang memberikan manfaat bahwa
dengan bermain anak akan lebih tanggap atau peka terhadap hal-hal
disekitarnya.
c.) Manfaat bagi aspek sosioemosi
Dalam bermain ada keterlibatan emosi dan kepribadian. Melalui bermain
anak dapat melepaskan ketegangan yang ada dalam dirinya. Anak dapat
menyalurkan perasaan an menyalurkan dorongan – dorongan yang membuat
anak lega dan relaks. Dengan bermain anak diajarkan untuk mempunyai rasa
percaya diri, bersikap suportif terhadap sesame, dan melatih kemampuan
untuk bisa membangun hubungan hubungan yang kompetitif dengan teman,
tetapi nilai kompetitif itu di dalam kegiatan yang positif.
Menurut Montololu (2005) bahwa manfaat dari bermain bagi anak adalah
(Yuniarti, 2015) :
1 Bermain memicu kreatifitas anak.
2 Bermain bermanfaat mencerdaskan otak anak.
3 Bermain bermanfaat menanggulangi konflik bagia anak.
4 Bermain bermanfaat untuk melatih empati.
5 Bermain bermanfaat mengasah panca indera.
6 Bermain itu melakukan penemuan.

7
3. Prinsip Permainan pada Anak di Rumah Sakit
Prinsip-prinsip Permainan Pada Anak di Rumah Sakit Menurut (Yuniarti,
2015) adalah sebagai berikut:
a. Permainan tidak boleh bertentangan dengan terapi dan perawat yangsedang
dijalankan pada anak. Apabila anak harus tirah baring, harus dipilih
permainan yang dapat dilakukan ditempat tidur dan anak tidak boleh diajak
bermain dengan kelompoknya ditempat bermain khusus yang ada di ruang
rawat. Misalnya, sambil tiduran anak dapat dibacakan buku cerita atau
diberikan buku komik anak-anak, mobil-mobilan yang tidak pakai remote
control, robot-robotan, dan permainan lain yang dapt dimainkan anak dan
orang tuanya sambil tiduran.
b. Tidak membutuhkan energi yang banyak, singkat dan sederhana. Pilih
jenispermainan yang tidak melelahkan anak, menggunakan alat permaian
yang ada pada anak dan/ atau yang tersedia diruanagan, kalaupun akan
membuat suatu alat permaian, pilih yang sederhana, supaya tidak
melelahkan anak (misalnya, menggambar / memarnai, bermain bneka dan
membaca bukucerita)
c. Harus mempertimbangkan keamanan anak. Pilih alat permainan yang aman
untuk anak, tidak tajam, tidak merangsang anak untuk untuk berlari-lari dan
bergerak secara berlebihan.
d. Dilakukan pada kelompok umur yang sama. Apabila permaian dilakukan
khusus di kamar bermain secara berkelompok di rumah, permainan hars
dilakukan pada kelompok umur yang sama. Misalnya, permainan memarnai
pada kelompok usia prasekolah.
e. Melibatkan orang tua. Orang tua mempunyai kewajiban untuk tetap
melangsungkan upaya stimululasi tumbuh kembang pada anak walaupun
sedang dirawat dirumah sakit termasuk dalam aktivitas bermain anaknya.
Petugas hanya bertindak sebagai fasilitator sehingga apabila permainan
diinisiasi oleh perawat orang tua harus terlibat secara aktif dan
mendampingi anak dari awal permainan sampai mengevaluasi permainan
anak bersama dengan petugas dan orang tua anak lainnya.
f. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang, semua alat permainan
dapat dicuci
g. Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan.

8
4. Fungsi Bermain di Rumah Sakit
Berikut adalah beberapa fungsi terapi bermain pada anak di rumah sakit
(Dian, 2013) :
1. Memfasilitasi anak untuk beradaptasi dengan lingkungan yang asing
2. Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol
3. Membantu mengurangi stress terhadap perpisahan
4. Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang bagian-bagian tubuh,
fungsinya, dan penyakit.
5. Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan
peralatan serta prosedur medis.
6. Memberi peralihan (distraksi) dan relaksasi.
7. Membantu anak untuk merasa lebih aman dalam lingkungan yang asing.
8. Memberi cara untuk menguarangi tekanan dan untuk mengeksplorasi
perasaan
9. Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang
positif terhadap orang lain.
10. Memberi cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat
11. Memberi cara untuk mencapai tujuan terapeutik.

5. Cara Merangsang Perkembangan Anak usia 1-12 bulan


Berikut adalah beberapa cara untuk merangsang perkembangan anak usia 1-
12 bulan (Departemen Kesehatan, 2012):
5.1 Umur 0-3 bulan
1. Sering memeluk dan menimang bayi dengan penuh kasih sayang
2. Gantung benda berwarna cerah yang bergerak dan bisa dilihat bayi
3. Ajak bayi tersenyum dan bicara
4. Perdengarkan musik pada bayi
5.2 Umur 3-6 bulan
1. Sering tengkurapkan bayi
2. Gerakkan benda kekiri dan kekanan, didepan matanya
3. Perdengarkan bunyi-bunyian
4. Beri mainan benda yang besar dan berwarna
5.3 Umur 6-12 Bulan
1. Ajari bayi duduk
2. Ajak main ciluk-ba
3. Ajari memegang dan makan biskuit
4. Ajari memegang benda kecil dengan dua jari
5. Ajari berdiri dan berjalan dengan berpegangan
6. Ajak bicara sesering mungkin
7. Latih mengucapkan ma..ma.. pa.. paa..
8. Beri mainan yang aman dipukul-pukul

6. Perkembangan Bermain Sesuai Usia

9
6.1 Akhir bulan ketiga
1. Menggerakkan mainan yang diberikan padanya.
Bila kita memberikan kliningan kepada bayi dan ia memeganginya, ia
akan segera menggenggam benda tersebut. Ia akan berusaha supaya
mainan itu betul-betul untuknya, diletakkannya kemulutnya, lalu
memegangnya dengan satu tangan yang sebelah lagi dan macam-macam
tingkah laku lainnya. Dari semua perilaku yang jenaka ini, akhirnya ia
menggeliat-liat saja (Sulistyawati, 2015).
2. Memandang gerakan mainan hingga bola matanya sampai kesudut mata.
Saat kita menggerakkan kliningan merah perlahan-lahan dihadapan bayi
dari satu sisi ke sisi yang lain, sampai menyentuh alas tempat tidur, bayi
akan mengikuti dengan pandangan matanya sampai menyentuh alas tempat
tidur, bayi akan mengikuti dengan pandangan matanya sampai kesudut
mata. Sering kali kepalanya juga ikut berputar, tetapi yang penting adalah
gerakan bola matanya (Sulistyawati, 2015).
6.2 Akhir bulan ke empat
1. Bermain dengan kedua belah tangan
Bagi bayi yang sementara ini makin bertambah perhatiannya, kedua
tangan nya adalah permainan yang selalu tersedia baginya. Ia hanya perlu
menyadarinya dulu. Setelah kedua tangannya diarahkan kewajahnya,
diamatinya dulu berkali-kali, lalu di tangkupkannya. Gerakan ini masih
dapat dianggap sebagai kebetulan saja. Perlu diingat bahwa kini bayi
untuk pertama kalinya mencapai garis tengah tubuh dengan kedua
tangannya (Sulistyawati, 2015).
2. Memasukan mainan kedalam mulut
Pada usia ini gerakan bayi mengarahkan tangan ke mulut makin sempurna.
Tidak hanya tangannya saja yang dimasukkan kedalam mulut, tetapi juga
berupa benda-benda lainnya. Permainan bagi bayi dimulai dengan meraba
dengan tangan dan mulut. Berbulan-bulan lamanya segala sesuatu
dimasukkan kedalam mulut bayi. Bentuk gerakan ini sekarang sudah
bukan lagi secara kebetulan, tetapi terkoordinir dan teratur. Bayi tidak lagi
hanya mengenal tangannya sendiri, tetapi ia juga gemar mengamati benda-
benda yang dapat dipegangnya (Sulistyawati, 2015).
6.3 Akhir bulan ke lima
- Mengarahkan tangannya kepada mainan yang menyentuhnya

10
Didekat bayi yang sedang berbaring, kita letakkan benda berwarna
sehingga bayi dapat mencapainya. Bila perhatiannya sudah tergugah, ia
akan mengoceh gembira melihat mainan itu. Bayi juga sudah mampu
menggerakkan tangannya menuju benda itu dan menyentuhnya. Pada
waktu ini, ia belum dapat memegangnya (Sulistyawati, 2015).
6.4 Akhir bulan ke enam
1. Menjangkau mainan dengan tepat
Pada bulan ke enam ini, kita hendaknya lebih memperhatikan keadaan
perkembangan gerak tangan setiap isyarat-isyarat halus yang diterapkan
disini mempunyai arti yang sangat besar sekali. Bila kita memberikan
sebuah mainan yang menarik perhatikan kepada bayi yang berusia
setengah tahun, sebaiknya dalam keadaan berbaring. Dia akan memegang
benda itu dengan tepat menggunakan satu tangan dengan tanpa gerakan
mencari-cari yang tidak terarah. Ia akan dapat memegangnya jika benda
yang diberikan seimbang dengan besar telapak tangannya (dengan garis
tengah 2-3 cm).
2. Memindahkan mainan dari tangan ke satu ketangan yang lain
hal pertama yang dilakukan bayi yang mendapat sebuah benda adalah
memasukkannya kedalam mulutnya tampaknya sebagai sesuatu
kecendrungan yang tidak dapat dicegah, tetapi para orang tua tidak perlu
khawatir. Hal yang mendapat perhatian lebih banyak adalah benda itu akn
dipindahkannya dari tangan kesatu ke tangan yang lain. Kadang sesekali
bayi butuh bantuan mulutnya untuk memindahkan benda tersebut ke
tangan yang lainnya (Sulistyawati, 2015).
6.5 Akhir bulan ke tujuh
1. Bermain-main dengan kaki
Pada usia ini, bila sibayi dibaringkan, ia akan sering sekali memegang
kakinya dan bermain-main dengan kedua kakinya itu. Tanyakan bayi jika
memasukkannya kedalam mulutnya. Persyaratan untuk bermain-main
dengan kakinya seperti ini adalah kemampuan bayi untuk menekuk
pinggulnya dan dapat memegang dengan tepat.
2. Bermain ciluk-Baaa
Salah satu permainan pergaulan (social) dengan anak lainnya adalah
permainan adalah permainan” ciluk-baa”. Ibu atau orang dewasa yang
dikenalkannya dengan baik meletakkan sehelai sapu tangan diatas kepala
bayi hingga menutup matanya, sambil berseruh gembira, “ciluk!” lalu

11
menarik sapu tangan itu sampai terlepas dan berseru, “Baaa!” sambil
tertawa. Setelah latihan beberapa kali, bayi akan menarik sapu tangan itu
dari mukanya lalu tertawa gembira pada ibunya (Sulistyawati, 2015).
6.6 Akhir bulan ke delapan
- Tertarik pada bayangan sendiri dicermin
Bila bayi melihat wajahnya didalam cermin, ia selalu menyapa bayangan
itu dengan tersenyum dan memandang kepadanya (Sulistyawati, 2015).
6.7 Akhir bulan ke Sembilan
- Bermain petak umpet
Pada bulan ke sembilan, kita sudah mulai melihat adanya bentuk
permulaan dari permainan petak umpet, yaitu permainan “ciluk baaa!”.
Pada usia sembilan bulan bayi akan mencara sendiri ibunya yang
bersembunyi dibelakng salah satu perabot dalam rumah. Perhatian bayi
akan segera tertuju pada ibu kalu sesekali muncul dan berseru “baaa!” atau
seruan gembira lainnya. Bila ibu belum mucul dari tempat
persembunyiannya, ia akan menunggu dengan tegang bayi akan tertawa
gembira karena bertemu dengan ibunya lagi (Sulistyawati, 2015).
6.8 Akhir bulan ke sepuluh
- Mencoba – coba melempar
Bayi kini tidak lagi melepaskan dan menjatuhkan benda-benda begitu saja
tetapi mulai melemparkannya dengan mengayunkan tangannya. Permainan
ini menggembirakan kesadaran sekali bagi bayi. Pengertian mengenai
ruangan, kesadaran mengenai tenanga yang digunakan waktu melempar,
dan pengalaman turut aktiv dan mengambil benda memegang peranan
dalam hal ini. Selain itu, umumnya orang-orang dalam lingkungannya
memberikan kesadaran kepada bayi bahwa perilaku tersebut
menggembirakan mereka. Oleh karna itu, orang-orang yang menjadi
teman bermain selalu akan mengembalikan benda-benda yang
dilemparkannya dengan senang hati (Sulistyawati, 2015).
6.9 Akhir bulan ke sebelas
- Menemukan permainaan yang tersembunyi
Kemampuan mengingat benda dan bentuknya jelas tampak pada sibayi. Ia
sudah dapat mengingat mainan yang dilihatnya disembunyikan dibawah
suatu wadah yang ditelungkupkan. Ia mencari benda yang hilang dari pada
pandanganya itu dibawah wadah dan kemudian dengan gembira
menyembunyikannya lagi dibawah wadah itu (Sulistyawati, 2015).
6.10 Akhir bulan ke dua belas

12
- Bermain kejar-kejaran
Bentuk terjadinya hubungan dengan orangtua dan anak, pada waktu
menjelang usia 1 tahun tampak jelas bila melakukan permainan bersama.
Misalnya, anak akan bergembira ria apabila ibu mengejar dengabn
merangkak dengan sikap “kaki empat” dan mencoba menanggkapnya.
(Sulistyawati, 2015)

7 Contoh Permainan Anak Sesuai Usia


7.1 Permainan Bayi Usia 0-3 Bulan
1. Bermain kerincing
1) Persiapan:
- Tempat tidur atau dapat juga dilakukan dengan anak duduk dipangku.
- Kerincingan
2) Cara Bermain
- Angkat kerincingan didepan wajah bayi, lalu goyangkan perlahan
- Ketika bayi memperhatikan gerakkan kerincingnya ke sisi
berlawanan agar mata bayi mengikuti gerak kerincingan. Ulangi
beberapa kali
- Goyongkan kerincoingan menjauh dari bayi agar ia bisa mencarinya
- Berikan kerincingan pada bayi dia akan menggenggam.
3) Manfaat
- Melatih penglihatan dan pendengaran
- Mengasah kemampuan menghubungkan bunyi dan sumbernya

2. Aneka sentuhan
1) Persiapan
- Tempat tidur
- Berbagai benda dengan tekstur permukaan yang lembut seperti
boneka mainan sisir bayi dll
2) Cara bermain
- Tidurkan bayi dengan posisi terlentang
- Buka telapak tangan atau bisa dilakukan pada kakinya
- Sentuhkan secara bergantian berbagai benda yang kita siapkan
- Perhatikan rekasinya. Jika bayi merasa nyaman pada sebuah benda,
sentuhkan benda tersebut beberapa kali
3) Manfaat
- Belajar mengenal benda berbeda dari sensasi sentuhan
- Mengembangkan kesadaran terhadap berbagai benda disekitarnya

13
3. Mengamati mainan
1) Persiapan
- Tempat tidur
- Boneka atau kain berwarna cerah
2) Cara bermain
- Tidurkan bayi dengan posisi telentang
- Pegang boneka/mainan/kain didepan bayi dengan jarak 20-25 cm
- Pastikan bayi melihat mainan
- Gerakkan mainan kearah samping agar bayi mengikuti dengan
pandangan kekiri dan kekanan. Lakukan sampai 2-3 kali
- Ulangi langkah 1-3, gerakkan mainan dengan arah gerak turun naik
agar bayi berlatih fokus penglihatan jauh sampai dekat

3) Manfaat
- Belajar memusatkan penglihatan pada objek sejauh 20-25 cm
didepannya
- Menguatkan otot mata dan keserasian gerak kedua mata
7.2 Permainan Bayi Usia 3-6 Bulan
1. Meraih mainan
1) Persiapan
- Tempat tidur
- Mainan berwarna cerah
2) Cara bermain
- Tidurkan bayi dengan posisi tengkurap
- Letakkan mainan berwarna cerah didepannya dalam jarak agak jauh
dari jangkauannya
- Gerakkan mainan mendekat dan menjauh dari bayi untuk menarik
perhatiannya agar menarik mainan. Jika bayi terlihat putus asa,
dekatkan mainan dalam jarak jangkauannya agar ia dapat meraih
mainan tersebut
3) Manfaat
- Mampu bergerak maju ketika berusaha mencapai rangsangan
didepannya
- Menumbuhkan rasa percaya diri saat berhasil meraih mainan

2. Boneka tangan atau boneka jari


1) Persiapan

14
- Dudukkan bayi dipangkuan ibu atau menggunakan kursi khusus
- Pasang boneka ditangan (boneka tangan) atau di jari-jari ibu (boneka
jari)
- Ceritakan suatu kisah dengan tokoh boneka tangan/boneka jari
- Gunakan boneka saat ibu bercerita/bernyanyi
- Jika bayi berusaha meraih boneka, biarkan ia mendapatkannya
2) Manfaat
- Bayi dapat merespon aktivitas yang ditujukan padanya
- Mulai belajar bicara ketika menikmati cerita, nyanyian, dan gerakan
boneka
7.3 Permainan Bayi Usia 6-9 Bulan
1. Bermain bunyi-bunyian
1) Persiapan
Alat musik mainan seperti drum dan stik, terompet, piano, atau semua
benda bila dipukul mengeluarkan bunyi, pisau, sendok, piring, gelas, dan
kaleng.
2) Cara bermain
- Berikan contoh terlebih dahulu pada anak. Misalnya pukulkan sendok
ke piring kaleng, kaleng susu atau gelas tebal sehingga menghasilkan
bunyi.
- Saat mendengar bunyi, bayi akan merebut sendok
- Biarkan ia memegang sendok dan dorong agar dia mencoba memukul
ke piring
- Ketika ia telah melakukannya berilah ekspresi takjub atas
keberhasilannya dan ikutlah bergembira mendengar suara-suara itu
- Lakukan permainan ini dengan variasi berbagai benda dan berbagai
bunyi
3) Manfaat
- Mengajari anak membedakan suara dan mengenali bahan-bahan apa
saja yang menghasilkan bunyi
2. Mencari mainan
1) Persiapan
- Mainan kesayangan anak
- Selimut
2) Cara bermain
- Dudukkan bayi ditempat tidur
- Perlihatkan mainannya
- Sembunyikan mainan itu di balik selimut
- Bertanya pada bayi “mana ya mainan sayang? ayo kita cari”.

15
- Bantu bantu dengan menunjukkan bentuk mainan yang ada dibalik
selimut
- Lakukan lagi dan biarkan bayi mencarinya
3) Manfaat
- Belajar toleransi terhadap kehilangan sementara yang besar
pengaruhnya untuk menumbuhkan rasa aman dalam diri anak.
7.4 Permainan Bayi Usia 9-12 Bulan
1. Menyusun donat warna warni
1) Persiapan
- Tempat tidur
- Mainan susun donat
2) Cara bermain
- Keluarkan donat dari menaranya
- Tunjukkan cara bermain dengan menyusun donat satu persatu pada
menara sesuai ukurannya mulai dari yang terbesar
- Biarkan anak mengikuti cara ibu bermain. Ibu dapat membimbing
tangannya untuk mengikuti gerakan ibu
- Jika anak menyusun donat tidak beraturan, biarkan saja yang penting
ia senang memainkan permainan tersebut.
3) Manfaat
- Melatih koordinasi mata-tangan

3. Mengenal bagian tubuh


1) Persiapan
- Tanpa alat bantu
2) Cara bermain
- Permainan ini tidak membutuhkan waktu khusus bisa dilakukan saat
memandikan, menyuapi atau mengajak anak jalan-jalan
- Tanyakan pada anak mana anggota tubuh yang anda sebutkan.
Contoh: “mana ya tangannya? Kakinya yang mana ya?, dan
seterusnya”
- Pada tahap awal ketika bayi belum mengerti ibu harus menjawabnya
sendiri sambil memegang anggota badan yang dimaksud “ini
tangannya...” (sambil memegang kedua tangan bayi)
- Jika bayi telah mengerti ia akan memegang atau menggerakkan
anggota badan yang ibu sebut lakukan berulang-ulang agar ia

16
semakin yakin akan pengetahuannya. Boleh menanyakan anggota
tubuh yang lain
3) Manfaat
- Mengenalkan anak pada bagian-bagian tubuh dan nama-namanya.

8 Alat Permainan Edukatif (APE)


Alat Permainan Edukatif (APE) adalah sarana untuk merangsang anak dalam
mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi
modern, konvensional maupun tradisional. Latar belakang dibuatnya APE adalah
sebagai upaya merangsang kemampuan fisik motoric anak (aspek psikomotor),
kemampuan sosial emosional (aspek afektif) serta kemampuan kecerdasan
(kognisi). Beberapa fungsi APE antara lain (Yuniarti, 2015):
1 Mengajar menjadi lebih mudah dan cepat diterima anak.
2 Melatih konsentrasi anak.
3 Mampu mengatasi keterbatasan waktu dan tempat.
4 Membangkitkan emosi.
5 Menambah daya ingat.
6 Menjamin atmosfir pembelajaran yang kondusif.
Ciri –ciri Alat Permainan Edukatif (Yuniarti, 2015):
1 Ditujukan untuk anak usia dini.
2 Berfungsi untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan usia dini.
3 Dapat digunakan dalam berbagai cara, bentuk untuk bermacam aspek
perkembangan atau bermanfaat multiguna.
4 Aman atau tidak berbahaya bagi anak.
5 Dirancang untuk mendorong aktivitas dan kreatifitas.
6 Bermanfaat konsttruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan.
7 Mengandung nilai pendidikan.
Jenis – jenis APE untuk kelompok umur 0 – 1 tahun (Yuniarti, 2015):
1 Kerincingan / giring – giring
Bahan : Plastik, warna warni
Ukuran : Panjang pegangan 10 cm
2 Boneka kain berbentuk binatang
Bahan : Kain lunak, anti pecah, bersih, tidak berbahaya
Warna : Warna – warni
Ukuran : Lebih kurang lingkaran 44 cm

17
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan. (2012). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Bakti
Husada.
Dian, A. (2013). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Indrawaty, L. (2013). Pengaruh Pemberian Terapi Aktivitas Bermain Terhadap
Tingkat Kecemasan Anak Usia Hospitalisasi Di Ruang Rsud Kota Bekaasi
Tahun 2013. Jurnal STIKEP Medistra Indonesia, 1-8.
Sulistyawati, A. (2015). Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Salemba
Medika.

18
Yuniarti, S. (2015). Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus, Bayi-Balita, dan Anak-
Pra Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama.

19

Anda mungkin juga menyukai