Anda di halaman 1dari 20

makalah perancangan teknik perancangan alat dan mesin pengiris

pisang
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kualitas keripik pisang ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu rasa dan
kerenyahan serta bentuk irisan yang tidak pecah / rusak. Cara mengiris pisang
merupakan salah satu kendala utama untuk menghasilkan keripik pisang yang
berkualitas. Kebanyakan industri keripik pisang masih menggunakan cara manual,
dengan menggunakan pisau untuk mengiris pisang, sehingga hasil irisan tidak
optimal. Jika pisang masih panjang, proses pengirisan dapat dilakukan dengan
mudah. Akan tetapi jika pisang sudah pendek (karena sudah diiris), maka irisan
pisang yang dihasilkan banyak yang sobek. Untuk itu perlu dilakukan
perancangan mesin pengiris pisang yang mampu menghasilkan irisan pisang
dengan ketebalan yang seragam serta dapat meningkatkan kapasitas produksi.
Metode yang dilakukan dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada yaitu
dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara pada pemilik home
industry pembuatan keripik pisang. Selain itu juga melakukan pengumpulan data
yang dapat menunjang proses perancangan, seperti dimensi pisang, kapasitas
produksi mula-mula, dan lainnya. Dari data yang diperoleh, dilakukan pembuatan
dan pemilihan konsep. Pengembangan konsep terpilih, disertai dengan analisis
teknik pada komponen kritis, analisis ergonomi serta lingkungan. Tahap
selanjutnya adalah melakukan analisis biaya pembuatan disertai dengan
pembuatan prototype. Dari hasil perhitungan, diperoleh biaya pembuatan
prototype mesin pengiris pisang sebesar ± Rp.1.600.000,-. Mesin ini mempunyai
kapasitas 60 kg/jam, dengan 2 variasi pengirisan (lurus dan miring), serta
ketebalan hasil irisan yang dapat diatur.

B. Permasalahan
Industri keripik pisang banyak tersebar di berbagai daerah di Indonesia
dan menjadi komoditi andalan mata pencaharian masyarakat setempat. Proses
pembuatan keripik pisang sangat mudah dan menggunakan peralatan bantu yang
sederhana. Mula-mula pisang diiris tipis dengan ketebalan kurang lebih 2 mm.
Pengirisan bisa dilakukan melintang atau memanjang sesuai dengan keinginan,
dan irisan pisang tersebut ditiriskan sejenak untuk menurunkan kadar airnya
sehingga siap untuk digoreng. Setelah masak, gorengan kripik pisang ini diangkat
dan ditiriskan. Untuk meningkatkan cita rasanya, dimasukan bumbu-bumbu
tambahan seperti air gula merah. Setelah dingin, keripik pisang dikemas dalam
pembungkus plastik yang kedap udara dan siap untuk dipasarkan. Kualitas keripik
pisang ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu rasa dan kerenyahan serta bentuk
irisan yang tidak pecah / rusak. Cara mengiris pisang merupakan salah satu
kendala utama dalam menghasilkan keripik pisang yang berkualitas. Kebanyakan
industri keripik pisang masih menggunakan cara manual, dengan menggunakan
pisau untuk mengiris pisang, sehingga hasil irisan tidak optimal. Disamping itu,
ada beberapa home industry yang menggunakan pisau yang diletakkan pada
piringan berputar. Jika pisang masih panjang, proses pengirisan dapat dilakukan
dengan mudah. Akan tetapi jika pisang sudah pendek (karena sudah diiris), maka
irisan pisang yang dihasilkan banyak yang sobek.
Kualitas bentuk dan geometri irisan pisang sangat tergantung dari kondisi
dan keterampilan operatornya. Oleh karena itu, selain kurang higienis, ketebalan
irisan pisang yang dihasilkan tidak seragam. Padahal ketebalan irisan sangat
mempengaruhi kerenyahan dari keripik pisang. Untuk itu perlu dilakukan
perancangan mesin pengiris pisang yang mampu menghasilkan irisan pisang
dengan ketebalan yang seragam, lebih higienis, aman, serta dapat meningkatkan
kapasitas produksi.
Berdasarkan permasalahan di atas, dilakukan perancangan Mesin Pengiris
Pisang dengan terlebih dahulu menentukan spesifikasi awal yang sesuai, yaitu:
1. Dimensi maksimum keseluruhan: panjang x lebar x tinggi = 50cm x 50cm x 80cm
2. Ketebalan irisan dapat diatur antara 1 mm sampai dengan 3 mm, dengan dua
variasi pengirisan, yaitu lurus (melintang) dan miring
3. Kapasitas produksi sebesar 4 tandan/jam atau 60 kg/jam, (1 tandan pisang raja
berisi ± 100 buah pisang) dan (berat 1 tandan pisang raja ± 15 kg).
4. Menggunakan penggerak motor listrik AC
5. Harga tidak melebihi Rp. 2 juta

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membuat rancangan alat mesin
pengiris pisang.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai pengetahuan pembuatan
rancangan alat mesin pengiris pisang dan sebagai untuk mempermudah
penanganan pengirisan pisang.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Teori Pendukung
Desain perancangan adalah perencanaan pembuatan keputusan - keputusan
penting yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang menyusulnya. Sehingga
sebelum sebuah produk dibuat terlebih dahulu dilakukan proses perancangan yang
nantinya menghasilkan sebuah gambar sketsa atau gambar sederhana dari produk
yang akan dibuat. Gambar sketsa yang telah dibuat kemudian digambar kembali
dengan aturan gambar sehingga dapat dimengerti oleh semua orang yang ikut
terlibat dalam proses pembuatan produk tersebut. Desain dan konstruksi mesin
pengiris keripik dapat ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain
dari segi tenaga penggerak, ukuran yang nyaman bagi operator, tingkat kesulitan
pengoperasian dan perawatannya, hasil dari perajangan (ketebalan), faktor
kebisingan dan bahan yang digunakan. Gambar hasil perancangan adalah hasil
akhir dari proses perancangan.
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin, hampir
semua mesin merupakan tenaga bersama-sama dengan putaran.Putaran pertama
dalam trasmisi seperti itu dipegang oleh poros, poros macam ini mendapat beban
puntir dan lentur. Daya ditrasmisikan kepada poros ini melalui putaran
mesin.poros adalah komponen alat mekanis yang mentransmisikan gerak berputar
dan daya. Poros merupakan satu kesatuan dari sembarang sistem mekanis di mana
daya ditransmisikan dari penggerak utama, misalnya motor listrik atau motor
bakar, ke bagian lain yang berputar dari sistem. Oleh karenanya poros memegang
peranan utama dalam transmisi dalam sebuah mesin. Poros dibedakan menjadi
tiga macam berdasarkan penerusan dayanya antara lain; Poros transmisi, spindle
dan gandar.
Bantalan merupakan elemen mesin yang mampu menumpu poros
berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolakbaliknya dapat berlangsung secara
halus, aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Alur melingkar untuk membawa sabuk, disebut sheave. Ukuran puli
(sheave) dinyatakan dengan diameter jarak bagi, sedikit lebih kecil dari pada
diameter luar puli.Rasio kecepatan antara puli penggerak dan yang digerakkan
berbanding terbalik dengan rasio diameter jarak bagi puli. Asumsi ini dengan
menganggap tidak ada selip (di bawah beban normal). Jadi kecepatan linier garis
jarak bagi dari kedua puli adalah sama dan sama dengan kecepatan sabuk.
Sabuk adalah elemen transmisi gaya yang fleksibel yang dipasang secara
ketat pada puli atau cakra. Ada beberapa jenis sabuk yang sering dipakai antara
lain: Sabuk rata (Flat belt), Sabuk sinkron (Synchronous belt), sabuk bergigi dan
sabuk-V (V-belt). Bentuk-V menyebabkan sabuk-V dapat terjepit alur dengan
kencang, memperbesar gesekan dan memungkinkan torsi yang tinggi dapat
ditransmisikan sebelum terjadi selip.Sebagian besar sabuk memiliki senar - senar
serabut berkekuatan tarik tinggi yang ditempatkan pada diameter jarak bagi dari
penampang melintang sabuk, yang berguna untuk meningkatkan kekuatan tarik
pada sabuk.Jarak yang cukup jauh yang memisahkan antara dua buah poros
mengakibatkan tidak memungkinkannya menggunakan transmisi langsung dengan
roda gigi.V-belt merupakan sebuah solusi yang dapat digunakan.V-belt adalah
salah satu transmisi penghubung yang terbuat dari karet dan mempunyai
penampang trapesium.Penampang V-belt dapat diperoleh atas dasar daya rencana
dan putaran poros pengerak.Daya rencana dihitung dengan mengalikan daya yang
diteruskan dengan faktor koreksi. Transmisi V-belt hanya dapat menghubungkan
poros-poros yang sejajar dengan arah putaran yang sama. V-belt selain juga
memiliki keungulan dibandingkan dengan transmisi-transmisi yang lain,
perencanaan V-belt perlu dilakukan untuk memperhitungkan jenis sabuk yang
digunakan dan panjang sabuk yang akan digunakan.

B. Alasan Pemilihan Makalah


Alasan saya memilih makalah ini adalah karena banyaknya peminatan
terhadap usaha pembuatan keripik pisang. Karena produksi pisang di
Indonesia yang cukup tinggi membuat masyarakat lebih berminat untuk membuat
usaha keripik pisang. Disamping itu dalam pembuatan keripik pisang dibutuhkan
sebuah alat atau mesin untuk lebih mempermudah pembuatan keripik pisang.

C. Faktor Pendukung
Pengolahan data melalui pendekatan teknis yang berhubungan dengan
perancangan dan pengembangan produk. Proses ini menghasilkan ide-ide awal
perancang yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada, dalam
hal ini dibuat beberapa konsep desain sesuai dengan spesifikasi produk yang telah
ditentukan sebelumnya. Untuk menentukan konsep mana yang akan
dikembangkan, diperlukan kriteria-kriteria perancangan dengan bobot masing-
masing kriteria yang berbeda-beda. Kriteria yang digunakan yaitu: hasil irisan
pisang yang seragam, mudah dalam pengoperasian dan perawatan, aman dan
awet, mudah dimanufaktur, murah. Berdasarkan pembobotan kriteria tersebut,
langkah selanjutnya adalah pemberian nilai (scoring) pada masing-masing kriteria
dari konsep yang dibuat. Dari sini akan diperoleh konsep mana yang layak untuk
dikembangkan lebih lanjut.

D. Prosedur Kegiatan
Tahapan yang dilakukan pada perancangan Mesin Pengiris Pisang dapat
dilihat pada Gambar 1. Untuk mendukung proses perancangan, dilakukan
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi literatur terkait
dengan obyek yang dirancang. Observasi dan wawancara dilakukan kepada
pemilik home industry keripik pisang dan operator pengiris pisang. Sedangkan
datadata yang dikumpulkan meliputi: bahan baku keripik pisang, alat bantu
pengiris pisang yang sudah beredar di pasaran beserta analisis kelebihan dan
kekurangannya. Berdasarkan observasi, diperoleh
beberapa permasalahan yaitu:
1. Proses pengirisan dilakukan secara manual dengan menggunakan pisau
2. Hasil pemotongan yang tidak seragam, dipengaruhi kondisi dan keterampilan
operator
3. Tidak higenis, karena pisang dipegang tangan waktu proses pengirisan
4. Keselamatan kerja kurang baik. Apabila tidak berhati-hari, tangan operator dapat
terluka saat mengiris pisang yang sudah tinggal ¼ bagian.
Dari wawancara yang dilakukan kepada pemilik home industry keripik
pisang dan operator pengiris pisang, diperoleh data sebagai berikut:
1. Waktu yang dibutuhkan untuk mengiris pisang dengan pisau secara manual yang
ketebalannya ± 2 mm adalah ± 8 kg/jam, tergantung dari ketrampilan operatornya
2. Kualitas dari keripik pisang ditentukan dari jenis pisang, bahan-bahan pembuat
keripik pisang dan yang paling penting adalah ketebalan pisang saat diiris karena
dapat mempengaruhi gurih dan kerenyahan keripik pisang tersebut
3. Dalam memenuhi permintaan konsumen yang tinggi, maka diperlukan
penambahan jumlah operator untuk meningkatkan produktivitas
Setelah memperoleh semua data pendukung, langkah selanjutnya adalah
pengolahan data melalui pendekatan teknis yang berhubungan dengan
perancangan dan pengembangan produk. Proses ini menghasilkan ide-ide awal
perancang yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada, dalam
hal ini dibuat beberapa konsep desain sesuai dengan spesifikasi produk yang telah
ditentukan sebelumnya. Untuk menentukan konsep mana yang akan
dikembangkan, diperlukan kriteria-kriteria perancangan dengan bobot masing-
masing kriteria yang berbeda-beda. Kriteria yang digunakan yaitu: hasil irisan
pisang yang seragam, mudah dalam pengoperasian dan perawatan, aman dan
awet, mudah dimanufaktur, murah. Berdasarkan pembobotan kriteria tersebut,
langkah selanjutnya adalah pemberian nilai (scoring) pada masing-masing kriteria
dari konsep yang dibuat. Dari sini akan diperoleh konsep mana yang layak untuk
dikembangkan lebih lanjut. Gambar 2 merupakan sketsa dari konsep terpilih
Konsep ini memiliki beberapa penjabaran fungsi produk, yang bertujuan
untuk menghubungkan permasalah dengan pemecahannya secara langsung,
dengan mempertimbangkan input, output, obyek yang digunakan, serta fungsi
kerja produk itu sendiri. Adapun penjabaran fungsi dari konsep terpilih dapat
dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Mekanisme kerja konsep terpilih menggunakan motor yang ditransmisikan
melalui pulley dan belt ke poros yang nantinya akan memutar piringan. Pada
piringan tersebut terdapat 3 buah pisau sebagai pengiris pisang. Pisang yang sudah
dikupas dimasukkan ke dalam pemegang pisang. Dengan adanya tekanan dari
pegas maka pisang akan terdorong ke dalam piringan berputar, sehingga pisang
akan teriris sesuai dengan ketebalan yang sudah diatur sebelumnya. Selanjutnya
dibuat model 3 dimensi dari konsep terpilih. Dengan model 3 dimensi ini, kita
dapat menentukan dimensi awal komponen, mengetahui bagian-bagian yang
kritis, serta melakukan simulasi pergerakan yang diinginkan. Dengan pembuatan
model 3 dimensi, perancangan yang dilakukan menjadi lebih efektif dan efisien.
Gambar 3 merupakan hasil pemodelan 3 dimensi dari konsep Mesin Pengiris
Pisang.
Gambar 3: Model 3 Dimensi dari Konsep Terpilih
Pada mesin ini, fungsi pengiris pisang menggunakan piringan berputar
yang digerakkan oleh motor listrik AC. Pada piringan ini terdapat 3 buah mata
pisau yang dapat diatur posisinya. Pengaturan posisi mata pisau mempengaruhi
ketebalan irisan pisang yang dihasilkan. Gambar 4 di bawah ini merupakan model
3 dimensi dari piringan berputar dengan 3 buah mata pisau.
Gambar 4: Model 3 Dimensi dari Piringan dan Pisau

Selanjutnya melakukan analisis teknik untuk memperoleh dimensi


minimum dari komponenkomponen kritis, serta penentuan material yang sesuai.
Selain itu, dilakukan analisis untuk memperoleh kebutuhan daya motor sebagai
sumber penggerak dari mesin pengiris pisang ini. Langkah-langkah yang
dilakukan untuk memperoleh daya motor dapat dilihat pada Gambar 5.
E. Hasil dan Pembahasan
Dari analisis teknik yang sudah dilakukan sebelumnya, dapat diketahui
bahwa daya motor yang dibutuhkan pada Mesin Pengiris Pisang ini sebesar 0,038
kW. Oleh karena itu digunakan motor yang mudah diperoleh di pasaran, dengan
spesifikasi: supply tegangan 230 VAC, daya 0,25 HP dan putaran 1400 rpm. Hasil
analisis teknik dari Mesin Pengiris Pisang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel
2 di bawah ini.

Selain itu, dapat dilakukan pemilihan material yang sesuai dari masing-
masing komponen mesin. Akan tetapi, pemilihan material tidak hanya
berdasarkan hasil analisis teknik, tetapi juga harus memperhatikan beberapa
faktor, antara lain: mudah diperoleh di pasaran, murah, ramah lingkungan, dan
mudah dimanufaktur. Beberapa jenis material yang digunakan pada mesin ini
antara lain:
• Kerangka Utama : Baja Profil L
• Piringan Berputar : Besi Cor
• Komponen yang bersentuhan dengan pisang : Stainless Steel
Setelah jenis material dan dimensi komponen sudah diketahui, perlu
dilakukan pembuatan detail drawing. Hasil dari proses ini digunakan sebagai data,
dokumentasi, ilustrasi wujud produk sebenarnya dan sebagai acuan proses
pembuatan produk dimana proses ini dilakukan menurut standar yang berlaku,
baik dalam bentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Detail drawing ini juga dapat
dijadikan dasar dalam perancangan proses manufaktur dan proses perakitan.
Perancangan ini dilakukan agar mesin dapat dibuat dan dirakit dengan mudah.
Sebisa mungkin proses yang dilakukan menggunakan alat bantu yang sederhana
dan sering ditemui di bengkel-bengkel industri kecil. Hal ini secara langsung
dapat meminimalkan biaya pembuatan serta perakitannya.
Berdasarkan semua hasil perancangan sebelumnya, dilakukan pembuatan
prototype dari Mesin Pengiris Pisang. Melalui prototype ini, kita dapat
mengetahui performansi dan mekanisme dari mesin, apakah sudah sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan di awal. Selain itu juga dapat diketahui kelemahan-
kelemahan yang masih harus diperbaiki, sehingga dapat diperoleh mesin dengan
kualitas yang baik.
Dalam pembuatan prototype, mungkin akan banyak ditemui input-input
tambahan sebagai informasi yang dapat dimasukkan ke dalam mekanisme
sistemnya. Selain itu tujuan dari pembuatan prototype adalah untuk menekan
biaya trial and error. Pembuatan prototype merupakan proses iterasi atau koreksi
untuk detail model produk secara nyata. Pembuatan prototype bisa digunakan
sebagai evaluasi sketsa produk yang meliputi analisis komponen, bentuk produk,
perhitungan teknis, jumlah dan penempatan tata letak komponen atau mesinnya,
analisis bahan, analisis fungsi enginering, ergonomi, dan analisis ekonomi ke
dalam bentuk yang nyata. Gambar 6 pada halaman berikut ini merupakan
prototype dari Mesin Pengiris Pisang.
Gambar 6: Prototype Mesin Pengiris Pisang

Keterangan Gambar 6 :
1 = Pemegang dan pendorong pisang untuk potongan melintang
2 = Pemegang dan pendorong pisang untuk potongan miring
3 = Penutup piringan berputar
Untuk mengetahui performansi dari hasil rancangan, maka dilakukan uji
coba terhadap prototype ini. Melalui uji coba ini, dapat diketahui apakah hasil
rancangan dapat digunakan sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan home
industry. Analisis uji coba prototype ini dilakukan pada mekanisme pemegang
dan pendorongan pisang, mekanisme pengirisan pisang, kemudahan dan
keamanan dalam pengoperasian, kapasitas produksi, serta kualitas irisan pisang
yang dihasilkan.
Langkah-langkah yang dilakukan saat uji coba pada prototype mesin
pengiris pisang ini adalah:
1. Menyediakan bahan berupa pisang mentah yang telah dikupas kulitnya sebanyak
1 kg. Pisang yang digunakan sebagai bahan baku keripik pisang adalah pisang
yang masih agak keras.
2. Menyiapkan tempat penampungan untuk hasil potongan pisang.
3. Mengatur posisi pisau pada piring berputar, agar tebal irisan pisang sesuai dengan
yang diinginkan. Pada uji coba kali ini, tebal irisan pisang yang diinginkan adalah
2 mm.
4. Menyalakan mesin, kemudian memasukkan pisang pada tempat pemegang pisang
satu persatu sampai pisang habis.
5. Lama loading dan proses pengirisan yang terjadi diukur dengan menggunakan
stop watch.
Pengukuran waktu loading dan proses pengirisan dihitung pada saat
operator memasukkan pisang ke dalam tabung pemegang. Pada gambar 7, dapat
dilihat detail dari pemegang dan pendorong pisang untuk bentuk irisan miring.
Gambar 7: Detail dari Mekanisme Pemegang dan Pendorong Pisang

Keterangan Gambar 7:
1 = Handle Penarik
2 = Slot Pengunci
3 = Pengunci
4 = Pegas Tekan
Cara untuk memasukkan dan mendorong pisang adalah sebagai berikut:
1. Handle (nomor 1) ditarik sampai pengunci (nomor 3) menyentuh batas slot
tabung
2. Memutar handle searah jarum jam, sampai pengunci masuk ke dalam slot
pengunci (nomor 2)
3. Memasukkan pisang ke dalam tabung.
4. Memutar handle berlawanan jarum jam, sampai pengunci terlepas dari slot
pengunci.
5. Melepaskan handle, sehingga pegas akan menekan pisang menuju ke piringan
berputar untuk diiris.
Cara di atas juga berlaku pada tabung pemegang untuk potongan
melintang, hanya posisi tabungnya yang berbeda (tegak lurus pisau berputar).
Dalam uji coba ini, disediakan 3 jenis pisang sebagai bahan baku keripik
pisang yang sering digunakan. Adapun jenis pisang dan spesifikasinya yaitu:
 Pisang Raja : panjang rata-rata 13 cm, diameter rata-rata 3,5 cm
 Pisang Kepok : panjang rata-rata 12 cm, diameter rata-rata 3,5 cm
 Pisang Ambon : panjang rata-rata 11 cm, diameter rata-rata 3 cm
Selanjutnya dilakukan pengukuran waktu loading dan pengirisan pisang,
yang digunakan untuk menghitung kapasitas produksi dari mesin ini apakah
sesuai dengan spesifikasi awal yang ditentukan. Hasil pengukuran waktu dapat
dilihat pada tabel 3.

Dari percobaan tersebut, diperoleh besar kapasitas mesin hasil rancangan,


yaitu sebesar 1 kg/65 detik atau ± 60 kg/jam. Hasil ini masih dalam batas toleransi
spesifikasi rancangan yang diinginkan, yaitu sebesar 60 kg/jam. Prosentase
perbedaan kapasitas mesin pada spesifikasi awal rancangan dengan hasil uji coba
adalah 100% - ( 60 / 65 x 100 % ) = 7,7%. Perbedaan kapasitas dapat dipengaruhi
oleh kondisi operator pada saat memasukkan pisang ke dalam tabung pemegang.
Semakin lama waktu yang dibutuhkan operator dalam melakukan loading, maka
kapasitas mesin menjadi semakin kecil.
Analisis juga dilakukan pada bentuk hasil irisan pisang serta ketebalannya.
Hasil irisan pisang dapat dilihat pada Gambar 8 (posisi melintang), dan Gambar 9
(posisi miring).

Gambar 8: Hasil Irisan Pisang untuk Posisi Melintang


Gambar 9: Hasil Irisan Pisang untuk Posisi Miring

Bentuk dari hasil irisan pisang pada posisi miring tidak seragam, bahkan
ada yang mirip dengan bentuk hasil irisan secara melintang. Hal ini disebabkan
clearance antara pisang dengan diameter tabung pemegang cukup besar sehingga
pisang dapat berubah posisi. Selain itu bentuk pisang yang cenderung
melengkung, sedangkan bentuk tabung pemegangnya silindris (lurus). Untuk hasil
pengukuran ketebalan dari irisan pisang dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.
Agar lebih akurat, pengukuran ketebalan irisan dilakukan dengan menggunakan
jangka sorong ketelitian 0,05 mm. Pengukuran tidak dilakukan pada semua hasil
irisan pisang, tetapi hanya diambil 5 buah saja.

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa ketebalan hasil irisan pisang
mendekati ketebalan yang diinginkan. Perbedaan hasil dapat terjadi saat
pengukuran maupun setting posisi pisau yang kurang sempurna. Tetapi secara
umum, ketebalan yang dihasilkan sudah sesuai dengan spesifikasi awal
rancangan.
Analisis biaya produksi Mesin Pengiris Pisang ini hanya difokuskan pada
biaya pembuatan prototype. Biaya total pembuatan prototype mesin ini sebesar ±
Rp.1.600.000,-.

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan semua hasil perancangan, analisis, dan uji coba yang telah
dilakukan, dapat diketahui bahwa Mesin Pengiris Pisang ini dapat menjawab
semua permasalahan dan kebutuhan yang ada, baik dari operator maupun pemilik
home industry keripik pisang. Adapun spesifikasi dari mesin ini antara lain:
1. Dimensi umum = 50 cm x 40 cm x 75 cm
2. Proses pengirisan menjadi lebih mudah, higienis, dan tidak membahayakan
operator
3. Kapasitas mesin lebih besar dari alat yang sudah ada, yaitu sebesar ± 60 kg/jam,
dengan 2 variasi pemotongan, yaitu lurus (melintang) dan miring
4. Ketebalan hasil irisan pisang lebih seragam dan dapat diatur
5. Motor yang digunakan: motor AC dengan daya = ¼ HP, putaran = 1400 rpm
6. Biaya pembuatan prototype mesin pengiris pisang sebesar ± Rp.1.600.000,-
Masih terdapat kekurangan pada mesin pengiris pisang ini, seperti:
mekanisme feeder (pendorong) pisang yang kurang sempurna. Hasil perancangan
ini diharapkan dapat terus dikembangkan untuk membantu perkembangan home
industry khususnya yang bergerak pada bidang pangan (keripik pisang dan
singkong).
B. Rekomendasi
Tulisan ini masih memerlukan kajian lebih lanjut agar rancangan alat atau
mesin pengiris pisang ini dapat digunakan secara luas dan menghasilkan hasil
pengirisan yang lebih baik lagi. Perlu perbandingan secara kualitatif dan
kuantitatif antara setiap alat/ mesin untuk mendapatkan hasil yang sempurna.

Anda mungkin juga menyukai